Busana yang dikenakan pada tari Bambang Cakil memperkuat tema tari yaitu

AdaHobi, Tari Bambangan Cakil merupakan jenis tari klasik yang berasal dari Jawa Tengah.

Tarian ini menceritakan perang antara Arjuna melawan raksasa yang diadopsi dari cerita wayang kulit yaitu pada adegan Perang Kembang.

Sejarah Tari Bambangan Cakil

Busana yang dikenakan pada tari Bambang Cakil memperkuat tema tari yaitu
kompasiana.com

Tari klasik ini termasuk bentuk tari Wireng yang mana dalam pertunjukannya tidak menggunakan percakapan.

Tari Bambangan Cakil sendiri diambil dari sebuah bagian saat Perang Kembang di epos Mahabarata.

Kata “bambangan” mewakili sifat tokoh yang tidak mendongak karena sombong, bermuka luruh, dengan perawakan yang kecil.

Kata tersebut juga menggambarkan ksatrian tampan bersifat halus dalam berbicara, berperilaku, dan berbudi pekerti.

Tokoh ksatria yang termasuk dalam bambangan yakni:

  • Arjuna (Permadi),
  • Abimanyu,
  • Irawan,
  • Laksmana,
  • Pandu,
  • Palasara,
  • Priambudi,
  • Sumantri, dan
  • Rama

Sedangkan untuk kata “cakil” terdiri dari dua kata “ca” yang berarti teman dan “kil” yang berarti mau menang sendiri.

Tokoh cakil dalam tarian ini digambarkan sebagai raksasa dengan gerakan yang sangat lincah, bergigi taring panjang, serta memiliki suara yang melengking.

Tokoh raksasa untuk cakil yaitu:

  • Gendring Caluring,
  • Kalapraceka,
  • Klanthangmisis,
  • Ditya Kalamarica
  • Ditya Gendirpenjalin, dan
  • Ditya Janggarisrana.

Kini, tarian Bambangan Cakil tidak hanya ditampilkan di daerah asalnya, Jawa Tengah, namun juga sering dipertunjukkan di ibukota.

Beberapa elemen kreasi baru juga dihadirkan seperti penambahan jumlah pemain serta ragam geraknya.

Hal tersebut dilakukakan agar tarian ini semakin menarik, namun tidak kehilangan unsur-unsur utamanya yang telah ada.

Baca juga : Sejarah Tari Serimpi Berasal & Makna Gerakannya

Makna dan Fungsi Tari Bambangan Cakil

Busana yang dikenakan pada tari Bambang Cakil memperkuat tema tari yaitu
jateng.pks.id

Secara garis besar, tarian ini memiliki makna bahwa segala kejahatan pasti akan kalah dengan kebaikan.

Sifat jahat yang diwakilkan oleh para raksasa tidak dapat mengalahkan kebaikan yang dibawah oleh para kesatria.

Saat ini, tari Bambangan Cakil berfungsi sebagai media hiburan masyarakat di Jawa Tengah pada khususnya.

Tarian ini sering dibawakan dalam acara festival budaya atau dipertunjukkan sebagai tarian penyambutan tamu kehormatan.

Kostum, Aksesoris, dan Properti

Busana yang dikenakan pada tari Bambang Cakil memperkuat tema tari yaitu
menara62.com

Ketiga hal tersebut akan bergantung pada karakter apa yang dimainkan oleh si penari. Penari yang berperan menjadi ksatria akan sangat berbeda tampilannya dengan penari raksasa.

Keunikan tari Bambangan Cakil ini bisa dikatakan terletak pada kostum serta jumlah penarinya yang hanya dilakukan oleh dua penari utama.

Untuk tata rias tari Bambangan Cakil sama seperti tata rias pada wayang uwong atau wayang orang.

1. Endhong

Senjata berupa panah yang digunakan pada tarian.

2. Garuda Mungkur

Aksesoris berbentuk sanggul (gelung wayang) atau konde yang dipakai di bagian kepala penari.

3. Gimbalan

Rambut gimbal palsu yang dipergunakan oleh para raksasa agar menambah kesan menyeramkan.

4. Gumbala

Sama seperti gimbalan, kumis pasangan ini juga diperuntukkan kepada raksasa agar terlihat gahar dan seram.

5. Jarik

Kain batik khas masyarakat Jawa yang umum dipakai untuk keperluan sehari-hari dan juga dalam tarian.

6. Kalung penanggalan

Properti yang dikenakan di dada raksasa yang bisa terbuat dari kulit hewan atau logam dengan motif ukiran yang bervariasi.

7. Kalung robyog

Kalung tiga susun yang dipakaikan kepada pemeran Raden Puntadewa.

8. Kalung ulur

Properti berupa kalung manik-manik yang dirangkai menjadi satu dengan sebuah batu permata di bagian tengahnya.

9. Kathok

Bahasa Jawa dari celana. Sebab penari dari tarian ini adalah laki-laki, maka kostumnya menggunakan celana, bukan rok atau kain panjang.

10. Kelat bahu

Properti kecil yang bentuknya seperti gelang dan dipakaikan di bagian lengan penari.

11. Keris

Senjata tradisional suku Jawa yang dalam tarian ini akan digunakan oleh para ksatria untuk mengalahkan tokoh raksasa.

12. Kuku Pancanaka

Aksesoris dengan bentuk seperti kuku panjang dan runcing layaknya pisau dan dikenakan di kedua ibu jari tangan.

13. Praba

Properti berupa lengkungan segitiga yang dikenakan di bagian punggung penari yang bentuknya mengarah ke bagian belakang.

14. Sampur

Kain panjang atau selempang khusus tarian khas Jawa dengan bentuk panjang dan sempit.

Sampur warna merah digunakan oleh penari berwatak antagonis atau dalam hal ini raksasa sebagai simbol dari kebringasan dan angkara murka.

Sedangkan sampur kuning dikenakan oleh penari berwatak protagonis atau kesatria yang melambangkan kejayaan.

15. Simbar dada

Rambut atau bulu dada palsu yang dipakaikan di bagian dada untuk mengesankan kemaskulinan para penari.

16. Stagen

Karet yang diikatkan di bagian perut yang berfungsi sebagai pengikat jarik agar tidak terlepas.

17. Sumping

Aksesoris kecil yang dipakai di telinga, bentuknya mirip seperti sayap atau helaian daun.

18. Uncal

Aksesoris yang dipakai oleh penari laki-laki sebagai senjata. Bentuknya berupa tali yang menjuntai hingga bawah dan ujungnya memiliki rumbai.

Baca juga : Tari Bedhaya Ketawang, Ekspresi Cinta Nan Sakral Kanjeng Ratu untuk Raja

Gerakan dan Pola Lantai

Busana yang dikenakan pada tari Bambang Cakil memperkuat tema tari yaitu

Dalam hal gerakan, tari Bambangan Cakil memiliki dua jenis gerakan, yaitu:

  • gerakan kesatria yang berpola ragam gerak halus, dan
  • gerakan raksasa dengan ragam gerak bapang.

Oleh sebab itu, lakok penari kesatria umumnya akan dimainkan oleh seorang yang rupawan, dengan fisik gagah, serta luwes ketika bergerak.

Sedangkan lakon raksasa akan dimainkan oleh seorang yang dapat bergerak sangat lincah dan atraktif.

Ketika ditampilkan, tarian ini dimainkan oleh lebih dari dua orang walaupun sebenarnya hanya ada dua penari utama saja.

Hal ini yang menyebabkan tarian ini terlihat seperti tarian yang dilakukan secara berpasang-pasangan.

Pada bagian awal pertunjukan, akan muncul sekelompok penari pendukung dan seorang putri yang menjadi pasangan ksatria.

Namun, bagian ini hanya sebentar saja dipertunjukkan agar tarian tidak terkesan kaku dan menjadi lebih menarik.

Untuk pola lantai, tari Bambangan Cakil tidak memiliki pola lantai khusus layaknya tarian lainnya.

Oleh karena tarian ini hanya ditarikan oleh dua orang selaku penari utama, maka keduanya hanya menari bersama dan akan saling bertukar tempat selama pementasan.

Musik Pengiring Tarian Bambangan Cakil

Seperti tarian adat Jawa pada umumnya, iringan alat musik tertentu seperti kendang mesti selaras dengan gerak tari para penari.

Dalam tarian ini, alat musik yang menjadi iringan dari tabuhan Gendhing Srempegam, Ladrang Clunthang Sampak Laras Slendro dari gamelan.

Harmonisasi antara kedua elemen yakni gerak penari dan alunan musik pengiring akan menambah hidup penampilan tarian ini.

Demikian penjelasan mengenai tarian Bambangan Cakil sebagai salah satu adat budaya Nusantara yang mesti kita jaga bersama.

Semoga materi yang telah disampaikan bermanfaat untuk sobat semua.