Budaya politik yang berkembang di setiap negara sangat

M Yusuf


Perkembangan budaya politik di Indonesia merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan ciri-ciri yang lebih khas. Istilah budaya politik meliputi masalah legitimasi, pengaturan kekuasaan, proses gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang memerintah. Dengan demikian, budaya politik langsung mempengaruhi kehidupan politik dan menentukan keputusan nasional yang menyangkut pola pengalokasian sumber-sumber daya masyrakat. Almond dan verba mendefinisikan budaya politik sebagai suatu siap orientasi yang khas warga Negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga Negara yang ada didalam sistem itu. Dengan kata lain bagaimana distribusi pola-pola orientasi khusus menuju tujuan politik diantara masyarakat bangsa itu. Budaya Politik Indonesia saat ini adalah Campuran dari Parokial, Kaula, dan Partisipan, dari segi budaya Politik Partisipan, Semua ciri-cirinya telah terjadi di Indonesia dan ciri-ciri budaya politik Parokial juga ada yang memenuhi yaitu  seperti berlangsungnya pada masyarakat tradisional dan pada budaya politik kaula ada yang memenuhi seperti warga menyadari sepenuhnya otoritas pemerintah. Kecendrungan Neo-patrimonisalistik dimana salah satu kecendrungan dalam kehidupan politik di Indonesia adalah adanya kecendrungan munculnya budaya politik yang bersifat neo-patrimonisalistik; artinya meskipun memiliki atribut yang bersifat modern dan rasionalistik seperti birokrasi, perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang berkarakter patrimonial. Perkembangan budaya politik di Indonesia tidak terlepas dari peradaban budaya politik yang terjadi di Indonesia.


KOMPAS.com – Setiap masyarakat memiliki kecenderungan untuk menanamkan norma dan nilai-nilai kepada anggotanya, termasuk dalam bidang politik.

Dari proses penanaman tersebut, anggota masyarakat akan berusaha mempelajari tentang bagaimana sistem politik seharusnya bekerja serta apa yang harus dilakukan pemerintah untuk rakyatnya.

Dalam kurun waktu yang relatif panjang, sikap-sikap politik yang dipelajari oleh anggota masyarakat tersebut akan membentuk suatu budaya tertentu, yaitu budaya politik.

Dilansir dari buku Pengantar Ilmu Politik (2016) karya Michael G. Roskin dan kawan-kawan, dijelaskan definisi budaya politik menurut Sidney Verba.

Menurut Sidney Verba budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresif, dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi di mana tindakan politik dilakukan.

Baca juga: Partai Politik: Definisi dan Fungsinya

Pada dasarnya, budaya politik merupakan nilai-nilai pengetahuan, adat istiadat, dan norma-norma yang dianut bersama dan melandasi pandangan hidup warga masyarakat suatu negara.

Budaya politik lebih fokus terhadap aspek-aspek non perilaku aktual, seperti pandangan, sikap, nilai, dan kepercayaan. Dengan demikian, budaya politik merupakan dimensi psikologis dari sebuah sistem politik yang mempunyai peranan penting bagi keberlangsungan suatu sistem politik.

Budaya politik memang tidak bisa lepas dari sistem politik. Sebab hal yang diorientasikan dalam budaya politik adalah sistem politik.

Berarti, setiap berbicara tentang budaya politik, maka tidak akan jauh-jauh dari pembicaraan sistem politik yang mencakup komponen-komponen struktur politik, fungsi-fungsi sistem politik, atau gabungan antara struktur dan fungsi politik.

Tidak hanya itu, budaya politik juga mencakup komponen-komponen perilaku masyarakat suatu negara secara massal yang mempunyai peran bagi terciptanya sistem politik yang ideal.

Baca juga: Infrastruktur Politik di Indonesia

Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa budaya politik merupakan persepsi dan tindakan warga masyarakat suatu negara terhadap pembentukan struktur dan proses kegiatan politik masyarakat yang bersangkutan maupun pemerintahnya.

Tipe-tipe budaya politik

Dalam buku Mengenal Ilmu Politik (2015) karya Ikhsan Darmawan, dijelaskan beberapa tipe budaya politik, yaitu:

Budaya politik parokial merupakan tipe budaya politik yang terbatas pada lingkup kecil yang bersifat kedaerahan.

Budaya politik ini memperlihatkan tingkat partisipasi politik masyarakatnya sangat rendah yang diakibatkan oleh faktor kognitif (tingkat pendidikan rendah).

Budaya politik tipe ini juga memperlihatkan bahwa masyarakatnya tidak memiliki minat maupun kemampuan untuk berpartisipasi dalam politik. Budaya politik tipe ini terlihat jelas pada kelompok masyarakat tradisional.

Budaya politik subyek merupakan tipe budaya politik di mana anggota masyarakat tidak mempunyai perhatian dan kesadaran besar terhadap keseluruhan sistem politik yang ada.

Dalam budaya politik tipe ini, perhatian yang lebih besar ditunjukkan pada hasil dari sistem politik yang bersangkutan. Sementara dalam hal partisipasi dan keterlibat dalam sistem politik, bisa dibilang sangat kecil.

Baca juga: Suprastruktur Politik Indonesia

Kekuatan subyek politik dalam tipe ini sangat kecil dalam hal memengaruhi dan mengubah sistem politik yang ada. Dengan demikian, posisi subyek politik dalam tipe ini hanya menunggu kebijakan yang dihasilkan oleh para pembuat kebijakan.

  • Budaya politik partisipan

Budaya politik partisipan merupakan tipe budaya politik di mana anggota masyarakat menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

Dalam tipe ini, anggota masyarakat berperan aktif dalam proses politik serta dapat memengaruhi sebuah kebijakan politik yang akan dibuat oleh pemegang kekuasaan.

Budaya politik tipe partisipan merupakan tempat yang ideal bagi tumbuh suburnya demokrasi. Hal ini dikarenakan adanya harmonisasi hubungan warga negara dengan pemerintah. Harmonisasi hubungan tersebut terlihat dari partisipasi aktif warga negara dalam proses politik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Ilustrasi budaya politik yang berkembang di masyarakat Indonesia. Sumber: Unsplash

Budaya politik merupakan sebuah pola tingkah laku individu beserta pandangannya terhadap tatanan kehidupan politik tertentu. Mengutip dari Pendidikan Kewarganegaraan, Hasim (2007: 6), budaya politik menurut Almond dan Powell dianggap sebagai dimensi psikologi dari sistem politik yang bersumber dari penalaran sikap, nilai-nilai, dan keterampilan masyarakat dalam kehidupan berpolitik. Budaya politik pada dasarnya memiliki bentuk atau pola yang beragam, namun pada artikel berikut ini kita hanya akan mengulas tentang budaya politik yang berkembang di masyarakat Indonesia saja.

Secara umum model budaya politik suatu bangsa dapat terbentuk akibat adanya pengaruh dari beberapa aspek, seperti berikut:

  1. Tingkat pendidikan warga negara, yang mana aspek satu ini sudah baik maka dapat terbentuk sistem politik yang baik pula dan demokratis

  2. Tingkat ekonomi, semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara, maka pastisipasi politiknya juga cenderung semakin tinggi. Meskipun begitu, namun aspek ini juga tidak bersifat mutlak

  3. Reformasi politik atau keinginan untuk memperbaiki sistem politik menjadi lebih baik

  4. Supremasi hukum, yakni penengakan hukum yang adil, bebas, dan independen dapat melahirkan kepastian hukum guna membentuk sistem politik yang taat hukum

  5. Media komunikasi yang independen untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman bagi masyarakat akan budaya politik yang sehat

Selain pendapat tersebut, menurut Prof. Miriam Budiardjo, budaya politik juga bisa dipengaruhi oleh faktor lain seperti berikut:

  1. Sejarah perkembangan sistem politik

  2. Agama yang diyakini suatu kelompok masyarakat

  3. konsep atau orientasi individu terhadap kekuasaan dan kepemimpinan

sumber foto: https://unsplash.com/

Budaya Politik yang Berkembang di Masyakarat Indonesia

Berdasarkan aspek-aspek yang memengaruhi budaya politik tadi, maka budaya politik yang berkembang di masyarakat Indonesia tentunya tidak bisa disamakan dengan budaya politik yang berkembang di negara lain. Mengutip dari buku Kewarganegaraan, Aim Abdulkarim (2008: 3), menurut Rusadi Kantaprawira, budaya politik di Indonesia yang sangat kuat terdiri dari tiga tipe, diantaranya:

  1. Politik Parokial, yakni budaya politik yang bersifat kedaerahan (ruang lingkup yang sempit), dengan adanya partisipasi dari masyarakat tradisional dan sederhana. Dengan demikian, maka budaya politik parokial sangat menonjolkan kesadaran warga terhadap kekuasaan politik di kelompok masyarakatnya. Contohnya seperti sistem politik adat.

  2. Politik Kaula, yakni budaya politik di mana masyarakat bersikap pasif dan tidak bisa memengaruhi atau mengubah sistem politik, serta hanya bisa menunggu kebijakan pemerintah atau penanggung kekuasaan.

  3. Politik Partisipan, yakni budaya politik dimana masyarakat cukup sadar akan orientasi politiknya dan ikut berpartisipasi secara aktif dalam proses politik.

Demikianlah ulasan tentang bentuk atau pola budaya politik yang berkembang di masyarakat Indonesia. Semoga informasi tadi dapat menambah wawasan masyarakat terhadap budaya politik di Indonesia. (HAI)