Berikut ini yang tidak termasuk kriteria bercocok tanam secara hidroponik adalah

Admin buleleng | 16 Maret 2021 | 31827 kali

Berikut ini yang tidak termasuk kriteria bercocok tanam secara hidroponik adalah

Cara Menanam Menggunakan Sistem Hidroponik

Apakah Hidroponik Itu?

Kata Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu "hydro" yang berarti air dan "ponics" yang artinya daya atau tenaga atau tenaga kerja. Jadi menanam dengan sistem hidroponik artinya menanam menggunakan media air atau tenaga kerja air.Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilless.
Menanam dengan teknik hidroponik berarti kita bercocok tanam dengan memperhatikan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman yang bersangkutan, atau istilah lainnya bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan air yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman.Rupanya masyarakat sudah menyadari pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini peranan tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap tanaman.

Dari sinilah akhirnya muncul beberapa teknik bertanam dengan menggunakan air yang kita sebut hidroponik, di mana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi tanaman.Teknik Menanam hidroponik

Ada 6 cara untuk menanam dengan sistem Hydroponic, antara lain

1. Aeroponic system2. Drip system3. NFT4. Ebb dan flow system5. Water Culture system

6. Wick System

Dari ke enam sistem hidroponik tersebut, mari kita jelaskan pengertiannya satu persatu.

Sistem AEROPONIC
Sistem AEROPONIC merupakan system hydroponic yang paling canggih dan mungkin juga memberikan hasil terbaik serta tercepat dalam pertumbuhan dalam berkebun Hydroponic. Hal ini dimungkinkan karena larutan nutrisi ini diberikan atau disemprotkan berbentuk kabut langsung ke akar, sehingga akar tanaman lebih mudah menyerap larutan nutrisi yang banyak mengandung oksigen.Sementara tanaman sangat membutuhkan nutrisi dan oksigen dalam pertumbuhannya.

Sistem Tetes (DRIP SYSTEM)

Sistem Tetes merupakan system hidroponik yang sering digunakan untuk saat ini. Sistem operasinya sederhana yaitu dengan menggunakan timer mengontrol pompa. Pada saat pompa dihidupkan, pompa meneteskan nutrisi ke masing-masing tanaman.Supaya berdiri tegak, Tanaman ditopang menggunakan media tanam lain seperti cocopit, sekam bakar, ziolit, pasir, dll selain tanah.

Sistem NFT (NUTRIENT FILM TECHNIQUE)

Sistem NFT ini adalah cara yang paling populer dalam istilah hidroponik. Sistem NFT ini secara terus menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air tanpa menggunakan timer untuk pompanya. Nutrisi ini mengalir kedalam gully melewati akar-akar tumbuhan dan kemudian kembali lagi ke penampungan air, begitu seterusnya.

Sistem EBB & FLOW SYSTEM

Sistem Ebb & Flow bekerja dengan cara membanjiri sementara wadah pertumbuhan dengan nutrisi sampai air pada batas tertentu, kemudian mengembalikan nutrisi itu ke dalam penampungan, begitu seterusnya. Sistem ini memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer.

Sistem WATER CULTURE

Walter Culture merupakan system hidroponik yang sederhana. Wadah yang menyangga tumbuhan biasanya terbuat darai Styrofoam dan mengapung langsung dengan nutrisi. Pompa udara memompa udara ke dalam air stone yang membuat gelembung-gelembung sebagai suply oksigen ke akar-akar tanaman.

Sistem WICK SYSTEM

Wick system ini salah satu system hidroponik yang paling sederhana sekali dan biasanya digunakan oleh kalangan pemula. Sistem ini termasuk pasif, karena tidak ada part-part yang bergerak. Nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan sejenis sumbu.Manfaat menanam dengan teknik hidroponikMenaman dengan sistem Hidroponik terbukti memiliki beberapa kelebihan dibanding sistem konvesional berkebun dengan tanah. Pada sistem Hidroponik, tingkat pertumbuhan tanaman hidroponik adalah 30-50 persen lebih cepat dari tanaman menggunakan media tanah, tumbuh di bawah kondisi yang sama. Hasil tanaman juga lebih besar. Para ilmuwan percaya bahwa ada beberapa alasan mengapa menanam dengan sistem hidroponik itu sangat menguntungkan. Selain itu, pasokan oksigen ekstra dalam media tumbuh hidroponik, sangat membantu untuk merangsang pertumbuhan akar-akar tanaman. Tanaman yang banyak mengandung oksigen dalam akar juga mampu menyerap nutrisi lebih cepat. Nutrisi dalam sistem hidroponik yang dicampur dengan air dan dikirim secara langsung ke sistem akar. Tumbuhan tidak harus mencari di tanah untuk nutrisi yang dibutuhkan. Nutrisi tanaman akan selalu terpenuhi dari waktu ke waktu. Tanaman hidroponik sendiri memerlukan sangat sedikit energi untuk menemukan dan memecah makanan. Tanaman kemudian menggunakan energi yang disimpan ini untuk tumbuh lebih cepat dan menghasilkan lebih banyak buah. Tanaman hidroponik juga memiliki lebih sedikit masalah dengan infestasi bug, fungi dan penyakit. Secara umum, tanaman yang tumbuh dengan sistem hidroponik adalah tanaman sehat dan tumbuh besar. Berkebun secara hidroponik juga memberi manfaat bagi lingkungan. Berkebun hidroponik menggunakan air membutuhkan lahan lebih sedikit dari pada menggunakan media tanah. Penggunaan pestisida lebih sedikit digunakan pada tanaman hidroponik.Nah.. Sekarang kita sudah sudah tahu apakah sistem hidroponik itu dan bagaimana cara kerjanya. Sekalian praktek..praktek dan praktek, segera lakukan dan hasilnya akan sangat memuaskan.

Selamat mencoba.

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Hal pertama yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan sistem hidroponik adalah air. Sesuai dengan namanya, hidroponik berarti sistem menanam menggunakan air. Kandungan mineral yang terdapat pada beberapa sumber air tentu akan berbeda, tergantung dari lokasi sumber air. Beberapa sumber air yang umum digunakan adalah air sumur, air sungai, air PDAM atau ledeng, dan air hujan.

"Terkadang petani mengalami kendala air. Tetapi di kebun hidroponik, air kita suplai dengan sistem sirkulasi. Sehingga kebutuhan air jadi lebih hemat," terang pendiri Kebun Sayur Surabaya tersebut. Di pertanian hidroponik, air adalah faktor penting yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil panen maksimal. Air sebagai ganti tanah, pada pertanian konvensional sangat menentukan kualitas sayur yang kita tanam.

Yang kedua adalah cahaya matahari. "Cahaya matahari mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui tiga sifat yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang), dan lamanya penyinaran (panjang hari)," tutur alumnus Teknik Sipil ITS tersebut.

Pengaruh suhu juga tak kalah penting. Tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum yaitu berkisar antara 18 sampai 25 derajat celcius. "Tetapi suhu ini di dalam air, bukan suhu lingkungan. Sangat dipengaruhi oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman," ujarnya.

Terakhir adalah kebutuhan nutrisi. Perlu dipahami bawa untuk dapat tumbuh, tanaman pada umumnya membutuhkan unsur hara yang sangat kompleks. Di alam, pengelompokan dibagi menjadi dua yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro.

Jika kebutuhan di atas telah tercukupi, barulah mulai menanam. Persiapan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan air baku yang baik antara lain mengetahui sumber air. Kedua adalah memeriksa kekeruhan dan derajat keasaman air, dengan pH optimal 5.5 sampai 6.5. Terakhir adalah memeriksa temperatur air. "Suhunya berkisar antara 25 sampai 27 derajat celsius," jelasnya.

Venta menjelaskan, pemberian nutrisi juga tidak dilakukan sembarangan. "Rumus larutan nutrisinya 5:5:1. Artinya 5 ml nutrisi A, ditambah 5 ml nutrisi B, dilarutkan dalam 1 liter air," paparnya.

Siklus atau pola penanaman hidroponik di Kebun Sayur Surabaya sendiri diawali dari penyemaian benih, memastikan arah tumbuh, hingga benih mulai berkecambah. Ketika benih telah siap dipindahkan, dilakukan pemisahan tiap benih, pemindahan benih ke lahan, perawatan dan pengontrolan, sampai pada kondisi tanaman siap dipanen. (mbi/mis)

Hidroponik sering disebut sebagai sistem pertanian masa depan. Cara budidaya tanaman menjadi solusi untuk berkebun di lahan sempit atau urban farming karena media tanaman hidroponik tidak menggunakan tanah.

Agar tanaman tetap bisa tumbuh dengan baik, maka perlu penggunaan media tanam yang sesuai. Dalam buku “Dasar-dasar Bertanam Secara Hidroponik” dijelaskan beberapa kriteria yang harus ada di media tanam hidroponik. Berikut kriterianya.

  1. Bisa menyimpan air dengan baik. Hal tersebut berguna supaya tanaman tetap mendapatkan nutrisi dan air yang cukup.
  2. Strukturnya gembur, subur, dan menyerap air dengan optimal.
  3. Mempunyai kandungan garam yang rendah.
  4. Bentuknya tidak mudah berubah serta tidak mudah kering walaupun suhunya berubah.
  5. Aman dari hama dan patogen penyebab penyakit tanaman.
  6. Media tersebut memiliki kandungan kapur atau kalsium.

Macam-macam Media Tanam Hidroponik

Keenam kriteria di atas harus menjadi pertimbangan saat memilih media tanaman hidroponik. Media tanam sangat berpengaruh terhadap keberhasilan tanaman.

Sejauh ini ada banyak media tanam yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan. Mengutip dari buku “Dasar-dasar Bertanam Secara Hidroponik”, berikut beberapa media untuk menanam tanaman secara hidroponik.

Baca Juga

Media tanam hidroponik sederhana yang saat ini banyak digunakan yaitu arang sekam. Tanaman yang bisanya cocok dengan media arang sekam yaitu tomat, paprika, dan timun.

Media tanam ini mudah untuk ditemukan dan harganya juga sangat terjangkau. Media ini juga ramah lingkungan dan memiliki kemampuan mengikat air yang bagus. Adapun keunggulan lain yang dimiliki media ini sebagai berikut.

  • Harganya murah.
  • Bahan untuk membuatnya mudah dijumpai.
  • Bobotnya sangat ringan.
  • Merupakan media tanam yang steril dari bakteri dan jamur parogen.
  • Memiliki porositas tinggi.
  • Arang sekam memiliki pH netral.

Walaupun memiliki beberapa kelebihan, namun ternyata media ini juga masih memiliki kekurangan. Media arang sekam ini biasanya jarang diperjualbelikan. Sehingga banyak petani yang harus membuatnya sendiri.

Untuk penerapan hidroponik skala besar, membuat media tanam sendiri kurang praktis. Kekurangan lainnya yaitu hanya bisa digunakan maksimal dua kali, jadi walaupun harganya murah namun masa pakainya tidak bisa lama.

Media tanam lainnya yang biasanya digunakan budidaya tanaman hidroponik yaitu cocopeat. Di luar negeri cocopeat dikenal dengan sebutan coir pith, coir fibre pith, coir dust, dan coir.

Media ini terbuat dari sabut kelapa diolah menjadi serbuk. Bentuknya mirip dengan serbauk kayu hasil gergaji namun lebih lembut.

Cocopeat banyak digunakan dalam sistem hidroponik karena memiliki kemampuan menyerap air yang tinggi dan pH yang stabil ( 5 – 6,8). Media ini umumnya digunakan bersama arang sekam dengan perbandingan 50 : 50.

Pencampuran tersebut bertujuan untuk meningkatkan oksigen. Unsur kimia tersebut berpengaruh terhadap tingkat aerasi dan mempengaruhi pertumbuhan akar.

Baca Juga

Media tanaman hidroponik selanjutnya yang biasa digunakan yaitu batang pakis. Media tanam organik ini umumnya dibagi menjadi dua jenis yaitu batang pakis hitam dan doklat. Batang pakis yang berwarna hitam lebih sering digunakan sebagai media tanam.

Jenis batang pakis tersebut berasal dari taanaman pakis tua. kemudian dipotong menjadi bagian yang lebih kecil. Cacahan batang pakis inilah yang biasanya dijual belikan. Media tanam ini biasanya digunakan untuk menanam anggrek.

Beberapa keunggulan dari media ini antara lain:

  • Mudah mengikat air.
  • Aerasi dan drainase baik.
  • Tekstur lunak sehingga mudah ditembus akar.

Media tanam dari batang pakis juga biasanya digunakan bersama arang sekam atau cocopeat untuk meningkatkan daya serap air. Hal tersebut diketahui bisa membantu tanaman hidroponik tumbuh dengan baik.

Baca Juga

Rockwool merupakan mineral fiber atau wool sering digunakan untuk budidaya tanaman hidroponik. Media ini berasal dari batu (batu kapur, basalt, atau batu bara), kaca, atau keramik yang dilelehkan dengan suhu tinggi. Hasil lelehan kemudian dipintal membentuk serat seperti gula kapas.

Setelah dingin, serat ini dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dan digunakan untuk berbagai keperluan. Media tanam rockwool memiliki beberapa keunggulan seperti berikut.

  • Bisa menahan air dan udara untuk pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi.
  • Terbuat dari serat alami yang berguna untuk menjaga batang dan akar tetap tegak dan stabil.
  • Ramah lingkungan.
  • Terbebas dari patogen penyebab penyakit tanaman.
  • Bisa menampung air 14 kali dari kapasitas tampung tanah.
  • Mengurangi penggunaan disinfektan.
  • Mengoptimalkan penggunaan pupuk.

Sementara itu rockwool juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

  • Mempunyai masa jenis ringan.
  • Bisa terbang terbawa angin.
  • Memiliki pH yang relatif tinggi untuk beberapa jenis tanaman. Maka dari itu perlu perlakuan khusus.

Selain digunakan untuk media tanam, rockwool juga biasanya digunakan untuk bahan insulasi termal, semprotan kebakaran, dan peredam suara. Dalam budidaya tanaman, rockwool biasanya digunakan untuk menyemai benih.

Baca Juga

Kapas merupakan media tanam hidroponik sederhana. Kapas biasanya digunakan dalam penyemaian benih sebelum pindah tanam.

Media tanam kapas memiliki kemampuan menyerap air yang tinggi. Sehingga cocok digunakan dalam sistem hidroponik yang membutuhkan penyerapan nutrisi tinggi. Kapas juga merupakan media yang mudah didapat, sehingga akan memudahkan para petani hidroponik.

6. Spons

Media tanaman hidroponik lainnya yaitu spons. Media ini biasanya digunakan juga untuk menyemai tanaman. Beberapa kelebihan yang dimiliki media tanam spons sebagai berikut.

  • Memiliki kemampuan mengalirkan air nutrisi ke akar karena pori-porinya besar.
  • Mudah dipindahkan karena sangat ringan.
  • Mampu menyerap dan menyimpan air dalam jumlah yang banyak.
  • Terhindar dari patogen penyebab penyakit tanaman.
  • Ekonomis.
  • Tidak perlu pemberat karena setelah tersiram air, bobot spons akan bertambah.

Meskipun demikian spons juga memiliki kekuangan, diantaranya.

  • Mudah hancur sehingga kondisinya harus sering dicek. Jika dirasa sudah tidak layak, maka harus segera diganti dengan spons baru.
  • Kurang efisien karena lebih cocok untuk tanaman hias bunga potong yang penggunaannya sementara.

Baca Juga

Batu kerikil ternyata bisa digunakan sebagai media tanaman hidroponik. Media ini biasanya digunakan untuk tanaman hias di dalam ruangan. Bahkan seringkali media tanam ini dicat warna-warni agar memiliki tampilan yang unik dan cantik.

Kerikil memiliki banyak pori sehingga bisa membantu mengedarkan unsur hara dan udara untuk tanaman. Pori-pori tersebut juga membuat akar tanaman bisa tumbuh dengan baik. Meskipun demikian, kerikil sulit mengikat air. Jadi, jika menggunakan media tanam ini Anda harus rajin menyiram tanaman.

Saat ini banyak tersedia kerikil sintesis yang bisa digunakan untuk media tanam. Kerikil sintesis ini memiliki keunggulan bisa mengikat air dengan baik. Selain itu, media ini juga bisa mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara.

8. Gabus atau styrofoam

Media tanam selanjutnya yaitu gabur atau styrofoam. Material ini terbuat dari campuran kopolimer styren yang bisa digunakan untuk menanam tanaman. Gabus biasanya digunakan untuk aklimatisasi bagian tanaman sebelum dipindah tanah. Gabus juga sering dimanfaatkan untuk meningkatkan porositas media tanam lain.