Berikut ini yang merupakan area dalam PENDEKATAN Reggio Emilia adalah

MODEL PEMBELAJARAN REGGIO EMILIA APPROACH Sejarah Reggio Emilia Approach diciptakan oleh Loris Malaguzzi dan para orang tua di daerah sekitar Reggio Emilia di Italia setelah Perang Dunia II. Pendekatan Reggio  Emilia dikembangkan untuk pengasuhan dan program pendidikan melayani anak yang dirancang untuk usia sejak lahir sampai enam tahun. Pengertian Reggio Emillia Approach (REA) adalah model pembelajaran yang menjadikan metode proyek sebagai metode utama dalam pembelajaran (Abramsori dkk,1995). Selain metode proyek, pada pendekatan Reggio Emillia belajar juga dipandang sebagai sebuah perjalanan dan pendidikan sebagai usaha membangun hubungan dengan orang-orang serta menciptakan hubungan antara ide-ide dan lingkungan. Metode proyek adalah suatu proses pendidikan yang menarik yaitu murid memecahkan masalah penting berupa pekerjaan besar secara bersama-sama dalam satu tim dan dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Region Emillia merupakan sebuah pendekatan yang berlandaskan pada teori-teori perkembangan dan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan konstruktivis pada anak. Pendekatan ini juga menggunakan prinsip pembelajaran DAP ( Developmentally Approprite Practice ) dimana pendekatan ini menekankan pada minat, kemampuan dan kebutuhan anak. Aktivitas proyek yang dapat dilakukan anak, antara lain : Ide dapat muncul dari anak-anak itu sendiri Ide dapat diprovokasi oleh guru Guru mengenalkan apa yang menarik untuk dibahas Mengembangkan ide-ide Semua aktivitas proyek harus sesuai dengan kenyataan Tujuan Pembelajaran dalam Pendekatan Reggio Emillia : Mengkomunikasikan kekuatan ide-ide dan hak-hak anak, potensi, dan sumber-sumber yang sering kali terabaikan. Mempromosikan studi, penelitian, eksperimen dalam pembelajaran dengan konteks pembelajaran yang aktif, konstruktif, dan kreatif. Meningkatkan profesionalisme guru, mendukung suatu kesadaran yang tinggi terhadap nilai-nilai kerjasama dan kebermaknaan hubungan antara anak dan keluarganya. Menjadikan topik utama dari nilai-nilai penelitian, observasi, interpretasi, dan dokumentasi dari pengetahuan yang dibangun dari proses berpikir anak. Mengorganisasikan kunjungan terbimbing ke dalam program pendidikan, pameran budaya, seminar, dan kursus-kursus dalam issue pendidikan dan budaya anak usia dini. Konsep utama dalam kurikulum Reggio Emilia adalah : Gambaran tentang anak. Pendidik di Reggio Emilia harus memiliki pandangan bahwa setiap anak memiliki kompetensi, kuat, dan penuh dengan ide sehingga harus mampu membuat program pengembangan yang dapat mengoptimalkan semua itu.  Lingkungan sebagai guru ketiga. Lingkungan merupakan guru ketiga yang memberikan kesempatan pada anak untuk membangun pemahaman sosial dan kehidupan, memberi pengalaman anak sebagai bagian dari masyarakat senatural mungkin. Hubungan. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara anak – guru – dan orang tua yang merupakan komponen penting dari kurikulum Reggio Emilia ini. Semua komponen ini terlibat dalam perencanaan, proses, hingga evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan sekolah. Kolaborasi (Kerjasama). Kerjasama yang berusaha dijalankan dalam kurikulum Reggio Emilia adalah kerjasama antara berbagai komponen, antara lain kerjasama antara sesama guru, anak dengan guru, anak dengan anak lain, anak dengan orang tua, dan komunitas yang lebih besar lagi. Dokumentasi. Dokumentasi merupakan kegiatan untuk menyimpan proses kegiatan anak yang nantinya dapat digunakan sebagai portfolio dan laporan perkembangan anak serta evaluasi kegiatan pembelajaran. Dokumentasi meliputi gambaran verbal dan visual dari aktivitas anak dalam proses pembelajaran, kesempatan pembelajaran yang dilakukan anak, refleksi pembelajaran, dan interpretasi atas pembelajaran yang dilakukan. Progettazione. Merupakan bahasa rencana pembelajaran dalam bahasa Italia. Rencana pembelajaran yang dibuat di Reggio Emilia sangat fleksibel bagi anak yang membawa ide anak dalam pembelajaran. Pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk proyek, bukan tema-tema yang dibatasi waktu. Proyek yang dilaksanakan merupakan hasil kerjasama antara anak, orang tua, dan komunitas yang lebih luas lagi. Provokasi. Kegiatan provokasi berupa kegiatan mendengarkan secara intensif apa yang menjadi minat anak yang disampaikan melalui percakapan ataupun pertanyaan. Provokasi juga dapat dilakukan untuk menggali ide anak lebih jauh lagi menggunakan berbagai pertanyaan terbuka. Seratus bahasa anak. Merupakan kegiatan untuk memberi kesempatan anak menyampaikan idenya secara verbal dan simbolik menggunakan berbagai media yang ada. Komponen Pembelajaran REA Teacher (guru) Guru sebagai peneliti, observer dan pendengar bagi anak. Guru merupakan sumber belajar yang membantu membangun pengetahuan anak, pemandu penelitian anak dan menjadi partner bagi anak di dalam proses pembelajaran. Guru dalam pendekatan REA ini ada 3 yaitu guru guru kelas (guru utama), guru seni, dan guru dokumentasi. Guru kelas bertugas sebagai pengajar utama dalam seluruh aktivitas anak. Guru seni bertugas sebagai pengatur setting ruang kelas, penataan hasil karya anak. Guru dokumentasi bertugas sebagai pendokumentasi hasil karya anak, dan  aktivitas anak yang digunakan sebagai penilaian perkembangan anak. Pedagogista Pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak kearah tujuan tertentu atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai ilmu pendidikan anak. pedagogista berfungsi untuk memastikan kualitas program, membuat dokumentasi pembelajaran, membina profesionalisme guru, mengkoordinasi proses administrasi, teknikal, pembelajaran, sosial, dan politik dalam sistem pendidikan. Atelierista Salah satu inovasi utama dari pendekatan region Emilia yang merupakan sebuah studio dan laboratorium sekolah. Atelierita dalam Pendekatan Regio Emilia memiliki fungsi : Memilih tempat/ruang untuk kegiatan kreatif Membantu orang dewasa memahami proses anak belajar melalui dokumentasi Menemukan proyek yang menarik minat anak Memandu anak melakukan proyeknya sendiri Mendokumentasikan proses hasil kerja anak Membantu guru memahami bagaimana anak menemukan kebebasan berekspresi, kognitif, simbolik dan berkomunikasi. Hubungan Rumah dengan Sekolah Program dalam pendekatan REA adalah berpusat pada keluarga. Visi dari pendidikan didasarkan pada hubungan yang memberi tumpuan pada setiap anak-anak kaitannya dengan orang lain dan berusaha untuk menghidupkan dan menyokong hubungan timbal balik anak dengan anak-anak yang lain, keluarga, guru, masyarakat, dan alam sekitar. Prinsip model pembelajaran Reggio Emilia adalah sebagai berikut: Kurikulum emergent Kurikulum dibangun berdasarkan minat anak-anak. Topik untuk pembelajaran diperoleh melalui pembicaraan dengan anak-anak, sampai kepada masyarakat atau peristiwa keluarga, seperti halnya minat atau kesukaan anak-anak. Perencanaan kelompok merupakan suatu komponen penting dalam pembelajaran. Proyek (pekerjaan) Proyek merupakan suatu pembelajaran mengenal konsep secara lebih mendalam terhadap gagasan dan minat yang muncul dalam kelompok.Proyek dapat dilaksanakan selama satu minggu atau dapat berlanjut sepanjang tahun pelajaran. Sepanjang proyek, guru membantu anak-anak untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran, seperti tata cara meneliti topik dalam pembelajaran dalam kelompok anak. Kerja sama/kolaborasi Kerja sama/kolaborasi dipertimbangkan dalam model pembelajaran Reggio Emilia untuk membantu pemahaman konsep pada anak. Anak-anak diarahkan untuk melaksanakan diskusi, dialog, kritik, membandingkan, membuat hipitesis dan memecahkan masalah. Model pembelajaran Reggio Emilia memfokuskan pada keseimbangan antara pengembangan kemampuan idividu dan keanggotaan kelompok.  Guru sebagai peneliti Peran guru dalam model pembelajaran Reggio Emilia sangat kompleks. Selain aktif sebagai pendidik, peran guru yang bertama dan utama adalah sebagai pembelajar bersama anak-anak. Selain itu, guru juga merupakan peneliti dan sebagai peneliti guru harus dengan seksama menyimak/mendengarkan, mengamati, dan mendokumentasikan pekerjaan anak-anak dan pertumbuhan komunitas agar dapat merangsang proses berpikir dan kerja sama anak-anak dengan sebayanya. Dokumentasi Serupa dengan portofolio, dokumentasi merupakan perekaman semua bukti proses pembelajaran yang memberikan gambaran ketika anak-anak sedang terlibat dalam pembelajaran atau ketika sedang melakukan sesuatu, penggunaan kata-kata yang mereka ucapkan, perasaan dan pemikiran anak-anak. Dokumentasi digunakan sebagai asesmen dan pertimbangan bagi guru untuk melakukan sesuatu.  Lingkungan Dalam model pembelajaran Reggio Emilia, lingkungan dipertimbangkan sebagai guru yang ketiga. Para guru sangat berhatihati dalam menata ruangan untuk pembelajaran anak baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar, sekaligus ruangan untuk penataan hasil karya anak. LAMPIRAN  Kelas Proyek REA Ray of light Atelierista Class (Kelas Proyek Cahaya)

MODEL PEMBELAJARAN PAUD: MODEL SUDUT Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan, menggunakan langkah-langkah pembelajaran hampir sama dengan model pembelajaran area, hanya sudut-sudut kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti, disesuaikan dengan tema dan sub tema yang dibahas. Jumlah sudut yang disediakan 5 sudut dalam penggunaannya disesuaikan dengan program yang direncanakan dengan kisaran 2 sampai 5 sudut. Dalam kondisi tertentu dimungkinkan 1 sudut lebih dari 1 kegiatan. Alat-alat yang disediakan pada sudut-sudut kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti, disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas pada model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan adalah : Pengaturan alat bermain dan perabot di ruangan, termasuk meja, kursi dan luasnya ruangan, disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, khususnya pada sudut-sudut kegiatan.

MAKALAH PENDEKATAN PEMBELAJARAN HIGH SCOPE Disusun oleh : Evania Istiqomah 14111241042 Isti Yuli A. 14111241045 Sholihah Nur Aeiny 14111241050 Megan Faiferin 14111241053 Hana Ika Safitri 14111244003 Hikmatul Husna 141112414015 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa emas (golden age) perkembangan,ialah masa usia dini (masa lahir sampai delapan tahun) sebagai saat kritis dalam rentang perkembangan telah dipahami oleh banyak orangtua dan masyarakat. Dampaknya adalah pendidikan anak usia dini (PAUD) mengalami perkembangan pesat. Hal ini ditandai dengan terus bertambahnya jumlah lembaga PAUD dijalur formal dan non formal. Persepsi tentang pentingnya golden age,yaitu 80% kapasitas perkembangan dicapai pada usia dini (lahir sampai delapan tahun), sedangkan selebihnya (20%) diperoleh setelah usia delapan tahun belum tepat dan benar. Akibatnya ,ba