Berikut ini tidak termasuk ciri kehidupan manusia praaksara masa berburu dan meramu adalah

Ilustrasi masa prasejarah. Foto: Pexels.com

Masyarakat mengalami masa berburu dan meramu untuk bertahan hidup. Aktivitas itu terjadi pada zaman dahulu kala atau disebut dengan masa pra-aksara, yakni kehidupan sebelum ditemukannya tulisan.

Berdasarkan corak kehidupannnya, masyarakat pra-aksara digolongkan menjadi masa hidup berburu dan meramu makanan, masa bercocok tanam dan beternak, kemudian masa perundagian atau masa kemahiran teknik.

Sementara itu, berdasarkan pola kehidupannya, corak kehidupan masa berburu dan meramu dibedakan menjadi dua tahapan, yaitu masa berburu dan meramu tingkat awal dan masa berburu maupun meramu tingkat lanjut.

Tulisan ini akan menjelaskan secara khusus mengenai masa berburu dan meramu makanan. Agar lebih paham, simak penjelasan di bawah ini!

Corak Kehidupan Manusia Pra-Aksara pada Masa Berburu dan Meramu

Masa berburu dan meramu kerap dikatakan sebagai masa mengumpulkan makanan atau food gathering. Pada masa ini masyarakat mengumpulkan makanan yang bahannya langsung dari alam.

Menurut buku Kehidupan Masyarakat Praaksara Indonesia Sejarah Indonesia Kelas X, masa berburu dan meramu diperkirakan terjadi pada zaman batu tua atau Paleolitikum. Pada masa itu perkakas masih terbuat dari batu yang utuh dan belum dimodifikasi.

Umumnya masyarakat yang tinggal di hutan akan meramu dan berburu binatang seperti kerbau liar, rusa, gajah, banteng, serta badak. Sedangkan manusia yang hidup di sekitar pantai menangkap hasil laut seperti ikan dan kerang.

Masa Berburu dan Meramu Tingkat awal

Ilustrasi peninggalan sejarah. Foto: Pexels.com

Manusia purba yang hidup pada masa berburu dan meramu tingkat awal adalah dari jenis Pithecanthropus dan Homo Wajakensis. Pada masa ini keadaan lingkungan masih liar dan keadaan bumi belum stabil sehingga banyak gunung berapi yang masih aktif dan meletus.

Masyarakat berburu dan meramu tingkat awal hidup secara berkelompok-kelompok dalam jumlah yang sedikit. Kegiatan berburu dilakukan oleh laki-laki, sedangan wanita mengolah makanan, mengurus anak, dan mengajari anak cara meramu makanan.

Mengutip Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia oleh Dra. Veni Rosfenti, M.Pd, ciri masyarakat berburu dan meramu tingkat awal, antara lain:

  1. Masyarakatnya hidup secara nomaden, yaitu hidup dengan berpindah-pindah tempat tinggal.

  2. Masyarakat sangat bergantung dengan alam.

  3. Alat-alat bantu yang digunakan untuk beraktivitas terbuat dari batu yang masih kasar.

  4. Masyarakat berburu dan meramu tingkat awal belum mengenal bercocok tanam.

Masa Berburu dan Meramu Tingkat Lanjut

Masa berburu dan meramu tingkat lanjut diprediksi berlangsung ketika masa Mesolithikum. Kehidupan pada masa ini sedikit lebih maju daripada masa sebelumnya, tetapi seluruh kehidupan masih mengandalkan alam.

Hal itu ditandai dengan adanya perubahan tradisi yang awalnya mengumpulkan makan (food gathering) lalu berubah menjadi memproduksi bahan makanan sendiri (food producing). Alat perkakas yang digunakan pada masa ini adalah kapak genggam (pebble).

Berdasarkan Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia, ciri masyarakat berburu dan meramu tingkat lanjut antara lain:

  1. Masyarakat pada zaman ini meninggalkan sampah dapur bekas sisa makanan atau disebut dengan Kjokkenmoddinger.

  2. Masyarakat sudah mulai mengenal bercocok tanam, tetapi masih dengan metode yang sangat sederhana, yakni berpindah-pindah tergantung kesuburan tanah.

  3. Masyarakat hidup secara berkelompok di dalam gua secara semi-sedenter, yaitu menetap cukup lama di suatu tempat. Pada bagian atas gua yang ditempati terlindungi karang atau disebut juga Abris Sous Roche.