Berikut ini termasuk orang-orang yang celaka kecuali orang yang


Page 2

hidupan itu belum bermakna ibunya. . di telinganya, tetapi getaran

9. Pendidikan ini diharapkan dapat ditangkap dlominarnya. Nasihat itu ada- Agama memberi tuntutan pada

orang tua untuk memberikan

3 (tiga) macam pendidikan untuk 1) Membesarkan Allah

anak-anaknya. 2) Bersaksi memper-Tuhankan

&.. Pendidikan jasmani untuk Allah (sebagai ulangan janji

ketangkasan menghadapi peryang pernah diikrarkannya

selisihan, pertengkaran dan di kala masih dalam alam

peperangan. roh)

b. Pendidikan otak untuk kecer3) Mempersaksikan akan mengi

dasan dalam menghadapi kekuti Muhammad sebagai Ra

hidupan. sul Allah.

c. Pendidikan akhlak/budi pe4) Menyeru manusia bahwa titik

kerti untuk hubungan manutolak kesuksesan hidup itu

sia dengan Tuhannya mauadalah melalui hubungan de

pun dengan manusia lainnya. ngan Tuhan (shalat).

Ketiga pendidikan ini hendaknya Hubungan emosional bayi de

dilaksanakan secara seimbang ngan ibunya sangat jelas, ter

dan serasi sedini mungkin. Tingutama dikala si ibu menyusukan kah laku perbuatan, adalah realibayinya. Bukan hanya si ibu

sasi perwujudan dan sikap mental memberikan air susunya kepada manusia (walaupun tidak mutanaknya, tetapi yang lebih dalam

lak). lagi adalah terjadinya kontak

Sebab 1 (satu) perbuatan kadangdan hubungan emosional antara

kadang tidak paralel dengan si ibu yang penuh kasih sayang

dorongan. Memberi

seorang walaupun kadang-kadang dalam

pengemis umpamanya kadangpenderitaan, kelelahan dan me

kadang didorong karena jijik ngantuk. Dan anaknya merasa

dan bencinya, agar ia segera aman dan tenteram serta terlindung dari bahaya kelaparan.

pergi lenyap dari pandangannya; Tampak si bayi jatuh tertidur Karena ria (pamer/bhs Jawa) :; di kala masih mengisap air susu

dan karena bentul-betul belas


Page 3

berurat di dalam kebudayaan meskipun harus meyakini ke

yang mengajarkan bahwa hidup mutlakan kebenaran agama sen

manusia akan mencapai kebahadiri, tidak boleh melaksanakan giaan jika dapat dikembangkan kebenaran itu kepada orang lain,

keselarasan dan keseimbangan, bahkan harus menghargai dan

baik dalam hidup manusia semenghormati keyakinan orang bagai pribadi, dalam hubungan lain terhadap kebenaran agama

manusia dengan masyarakat, dayang dianutnya. Sikap yang

lam hubungan manusia dengan dimaksud ialah baik sikap da- Tuhannya, maupun dalam melam lingkungan agama sendiri ngejar kemajuan lahiriah dan maupun sikap terhadap agama kebahagiaan rohaniah. lain.

14. Penutup Kesediaan menerima adanya per

Demikianlah naskah ini disampaibedaan - perbedaan agama yang

kan dalam upaya menciptakan ada merupakan sikap yang dimiliki dalam hidup beragama dan keluarga ABRI yang sejahtera

lahir dan batin. bermasyarakat. Kesediaan menerima kenyataan

Semoga Tuhan memberikan bim

bingan dan 'lindungan kepada kemajemukan di dalam pendapat

Prajurit ABRI dalam pengabdidan agama. Kesediaan menerima

annya kepada Tuhan, Bangsa dan Negara.

Medan, 20 Maret 1983


Page 4

Harimau Masuk
Salon Kecantikan

Semarang,

Seekor macan betina telah masuk ke sebuah salon kecantikan, mempersolek dirinya Ia mungkin merupakan yang pertama terjadi di Indonesia. Dan sejak keluar salon, macan betina jenis panther/tutul yang diberi nama ”Lisa” dan merupakan salah satu penghuni kebun binatang di THR Semarang itu tampak lebih "genit” tetapi "menyeramkan”. Iapun kini telah menjadi pengagum tiap pengunjung kebun binatang Semarang.

Kepala THR Semarang, T. Soedharno ketika ditemui "Antara” di kantornya Selasa tampak tengah bercanda dengan Lisa. Binatang buas pemakan daging ini tampak berkeliaran kian kemari di ruang kantornya Ibarat seekor anjing yang sedang mengawasi dan menjaga tuannya. Terhadap setiap tamu yang masuk keruang T. Soedharno ini pertama-tama tentu terkejut, gentar hatinya dan mundur selangkah. Tetapi tidak apa-apa. Lisa segera mendekati, menjilat-jilat tangan tamunya tanda bersahabat.

T. Soedharno mengatakan, Lisa ia pelihara sejak umur satu bulan dari seorang penduduk di Jawa Tengah. Sekarang umumnya lebih se tengah tahun. Selama ini Lisa dididik dan diberi makan daging rebus, telur, susu atau makanan lain yang biasa dimakan orang. Pokoknya semua makanannya dimasak dulu. Lisa sama sekali bahkan dilarang berkenalan dengan daging mentah. Konon pula darah. Sudah tentu maksudnya menjaga agar tidak bangkit sifat aslinya sebagai binatang buas. Secara pasti memang belum diketahui apakah cara ini mampu "menjinakkan” si Lisa ini seterusnya.

Semakin banyaknya pengunjung yang terheran - heran karena jinaknya si Lisa menyebabkan T. Soedh arno, tuannya, membawanya ke "Kasano pet dan Grooming Salon" Semarang.

Kuku-kukunya yang tajam di potong. Telinga dibersihkan. Hanya itu yang dirasa memberi manfaat bagi Lisa maupun pengunjungnya Sedang pemerah bibir, celak alis dan bedak pipi tidak diberikan karena tak ada faedahnya

"Ketika pertama melihat Lisa, saya memang takut. Sifat buasnya tampak ketika dimasukkan ke pemandian salon. Beberapa saat kemudian Lisa terbiasa dan jinak pada saya”, pimpinan salon tersebut pada "Antara”.

Ny. T. Rini memang pernah sekolah khusus mengenai perawatan binatang di Tokyo, Jepang, selama dua tahun. Dan Lisa sudah tercatat menjadi pelanggannya yang akan datang setiap setengah bulan ke salonnya

Setelah kuku kukunya dipotong, sekarang T. Soedharno sedang berusaha memotong pula taring taringnya dan melumpuhkan yigi gigi si Lisa Ini bisa dilakukan dengan lebih dulu membius binatang itu, seperti yang pernah dilakukan di luar negeri.

Sekalipun taring/gigi dan kuku kukunya sudah dilumpuhkan, namun bila si macan betina ini mendekati kita, maka rasa was was dan dag dig dug, masih tetap ada dihati kita nt).


Page 5

tentu. Bila satuan hidup yang sejenis itu adalah manusia, maka populasi berarti sekumpulan ma

bertempat tinggal didalam suatu wilayah tertentu. Dalam hubungannya dengan populasi, ada beberapa hal yang perlu dibicarakan lebih lanjut yaitu : dinamika dan pertumbuhan penduduk.

lah pertumbuhan penduduk dalam hubungannya dengan kesejahteraan hidup manusia. Dengan pengetahuan dasar tersebut diharapkan pada waktunya kelak akan dapat memberikan dorongan untuk membentuk sikap dan tingkah laku manusia yang sesuai dengan masalah kependudukan yang dihadapi. Pendidikan Kependudukan adalah komponen baru yang muncul dari sistim pendidikan nasional, tetapi tidak merupakan suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri tanpa bantuan ilmu-ilmu lainnya. Setiap penduduk merupakan pemain panggung kependudukan. Karena itu setiap orang dalam berbuat sesuatu harus direncanakan sebaikbaiknya agar tidak merugikan bagi dirinya sendiri, keluarga, masarakat, negara maupun dunia.

Perubahan jumlah penduduk dari waktu ke waktu yang disebabkan karena kelahiran, kematian dan perpindahan pada daerah tertentu disebut dinamika penduduk. Untuk menghitung dinamika penduduk dipergunakan rumus :

Jumlah kematian, yaitu jumlah kematian disuatu tempat dalam setahun per 1.000 penduduk.

Jumlah imigran ( orang yang datang).

Jumlah emigran ( orang yang pergi).

Pertumbuhan penduduk yang exponensial cenderung menurut hitungan deret ukur, yaitu bahwa masa lipat-nya semakin lama semakin pendek. Untuk menghitung pertumbuhan penduduk dipergunakan rumus :

2). Pertumbuhan pendu

duk.

tingkat pertumbuhan penduduk

Dinamika penduduk yang menunjukkan bertambah banyak dari tahun ke tahun disebut pertumbuhan penduduk. Pada waktu ini terutama di negara-negara berkembang,

pertumbuhan penduduk sangat cepat dan berlipat ganda dalam waktu yang relatip singkat. Karena itu, pada waktu sekarang ini disebut abad peledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang terus menerus meningkat cepat dengan masa lipat (ganda) yang pendek disebut exponensial

Misalnya di suatu negara pada tahun 1965 jumlah penduduknya sebanyak 100 juta dengan pertumbuhan penduduk sebesar 2% setahun. Maka masa lipat (ganda) yang diperlukan adalah :

70

x 1 tahun

2 = 35 tahun. Artinya, pada tahun 2000 nanti (1965 + 35) jumlah penduduk dinegara tersebut akan menjadi 200 juta. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di-! bawah ini.

KELUARGA KECIL SEHAT SEJAHTERA DUA ANAK, LAKI-LAKI ATAU PEREMPUAN SAMA SAJA.

Penduduk akan berlipat (ganda) dalam jangka waktu

Prosentase tingkat pertumbuhan

penduduk
342 % per tahun 3 % per tahun 2% % per tahun 2 % per tahun 142 % per tahun 1 % per tahun

20 tahun 24 tahun 28 tahun 35 tahun 47 tahun 70 tahun

Dari indek Kependudukan dapat diketahui komposisi penduduk yang dapat diperinci me nurut jenisnya seperti kelompok umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tempat tinggal dsb. Dalam uraian ini hanya diambil menurut kelompok umur yang ada kaitannya dengan angka ketergantungan.

termasuk kelompok usia

yang produktip. c). Usia lanjut (65

keatas), termasuk kelompok usia yang sudah tidak produktip lagi.

Pada tahun 1971 komposisi penduduk di Indonesia tercatat sbb : a). Anak-anak:44,1% b). Dewasa :53,4%

c). Usia lanjut: 2,5% (lihat piramida penduduk)

Menurut kelompok umur, komposisi penduduk dibagi dalam 3 macam, yaitu : a). Anak - anak ( 0

14), termasuk kelompok usia yang

belum produktip. b). Dewasa (15-64),

Prospek perkembangannya adalah sbb :

kelompok umur anak-anak
yang merupakan generasi pe-
nerus pada masa mudanya hi- dup dalam beban ketergan-

tungan seberat 37,5 dengan


pendapatan per kapita yang
masih rendah ($ 380 seta- hun); secara mudah dapat diba- yangkan bahwa generasi pe- nerus tersebut sebagian besar hidupnya dalam keadaan ku- rang gizi, banyak rop out (putus sekolah) dan kurang mendapat kesempatan kerja; apabila angka kelahiran ma- sih tetap tinggi seperti seka- rang ( th. 1971 ), maka ben- tuk piramida penduduk pada tahun-tahun berikut- nya

akan semakin membengkak dibagian bawah dengan prospek yang lebih buruk disebabkan karena :

hasil-hasil pembangunan selalu akan habis tertelan oleh pertumbuhan penduduk yang melampaui batas kemampuan perkembangan ekonomi; akan terbentuk lingkaran setan : kebodohankemiskinan - keresahan sosial.

Perbandingan antara jumlah penduduk yang tidak produktip dengan penduduk yang produktip merupakan angka ketergantungan. Pada contoh komposisi diatas, maka angka ketergantungan di Indonesia (pada waktu itu ) adalah 46,6

X 100 53,4 = 87,3

Sebagai perbandingan di negara maju, komposisi penduduk adalah sbb : a). Anak-anak: 25% b). Dewasa

: 70% c). Usia lanjut: 5%


Page 6

LAPORAN PENYERAHAN SANTUNAN
SUKARELA KEMATIAN (SSK) KEPADA KELUARGA/

AHLI WARIS YANG BERHAK MENERIMA.

Surat Keputusan Pangdam-II/BB No. Skep217/IX/1982 tanggal 2–9–1982 tentang pengesahan Petunjuk Pelaksanaan Santunan Sukarela Kematian (SSK) anggota / isteri TNI-AD Kodam

II/BB. b. Laporan Ka Kudam-II/BB tentang pembayaran

santunan sukarela kematian (SSK) kepada keluarga/ahli waris yang bersangkutan untuk bulan Pebruari dan Maret 1984.

2. Pada bulan Pebruari dan Maret 1984 telah dibayarkan Santunan Sukarela Kematian (SSK) kepada keluarga / ahli waris An :

Alm Mayor Inf Waliman Mulyadi Nrp. 174864 Pamen Denma

Kodam-II/BB. b. Alm Peltu Mauran Nrp. 366028 Ex Dan Ramil – 14 Kodim

0212/Tapsel. c. Alm Sertu Siwok Sumono Nrp. 485402 Ba Kes Denbanmin

Brigif-7/RR. d. Alm Serka A. Hakim Rangkuti Nrp. 474860 Ba Dim-0204/

DS.

Alm Peltu Supito Nrp. 469606 Bati Yon Arhanudse – 11. f. Alm Lena Pujele isteri Koptu Johannes Kaloa Ta Kodam

II/BB. g.

Pratu Anm Nurdin Sirait NBI 8161201540. h. Pratu Anm Johan Panggabean Nrp. 518780. j. Pratu Anm Hermanto NBI 8162205042. k. Letda Anm Suganda Nrp. 458152 Dan Ton Ki-C Yon

Zipur – 1. Catatan :

Penyerahan SSK bulan Januari 1984 telah dimuat pada "Gema Bukit Barisan” Vol. XI No. 4 Desember 1983.


Page 7

SEJARAH SINGKAT PEMBANGUNAN
TAMAN KODIKLATDAM II/BB

Oleh : Letkol Art Abdul Fatar (Dirdik Kodiklatdam-II/BB)

1. Latar Belakang Pemikiran. a. Rangka pokok pelajaran (RPP) pendidikan pembentukan

Secaba dan Secata Milsuk mengharuskan para pelajar harus

tinggal di Asrama selama 3 bulan terus menerus. b. Hal tersebut diatas dapat menimbulkan kejenuhan, kebosan

an, rindu rumah dan orang tua. Bahkan pada beberapa

pelajar ada gejala-gejala frustrasi. C. Untuk mengatasi hal yang tidak diinginkan, perlu dicarikan

jalan keluar yang sehat dan positif. d. Adanya tanah Kodiklatdam-II/BB yang belum digarap dan

dimanfaatkan serta sesuai untuk taman yang indah. 2. Tujuan. a. Untuk pelajar 1) Mengisi waktu luang diantara belajar dan berlatih dengan

kegiatan positif, tanpa mengurangi jam pelajaran dan

waktu istirahat. 2) Menyalurkan bakat dan hobby sambil menunggu datang-

nya waktu diberikannya ijin pesiar. 3) Memberikan pelajaran penting untuk bekal tugas menda-

tang, yang tak tercantum didalam RPP. 4) Menimbulkan rasa memiliki dan rasa cinta "Almamater"

dengan meninggalkan buah tangan kenang-kenangan

5) Bekal untuk ”TNI ABRI MASUK DESA MANUNGGAL"

(AMD) yang akan datang.


Page 8

Penyerahan Proyek Pembangunan dari Pangdam-11/BB kepada Dan Kodiklatdam-II/BB, Dan Brigif-7/RR, Dan Dim-0201/Tabes Medan, Dan Dim0208/Asahan, Dan Yon Kav–6/Serbu, Dan Yonif 122/Mawas, Dan Yonif123/Raja-Wali, Ka Paldam-II/BB dan Dan Den Inteldam-II/BB pada tanggal 9-1-1984.

Ny. Harsudiy ono Hartas sedang memberikan sambutan/pengarahan pada acara pembukaan penataran supervisor Proyek Penyalur Kontra Sepsi KB di gedung Persit KCK PD-II Jln. Binjai, Medan pada tanggal 21--2-1984. (Foto


Page 9

Dalam rangka penyempurnaan isi buku Sejarah "Pertempuran Medan Area”, beberapa tokoh/pelaku dalam “Pertempuran Medan Area” yang berada di Kodya Medan diwawancarai oleh anggota Panitia kerja Pembakuan Materi Kejuangan Pusat, pada tanggal 11 s/d 15 Pebruari 1984.

Pada gambar nampak ad. Brigjen TNI (Purn) A. Manaf Lubis, Drs. Amrin Imran dari Pusjarah ABRI Jakarta, Letkol (Purn) Burhanuddin dan Letkol (Pum) Trisno Marjunet (membelakangi lensa) diwawancarai di Majarahdam-11/BB pada tanggal 11 Pebruari 1984. (Foto Jarahdam-II/BB).

RAJA MENGGANTIKAN RAJA DI MANADO
Kasad Jenderal TNI Rudini menyematkan tanda jabatan Pangdam-XIII/
Merdeka kepada Kolonel Inf Raja Inal Siregar Ex Kasdam II/BB mengganti- kan Brigjen TNI Adolf Sahala Raja Gukguk. Upacara berlangsung di Lapangan

Tikala Manado, Sabtu tanggal 31 Maret 1984. (Radio Foto Antara).


Page 10

Mengucapkan Selamat Datang Dan

Bertugas Kepada Kasdam II/BB Yang Baru

Dan Selamat Jalan Kepada Kasdam II/BB Yang Lama

Dari : Direksi & Seluruh Karyawan P.T. Tulung Agung Medan


Page 11

Kepala Staf Komando Daerah Militer 11/Bukit Barisan

Soetopo Kolonel Inf.

GEMA BUKIT BARISAN
VOL XII NOMOR 2

JUNI 1984
Daftar isi

4. Penjelasan tentang motto “Patah Tumbuh Hilang Berganti” 30

7. Foto Unsur Pimpinan, Staf dan Pelaksana Kodam II/BB

8. Persyaratan apakah yang dituntut untuk pejabat koman

do teritorial. oleh : Letkol Cku J.M. Sarwoto

9. Kemanunggalan ABRI dan Rakyat merupakan kunci ke

kuatan bangsa. Oleh : Kapten Czi DJ. Sidabutar

10. Pendapat/Tanggapan tentang proglatsi.

Oleh : Kapten Art Imam Prawoto

11. Kegiatan menyambut HUT Kodam II/Bukit Barisan

Ke-XXXIII ..

12. H a la man Berg a m bar.

Alamat : Jl. H. Zainal Arifin No. 8 Telp. 326927 - Medan
SIC. No. Sk. 038/X/74 tgl. 12-10-'74
Diterbitkan berdasarkan Prin PANGDAM-11/BB No. Prin 0245/6/70 tgl. 3-6-1970

Diterbitkan : 4 kali setahun Kecuali jika dinyatakan secara khusus, tiap pernyataan pendapat dalam Majalah ini adalah pendapat pribadi penulis dan tidak menjadi pendapat KODAM-II/Bukit Barisan Redaksi menerima karangan asli dari lingkungan TNI-AD maupun dari luar lingkungan TNI-AD. Setiap karangan yang dimuat, diberikan balas jasa yang layak. Karangan yang telah dimuat dapat dikutip dengan menyebutkan sumbernya.

Isi diluar tanggung jawab pencetak “VIRGO" Medan.


Page 12

Laskar Rakyat lainnya seperti Laskar Mujahidin pimpinan TEUKU DAUD BEUREUH, Laskar Pesindo pimpinan Ali Hasyimi, Laskar BBM (Barisan Berani Mati ) pimpinan Teuku Amir Husin Al Mujahid, Laskar TPI (Tentara Pelajar Indonesia ) pimpinan Jahya Zam Zam du.

2. Lahirnya Komando TKR Divisi-IV, Divisi-V dan Divisi-VI.

Pada tanggal 5 Nopember 1945, berdasarkan instruksi Markas TKR di Jokyakarta yang dilanjutkan dengan telegram dari Panglima Komando Komandemen TKR Sumatera Jendral Mayor R. Suharjo Harjowarjoyo, yang memerintahkan Achmat Tahir untuk membentuk TKR Divisi IV di Medan. Berdasarkan instruksi tersebut sekaligus pula Achmat Tahir dinaik. kan pangkatnya menjadi Kolonel dan segera sesudah itu diadakan rapat pembentukannya. Sejak itu terbentuklah Komando TKR Divisi IV yang dijelmakan dari TKR Sumatera Timur, pimpinan Achmat Tahir.

Adapun susunan Staf Komando Divisi IV tersebut adalah sbb: Komandan Divisi

Kolonel Achmat Tahir. Kepala Markas Umum

Letnan Satu R. Sucipto. Kepala Jawatan Operasi

Letnan II M. Jacob Lubis. Kepala Jawatan Penyelidik

:

Letnan II Suprapto. Kepala Jawatan Organisasi

: Letnan II Alwin Nurdin. Kepala Jawatan Personalia

: Letnan II T. Marjuned. Kepala Perlengkapan

Letnan I Mahruzar. Kepala Jawatan Persenjataan

Letnan II Nip. Xarim. Kepala Jawatan Perhubungan :

Letnan II Syahban. Kepala Jawatan Kesehatan

Letnan II Burhan Ali. Kepala Jawatan Penerangan

Letnan II BH. Hutajulu. Komandan Polisi Tentara

Letnan II AH. Siagian. Markas Komando Divisi IV TKR Dipersimpangan Jalan Thamrin

dengan Jalan Sumatra (Sekarang sudah dirombak menjadi rumah tempat tinggal Jalan Sumatera/

Thamrin No. 2 Medan). Divisi IV TKR membawahi pasukan-pasukan sbb.

TKR "A" dengan 7 pasukan Infanteri biasa. b. TKR ”B” yaitu sebuah pasukan untuk menanggulangi persenjataan. c. TKR "C" yaitu sebuah pasukan yang terdiri dari bekas anggota KNIL. d. TKR LAUT yang bertugas sebagai Angkatan Laut. e. TKR UDARA yang bertugas mengawal dan merawat Lapangan Ter

bang.


Page 13

Buruh, Pesindo Medan Barat, dan kemudian membentuk KSBO

(Komando Sektor Barat dan Oetara). 4) Sebagian besar Laskar Napindo, Banteng Negara, BHL. Divisi

Panah, bersama Resimen - II hijrah ke Simalungun, Labuhan Batu dan Tapanuli. Setelah berada di daerah baru beberapa pasukan TRI dan Laskar kemudian berusaha untuk membentuk komando gabungan baik secara musyawarah maupun secara kekerasan. Akhirnya atas anjuran Wakil Presiden Moh. Hatta, supaya segera dibentuk Kasatuan Brigade-XII untuk mempersatukan seluruh

pasukan yang tadinya berasal dari front Medan Timur baik TRI


maupun Laskar. Prakarsa ini terlaksana pada tanggal 17-8-1947 dengan selesainya dibentuk Brigade-XII dengan susunan sbb: Komandan

Letkol Ricardo Siahaan. Kepala Staf

Mayor Lahiraja Munthe. Setelah Belanda berhasil menduduki sebagian besar daerah Sum. Timur sebagai akibat perjanjian Renville, membawa akibat yang sangat terasa bagi usaha-usaha konsolidasi pasukan yang telah berpencar keluar dari Medan Area. Setelah berjalan gencatan senjata dan berlakunya cease fire maka situasi dimanfaatkan kembali oleh Pemerintah untuk mengadakan reorganisasi kembali pasukan yang selama ini terbengkalai sebagai berikut :

Pada bulan Maret 1948 seluruh Laskar Rakyat telah selesai dilebur
bersama TRI menjadi TNI didaerah Divisi-X sebagai berikut :

Resimen I berkedudukan di Kutaraja Resimen II berkedudukan di Beureun. Resimen III berkedudukan di Meulaboh. Resimen IV berkedudukan di Kutacane (pasukan asal S. Timur).

Resimen V berkedudukan di Bukit Kubu (pasukan asal S. Timur). b. Pada bulan Mei 1948 seluruh Laskar Rakyat di Tapanuli dan Labuhan

Batu selesai dilebur menjadi TNI dengan susunan sbb: - Brigade XI dengan 3 Batalyon (asal Tapanuli)

Brigade XII dengan 3 Batalyon (asal Sum. Timur). Brigade "A" dengan 3 Batalyon (asal BHL). Brigade "B" dengan 3 Batalyon (asal Napindo). Brigade Ex Banteng Negara dengan 3 Batalyon (asal Naga Terbang. Marsuse dan Banteng Negara). Brigade Mobile dengan 3 Batalyon (asal Napindo Halilintar).


Page 14

III. PERKEMBANGAN KOMANDO DARI DIVISI-IV s/d KODAM-I/BB. 1. Pembentukan KO. T&T-I Dan Lambang Bukit Barisan.

Sebagai lanjutan dari perkembangan dari Divisi-IV, V, VI, Gajah-I/II, Div-X dan Sub Ter-VII, maka sebelum pengakuan kedaulatan berlangsung, atas prakarsa Koordinator Keamanan PPN Sri Sultan Hamengkubuwono, mengadakan pembicaraan di Medan dalam rangka pembentukan KO. T&TSU pada tanggal 13 Desember 1949. Adapun organisasi yang akan dibentuk itu adalah merupakan gabungan dari pasukan Divisi-X dan sub Ter-VII serta pasukan KNIL dan B.P.NST. yang diintergrasikan kedalam APRIS. Pada hari itu juga terbentuklah KO. T&T SU di bawah pimpinan Let Kol AE. Kawi. larang. Setelah KO. T.&T-SU terbentuk pada tanggal 27 Desember 1949 dalam rangka pengakuan kedaulatan oleh Belanda kepada RI, Kolonel AE. Kawilarang mengadakan serah terima kekuasaan dengan Belanda yang ditanda tangani oleh May Jen. P. Sholten di kota Medan.

Sejak itu Kolonel AE. Kawilarang bermarkas di Jalan H.Z. Arifin No.8
Medan (Kantor JARAHDAM II/BB Sekarang).
Adapun susunan Staf dari KO. T&T/SU yang telah tersusun adalah sbb: Komandan

Kolonel AE. Kawilarang. Kepala Staf

Mayor MMR. Kartakusumah. Perwira Bagian-I

: Mayor ML. Tobing. Perwira Bagian - II

: Kapten DI Panjaitan. Perwira Bagian-III

: Kapten Alwin Nurdin. Perwira Bagian-IV

Kapten Louis Yahya Perwira Bagian-V

Mayor Pryatna dan wakilnya Kapten

T. Nurdin. Susunan baru ini membawahi pasukan-pasukan yang dibagi atas 3 Brigade dan 1 Komando Pangkalan yaitu sbb:

Brigade A di Aceh pimpinan Letkol Husin Jusuf. Brigade ST di Sumatera Timur pimpinan Kol Djomat Purba dan wakil- nya Mayor Nazir. Brigade T di Tapanuli pimpinan Mayor Ibrahim Adjie. Komando Pangkalan Kota Medan pimpinan Mayor Djamin Gintings, kemudian berubah menjadi KMKB.

Susunan diatas dimana Aceh merupakan Brigade dibawah KO. TTSU tidak diterima oleh Letkol Husin Jusuf, karena rakyat Aceh tetap menginginkan agar daerah Aceh tetap jadi Propinsi sehingga organisasi TNI juga tetap/setingkat Divisi, hal ini didukung oleh T. Daud Beureuh. Akibatnya Kolonel Husin Jusuf diganti oleh Mayor Hasballah Haji dan sejak bulan


Page 15

NAMA-NAMA KEPALA STAF KODAM II/BB 1. Letkol Inf MMR Kartakusumah dari tgl. 13 - 12-1949 s/d 1-10-1951. 2. Let Kol Inf. A Thalib dari tgl. 15-10-1951 s/d 17-6-1954. 3. Let Kol Inf. Ibrahim Adjie dari tgl. 17–6–1954 s/d 21–3–1956. 4. Let Kol Inf. Djamin Gintings dari tgl. 21–3–1956 s/d 22–12–1956. 5. Let Kol Inf. Hasan Kasim dari tgl. 22-12-1956 s/d 22-10-1960. 6. Let Kol Inf. A. Manaf Lubis dari tgl. 22-10-1960 s/d 4-1-1961. 7. Let Kol Inf. Ulung Sitepu dari tgl. 4-1-1961 s/d 16–7–1963. 8. Kolonel Inf. Marah Halim Harahap dari tgl. 16–7–1963 s/d 24–3–1965. 9. Kolonel Inf. Sunarto dari tgl. 24–3–1965 s/d 17-11-1965, 10. Kolonel Inf. Leo Lupulisa dari tgl. 17-11-1965 s/d 1-11-1968. 11. Kolonel Inf. E.W.P. Tambunan dari tgl. 1-11-1968 s/d 28-9-1971. 12. Kolonel Inf. SMT Hutagalung dari tgl. 28-9-1971 s/d 10-4-1975. 13. Kolonel Inf. Muchsin M. dari tgl. 10-4-1975 s/d 15-10-1977. 14. Kolonel Inf. MT Pasaribu dari tgl. 15-10-1977 s/d 28–8–1979 15. Kolonel Inf. DN Lintang dari tgl. 28–8–1979 s/d 6–1–1983. 16. Kolonel Inf. RI Siregar dari tgl. 6-1-1984s/d 21 - 4 - 1984. 17. Kolenel Inf. Soetopo tgl. 21-4-1984 s/d sekarang. PENGABDIAN DAN KARYA JUANG.

Kodam-11/Bukit Barisan senantiasa tampil kedepan mengabdikan diri dalam berbagai operasi dan kegiatan. 1. Tahun 1950-1954 melaksanakan operasi pemulihan dan ketertiban dari ber

bagai gangguan keamanan dalam negeri, antara lain. Penumpasan pemberontakan RMS di Ambon. Penumpasan pemberontakan DII/TII di Jawa Barat

dan operasi penumpasan pemberontakan DI/TII di Aceh. 2. Selama tahun 1957-1961 Melaksanakan operasi Sapta Marga membasmi

pemberontakan PRRI di Sumatera Utara. 3. Pada tahun 1961-1963 mengirimkan Batalyon sukarelawan dalam rangka

Tri Kora dan Dwi Kora.

4. Tahun 1962 mengirimkan Batalyon Bukit Barisan 1 ke Kongo. 5. Pada tahun 1965 menumpas dan menghancurkan G-30.S/PKI dan antek.

anteknya. 6. Menumpas gerombolan PGRS/Paraku di Kalimantan Barat pada tahun 1973. 7. Pada tanggal 21 Juni 1969 Presiden Republik Indonesia menganugerahkan

tanda kehormatan "Sam Karya Nugraha" kepada Kodam-II/Bukit Barisan. 8. Sejak tahun 1975 pasukan Kodam-II/BB melaksanakan operasi Seroja

ke Timor-Timur secara bergilir yang terdiri : Satuan Tempur,Banpur,

Ban Min dan Apter.


Page 16

ANGKATAN DARAT KOMANDO DAERAH MILITER II

BUKIT BARISAN

PANGLIMA DAERAH MILITER – II

BUKIT BARISAN

1. Hasil Panitia Perumus tentang/Motto yang

diusulkan untuk CORPS dan KODAM-II/

BUKIT BARISAN : 2. Kawat AS-3 KASKODAM-II/BB No. ST

0144/1969 tgl. 3-6-1969 pada prinsipnya. PANGAD menyetujui tentang Metto “PA

TAH TUMBUH HILANG BERGANTI”. 1. Peraturan Pemerintah RI No. 39 tahun

1968 tanggal 10-12-1968 tentang tanda kehormatan SAMKARYA NUGRAHA

PRESIDEN RI LN No. 67 tahun 1968. 2. Surat Keputusan PRESIDEN RI No. 019/

TK/Tahun 1969 tanggal 21-6-1969 tentang penganugerahan Tanda Kehormatan SAM- KARYA NUGRAHA KEPADA КО.

DAM-II/BUKIT BARISAN. Bahwa perlu segera mengeluarkan Surat Kepu-

tusan tentang Motto CORPS dan KODAM-II/-

BB sebagai mendahului Surat Keputusan PA-

NGAB. MEMUTUSKAN

1. Motto CORPS dan KODAM-II/BUKIT BA


Page 17

MARS BUKIT BARISAN

Tjiptaan Ahmady, Sadjak Sumirah mm 3.45 * 5 7 3

45 # 5 i Di. ba-wah Pan-d ji Bu-ii? Ba-ri-sam Lam-bang per-3a-tu-an Ba-si-san ben-teng se-ti-a

D1. ka-la Nu-sa 'kari 5

2

3

7. 1 non d ja-ja Ki-ta me-nigab-di un-tuk Nu-sa Bang-ga In-do ter-no-da be-ri. bu kor-ben bu-nga bang-så gu-gur me-num 2

5 #5 기 3

j 1 1 2 i

ili 3. ne-si-a Lak-sa- na bu-kit Bu-kit

Ba-ri. gan

Me- gan tut be-la Wa- hai pra-d ju-rit ga-gah per-ka-sa

te- rus5

5 il

5

4 2

2 ż là .al

3

il kurkuh me-mQ-Bar

Nu-s8 Ber-te-kat Bu-tji sat. ria kan per-djua-ngan mu-li-a Han-tjur-kan se-mua mu- suh ki. i 3 2 7

1 7 6 4 dia b'ra-ni ber-hop-ban dji-wa

MA - RI TE. GAKta de-ngan s'ka-ngat k'sat-ri-a 2 7. 6 5 .

1 i. 6 412 7

6

5 KAN SAP

TA MAR. GA А MA-NAT NAN SE-DJA. TI i 7 16 4 씨 27. | 5

6. DJUN-D JUNG-LAH IING-GI SUMPAH PRA-DIV. RIT DJAN 3 i

7
3

5 7 De-ngan

8e-ma -ngat njaDJI SAT. RI. ABANG-SA

Pa di , ka pas, lam- bong 7 2

3
# * 5

3 la ai da- da ber- pe-do - man- kan Pan-tja

81. se-djah te ra

rak-jat ni

dup à man dan mak 44" 4 2 3

4 3 i

3 la

Не per- ta. han.' kan

In- do ne -518

Ne. Pra -dja-rit bang-sa

80- dia Men

I 2 7 i) 7 .5

1 3.4 Ke-sa - tu -an

Bu-kit be. la Nu-sa


Page 18