Sistem tata nama ganda atau binomial nomenclature digunakan untuk mencegah keselahan pengertian sehingga sebuah informasi dapat disalurkan dengan tepat. Bayangkan saja, dulu sebelum sistem ini digunakan, dalam menyebut nama benda antar daerah bisa memiliki penyebutan yang berbeda-beda. Show Misalnya, masyarakat jogja menyebut buah pisang dengan nama “gedang” sedangkan orang Bima, Nusa Tenggara Barat menyebut sebagai “kalo”, di Inggris dinamakan “banana”. Dalam sebuah ilmu pengetahuan, perbedaan penyebutan seperti ini tidak boleh terjadi karena bisa berakibat penafsiran ganda. Untuk itu diperlukan sebuah sistem penamaan yang bisa diterima oleh dunia internasional, yakni Sistem Tata Nama Ganda atau Binomial Nomenclature. Baca juga: Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Dalam Biologi Modern Aturan Sistem tata nama ganda atau binomial nomenclatureSistem tata nama ganda ditemukan oleh Carollus Linnaeus yang merupakan seorang sarjana kedokteran dan ahli botani dari Swedia. Carollus Linneaus dalam bukunya yang berjudul Species Plantarum (1753) dan Systema Nature (1758) mengemukakan aturan atau pedoman penamaan bagi kelompok individu dengan aturannya sebagai berikut. 1. Aturan untuk menulis nama Species (jenis)
Baca juga: Sistem Klasifikasi Buatan oleh Carollus Linnaeus
Baca juga: Metode klasifikasi makhluk hidup
2. Aturan untuk menulis Genus (marga) Nama genus tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal yang dapat diambil dari kata apa saja, dapat juga diambil dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan atau sesuatu hal yang merupakan karakteristik organisme tersebut. Adapun huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar, misal genus pada tumbuhan yaitu Solanum (terong-terongan), genus pada hewan, misalkan Canis (anjing), Felis (kucing). 3. Aturan untuk menulis nama Familia (suku) Nah, aturan untuk menulis nama familia ini, kita ambil dari nama genus organisme yang bersangkutan kemudian ditambah akhiran -aceae untuk organisme tumbuhan. Sedangkan untuk organisme hewan kita beri akhiran -idea. Contohnya gimana? misalnya nama familia untuk terong-terongan yakni Solanaceae sedangkan contoh untuk familia anjing yakni Canidae. Baca juga: Macam-macam sistem klasifikasi 4. Aturan untuk menulis nama Ordo (bangsa) Aturan penulisan nama ordo diambil dari nama genus yang kita tambah dengan akhiran ales, contohnya ordo Zingiberales berasal dari genus Zingiber + akhiran ales. 5. Aturan untuk menulis nama Classis (kelas) Adapun aturan untuk menulis nama classis diambil dari nama genus yang kita tambah dengan akhiran -nae, contohnya untuk genus Equisetum, maka classisnya akan menjadi Equisetinae atau juga kita diambil dari ciri khas organisme tersebut, misal Chlorophyta (ganggang hijau), Mycotina (jamur). Contoh Binomial Nomenclature bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Daftar Pustaka Anshori, Mochammad dan Djoko Martono.2009.Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X.Bandung:Penerbit Acarya Media Utama. Tata nama biologi adalah kegiatan pemberian nama pada makhluk hidup di dalam taksonomi. Metode penamaan menggunakan Binomial Nomenklatur yang diciptakan oleh Carolus Linnaeus. Pemberian nama harus ditentukan dengan benar bagi takson yang telah atau harus diketahui.[1] Tata nama biologi telah mengalami perubahan berkali-kali semenjak manusia mencatat berbagai jenis organisme. Plinius dari masa Kekaisaran Romawi telah menulis sejumlah nama tumbuhan dan hewan dalam ensiklopedia yang dibuatnya dalam bahasa Latin. Sistem penamaan organisme selanjutnya selalu menggunakan bahasa Latin dalam tradisi pencatatan Eropa. Hingga sekarang sukar dijumpai sistem penulisan nama organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan nama menggunakan nama setempat (nama lokal). Keadaan berubah setelah cara penamaan yang lebih sistematik diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus atau Carl von Linne yang disebut "Bapak Taksonomi" dalam buku yang ditulisnya, Systema Naturae (Sistematika Alamiah).
Tata nama binomial atau binomial nomenklatur merupakan aturan penamaan baku bagi semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata (binomial berarti 'dua nama') dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus (marga) dan nama spesies (jenis). Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Aturan ini pada awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan hewan oleh penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun kemudian segera diterapkan untuk bakteri pula. Sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam sering kali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tidak tepat sepenuhnya, karena sebagian besar nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa Latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan ataupun dari bahasa Latin sendiri. Carolus Linnaeus memilih penggunaan bahasa Latin untuk penamaan karena dari masa ke masa hingga saat ini, bahasa Latin tidak mengalami perubahan maupun perkembangan, melainkan tetap. Penamaan organisme pada saat ini diatur dalam beberapa konvensi: Peraturan Internasional bagi Tata Nama Botani (ICBN) bagi tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional bagi Tata Nama Zoologi (ICZN) bagi hewan dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional bagi Tata Nama Prokariota (ICNP). Aturan penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan aturan lain yang berlaku bagi tanaman budidaya (Peraturan Internasional bagi Tata Nama Tanaman Budidaya, ICNCP). Aturan penulisan
Penyebutan autoritasDalam naskah-naskah ilmiah, paling tidak salah satu nama spesies (biasanya pada penyebutan pertama kali atau pada tempat utama) diikuti oleh "autoritas" - suatu cara penulisan untuk nama orang yang pertama kali mempublikasikan deskripsi yang dianggap valid (diakui) mengenai spesies tersebut. Cara penulisan ini memiliki perbedaan di antara bidang zoologi dan botani (termasuk mikologi). Nama autor ditulis di belakang nama takson. ICZN mengatur penulisan nama autor di bidang zoologi dalam bentuk nama akhir (nama keluarga) diikuti oleh tanggal (boleh hanya tahun) publikasi. Di bidang botani, ICBN menggunakan singkatan nama (yang terdaftar) dan mengabaikan tanggal (hal ini dulu pernah digunakan pula di bidang zoologi). Apabila nama awal diganti, misalnya karena spesies dipindahkan ke genus yang lain, kedua sistem tata nama menggunakan tanda kurung (parentesis) yang mengapit autor awalnya. Contoh:
Penamaan biologi dapat diperluas hingga tingkat di bawah spesies (subspesies). Dalam zoologi penamaan ini disebut "trinomen" sedangkan di bidang botani penamaan ini disebut "trinomial".
|