Berapa lama penderita sirosis bertahan hidup

Kanker hati memang berbeda dari penyakit sirosis. Namun, keduanya saling terhubung sebagai sebab dan akibat.

Kebanyakan pasien yang memiliki kanker hati juga memiliki sirosis. Hal ini bisa terjadi karena sirosis sendiri merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menimbulkan kanker hati.

Selain itu, keduanya juga memiliki faktor risiko yang serupa, seperti:

  • konsumsi alkohol yang berlebihan dalam jangka panjang,
  • infeksi virus kronis pada hati seperti hepatitis B (HBV) dan hepatitis C (HCV),
  • perlemakan hati yang terkait dengan obesitas,
  • penyakit diabetes, serta
  • penyakit hati yang diturunkan seperti hemochromatosis dan penyakit Wilson.

Kebanyakan kasus sirosis berawal dari penyakit hati yang lebih ringan. Lama kelamaan, luka yang semakin bertambah akan membuat sel-sel hati mulai mati. Seiring waktu, jaringan parut menggantikan sel-sel hati yang rusak.

Belum diketahui secara pasti bagaimana penyakit sirosis meningkatkan risiko terhadap kanker. Namun kemungkinannya, hal ini berkaitan dengan tumbuhnya sel-sel hati sebagai respons terhadap kerusakan hati.

Ketika hati mengalami kerusakan, maka sel-sel hati pun akan tumbuh untuk menggantikan sel-sel yang rusak. Pertumbuhan ini terjadi dengan cepat dan berulang kali, hingga berisiko dapat meningkatkan kemungkinan mutasi atau perubahan pada DNA.

Karena mutasi ini terus menumpuk dari waktu ke waktu, sel-sel hati pada akhirnya kehilangan kemampuan untuk mengendalikan pertumbuhannya sendiri. Dari sinilah sel kanker hati berkembang.

Perbedaan dalam pengobatannya

Pengobatan untuk kanker hati bertujuan untuk menghancurkan dan menghambat perkembangan sel-sel kanker. Terdapat beberapa pilihan pengobatan, termasuk operasi, terapi radiasi, imunoterapi, dan kemoterapi.

Prosedur yang dipilih akan disesuaikan dengan stadium penyakit, kondisi kesehatan secara menyeluruh, usia pasien, dan ukuran tumor.

Bila Anda berada pada stadium awal dengan kondisi sel kanker hanya menyerang sebagian kecil organ hati, Anda masih bisa disembuhkan lewat operasi pengangkatan jaringan yang rusak.

Bila kanker masih berada pada tahap awal tetapi bagian hati lainnya tidak sehat, Anda mungkin harus menjalani transplantasi hati. Transplantasi juga dapat menjadi pilihan jika tumor tumbuh di bagian hati yang membuatnya sulit diangkat, misalnya di dekat pembuluh darah besar.

Jika sel kanker telah menyebar ke organ lain, pengobatan tidak cukup ditangani dengan operasi. Pada kondisi ini, obat-obatan imunoterapi bersama obat target seperti sorafenib atau lenvatinib dibutuhkan.

Di sisi lain, pengobatan sirosis hati bertujuan untuk memperlambat kerusakan lebih lanjut pada organ hati, mencegah gejala, serta mengobati komplikasi. Pengobatannya menyesuaikan dengan penyebab sirosis dan seberapa banyak kerusakan yang telah ditimbulkan.

Bila penyebab sirosis adalah hepatitis C, dokter akan memberikan obat antivirus. Sementara untuk Anda yang menderita sirosis akibat konsumsi alkohol berlebih, Anda mungkin akan membutuhkan terapi untuk mengatasi kecanduan.

Berbeda dengan kanker hati yang masih bisa sembuh jika penyakitnya baru berada pada stadium awal, sirosis biasanya tidak bisa disembuhkan. Sebab, pada penyakit sirosis, organ hati Anda sudah rusak permanen.

Maka dari itu, bila Anda khawatir akan gejala tertentu, jangan tunda konsultasi dengan dokter. Penanganan lebih awal akan membuat harapan sembuh menjadi lebih tinggi.

Sirosis hati merupakan jaringan parut yang terjadi pada organ hati akibat kerusakan jangka panjang. Jaringan parut ini membuat organ hati tidak dapat bekerja dengan baik. Organ hati pada dasarnya adalah satu-satunya organ yang dapat melakukan regenerasi atau menyembuhkan diri sendiri. Namun, jika terjadi kerusakan yang sangat parah, organ tersebut pun terpaksa berhenti beregenerasi.

Sirosis hati yang berlanjut, lama-kelamaan akan menjadi kondisi gagal hati. Pada saat itu, organ hati berhenti bekerja sama sekali sehingga menimbulkan kondisi yang fatal dan mematikan. Meski demikian, prosesnya berlangsung cukup lama hingga tahunan. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat memperlambat perkembangan penyakit ini.

Berapa lama penderita sirosis bertahan hidup

Penyebab

Sirosis hati disebabkan oleh kerusakan hati jangka panjang. Berikut beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan hati:

  • Terlalu banyak mengonsumsi alkohol selama bertahun-tahun.
  • Menderita infeksi virus hepatitis yang tidak ditangani dengan baik, terutama hepatitis C.
  • Terlalu banyak lemak menumpuk sehingga menyebabkan penyakit perlemakan hati non alkohol.

Diagnosis

Dalam proses penentuan diagnosis sirosis hati, dokter akan menanyakan riwayat medis penderita secara mendetail lewat serangkaian wawancara medis. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari tanda penyakit sirosis hati seperti jaundice (tubuh kekuningan), bengkak, dan beberapa tanda lain. 

Pemeriksaan penunjang juga akan dilakukan untuk menentukan diagnosis, seperti tes darah, ultrasonography (USG), computerized tomography (CT-scan), dan magnetic resonance imaging (MRI). Biopsi hati perlu dilakukan untuk mengambil sedikit jaringan hati dan memeriksanya dengan mikroskop.

Pemeriksaan endoskopi juga dapat dilakukan untuk memeriksa keadaan esofagus dan lambung. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apabila terjadi varises yang merupakan salah satu tanda sirosis.

Gejala

Gejala sirosis hati biasanya tidak muncul pada tahap awal. Semakin rusak organ hati, barulah gangguan ini menunjukkan gejala seperti: 

  • Mudah lelah dan lemah
  • Mual, diare, nyeri perut atau perut begah
  • Hilangnya nafsu makan
  • Hilangnya nafsu seksual
  • Jaundice atau warna kulit dan mata menjadi kuning
  • Demam
  • Muntah darah
  • Kulit gatal
  • BAB warna hitam
  • Mudah mengalami perdarahan atau memar
  • Munculnya garis merah kecil (pembuluh darah kapiler) pada kulit di atas pinggang yang disebut spider angioma
  • Bengkak karena akumulasi cairan pada tungkai (edema) atau perut (asites)
  • Perubahan perilaku, bingung, sulit berkonsentrasi, kehilangan memori atau halusinasi
  • Menstruasi yang tidak normal pada wanita
  • Ginekomastia atau payudara membesar, skrotum membesar, atau testis mengecil pada laki-laki

Pengobatan

Hingga kini tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan sirosis hati. Pengobatan yang dilakukan dengan bertujuan untuk memperlambat progres penyakit dan mengendalikan gejala serta komplikasi. Obat antivirus digunakan untuk menyembuhkan infeksi hepatitis.

Diet rendah garam atau obat diuretik juga dapat membantu mengurangi edema dan asites. Obat darah tinggi bisa diberikan untuk mengurangi tekanan darah pada vena portal. Sedangkan obat beta blocker digunakan untuk mengurangi risiko perdarahan seperti pada varises esofagus.

Perubahan gaya hidup juga sangat penting, seperti menghentikan konsumsi alkohol dan menurunkan berat badan jika berat badan pasien berlebih. Ketika organ hati sudah gagal, satu-satunya penanganan yang dapat dilakukan adalah transplantasi hati.

Pencegahan

Pencegahan terhadap sirosis hati dapat diupayakan dengan pola hidup sehat, seperti: 

  • Membatasi atau menghindari konsumsi alkohol.
  • Jaga diri dari infeksi virus hepatitis dengan menghindari seks bebas, penggunaan jarum suntik sembarangan, dan melakukan vaksin hepatitis.
  • Jaga berat badan ideal dengan melakukan diet sehat dan olahraga rutin.

Halodoc, Jakarta - Sirosis adalah tahap akhir dari terjadinya jaringan parut (fibrosis) hati yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan kondisi hati, seperti hepatitis dan alkoholisme kronis. Setiap kali organ hati terluka, baik itu karena penyakit konsumsi alkohol berlebihan atau penyebab lainnya, maka hati dapat mencoba untuk memperbaiki dirinya sendiri.

Saat proses hati memperbaiki dirinya sendiri, jaringan parut terbentuk. Saat sirosis berkembang, maka semakin banyak pula jaringan parut yang terbentuk. Sehingga menyulitkan hati untuk berfungsi (sirosis dekompensasi). Hal yang perlu diwaspadai adalah penyakit sirosis tingkat lanjut dapat mengancam jiwa. Sirosis umumnya tidak dapat diperbaiki. Namun, apabila diketahui lebih awal, penyebabnya dapat diobati.

Baca juga: Bukan Cuma Alkoholik, Perlemakan Hati Bisa Terjadi pada Siapa Saja

Sirosis Tidak dapat Disembuhkan

Sebenarnya sirosis tidak dapat disembuhkan, tapi bisa diobati. Tujuan pengobatan penyakit ini adalah menghentikan kerusakan hati dan mencegah komplikasi. Penyalahgunaan alkohol, hepatitis, dan penyakit hati berlemak adalah beberapa penyebab utama sirosis. Perawatan dikhususkan berdasarkan pada penyebab sirosis seseorang dan jumlah kerusakan hati yang dialami. 

Apabila sirosis didiagnosis cukup dini, maka kerusakan diminimalkan dengan mengobati penyebab yang mendasari atau komplikasi yang muncul. 

  • Perawatan untuk ketergantungan alkohol: Penting bagi pengidap untuk berhenti minum alkohol jika sirosis disebabkan oleh konsumsi alkohol berat secara teratur dalam jangka panjang. Pada kebanyakan kasus, dokter akan merekomendasikan program pengobatan untuk mengatasi ketergantungan.
  • Pengobatan: Pengidap bisa diberikan resep obat untuk mengontrol kerusakan sel hati yang disebabkan oleh hepatitis B atau C. 
  • Mengontrol tekanan di vena portal: Darah dapat kembali ke vena portal yang memasok darah ke hati, menyebabkan tekanan darah tinggi di vena portal. Obat-obatan biasanya diresepkan untuk mengontrol peningkatan tekanan pada pembuluh darah lainnya. Tujuannya untuk mencegah pendarahan hebat.

Selanjutnya pengobatan hanya sebagai pendukung saja, termasuk diet tinggi protein dan garam (natrium) dan membatasi asupan cairan untuk mengontrol akumulasi cairan. Pada akumulasi cairan yang parah di perut atau edema, dapat diberikan obat-obatan diuretik. Obat lainnya diberikan untuk gangguan kebingungan mental dan koma pada saat pengobatan.

Baca juga: Keduanya Menyerang Hati, Ini Perbedaan Sirosis dan Kanker Hati

Perlu diketahui, komplikasi yang diakibatkan peningkatan tekanan di pembuluh darah di perut bergantung pada berat badan. Obat-obatan endoskopi bisa digunakan sebagai pengobatan pembuluh darah yang membesar di kerongkongan (varises esofagus) untuk mencegah perdarahan. 

Operasi dan transplantasi hati juga mungkin dilakukan apabila beberapa pilihan pengobatan sebelumnya tidak berhasil. Cara untuk mengetahui pengobatan yang tepat pada sirosis yang dialami, sebaiknya bicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc

Baca juga: Uji Fungsi Hati Perlu Dilakukan Supaya Tetap Sehat

Perawatan Sirosis yang Bisa Diupayakan

Perawatan sirosis bervariasi berdasarkan apa yang menyebabkannya dan seberapa jauh gangguan berkembang. Beberapa perawatan yang mungkin diresepkan dokter meliputi:

  • Beta blocker atau nitrat (untuk hipertensi portal).
  • Berhenti minum alkohol (jika sirosis disebabkan oleh alkohol).
  • Prosedur banding (untuk mengontrol perdarahan dari varises esofagus).
  • Antibiotik intravena (untuk mengobati peritonitis yang dapat terjadi dengan asites).
  • Hemodialisis (untuk memurnikan darah orang yang mengalami gagal ginjal).
  • Laktulosa dan diet rendah protein (untuk mengobati ensefalopati).
  • Transplantasi hati adalah pilihan terakhir apabila pengobatan lain gagal.

Siapa pun yang mengalami sirosis, harus berhenti dan menjauhi minuman alkohol. Hal yang perlu diperhatikan bahwa semua obat yang dijual bebas tidak boleh dikonsumsi tanpa bertanya dengan dokter terlebih dahulu. 

Berapa lama penderita sirosis bertahan hidup
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. What Are the Treatments for Cirrhosis?
Medical News Today. Diakses pada 2020. Everything you need to know about cirrhosis