Berapa lama hasil usg abdomen keluar

Halodoc, Jakarta - Pemindaian ultrasonography atau tes USG adalah sebuah pemeriksaan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk membuat gambar struktur tubuh seseorang. Dokter biasanya menggunakan USG untuk mempelajari janin yang sedang berkembang, organ perut, panggul, otot, tendon, serta jantung dan pembuluh darah seseorang. Tes USG yang umum digunakan adalah sonogram atau ekokardiogram.

Tes USG digunakan dengan cara mengarahkan gelombang suara frekuensi tinggi ke struktur tubuh internal yang sedang diperiksa. Suara yang dipantulkan atau gema, direkam untuk membuat gambar yang dapat dilihat pada monitor. Gelombang suara dipancarkan dan diterima dari sebuah alat kecil yang digenggam. Frekuensi suara yang tinggi berarti telinga manusia tidak dapat mendengarnya atau yang disebut dengan pemeriksaan ultrasound atau tes USG.

Pemeriksaan ini biasanya non-invasif atau dilakukan dari luar tubuh. Namun, beberapa pemindaian dilakukan dengan pemeriksaan khusus, seperti pada alat yang dimasukkan ke dalam Miss V. Alat tersebut berguna untuk beberapa pemeriksaan kebidanan atau panggul, dubur untuk beberapa pemeriksaan prostat, serta kerongkongan untuk beberapa pemeriksaan jantung. Terkadang, dokter akan menggunakan tes USG untuk memantau dan memandu prosedur invasif pada pemeriksaan biopsi payudara atau kelenjar tiroid seseorang.

Baca Juga: Kapan Ibu Hamil Sebaiknya Melakukan USG?

Masalah Kesehatan yang Dideteksi dengan Tes USG

Dokter biasanya akan menggunakan beberapa jenis tes USG untuk prosedur seperti:

1. Pemindaian untuk Penyakit di Sekitar Perut

Tes USG dapat digunakan untuk menyelidiki gangguan pada perut, seperti nyeri perut, mual, muntah, bunyi abnormal, dan benjolan. Struktur yang akan diperiksa mungkin termasuk kandung empedu, saluran empedu, hati, pankreas, limpa, ginjal, dan pembuluh darah besar. Struktur pada perut yang mengandung udara tidak dapat diperiksa dengan mudah dengan ultrasound, karena udara mencegah perpindahan gelombang suara.

2. Pemindaian Kelainan pada Panggul

Tes USG juga dapat dilakukan jika seorang wanita mengidap nyeri panggul atau mengalami menstruasi abnormal, fibroid, kista, atau kondisi lain yang terkait dengan sistem reproduksi wanita.

3. Pemindaian Kehamilan

Tes USG dapat digunakan untuk memeriksa kelainan janin, seperti spina bifida, memeriksa usia dan posisi janin, serta memantau pertumbuhan dan perkembangan janin. Melakukan pemindaian USG sekarang harus dilakukan secara rutin untuk seorang wanita yang hamil.

Baca Juga: Pentingnya USG saat Hamil

4. Pemindaian Muskuloskeletal

Pemeriksaan dengan alat ultrasound tersebut dapat digunakan untuk memeriksa daerah seperti bahu, pinggul, atau siku apabila seseorang mengalami kelainan pada bagian tersebut.

5. Pemindaian Payudara

USG juga dapat berguna untuk memeriksa kelainan yang mungkin terjadi pada payudara. Misalnya, untuk menyelidiki lebih lanjut kelainan yang diambil dengan pemeriksaan fisik atau mammogram.

6. Pemeriksaan Aliran Darah

Tes USG pada jenis khusus, seperti pemindaian ultrasonografi atau ultrasonografi Doppler, dapat digunakan untuk mendeteksi kecepatan dan arah aliran darah di wilayah tubuh tertentu. Misalnya untuk mendeteksi arteri leher dan vena tungkai.

Selain itu, disebutkan juga bahwa tes USG yang dilakukan terbilang aman dan tidak menyebabkan efek samping berbahaya atau rasa tidak nyaman selama tes. Pun, pemeriksaan tersebut tidak menggunakan sinar radiasi yang mungkin memberi efek samping. Walau begitu, USG yang dilakukan dapat menyebabkan kantong gas kecil atau kavitasi terbentuk.

Baca Juga: Bedanya USG Doppler dengan USG Biasa

Itulah beberapa kondisi kesehatan yang dapat dideteksi oleh tes USG. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal gangguan ini, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!

Dengan alat ini Anda dapat melihat apakah fungsi jantung Anda baik, apalagi jika dilakukan setelah serangan jantung.

4. Usus buntu

Usus buntu (apendisitis) adalah peradangan pada usus buntu yang disebabkan oleh penyumbatan. Usus buntu adalah sebuah struktur berbentuk selang kecil yang menempel pada bagian awal usus besar. Usus buntu tidak memiliki fungsi tertentu, tapi ketika sumbatan tersebut pecah, radang usus buntu dapat membahayakan nyawa.

Ketika dilihat lewat pemerikaaan USG, gambaran yang akan tampil adalah usus buntu akan berukuran lebih besar dari biasanya dan terdapat penebalan dinding dari usus buntu.

5. Pembesaran kelenjar getah bening

Pemeriksaan USG dapat memberi tahu dokter seputar adanya pembengkakan kelenjar getah bening dan masalah lain yang terkait dengannya (limfadenopati, limfadenitis).

Pembengkakan kelenjar getah bening biasanya lebih rentan dialami anak-anak karena sistem daya tahan tubuhnya masih berkembang. Penyebab pembengkakan antara lain radang tenggorokan, infeksi virus, infeksi telinga, infeksi gigi, infeksi bakteri, dan infeksi HIV/AIDS.

Selain untuk memeriksa kondisi kehamilan dan lima jenis masalah di atas, pemeriksaan USG juga dapat dilakukan pada tenggorokan dan vagina sesuai apa yang dibutuhkan oleh dokter unttuk diperiksa. Ukuran stik transdusernya pun bisa berbeda-beda, tergantung lokasi pemeriksaannya.

Apa efek samping pemeriksaan USG?

Pemeriksaan USG mungkin dapat menyebabkan sensasi panas sementara pada lokasi pemeriksaan saat dilakukan pencitraan. Namun USG adalah prosedur medis aman dan tidak memiliki efek samping atau komplikasi serius jangka panjang.

Teknik USG Abdomen general_alomedika 2020-07-02T15:44:21+07:00 2020-07-02T15:44:21+07:00

Teknik pemeriksaan USG abdomen akan tergantung pada organ yang hendak diperiksa atau abnormalitas yang ingin dicari. Namun secara umum, persiapan pasien, peralatan, posisi, dan prosedural yang dibutuhkan untuk melakukan USG abdomen memiliki prinsip yang sama antar pasien.

Persiapan Pasien

Sebelum menjalankan USG abdomen, dokter perlu meminta informed consent dari pasien. Pedoman yang lama menyatakan bahwa pasien perlu berpuasa selama 4-6 jam karena adanya makanan di dalam saluran pencernaan dapat mengganggu visualisasi organ-organ di rongga abdomen. Namun, studi lebih lanjut menunjukkan bahwa puasa ternyata tidak meningkatkan kualitas diagnosis. Puasa terutama tidak diperlukan bagi kasus-kasus darurat. Sebagai persiapan USG abdomen, pasien dapat diminta meminum air untuk mengisi kandung kemih. Kandung kemih yang terisi dapat memudahkan analisis organ-organ di regio abdomen yang lebih rendah seperti apendiks.[6,17]

Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan USG abdomen adalah mesin USG dan gel ultrasound. Mesin USG terdiri dari transducer probe, central processing unit (CPU), monitor, keyboard dengan tombol kontrol, disk storage devices dan printer. Transducer tidak dapat menghantarkan gelombang ultrasonik dengan optimal bila terdapat udara antara permukaannya dengan kulit. Oleh karena itu, diperlukan gel ultrasound yang dioleskan ke permukaan perut pasien saat melakukan pemeriksaan USG abdomen.[18]

Posisi

Pasien yang hendak menjalani pemeriksaan USG abdomen diminta berbaring dalam posisi supinasi dengan posisi toraks sedikit lebih tinggi (10-20 derajat). Namun, pasien dapat dipindahkan ke posisi lateral dekubitus untuk meningkatkan visualisasi struktur tertentu misalnya kandung empedu.[1,3]

Prosedural

Setelah pasien berbaring sesuai posisi yang diharapkan, dokter mengoleskan gel ultrasound ke abdomen pasien dan menempelkan transducer. Dokter dapat menginstruksikan kapan pasien perlu menarik nafas atau membuang nafas serta kapan pasien perlu mengubah posisi untuk memudahkan visualisasi organ. Transducer akan mengeluarkan gelombang ultrasonik yang kemudian dipantulkan kembali oleh organ-organ abdomen dan tampak di monitor sebagai gambaran yang bisa diinterpretasikan.[1,3]

Dokter dapat menilai kondisi sistem gastrointestinal (lambung, usus halus, apendiks, dan kolon) serta kondisi hepar, kandung empedu, limpa, pankreas, dan aorta abdominalis. Kelainan yang diperiksa dapat berupa perforasi organ, perdarahan, inflamasi, batu, atau tumor.

Perforasi saluran cerna akan menunjukkan gambaran udara bebas intraperitoneal yang dapat ditemukan di kuadran kanan atas abdomen. Perforasi dapat disebabkan oleh tukak lambung, trauma tumpul atau penetrasi, faktor iatrogenik, benda asing, maupun neoplasma.[3,6]

Pada kasus apendisitis akut, pemeriksaan USG dapat merupakan sebuah tantangan apabila apendiks tidak dapat tervisualisasi dengan baik. Pada kasus ini, temuan berupa volume cairan yang meningkat, phlegmon, dan perubahan lemak pericecal dapat mengarahkan diagnosis ke apendisitis akut.[1,15]

Follow up

Setelah pemeriksaan selesai, dokter dapat menjelaskan interpretasi hasil USG kepada pasien dan memberikan informasi mengenai penyakit yang dialami pasien. Dokter juga mungkin menyarankan pemeriksaan lanjutan seperti endoskopi, computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) bila dibutuhkan.

Pada kasus aneurisma aorta abdominalis, pasien harus melakukan USG follow up secara teratur untuk memonitor ukuran dan morfologi aneurisma. Semakin besar ukuran aneurisma, semakin sering follow up dilakukan. Rentang waktu yang disarankan untuk melakukan follow up adalah 1-3 tahun bila aneurisma berukuran kurang dari 4 cm.[1,12]

1. Tomizama M, Shinozaki F. Abdominal ultrasonography for patients with abdominal pain as a first-line diagnostic imaging modality. Experimental and Therapeutic Medicine. 2017;3(5):1932–1936. doi: 10.3892/etm.2017.4209 3. Coppolino FF, Gatta G, Reginelli A, et al. Gastrointestinal perforation: ultrasonographic diagnosis. Critical Ultrasound Journal. 2013;5(Suppl 1):S4. doi: 10.1186/2036-7902-5-S1-S4 6. Atkinson NSS, Bryant RV, Dong Y, et al. How to perform gastrointestinal ultrasound: anatomy and normal findings. World Journal of Gastroenterology. 2017;23(38):6931–6941. doi: 10.3748/wjg.v23.i38.6931 12. Zucker EJ, Prabhakar AM. Abdominal aortic aneurysm screening: concepts and controversies. Cardiovascular Diagnosis and Therapy. 2018;8(Suppl 1):S108–S117. doi: 10.21037/cdt.2017.09.13 15. Andrzejewska M, Grzymisławski M. The role of intestinal ultrasound in diagnostics of bowel diseases. Prz Gastroenterol. 2018;13(1):1–5. doi: 10.5114/pg.2018.74554 17. Sinan T, Leven H, Sheikh M. Is fasting a necessary preparation for abdominal ultrasound?. BMC Med Imaging. 2003;3:1. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC183866/

18. Powers J, Kremkau F. Medical ultrasound systems. Interface Focus. 2011;1(4):477–489. doi: 10.1098/rsfs.2011.0027