Berapa lama gejala virus covid-19 akan muncul setelah terinfeksi virus

Reaksi tubuh saat terinfeksi virus Corona adalah membentuk daya tahan tubuh untuk membasmi virus tersebut. Jika sistem kekebalan tubuh kuat, maka virus akan mati. Namun, pada orang yang daya tahan tubuhnya lemah, virus Corona bisa sulit dilawan, sehingga muncul gejala yang berat dan komplikasi yang fatal.

Virus Corona dapat menular antarmanusia melalui percikan dahak atau air liur penderita COVID-19 saat sedang batuk atau bersin. Percikan dahak dan air liur ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, atau mulut.

Berapa lama gejala virus covid-19 akan muncul setelah terinfeksi virus

Selain itu, virus Corona juga bisa masuk ke dalam tubuh seseorang melalui tangan yang sudah terkontaminasi virus ini saat menyentuh benda yang mengandung cipratan ludah penderita COVID-19, jika orang tersebut menyentuh hidung atau mulutnya sebelum mencuci tangan.

Bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona dan memerlukan pemeriksaan COVID-19, klik tautan di bawah ini agar Anda dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat:

  • Rapid Test Antibodi
  • Swab Antigen(Rapid Test Antigen)
  • PCR

Hal yang Terjadi Saat Virus Corona Masuk ke Dalam Tubuh

Ketika masuk ke dalam tubuh, virus Corona akan menempel di dinding sel-sel saluran pernapasan dan paru-paru, lalu masuk ke dalamnya untuk berkembang biak di sana.

Proses tersebut akan terdeteksi oleh sistem kekebalan tubuh. Setelah itu, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi dengan cara mengirim sel darah putih dan membentuk antibodi guna melawan dan membunuh virus tersebut.

Ketika terjadi reaksi perlawanan tubuh terhadap virus Corona, akan muncul beberapa gejala, misalnya demam. Gejala ini biasanya akan muncul dalam waktu 2–14 hari setelah terpapar virus Corona.

Pada sebagian orang yang terinfeksi virus Corona, reaksi sistem imun tubuh akan berhasil melawan virus tersebut, sehingga gejalanya mereda dan orang tersebut sembuh dengan sendirinya.

Namun, apabila sistem kekebalan tubuh seseorang tidak cukup kuat untuk melawan virus Corona atau justru bereaksi berlebihan, maka orang tersebut akan mengalami gejala COVID-19 yang lebih berat, yaitu demam tinggi dan sesak napas, atau bisa juga mengalami kerusakan organ.

Hal ini lebih berisiko terjadi pada para lansia atau orang yang memiliki penyakit penyerta sebelumnya, misalnya diabetes, kanker, dan HIV.

Beberapa Komplikasi Infeksi Virus Corona

Sebagian penderita infeksi virus Corona tidak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala ringan dan akan sembuh sendiri. Namun, ada juga penderita yang mengalami gejala parah hingga muncul komplikasi, seperti:

Gangguan pernapasan

Komplikasi yang paling sering terjadi akibat infeksi virus Corona adalah masalah pada saluran pernapasan, seperti gagal napas atau ARDS dan pneumonia. Gagal napas memang bisa saja ditandai dengan sesak napas, namun beberapa pasien juga bisa tidak mengalami keluhan, atau yang lebih dikenal dengan istilah happy hypoxemia.

Baik disertai gejala atau tidak, kondisi ini bisa membuat pasien COVID-19 mengalami kekurangan oksigen, sehingga banyak pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan, seperti ventilator dan pemberian oksigen.

Gangguan jantung

Infeksi virus Corona dapat memperberat kerja jantung, sehingga berbahaya bagi orang yang memiliki riwayat gangguan jantung, seperti penyakit jantung dan gagal jantung.

Beberapa studi juga menunjukkan bahwa risiko kematian akibat COVID-19 jauh lebih tinggi pada orang yang memiliki riwayat penyakit jantung dibandingkan pada orang yang sebelumnya sehat.

Gangguan ginjal dan hati

Beberapa laporan kasus terkait infeksi virus Corona menyebutkan bahwa sebagian penderita dengan gejala yang parah dapat mengalami gagal hati dan gangguan fungsi ginjal.

Hingga saat ini, penyebab terjadinya komplikasi tersebut belum diketahui. Namun, reaksi kekebalan tubuh terhadap virus Corona diduga sebagai salah satu penyebabnya.

Selain beberapa komplikasi di atas, penderita infeksi virus Corona juga berisiko mengalami sepsis. Kondisi ini lebih mudah terjadi pada pasien COVID-19 yang kondisinya lemah dan sudah dirawat di rumah sakit dalam waktu yang lama.

Sistem imun yang kuat mampu melawan virus Corona dengan baik, sehingga gejala yang muncul pun ringan dan penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya. Sebaliknya, jika sistem kekebalan tubuh tidak mampu melawan virus Corona, dapat muncul gejala yang berat dan berisiko terjadi komplikasi.

Jadi, selain melakukan langkah-langkah pencegahan agar tidak tertular virus Corona, Anda juga perlu memperkuat daya tahan tubuh dengan pola makan dan pola hidup yang sehat.

Jika Anda mengalami demam yang disertai batuk atau sesak napas, terlebih jika dalam 14 hari terakhir Anda pernah berada di daerah endemis COVID-19 atau memiliki kontak dengan orang yang positif terinfeksi virus Corona, lakukan isolasi mandiri dan hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan arahan lebih lanjut.

Gunakan fitur Cek Risiko Infeksi Virus Corona yang disediakan gratis oleh Alodokter untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan Anda telah terinfeksi virus ini. Bila memiliki pertanyaan seputar COVID-19 atau masalah kesehatan lainnya, Anda bisa chat langsung dengan dokter melalui aplikasi Alodokter.

Jika Anda memerlukan konsultasi atau pemeriksaan langsung dari dokter, sebaiknya jangan langsung ke rumah sakit karena akan meningkatkan risiko Anda tertular virus Corona. Buatlah dulu janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Alodokter.

Gejala Covid-19 dapat muncul dalam dua hari setelah infeksi.

www.freepik.com.

Gejala Covid-19 dapat muncul pada hari kedua setelah terpapar SARS-CoV-2. Pilek termasuk gejalanya.

Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, rata-rata kasus Covid-19 butuh lima hingga enam hari untuk menimbulkan gejala. Namun, sebuah studi baru mengungkap bahwa gejala Covid-19 muncul hanya dalam dua hari setelah infeksi.Para peneliti dari Imperial College London dengan sengaja menginfeksi 36 orang dengan virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) asli. Mereka menemukan bahwa gejala dan penyebaran virus terjadi beberapa hari lebih awal yaitu dalam 42 jam atau dua hari."Tingkat virus manusia memuncak setelah lima hari, tetapi dapat bertahan selama 12 hari. Ini menunjukkan potensi virus untuk bereplikasi dengan sangat cepat," kata Andrew Catchpole selaku kepala petugas ilmiah di perusahaan hVivo.

Prof Christopher Chiu dari Imperial College menyebut, orang juga dapat tidak bergejala ketika positif Covid-19. Namun, orang yang tidak memiliki gejala sama sekali juga dapat menghasilkan virus dalam jumlah yang sangat besar.

Baca Juga

“Ini benar-benar menjelaskan bagaimana pandemi menyebar begitu cepat," kata Prof Chiu, dilansir The Sun, Jumat (4/2/2022).Gejala yang dialami oleh mereka yang menjadi tidak sehat antara lain hidung tersumbat atau meler, bersin-bersin, dan sakit tenggorokan. Beberapa kelompok mengalami sakit kepala, nyeri otot/sendi, kelelahan dan demam.Ini menunjukkan bahwa bahkan dengan varian asli virus corona, gejalanya biasanya ringan dan seperti pilek. Tanda-tanda pertama infeksi, seperti pilek, sering kali disalahartikan sebagai penyakit biasa.

Hilangnya kemampuan indra pengecap dan penciuman tidak dilaporkan oleh peserta penelitian sampai sekitar sepekan setelah gejala pernapasan muncul. Meski penelitian dilakukan dengan strain Covid-19 Wuhan, para ahli percaya bahwa temuan itu juga akan berlaku untuk varian delta dan omicron.

Data menunjukkan bahwa gejala paling umum di Inggris yang didominasi omicron antara lain pilek, sakit kepala, kelelahan, sakit tenggorokan, bersin, dan batuk terus-menerus. Data tersebut merujuk pada laporan dari aplikasi ZOE COVID Symptom Study.Tidak hanya itu, laporan infeksi ulang atau reinfeksi juga meningkat. Kantor Statistik Nasional Inggris mengungkap, orang yang terinfeksi untuk kedua kalinya berakhir dengan lebih banyak virus di tubuh mereka daripada yang pertama kali.

Meskipun viral load-nya lebih tinggi, namun risiko keparahan penyakit ataupun kematian akibat omicron masih jauh lebih rendah. Infeksi ulang sekarang menjadi sekitar 10 persen dari semua kasus, dengan rata-rata 8.600 per hari di Inggris.

Di Inggris, infeksi ulang dimasukkan dalam penghitungan kasus harian Covid-19 baru pada Senin (31/1/2022). Sebelumnya, angka harian hanya mencakup orang yang dites positif Covid-19 untuk pertama kalinya. Dari 14,8 juta infeksi di Inggris sejak awal pandemi, sekitar 588.114 (empat persen) kemungkinan terinfeksi ulang.

Berapa lama gejala virus covid-19 akan muncul setelah terinfeksi virus

Infografis Gejala Omicron Muncul Setelah 48 Jam - (republika.co.id)

"Ketika pandemi berlanjut dan lebih banyak varian muncul, kemungkinan besar orang akan terinfeksi kembali dengan Covid-19," kata Badan Kesehatan dan Keamanan Inggris.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...