Berapa lama botol susu bayi harus diganti

Botol susu merupakan salah satu perlengkapan wajib bagi Ibu yang memberikan ASIP kepada buah hati. Karena bersentuhan langsung dengan mulut bayi, maka Ibu harus memperhatikan kualitas dan kebersihan botol susu dengan baik. Bukan hanya dengan rutin mencuci dan mensterilkan, tapi Ibu juga harus tahu kapan sebaiknya Ibu mengganti botol susu.

Hal ini perlu diperhatikan karena ASIP di dalam botol nantinya akan masuk ke pencernaan bayi sehingga ASIP tidak boleh terkonbtaminasi dengan bakteri. Lalu kapan ya saat yang tepat untuk mengganti botol susu si kecil? Yuk simak penjelasannya berikut ini

Bagian Dot Mulai Rapuh dan Tipis (Foto: Shutterstock)

Setelah lama digunakan, tingkat elastisitas bagian dot akan semakin menurun. Dot juga semakin lama akan semakin menipis karena terus dihisap oleh bayi. Hal ini menjadi salah satu pertanda jika kualitas dot sudah mulai menurun. Untuk membuktikan apakah tingkat elastisitas dot sudah menurun, Ibu bisa melakukan tes sederhana berikut. Cobalah untuk menekan bagian dot ke bawah. Jika kualitas dot masih bagus, maka ia akan kembali ke bentuk semula. Namun jika dot sudah tidak bagus, maka ia tidak akan mampu kembali ke bentuk semula. Jika hal ini terjadi, sebaiknya Ibu segera membuangnya ya.

Seiring dengan pertumbuhan usia bayi, maka pertumbuhan gigi juga akan semakin berkembang. Dengan tumbuhnya gigi, tak jarang saat menyusu dari botol bayi akan cendurung menggigit dot bayi. sehingga lama kelamaan lubang yang terdapat pada dot akan semakin melebar.

Jika hal ini terjadi, Ibu harus segera mengganti dot. Karena dot yang sudah robek akan membuat susu di dalam botol mudah tumpah. Sehingga dikhawatirkan aliran susu terlalu deras sehingga bisa membuat bayi tersedak. Lubang yang terlalu besar juga meningkatkan resiko susu mudah mengenai mata atau masuk ke hidung si kecil. Jadi ada baiknya pilih kualitas dot terbaik agar tidak mudah robek ya bu.

Botol Berubah Warna Menjadi Keruh (Foto: Shutterstock)

Lama-kelamaan botol yang sudah digunakan dalam jangka waktu lama akan berubah warna menjadi keruh atau kekuningan. Hal ini bisa saja karena pencucian yang tidak bersih sehingga masih ada susu atau ASIP yang tertinggal. Jika botol seperti ini tetap digunakan, dikhawatirkan bakteri yang menempel di botol akan masuk ke pencernaan si kecil dan menyebabkan masalah kesehatan.

Terdapat Goresan Pada Botol (Foto: Shutterstock)

Meski botol yang memiliki goresan tidak bocor, Ibu tetap harus mengganti botol. Karena ASI memiliki kandungan lemak protein tinggi dimana sangat disukai oleh bakteri. Nah, jika lemak tersebut masuk dalam goresan kecil di dalam botol dan botol tidak dibersihkan dengan benar, maka lemak tersebut akan mengundang bakteri.

Baca juga: 5 Cara Tepat Memilih Botol Susu Bayi di Bawah 1 Tahun

Botol Mulai Retak (Foto: shutterstock)

Selain masuk lewat goresan botol, bakteri juga bisa bersarang lewat retakan botol. Jika baru tergores saja Ibu sudah harus mengganti botol, maka begitu pula dengan botol yang retak. Selain bisa menjadi tempat bersarang bakteri, botol yang retak juga ada kemungkinan bisa melukai tangan si kecil.

Untuk mengurangi kemungkinan botol retak, Ibu bisa memilih menggunakan botol dari plastic. Tapi pastikan plastik yang digunakan bebas BPA, bu. Namun meskipun botol si kecil tidak menunjukkan tanda-tanda di atas, Ibu sebaiknya rutin mengganti botol susu si kecil setiap 3 hingga 4 bulan sekali ya. Agar botol susu si kecil terbebas dari bakteri dan jamur.

Kapan sebenarnya harus mengganti botol susu bayi? Sebagai ibu baru, kegiatan menyusui atau memberikan ASI perah lewat botol susu tentunya kamu lakukan setiap hari. Apalagi botol susu juga menjadi perlengkapan bayi yang sangat sering digunakan--terutama ibu yang juga bekerja--dan kamu bawa ke mana pun. Lalu, kapan saat yang tepat untuk mendaur ulang alias mengganti botol susu bayi dengan yang baru? Sebenarnya semakin sering digunakan, botol juga harus lebih cepat diganti. Apa saja tandanya?

Botol sudah mulai retak dan bocor. (Foto: Shutterstock)

Botol dot yang sudah rusak biasanya memiliki retakan pada bagian permukaan yang membuat air susu mudah tumpah dan menetes. Akibatnya, anak menjadi tidak nyaman ketika sedang menyusu, karena tangannya terasa lengket dan air susu membasahi tubuhnya.

Tidak hanya itu, kamu juga harus mengecek tutup botol. Jika sudah longgar, biasanya air susu mudah tumpah dan menetesi kepalanya. Jadi, kamu jangan heran bila anak menjadi sangat rewel dan menolak untuk minum susu melalui botol dot.

Empeng dot sudah mulai tipis dan berubah warna. (Foto: Shutterstock)

Kamu harus memerhatikan daya tahan dari empeng dot tersebut. Jika bahannya sudah mulai menipis dan terdapat cetakan gigi bayi secara jelas sebaiknya segera ganti denga dot baru. Jangan tunggu hingga empeng dot robek, karena bisa membuat anak tersedak ketika meminumnya langsung.

Jika empeng dot mengalami perubahan warna kamu juga harus menggantinya. Empeng lama biasanya memiliki warna lebih kuning dan bisa menjadi sarang penyakit bagi bayi kamu. Jadi segera carikan empeng dot yang baru supaya tumbuh kembang anak tetap maksimal tanpa takut terkontaminasi bakteri.

Aliran susu keluar dengan deras. (Foto: Shutterstock)

Menguji layak tidaknya dot susu sebenarnya sangat mudah. Kamu dapat membalikkan botol yang telah terisi. Jika aliran susu yang keluar menetes secara cepat dan banyak, artinya, telah terjadi robekan besar pada dot tersebut.

Kamu sebaiknya segera mengganti dot untuk mencegah bayi mengalami tersedak air susu. Namun, jika tetesan susu masih sedikit dan keluar secara teratur, maka dot tersebut masih layak anak gunakan. Jadi jangan pernah malas untuk selalu mengecek ya, bu!

Klik di sini untuk tahu cara mencuci baju bayi yang benar dan higienis.

Warna dot mulai menguning. (Foto: Shutterstock)

Cara selanjutnya mendeteksi kualitas botol dot, adalah melihat perubahan warna yang terjadi. Botol dot yang masih bagus umumnya berwarna bening, transparan dan bersih. Jika botol sudah berubah warna menjadi kuning dan sedikit berbau, sebaiknya segera ganti dengan yang baru.

Menguningnya botol bisa terjadi karena terlalu sering terpapar air susu. Apalagi, ibu memiliki kebiasaan menyimpan air susu dalam waktu lama dan mencucinya secara tidak bersih. Maka kemungkinan besar kontaminasi bakteri serta kuman sangat mudah tertular pada bayi. Jika mengalami tanda ini, kamu disarankan untuk segera mengganti botol dot dengan yang baru, ya bu.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Sterilizer Botol Susu yang Terbaik untuk Bayi

Ini bahkan lebih parah dibandingkan goresan, karena retakan cenderung meninggalkan bagian yang tajam. Selain berisiko memudahkan bakteri dan jamur masuk ke dalam botol, retakan ini juga bisa membuat bayi terluka saat mengisapnya.

Jika tidak ingin botol susu yang mudah retak, sebaiknya kamu membeli botol susu yang tidak terbuat dari kaca. Banyak pilihan botol susu yang menggunakan bahan plastik namun tetap awet dan aman digunakan oleh bayi.

Goresan pada botol bisa membuat anak terluka. (Foto: Shutterstock)

Jika kamu pengguna botol plastik, sebaiknya rutin memeriksa kualitasnya. Bila ibu merasa terdapat robekan atau serat yang keluar dari botol sebaiknya segera ganti. Robekan tersebut dapat melukai tangan si kecil ketika minum susu.

Tidak hanya itu, bila ibu membiarkannya dan lengah dalam pengawasan, maka retakan akan mudah sekali pecah pada saat anak tidak sengaja membantingnya. Kondisi ini tentu akan sangat berbahaya bagi keselamatan anak.

Gambar dan ukiran pada dot mulai memudar. (Foto: Shutterstock)

Menggunakan botol dot dalam waktu lama membuat warna dan bentuk dari kemasan tersebut ikut berubah. Jika kamu melihat gambar botol sudah mulai hilang atau ukiran ml air yang tertera pada dinding sudah terasa rata, sebaiknya segera ganti yang baru. Meski masih bisa kamu gunakan, namun lambat laun botol tersebut akan tergerus dan mudah bocor sewaktu-waktu.

Empeng dot mulai menyusut. (Foto: Shutterstock)

Empeng dot yang baru akan mudah menyusut saat kamu pencet dan kembali ke bentuk semula secara cepat ketika melepasnya. Namun, empeng dot yang lama tidak akan menunjukkan keadaan tersebut. Empeng yang sudah harus kamu ganti adalah ketika dot kamu tekan dan sangat sulit kembali ke bentuk semula.

Jadi, sudah mengganti botol susu bayi yang lama?

Menyusui

Annisa Karnesyia   |   Haibunda

Jumat, 27 Mar 2020 09:03 WIB

Jakarta - Bayi yang menyusui dari botol memang butuh perhatian lebih, Bun. Selain harus menjaga kebersihan botol, kita perlu juga memperhatikan keamanannya.Dalam membersihkan botol susu bayi, ibu dianjurkan membersihkan botol di air hangat. Menurut dokter anak Ari Brown, Bunda bisa mencuci botol dengan air keran, terutama jika sedang bepergian.
"Sebaiknya membersihkan botol di bawah air keran yang hangat atau rendam di dalam mangkuk berisi air panas," kata Brown, dikutip dari WebMD, Selasa (24/3/2020).Mencuci botol susu memang diharuskan untuk menghindari penyebaran bakteri. Tapi, Bunda juga sebaiknya mengganti botol susu pada waktu tertentu.

Dilansir Review This, ibu pasti akan mengganti botol beberapa kali sebelum bayi berhenti minum susu. Ini adalah aturan praktis yang berguna, sebelum kita memastikan kondisi botol susu sudah rusak atau belum.

Berapa lama botol susu bayi harus diganti
Ilustrasi anak minum susu dari botol/ Foto: iStock

Sebagian besar botol susu mencantumkan umur produk tersebut. Paling tidak kita harus memperhatikan hal ini dan mematuhi aturannya.

Jika Bunda membeli botol BPA-free, segera cek di kemasan untuk jangka waktu yang disarankan atau masa pakai botol. Biasanya, beberapa botol BPA-free sebaiknya tidak digunakan lebih dari enam bulan.

Nah, untuk botol susu non BPA-free, waktunya lebih singkat. Dianjurkan untuk tidak menggunakan lebih dari tiga bulan. Selain jenis botol susu, perhatikan juga bentuknya ya. Kalau sudah terlihat mau pecah atau mudah bocor, segera ganti botol susu.


Sedangkan, untuk puting botol susu bayi, karena terbuat dari karet atau silikon, Bunda harus sering memastikannya dalam kondisi baik. Setidaknya siapkan sekitar 12 bagian botol susu ini.

Puting botol susu bayi yang bocor atau rusak karena digigit anak, harus segera diganti. Memang, para ibu lebih disarankan membeli botol bayi sesuai kondisi mulut si kecil.

Simak juga video tips memilih botol susu yang tepat, Bunda jangan sampai salah ya.

(ank/rdn)