Metode Statistika II » Uji Normalitas › Uji Normalitas Shapiro WilksNormalitas Uji Shapiro Wilks digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu peubah acak mengikuti distribusi normal. Uji ini sering diaplikasikan dalam analisis regresi untuk pemeriksaan asumsi normalitas. Show Oleh Tju Ji Long · Statistisi Uji Shapiro Wilks digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu peubah acak (random variable) berdistribusi normal atau tidak. Uji ini sering diaplikasikan dalam analisis regresi untuk pemeriksaan asumsi normalitas dari galat atau kesalahan acak (random error). Uji normalitas shapiro-wilks dapat digunakan untuk sampel berukuran kecil. Berikut ini adalah prosedur dalam melakukan uji shapiro-wilks untuk mengidentifikasi kenormalan data.
\(H_0\): Populasi mengikuti distribusi normal \(H_1\): Populasi tidak mengikuti distribusi normal di mana: \(D = \sum_\limits{i=1}^n (x_i-\bar{x})^2 \). \(a_i\) = koefisien test shapiro wilk. \(x_{n-i+1}\) = data ke \(n-i+1\). \(x_i\) = data ke-\(i\). \(\bar{x}\) = rata-rata data. Untuk menentukan signifikansi uji kita gunakan tabel shapiro wilk untuk dilihat posisi nilai probabilitasnya (p). Jika \(ρ≥α\) maka terima hipotesis nol \(H_0\). Sebaliknya, jika \(ρ≤α\) maka tolak hipotesis nol \(H_0\). di mana: \(G\) = identik dengan nilai \(Z\) distribusi normal. \(b_n,c_n,d_n \) = konversi statistik shapiro wilk pendekatan distribusi normal. Contoh 1: Berikut adalah data sampel usia 24 balita yang diambil secara random di Posyandu Mekar Sari Wetan.
Selidikilah apakah data usia balita tersebut diambil dari populasi yang berdistribusi normal pada alpha 5%? Pembahasan: Pertama, tentukanlah hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya, yakni \(H_0\): Populasi mengikuti distribusi normal \(H_1\): Populasi tidak mengikuti distribusi normal Berikutnya adalah menentukan tingkat signifikansi. Dari soal telah ditentukan bahwa tingkat signifikansinya adalah \( \alpha = 5 \)%. Selanjutnya, cari statistik hitung uji shapiro-wilks.
Nilai \(a_i\) diperoleh dari tabel Shapiro Wilk (Coefisient test shapiro) dengan \(n = 24\). Karena nilai \(T_3 = 0,9391\) terletak antara nilai \(α(0,10) = 0, 930\) dan \(α (0,50) = 0,963\) (lihat tabel percentage point of W test), ini berarti bahwa nilai \(p\) terletak antara 0,10 dan 0,50. Dengan demikian, karena nilai \(ρ>α=0,05\) maka terima hipotesis nol, \(H_0\), dan kita simpulkan bahwa data usia 24 balita tersebut berdistribusi normal. Cara lain dengan menghitung nilai \(G\). Berdasarkan nilai \(G = -1,2617\), maka diperoleh nilai luas di bawah kurva normal sebesar 0,1038 \((P(Z < -1,2617))\). Karena nilai luas tersebut di atas alpha = 0,05 maka hipotesis nol \(H_0\) diterima. Dengan demikian, data sampel usia 24 balita tersebut adalah berdistribusi normal. Uji ShapiroUji shapiro wilk dan ryan joiner hanya valid sampai 2000 sampel, sedangkan uji shapiro francia valid hingga 5000 sampel.
Jika sampel kurang dari 30 menggunakan uji apa?Karena sampel kecil (<30) maka menggunakan uji Parametric dengan uji Independent Sampel T Test, namun apabila data tidak berdistribusi normal atau tidak homogen maka menggunakan uji non-parametric dengan uji Mann Whitney U.
Kapan harus menggunakan uji ShapiroUji Shapiro Wilks digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu peubah acak mengikuti distribusi normal. Uji ini sering diaplikasikan dalam analisis regresi untuk pemeriksaan asumsi normalitas. Uji Shapiro Wilks digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu peubah acak (random variable) berdistribusi normal atau tidak.
Berapakah sampel yang dibutuhkan untuk menghitung uji normalitas?C. Berapa nilai yang dibutuhkan untuk menghitung uji normalitas ? Uji KolmogorovSmirnov membutuhkan minimal 5 sampel, Uji ShapiroWilk membutuhkan minimal 7 sampel dan Uji D'Agostino membutuhkan lebih dari 8.
|