Benjolan keras di tengah leher laki-laki bagian depan dinamakan

Benjolan keras di tengah leher laki-laki bagian depan dinamakan

Benjolan keras di tengah leher laki-laki bagian depan dinamakan
Lihat Foto

Shutterstock

Ilustrasi tiroid

KOMPAS.com - Kanker tiroid termasuk dalam 10 besar penyakit dengan penderita terbanyak di Indonesia. Kanker ini terutama menjangkit wanita, namun tidak banyak yang mengetahuinya.

Dijelaskan oleh Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir sekaligus Dokter Konsultan Pita Tosca, dr Ryan Yudistiro, SpKN FANMB PhD, banyak masyarakat yang masih belum tahu adanya penyakit di tiroid termasuk kanker.

Apa itu kanker tiroid?

Kanker tiroid umumnya berkembang sebagai benjolan atau nodul di kelenjar tiroid di tubuh seseorang. Kelenjar tiroid adalah organ kecil yang terletak di bagian depan leher.

Ditegaskan oleh Ryan, sebenarnya benjolan atau nodul tiroid bisa muncul pada siapapun. Bahkan diprakirakan sebanyak 75 persen populasi memiliki nodul di kelenjar tiroidnya.

"Tapi nodul (tiroid) itu ada yang sifatnya jinak dan ganas. Kalau jinak sebenarnya aman-aman saja, tapi kalau ganas itu yang berbahaya dan jadi kanker tiroid," kata Ryan dalam acara Diskusi dan Edukasi Kesehatan Tiroid untuk para Pejuang Tiroid Indonesia oleh Pita Tisca, Jakarta, Sabtu (8/2/2020).

Baca juga: 4 Gangguan Tiroid yang Sering Terjadi

Kanker tiorid (thyroid carcinoma) adalah jenis kanker yang menyerang kelenjar tiroid. Terdapat 4 jenis dari kanker tiroid ini yaitu Papiler, Folikuler, Moduler dan Anaplastik. Kanker tiroid papiler adalah yang paling sering ditemui.

Gejala kanker tiroid

Gejala kanker tiroid yang paling sering ditemui adalah sebagai berikut.

- Munculnya benjolan pada leher bagian bawah yang ikut bergerak ketika menelan

- Suara yang serak atau parau yang tidak kunjung membaik

- Kesulitan menelan

Pembengkakan di area sekitar Jakun tidak boleh dianggap remeh. Sebab, ada kemungkinan hal ini terjadi karena gangguan pada kelenjar tiroid yang letaknya berdekatan dengan jakun.

Jakun merupakan bagian tubuh yang terbentuk saat bagian laring di tenggorokan mengalami pertumbuhan. Meskipun umumnya ditemukan pada laki-laki, jakun juga dapat terlihat pada wanita. Jakun terdiri dari sekumpulan jaringan ikat yang berada dekat dengan kelenjar tiroid.

Benjolan keras di tengah leher laki-laki bagian depan dinamakan

Fungsi kelenjar tiroid adalah memproduksi hormon tiroid, yang sangat penting untuk mengatur tingkat metabolisme tubuh. Kelenjar tiroid berada tepat di bawah jakun yang berada di bagian depan leher. Itulah sebabnya, kita harus waspada jika terjadi pembengkakan di sekitar jakun.

Jenis Gangguan Tiroid

Ada beberapa jenis gangguan kelenjar tiroid yang dapat menyebabkan pembengkakan, antara lain:

1. Goiter

Masyarakat Indonesia sering menyebutnya sebagai penyakit gondok. Kondisi ini sering dikaitkan dengan kekurangan iodine atau iodium. Iodium merupakan nutrisi yang dimanfaatkan kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid. Umumnya, zat nutrisi tersebut diperoleh dari hidangan laut, rumput laut, dan garam.

2. Tiroiditis

Tiroiditis merupakan peradangan pada kelenjar tiroid yang bisa disebabkan oleh infeksi virus atau penyakit autoimun. Gejalanya bisa berupa demam, nyeri leher disertai pembengkakan, dan lemas. Namun pada beberapa kasus, tiroiditis bisa tidak bergejala.

3. Nodul tiroid

Benjolan yang disebabkan nodul tiroid bisa teraba padat atau lembek dan berisi cairan. Benjolan ini terletak di dalam kelenjar tiroid, dan pada beberapa kasus bisa terlihat seperti jakun yang membengkak.

Ukuran nodul tiroid beragam. Ada yang kecil, ada juga yang besar hingga tampak jelas pada leher dan menyebabkan kesulitan bernapas atau menelan.

4. Kanker tiroid

Gejala paling umum kanker tiroid yaitu berupa benjolan di leher, suara serak, kesulitan bernapas atau menelan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Meski demikian, kadang gejala bisa tidak terlihat dengan jelas.Kanker tiroid termasuk kanker yang jarang terjadi. Tindakan medis untuk kanker tiroid meliputi operasi, radiasi, dan terapi hormon.

Pengecekan Leher dan Fungsi Tiroid

Jika Anda mencurigai adanya pembengkakan di sekitar jakun yang berkaitan dengan kelenjar tiroid, Anda bisa melakukan pemeriksaan sendiri di rumah sebelum berkonsultasi ke dokter.

Untuk melakukan pemeriksaan leher secara mandiri, manfaatkan cermin dan segelas air. Setelah itu, lakukan langkah-langkah berikut:

  • Temukan lokasi kelenjar tiroid, yaitu di leher bagian depan, tepatnya di bawah jakun. Gunakan jari tangan untuk meraba lokasi tersebut.
  • Taruh cermin di hadapan Anda, kemudian posisikan kepala agak mendongak ke atas.
  • Minum air yang sudah disiapkan. Dengan posisi jari-jari tetap menyentuh kelenjar tiroid, perhatikan gerakan di leher saat menelan. Lihat dan rasakan apakah benjolan tersebut ikut bergerak atau tidak.

Pemeriksaan ini dapat membantu Anda mengetahui apakah benjolan yang Anda raba merupakan kelenjar tiroid atau bukan. Apabila benjolan tersebut adalah kelenjar tiroid, ia akan ikut bergerak saat menelan.

Untuk mengetahui gangguan pada tiroid dan menilai fungsi tiroid lebih lanjut, perlu dilakukan pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dalam tubuh.

Anda harus waspada jika terlihat pembengkakan di sekitar jakun, di mana terdapat kelenjar tiroid yang memiliki fungsi vital bagi tubuh.

Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut, terutama jika pembengkakan atau benjolan di sekitar jakun disertai dengan penurunan berat badan yang drastis, susah menelan maupun bernapas, atau jika benjolan tampak membesar dalam waktu singkat.

#LiputanMedia

Liputan6.com, Jakarta Penyebab benjolan di leher yang paling sering terjadi adalah akibat kelenjar getah bening dan tiroid yang bermasalah. Benjolan karena getah bening biasanya padat atau berisi cairan yang terbentuk di dalam tiroid, yakni kelenjar kecil yang terletak di dasar leher, tepat di atas tulang dada dan ketika mengalaminya benjolan bisa diraba.

Berbeda dengan penyebab benjolan di leher oleh pembesaran kelenjar tiroid, biasanya terletak di bagian tengah leher, seperti jakun pada pria. Umumnya bentuknya kecil dan tidak terasa jika disentuh. Selain kelenjar getah bening dan tiroid, masih ada beberapa penyebab benjolan di leher yang harus diwaspadai juga.

Masalah lain dari penyebab benjolan di leher adalah nodul tiroid, kista, gondok, tonsilitis, Hodgkin, Non-Hodgkin, kanker tiroid, lipoma, dan kanker tenggorokan. Tak hanya orang dewasa yang berisiko mengalami, tetapi anak-anak juga. Sebetulnya bejolan di leher karena tiroid bisa hilang dengan sendirinya, tetapi melakukan pemeriksaan lebih direkomendasikan.

Menurut ahli endokrin Fakultas Kedokteran UI, RS Cipto Mangunkusumo, dr. Farid Kurniawan, Sp.PD menyatakan ciri khas benjolan tiroid yakni bergerak seiring dengan proses menelan. Hal ini disebabkan karena kelenjar menempel pada tulang rawan yang berfungsi untuk menelan. Pergerakan benjolan umumnya dari bawah ke atas.

Berikut Liputan6.com ulas penyebab benjolan di leher yang sering terjadi dan cara mengatasinya dari berbagai sumber, Kamis (22/7/2021).

Penyebab Benjolan di Leher yang Sering Terjadi

Masalah kelenjar getah bening dan tiroid merupakan penyebab benjolan di leher yang paling sering terjadi. Perhatikan, penyebab benjolan di leher akibat kelenjar getah bening yaitu pembengkakan kelenjar getah bening akibat infeksi bakteri atau virus tertentu, seperti:

– Infeksi, seperti radang tenggorokan, infeksi telinga, infeksi kulit, HIV, campak, dan tuberkulosis.

– Penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus.

– Penggunaan obat-obatan, seperti obat antikonvulsan dan vaksin tifus.

– Kanker, seperti lomfoma atau kanker nasofaring.

Sementara penyebab benjolan di leher pada kelenjar tiroid berkaitan dengan nodul tiroid yang merupakan istilah lain dari kelenjar tiroid yang membesar. Benjolan ini biasanya padat atau berisi cairan yang terbentuk di dalam tiroid, yakni kelenjar kecil yang terletak di dasar leher, tepat di atas tulang dada. Umumnya penyebab benjolan di leher karena kelenjar tiroid berkaitan dengan beberapa faktor, seperti

– Kekurangan yodium

– Pertumbuhan jaringan tiroid yang berlebihan

– Kista tiroid

– Kanker tiroid

– Peradangan kronis tiroid (tiroiditis)

Penyebab benjolan di leher oleh pembengkakan kelenjar getah bening biasanya terletak di sisi kanan atau kiri leher. Biasanya berukuran seperti kacang polong atau kacang merah, bahkan lebih besar. Umumnya benjolan ini cukup terlihat dari luar dan terasa jika diraba.

Berbeda dengan penyebab benjolan di leher oleh pembesaran kelenjar tiroid, biasanya terletak di bagian tengah leher, seperti jakun pada pria. Umumnya bentuknya kecil dan tidak terasa jika disentuh karena letaknya yang berada di dalam jaringan tiroid atau terletak sangat dalam di kelenjar.

1. Nodul Tiroid

Penyebab benjolan di leher adalah nodul tiroid. Ini adalah benjolan padat atau berisi cairan yang berkembang di kelenjar tiroid.

Nodul tiroid yang menjadi penyebab benjolan di leher biasanya tidak berbahaya, tetapi bisa jadi merupakan tanda penyakit seperti kanker atau disfungsi autoimun.

Kelenjar tiroid bengkak atau kental, batuk, suara serak, nyeri di tenggorokan atau leher, kesulitan menelan atau bernapas adalah gejala yang mungkin terjadi.

Gejala dapat mengindikasikan tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid) atau tiroid yang kurang aktif (hipotiroid).

2. Kista Sumbing Cabang

Kista sumbing cabang adalah penyebab benjolan di leher dan jenis cacat lahir di mana benjolan berkembang di salah satu atau kedua sisi leher anak atau di bawah tulang selangka. Ini terjadi selama perkembangan embrio ketika jaringan di leher dan tulang selangka, atau celah cabang, tidak berkembang secara normal.

Dalam kebanyakan kasus, kista sumbing cabang yang menjadi penyebab benjolan di leher tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkan iritasi atau infeksi kulit dan, dalam kasus yang jarang terjadi, kanker.

Tanda-tandanya termasuk lesung pipit, benjolan, atau tanda kulit di leher anak Anda, bahu bagian atas, atau sedikit di bawah tulang selangkanya. Tanda-tanda lain termasuk cairan mengalir dari leher anak Anda, dan pembengkakan atau nyeri tekan yang biasanya terjadi dengan infeksi saluran pernapasan bagian atas.

3. Gondok

Gondok merupakan penyebab benjolan di leher. Gondok terjadi karena pertumbuhan kelenjar tiroid yang tidak normal. Ini mungkin jinak atau terkait dengan peningkatan atau penurunan hormon tiroid.

Gondok yang menjadi penyebab benjolan di leher mungkin nodular atau menyebar. Pembesaran dapat menyebabkan kesulitan menelan atau bernapas, batuk, suara serak, atau pusing saat Anda mengangkat lengan di atas kepala.

4. Tonsilitis

Penyebab benjolan di leher bisa disebabkan karena tonsillitis. Penyebab benjolan di leher ini dipengaruhi oleh infeksi virus atau bakteri pada kelenjar getah bening amandel

Gejala berupa sakit tenggorokan, kesulitan menelan, demam, menggigil, sakit kepala, bau mulut. Amandel yang bengkak dan lunak dan bintik-bintik putih atau kuning pada amandel juga dapat terjadi.

5. Kista Bawaan

Kista bawaan merupakan penyebab benjolan di leher yang sering terjadi pada anak. Kista kecil di leher anak adalah hal lumrah. Kista bawaan yang menjadi penyebab benjolan di leher tersebut merupakan jaringan jinak yang terbentuk sebelum lahir dan kemudian membesar seiring berjalannya waktu.

Meski demikian, kista bawaan yang menjadi penyebab benjolan di leher itu dapat menyebabkan infeksi berulang dan kadang membutuhkan operasi penangkatan untuk menghilangkannya. Terdapat beberapa kista bawaan yang umum, di antaranya, Thyroglossal duct cysts, Branchial cleft cysts, dan Dermoid cysts.

Penyebab Benjolan di Leher yang Sering Terjadi Lainnya

6. Penyakit Hodgkin

Gejala yang paling umum adalah pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak menimbulkan rasa sakit. Penyakit Hodgkins yang menjadi penyebab benjolan di leher dapat menyebabkan keringat malam, kulit gatal, atau demam yang tidak dapat dijelaskan. Kelelahan, penurunan berat badan yang tidak disengaja, atau batuk terus-menerus adalah gejala lainnya.

7. Limfoma Non-Hodgkin

Limfoma non-Hodgkin adalah berbagai kelompok kanker sel darah putih yang dapat menjadi penyebab benjolan di leher. Gejala klasik B termasuk demam, keringat malam, dan penurunan berat badan yang tidak disengaja.

Gejala lain yang mungkin terjadi termasuk tidak nyeri, pembengkakan kelenjar getah bening, pembesaran hati, pembesaran limpa, ruam kulit, gatal, kelelahan, dan pembengkakan perut.

8. Kanker Tiroid

Kanker tiroid merupakan penyebab benjolan di leher yang sering terjadi, ketika sel-sel normal di tiroid menjadi tidak normal dan mulai tumbuh di luar kendali. Ini adalah bentuk kanker endokrin yang paling umum dengan beberapa subtipe.

Gejala berupa benjolan di tenggorokan, batuk, suara serak, nyeri di tenggorokan atau leher, kesulitan menelan, pembengkakan kelenjar getah bening di leher, pembengkakan atau pembengkakan kelenjar tiroid.

9. Lipoma

Lipoma adalah penyebab benjolan di leher. Lipoma terasa lembut saat disentuh dan mudah bergerak jika didorong dengan jari Anda. Ia berukuran kecil, tepat di bawah kulit, dan pucat atau tidak berwarna. Biasanya terletak di leher, punggung, atau bahu dan terasa menyakitkan jika tumbuh menjadi saraf.

10. Kanker Tenggorokan

Kanker tenggorokan merupakan penyebab benjolan di leher yang sering terjadi. Ini termasuk kanker kotak suara, pita suara, dan bagian tenggorokan lainnya, seperti amandel dan orofaring.

Kanker tenggorokan yang menjadi penyebab benjolan di leher dapat terjadi dalam bentuk karsinoma sel skuamosa atau adenokarsinoma. Gejala berupa perubahan suara, kesulitan menelan, penurunan berat badan, sakit tenggorokan, batuk, pembengkakan kelenjar getah bening, dan mengi.

Ini paling sering terjadi pada orang dengan riwayat merokok, penggunaan alkohol berlebihan, kekurangan vitamin A, paparan asbes, HPV mulut, dan kebersihan gigi yang buruk.

Melansir dari laman Gooddoctor, terdapat beberapa langkah penanganan benjolan di leher, cara ini bisa diterapkan untuk anak. Langkah penanganan tersebut tergantung tipe dan ada tidaknya infeksi yang terjadi di sana. Tak jarang, kondisi tersebut memerlukan operasi untuk pengangkatan benjolan.

Untuk benjolan yang terjadi karena infeksi, biasanya dibutuhkan antibiotik untuk mengatasinya. Akan tetapi, jika kondisi tak kunjung membaik, maka langkah yang direkomendasikan oleh dokter di antaranya:

1. Antibiotik intravena. Antibiotik ini disuntukkan langsung ke aliran darah guna mengatasi infeksi lebih cepat.

2. Tes laboratorium atau pencitraan. Hal ini dilakukan guna memperkirakan seberapa berapa berat infeksi yang terjadi.

3. Surgical draining. Ini teknik bedah yang dilakukan untuk mengeringkan darah atau cairan yang membuat benjolan tersebut muncul.

Sumber berita: https://hot.liputan6.com/…/12-penyebab-benjolan-di…