Beberapa keunggulan produk yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing adalah

COMPETITIVE ADVANTAGE DI INDONESIA

Teori Porter tentang daya saing nasional berangkat dari keyakinannya bahwa teori ekonomi klasik yang menjelaskan tentang keunggulan komparative tidak mencukupi, atau bahkan tidak tepat. Menurut Porter, suatu negara memperoleh keunggulan daya saing / competitive advantage (CA) jika perusahaan (yang ada di negara tersebut) kompetitif. Daya saing suatu negara ditentukan oleh kemampuan industri melakukan inovasi dan meningkatkan kemampuannya. Perusahaan memperoleh (CA) karena tekanan dan tantangan. Perusahaan menerima manfaat dari adanya persaingan di pasar domestik, supplier domestik yang agresif, serta pasar lokal yang memiliki permintaan tinggi. Perbedaaan dalam nilai-nilai nasional, budaya, struktur ekonomi, institusi, dan sejarah semuanya memberi kontribusi pada keberhasilan dalam persaingan. Perusahaan menjadi kompetitif melalui inovasi yang dapat meliputi peningkatan teknis proses produksi atau kualitas produk. Selanjutnya Porter mengajukan Diamond Model (DM) yang terdiri dari empat determinan (faktor – faktor yang menentukan) National Competitive Advantage (NCA). Empat atribut ini adalah: factor conditions, demand conditions, related and supporting industries, dan firm strategy, structure, and rivalry.

Factor conditions mengacu pada input yang digunakan sebagai faktor produksi, seperti tenaga kerja, sumber daya alam, modal dan infrastruktur. Argumen Poter, kunci utama faktor produksi adalah “diciptakan” bukan diperoleh dari warisan. Lebih jauh, kelangkaan sumber daya (factor disadvantage) seringkali membantu negara menjadi kompetitif. Terlalu banyak (sumber daya) memiliki kemungkinan disia-siakan, ketika langka dapat mendorong inovasi.

Demand conditions, mengacu pada tersedianya pasar domestik yang siap berperan menjadi elemen penting dalam menghasilkan daya saing. Pasar seperti ini ditandai dengan kemampuan untuk menjual produk-produk superior, hal ini didorong oeh adanya permintaan barang-dan jasa berkualitas serta adanya kedekatana hubungan antara perusahan dan pelanggan.

Related and Supporting Industries, mengacu pada tersedianya serangkaian dan adanya keterkaitan kuat antara industri pendukung dan perusahaan, hubungan dan dukungan ini bersifat positif yang berujung pada penngkatan daya saing perusahaan. Porter mengembangkan model dari faktor kondisi semacam ini dengan industrial clusters atau agglomeration, yang memberi manfaat adanya potential technology knowledge spillover, kedekatan dengan dengan konsumer sehingga semakin meningkatkan market power.

Firm strategy, Structure and Rivalry, mengacu pada strategi dan struktur yang ada pada sebagian besar perusahaan dan intensitas persaingan pad aindustri tertentu. Faktor Strategy dapat terdiri dari setidaknya dua aspek: pasar modal dan pilihan karir individu. Pasar modal domestik mempengaruhi strategi perusahaan, sementara individu seringkali membuat keputusan karir berdasarkan peluan dan prestise. Suatu negara akan memiliki daya saing pada suatu industri di mana personel kuncinya dianggap prestisious. Struktur mengikuti strategi. Struktur dibangun guna menjalankan strategi. Intensitas persaingan (rivalry) yang tinggi mendorong inovasi.

Porter juga menambahkan faktor lain: peran pemerintah dan chance, yang dikatakan memiliki peran penting dalam menciptakan NCA. Peran dimaksud, bukan sebagai pemain di industri, namun melalui kewenangan yang dimiliki memberikan fasilitasi, katalis, dan tantanan bagi industri. Pemerintah menganjurkan dan mendorong industri agar mencapai level daya saing tertentu. Hal – hal tersebut dapat dilakukan pemerintah melalui kebijakan insentif berupa subsidi, perpajakan, pendidikan, fokus pada penciptaan dan penguatan factor conditions, serta menegakkan standar industri.

Poin utama dari DM, Porter mengemukakan model pencitpaan daya saing yang self-reinforcing, di mana persaingan domestik men-stimulasi tumbuhnya industri dan secara bersamaan membentuk konsumer yang maju (sophisticated) yang selalu menghendaki peningkatan dan inovasi. Lebih jauh DM juga mempromosikan industrial cluster. Kontribusi Porter menjelaskan hubungan antara firm-industry-country, seMenurut Porter jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam persaingan yang ketat perusahaan harus memiliki prinsip bisnis, Harga yang tinggi, Produk dengan biaya yang rendah, dan bukan kedua – duanya. Berdasarkan prinsip tersebut maka Porter Menyatakan ada tiga Strategi Generik yaitu: Differentiation, Overall Cost Leadership dan Fokus. Menurut Porter strategi perusahaan untuk bersaing dalam suatu industri dapat berbeda – beda dan dalam berbagai dimensi, Porter mengemukakan tiga belas dimensi yang biasanya digunakan oleh perusahaan dalam bersaing, yaitu: Spesialisasi, Identifikasi Merk, Dorongan Versus Tarikan, Seleksi Saluran, Mutu Produk, Kepeloporan Teknologis, Integrasi Vertikal, Posisi Biaya, Layanan, Kebijakan Harga, Leverage, Hubungan dengan Perusahaan Induk, Hubungan dengan Pemerintah. Serta bagaimana hubungan ini dapat mendukung negara dan sebaliknya.

Strategi Bersaing dengan Kompetitor

oleh : RIANTO NURCAHYO, SE. MM
Setelah mempelajari dari pemaparan  ini diharapakan peserta dapat

  • Memahami tentang strategi yang harus diketahui oleh UMKM dalam bersaing dengan Kompetitor
  • Menerapkan strategi bersaing UMKM dengan kondisi nyata di lapangan

Kompetitor sebagai sarana belajar

“Kami menjadikan kompetitor itu sarana belajar. Dimana tentu ada uji pasar, jadi apa kelebihan dan kekurangan kami dibandingkan dengan kompetitor. Dengan banyaknya bermunculan kompetitor justru menjadi bahan referensi untuk terus berinovasi,” kata Angel kepada indotrading.com, Jumat (2/9/2016)

Product Executive PT Sari Ayu Indonesia, Angel Antameng

PENGANTAR

Dalam menjalankan bisnis, adanya persaingan pasar memang bukan hal yang baru. Baik usaha yang memang memiliki peluang pasar cukup bagus, atau pun peluang usaha yang pasarnya tidak terlalu bagus.. Banyak cara yang  mereka lakukan agar usahanya tidak kalah bersaing dengan peluang usaha lainnya, sehingga masih bisa bertahan bahkan berkembang ditengah persaingan pasar yang semakin ramai

Tips memenangkan pasar untuk UMKM

  • AMATI PASAR DAN KENALI PESAING ANDA

Dalam menghadapi KOMPETITOR, terlebih dulu lihatlah potensi pasar yang ada. Cari tau siapa pesaing yang kompeten saat ini, sehingga Anda tidak salah langkah dalam menentukan strategi.  Dengan mengetahui siapa pesaing Anda, secara tidak langsung menentukan bagaimana cara menghadapinya. Perubahan minat dan kebutuhan para konsumen, tentunya menjadi salah satu faktor penting yang perlu Anda perhatikan.

  • CIPTAKAN PRODUK YANG BERBEDA

Inovasi sangat penting. Dengan menciptakan produk yang unik dan belum ada dipasaran, maka produk Anda memiliki nilai lebih dimata konsumen. Produk yang unik dan berbeda, memiliki ciri khas tertentu dan daya tarik tersendiri bagi para konsumen. Sehingga mereka lebih mengenali produk Anda, dan memilih produk tersebut dibandingkan produk lainnya yang ada dipasaran.

  • TONJOLKAN KEUNGGULAN PRODUK ANDA

Dengan cara mempertahankan kualitas produk atau pelayanan prima selama ini maka  Anda dapat menawarkan produk kepada konsumen, sehingga loyalitas konsumen terhadap produk Anda, akan semakin meningkat.

  • PELAJARI KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PESAING

Dengan mengetahui  ilustrasi menghadapi persaingan pasar kelebihan apa yang dimiliki pesaing Anda, dan memanfaatkan kelemahan pesaing sebagai peluang untuk memenangkan persaingan pasar. Ciptakan produk yang tidak diciptakan pesaing Anda, atau berikan pelayanan yang tidak disediakan oleh pesaing Anda. Sebab dengan menawarkan apa yang tidak dimiliki pesaing, maka peluang Anda untuk memenangkan pasar semakin terbuka.

  • MEMPERTAHANKAN KEKUATAN PRODUK

Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan kompetitor Anda, ada baiknya bila Anda mempertahankan kekuatan produk yang Anda miliki untuk menjaga loyalitas para konsumen. Kunci inilah yang mengantarkan produk Pepsodent sampai hari ini berhasil menguasai pasar dan menjadi salah satu merek pasta gigi yang banyak dipilih para konsumen.

Memberikan harga yang bersaing, bukan berarti Anda harus menurunkan harga dan memperbesar kerugian usaha Anda. Strategi ini bisa Anda lakukan dengan cara, memberikan bonus untuk pembelian tertentu. Misalnya bila pesaing Anda menjual produk dengan harga yang lebih murah, maka untuk menghadapinya Anda bisa menawarkan bonus “beli 2 gratis 1”.

Cara ini masih sering digunakan para pelaku usaha, karena minat konsumen untuk berburu barang-barang diskon masih sangat tinggi. Lihat saja event diskon besar-besaran sepatu dan sandal merk crocs, yang tahun 2010 ini berhasil membuat salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta penuh antrian konsumen.

Untuk menarik minat konsumen, banyak pelaku usaha yang mengambil tantangan besar untuk meningkatkan daya saing bisnisnya. Strategi ini bisa dijalankan para konsumen dengan menawarkan inovasi-inovasi baru yang belum pernah ditemui para konsumen. Misalnya saja seperti memproduksi barang atau jasa unik yang belum ada di pasaran, atau bisa juga mengadakan event promosi besar-besaran yang melibatkan para konsumen

Rabu, 1 Juni 2016

Beberapa keunggulan produk yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing adalah

JAKARTA. Industri nasional tengah menghadapi persaingan yang serius dalam memasarkan produknya, baik di pasar domestik maupun ekspor. Untuk itu, daya saing industri nasional harus ditingkatkan.


“Kementerian Perindustrian menetapkan dua strategi dalam mendorong peningkatan daya saing industri nasional, yaitu melalui pemanfaatan keunggulan industri nasional yang dimiliki saat ini dan peningkatan produktivitas industri,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin ketika menjadi narasumber diskusi panel pada Rakernas Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Hubungan Internasional di Jakarta, Rabu (1/6/2016).


Menperin mengatakan, industri dalam negeri memiliki beberapa keunggulan atau comparative advantage yang harus dimanfaatkan dan dioptimalkan. Keunggulan yang paling menonjol adalah kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.


Oleh karena itu, Kemenperin mendorong hilirisasi industri sebagai penggerak utama ekonomi nasional. Beberapa rencana pembangunan industri berbasis SDA sudah ditetapkan dan akan diimplementasikan seperti industri berbasis gas bumi dan batubara, industri berbasis mineral logam, serta industri berbasis agro.


Menurut Menteri Saleh, pengembangan industri juga perlu didukung dengan ketersediaan energi yang cukup besar. Apalagi Indonesia memiliki pasokan dan cadangan energi yang sangat tinggi dalam mendukung kegiatan industri seperti minyak dan gas. Selain sebagai sumber energi untuk kegiatan produksi, minyak dan gas dapat didorong untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut sebagai bahan baku industri.


Strategi kedua yakni dalam upaya peningkatan produktivitas industri, diperlukan peningkatan kemampuan SDM industri serta peningkatan dukungan teknologi dan inovasi.


Kemenperin telah menyusun kebijakan dan program operasional meliputi pembangunan SDM industri berbasis kompetensi dan pengembangan infrastruktur ketenagakerjaan berbasis kompetensi.


Implementasi program tersebut melalui berbagai upaya, antara lain: (1) pembangunan infrastruktur kompetensi, (2) pembangunan dan pengembangan lembaga pendidikan vokasi dan lembaga diklat berbasis kompetensi, (3) pembangunan SDM berbasis kompetensi, (4) fasilitasi sertifikasi kompetensi, dan (5) penyusunan kebijakan terkait SDM industri.


Lebih jauh, peluang industri nasional untuk memasarkan hasil produknya di dalam negeri merupakan keunggulan tersendiri lantaran Indonesia memiliki penduduk hingga 255 juta jiwa, meskipun upaya mendorong pemasaran produk ke pasar ekspor juga dipacu.


“Pemerintah terus mengupayakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), khususnya dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, yang tentu menjadi “jaminan” dalam memasarkan produk industri dalam negeri,” katanya.


Industri hilir  juga menjadi keunggulan karena terus diperkuat dan jumlahnya relatif banyak. Selain itu, saat ini diperlukan peningkatan industri antara untuk menghasilkan produk intermediate goods dan melakukan substitusi impor.


Guna mendorong upaya ini, pemerintah menyediakan berbagai fasilitas seperti tax holiday, tax allowance, pembebasan bea masuk dan kemudahan lainnya. Saat ini, pemerintah melakukan beragam upaya terobosan dalam rangka perbaikan ekonomi nasional melalui paket kebijakan, mulai dari paket kebijakan ekonomi jilid I pada 9 September 2015 sampai dengan paket kebijakan ekonomi jilid XII pada 28 April 2016.


Momentum ini perlu dioptimalkan oleh industri dalam negeri untuk memanfaatkan berbagai fasilitas dan kemudahan dalam paket kebijakan tersebut, sehingga dapat mengakselerasi pertumbuhan industri nasional.


Rakernas Kadin tersebut dibuka bersama oleh Menperin Saleh Husin, Kepala BKPM Franky Sibarani, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani serta Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W Kamdani.


TEKNOLOGI DAN INOVASI


Menyoal dukungan teknologi dan inovasi, Kemenperin perlu memperkuat lembaga penelitian dan pengembangan teknologi dan inovasi. Saat ini terdapat 11 Balai Besar Industri dan 11 Baristand Industri yang menjadi pusat penelitian dan pengembangan dalam meningkatkan daya saing dan pertumbuhan industri di daerah.


Pihaknya juga terus melakukan revitalisasi dan peningkatan kemampuan teknologi dan infrastruktur penunjang dalam meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi dan inovasi yang berujung pada produktivitas yang lebih tinggi.


“Hal ini penting dilakukan karena daya saing produk industri dinilai berdasarkan tiga sisi, yaitu cost advantage, differentiation advantage, dan kemampuan produksi yang lebih cepat,” papar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Haris Munandar N.


Agar mampu bersaing dari aspek harga, industri dalam negeri membutuhkan dukungan teknologi dalam rangka efisiensi. Sementara untuk bersaing dalam menciptakan produk yang lebih bervariasi, diperlukan dukungan kemampuan desain produk dan inovasi.


“Sedangkan supaya mampu melakukan kegiatan produksi yang lebih cepat, diperlukan peningkatan kemampuan SDM yang lebih terampil dengan disertai teknologi,” pungkasnya.


Demikian siaran pers ini untuk disebarluaskan.

Share:

Beberapa keunggulan produk yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing adalah
Beberapa keunggulan produk yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing adalah