Banyak gedung pencakar langit menunjukkan perkembangan teknologi pada bidang

JAKARTA Maraknya pembangunan gedung pencakar langit menjadi fenomena tersendiri bagi industri properti. Bahkan, tahun 2016 disebut menjadi tahun terbanyak pembangunan gedung-gedung tinggi.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, fenomena pembangunan gedung pencakar langit di Indonesia khususnya di Jakarta disebabkan permintaan ruang perkantoran di Indonesia cukup tinggi.

Sementara di sisi lain, tarif sewa atau harga ruang perkantoran di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara Asia Pasifik lainnya. Hal lain yang membuat gedung pencakar langit tumbuh subur yakni, yield yang diterima oleh investor saat membeli ruang perkantoran mencapai 9,3% per tahun, paling tinggi dibandingkan negara lainnya, ujarnya di Jakarta kemarin.

Ali mengungkapkan, dengan harga yang relatif murah dan demand yang tinggi maka banyak pihak yang tertarik untuk mengembangkan gedung- gedung pencakar langit. Gama Tower, misalnya, dibangun oleh perusahaan kelapa sawit. Ini menunjukkan Indonesia potensial, paparnya.

Pengamat properti dari Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan, perkembangan properti dalam 4 tahun terakhir memang mengalami perkembangan yang pesat. Namun sejak 2016 akan mengalami tekanan yang kuat. Kalau tahun lalu memang cukup banyak gedung perkantoran dibangun karena proyek sudah mengalami penyelesaian.

Namun tahun ini saya kira tekanannya akan sama kalau mengacu pada pertumbuhan ekonomi 2016 yang diprediksi tidak jauh berbeda dengan 2017, ungkapnya. Anton menuturkan, cukup aktifnya bangunan gedung menjulang terjadi sejak empat tahun silam ketika pertumbuhan ekonomi masih lebih baik dalam setahun terakhir.

Mengacu pada laporan terbaru CTBUH, menurut dia hal itu tidak lepas dari perencanaan empat tahun terakhir. Pengembang besar masih mendominasi pembangunan gedung-gedung tinggi, biasanya dengan menggandeng pengembang ternama dunia, katanya.

Menurut penelitian lembaga riset Colliers International Indonesia, di Jakarta akan bertambah sebanyak 28.014 unit dari 49 gedung apartemen baru hingga akhir tahun 2017. Riset ini juga menunjukkan bahwa daerah Jakarta Selatan dan Barat masing-masing berkontribusi 18 dan 12 gedung dan sisanya terbagi merata di lokasi-lokasi lainnya, seperti empat gedung di CBD Jakarta,

Jakarta Timur, dan Jakarta Utara, serta tujuh gedung di Jakarta Pusat. Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan, pada 2016 terdapat 15 proyek apartemen dan gedung yang selesai dibangun.

Baca Juga: WikiFX Membuat Trading Forex Menjadi Lebih Aman Dan Nyaman

(rzk)