Penulis: Desi Indrawati Bahasa memiliki peran yang sangat penting sebagai alat komunikasi manusia dalam berinteraksi. Bahasa juga merupakan alat untuk berpikir dan belajar. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan budaya. Begitu pula dengan bahasa, Indonesia memiliki beragam bahasa daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sejak dikukuhkan bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional, dengan demikian setiap komunikasi kita menggunakan bahasa Indonesia. Pemahaman masyarakat Indonesia terhadap kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia menjadi dasar sebagai jiwa nasionalisme sebagai bangsa Indonesia. Bahasa memiliki 2 jenis, yaitu verbal (perkataan) dan non verbal (action). Dari segi fungsinya bahasa memiliki 2 fungsi yakni, transaksional dan interaksional. Transaksional adalah fungsi bahasa yang bertujuan untuk menyampaikan isi dari pesan. Sedangkan interaksional merupakan fungsi bahasa untuk menyampaikan sikap individu dan melibatkan hubungan sosial. Bahasa Indonesia juga hingga saat menjadi perisai pemersatu bangsa Indonesia. Hal ini yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai sarana pertahanan bangsa dari ancaman disintegrasi. Fungsi pertama bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan dan lambang harga diri bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya, nilai-nilai harga diri dan martabat bangsa, dan falsafah hidup yang menempatkan bangsa Indonesia dalam kedudukan yang sama dan sederajat dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Kedua, dari segi fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang jati diri bangsa yang akan menampakkan ciri khas sekaligus membedakan bangsa Indonesia dari bangsa-bangsa lain di dunia. Fungsi bahasa ini erat hubungannya dengan peningkatan fungsi yang ketiga dari bahasa Indonesia, yakni sebagai sarana pemersatu bangsa. Fungsi ini memungkinkan dan memantapkan kehidupan sebagai bangsa yang bersatu, tetapi tidak sampai menghilangkan latar belakang sosial budaya dan bahasa daerah. Peran bahasa Indonesia juga merupakan alat penghubung antar masyarakat, antar daerah dan antar budaya. Dengan demikian menyadarkan kita bahwa adanya bahasa nasional ini kita dapat berhubungan dan berkomunikasi satu sama lain tanpa merisaukan perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa satu sama lain. Bahasa Indonesia juga merupakan sebuah simbol penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda di Indonesia. Hal ini menyadarkan kita akan keberadaan berbagai suku bangsa di Indonesia yang dapat menggapai keserasian hidup sebagai bangsa Indonesia yang satu tanpa meninggalkan identitas kesukuan terhadap nilai-nilai sosial budaya dan latar belakang bahasa daerah masing-masing. Bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana dalam kegiatan manusia, seperti halnya dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sejalan dengan perkembangan zaman yang semaki maju. Perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi membuat bahasa juga ikut terus berkembang. Oleh karena itu, perlu dilakukannya upaya pengembangan bahasa yang berkelanjutan. Pengembangan bahasa dilakukan dalam pembakuan bahasa Indonesia. Pembakuan ini dilakukan dengan memperhatikan asas demokrasi dan keragaman bahasa Indonesia yang diarahkan untuk menciptakan komunikasi yang lebih luas dan efektif. Pengembangan bahasa Indonesia juga dilakukan dengan pelestarian bahasa Indonesia. Pelestarian bahasa Indonesia ditekankan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi modern yang terbuka dan berfungsi aktif. Jakarta - I Dream in Another Language (2017), sebuah film asal Meksiko, mengisahkan tentang Martin, seorang ahli bahasa yang berusaha mempelajari bahasa Zikril, bahasa suku setempat yang sudah lama hilang dari peredaran zaman. Untuk memenuhi misinya, ia mencari penduduk setempat yang masih bisa berbicara bahasa tersebut. Don Evaristo dan Isauro, berumur kira-kira 70an tahun, adalah generasi tersisa yang masih fasih berbicara bahasa Zikril. Persoalannya, keduanya sudah tidak berbicara satu sama lain hampir selama 50 tahun. Dari Lluvia, cucu Don Evaristo, Martin mengetahui penyebab mereka tidak pernah bertegur sapa sekian lamanya. Rupanya mereka berdua pernah saling mencintai. Namun, kehadiran Maria menimbulkan rasa cemburu yang begitu mendalam dalam diri Isauro. Rasa cemburu itu semakin menjadi sejak Evaristo dan Maria memutuskan untuk menikah. Sejak saat itulah hubungan mereka menjadi retak dan tidak pernah lagi berbicara satu sama lain. Martin menyadari betapa pelik situasi ini bagi misinya dalam mempelajari bahasa Zikril. Dia menyadari, sekarang misinya tidak lagi hanya sekadar mempelajari bahasa, namun bagaimana menyatukan kembali dua insan yang sudah saling diam puluhan tahun lamanya. Karena itu, berbagai usaha ia lakukan untuk mempertemukan mereka berdua agar ia bisa merekam percakapan mereka dengan bahasa Zikril. Termasuk sampai mau membelikan sebuah televisi yang baru buat Don Evaristo.
Namun, sedalam-dalamnya rasa benci tetap saja tidak bisa menghapus rasa cinta yang pernah dan masih tetap ada. Rasa cinta itu terpancar di wajah Evaristo yang nampak begitu menyesal saat mendengar kata-kata terakhir dari Isauro yang disampaikan Martin kepadanya, "Selamat tinggal, temanku. Teman baikku. Semua yang tak terucap akan tetap tak terucap, tapi di The Enchanment aku akan memikirkan hal-hal tersebut, dan aku pun akan memikirkanmu temanku, teman baikku." Menurut hemat saya, terlepas dari kisah asmara antara Don Evaristo dan Isauro, yang di mata sebagian orang masih dianggap melanggar kodrat, haram, tabu, dan sejenisnya, pesan yang hendak disampaikan melalui film ini masih sangat aktual bagi kehidupan bersama. Dalam konteks Indonesia, mengapa kita yang berbicara dalam bahasa yang satu dan sama, yakni bahasa Indonesia, masih sangat sulit untuk bersatu dan hidup rukun? Hubungan yang sudah retak akan selalu ada cara untuk memulihkannya. Usaha pemulihan itu bukan dilakukan dengan diam, melainkan dengan berjumpa dan berbicara. Dan berbicara pastilah menggunakan bahasa. Bahasa, dengan demikian, memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Inilah kiranya inti pesan yang hendak disampaikan oleh film ini.Peradaban manusia, di mana pun dan kapan pun, akan sulit untuk dibayangkan seperti apa bentuk dan isinya jika tanpa bahasa. Bahasa telah menemani peziarahan hidup manusia di dunia ini dengan segala lika-liku kehidupannya. Entah saat manusia berlinang air mata maupun saat penuh canda tawa bahasa selalu hadir. Ia hadir dalam suasana yang tentram dan penuh damai. Dalam suasana yang penuh konflik dan kebencian, ia juga hadir. Bahasa membantu manusia dalam memaknai manis dan getir pengalaman hidupnya. Karena dengan bahasalah manusia bisa bercerita dan berbagi rasa bersama yang lain tentang kisah hidupnya. Begitu pula dengan peradaban bangsa Indonesia. Keragaman bahasa menjadi salah satu kekhasan yang menandai perjalanan peradaban bangsa kita dalam usahanya membangun diri menjadi bangsa yang beradab.Namun, keragaman bahasa ini disadari juga berpotensi menimbulkan sikap chauvinisme dalam setiap suku. Sebuah sikap yang patut dimiliki. Namun, bila dihayati secara berlebihan dapat mengancam keutuhan bangsa. Mengingat pentingnya persatuan tersebut, bahasa diyakini bisa menjadi sarana untuk mempersatukan putra-putri bangsa. Apakah harapan ini sudah terpenuhi? Fransiskus Gregorius Nyaming mahasiswa Universitas Katolik Yohanes Paulus II, Lublin (mmu/mmu) |