Bahan bakar yang lebih baik digunakan agar dapat mengurangi pencemaran udara adalah

Manado, 15 Februari 2021 – Sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat akan udara yang lebih bersih dan sehat, Pertamina hadirkan Program Langit Biru di Manado dengan menghadirkan promo spesial BBM jenis Pertalite dengan harga setara Premium di beberapa SPBU. Melalui program promosi tersebut, Pertamina mengajak masyarakat Kota Manado beralih ke bahan bakar yang lebih berkualitas setara Pertalite RON 90 untuk menekan polusi udara akibat tingginya emisi gas buang karena penggunaan bahan bakar ber-oktan rendah setara Premium.

Seperti diketahui, BBM yang lebih berkualitas memiliki kadar oktan (Research Octane Number/RON) tinggi, sehingga lebih ramah lingkungan karena rendah emisi. Bahkan, pabrikan kendaraan sudah mensyaratkan mobil-mobil keluaran terbaru menggunakan BBM dengan kadar oktan minimal 92. Perlu diketahui, hanya tinggal 7 negara di dunia termasuk Indonesia yang masih menggunakan BBM dengan kadar oktan rendah setara RON 88 (Premium). Tentunya hal ini menjelaskan adanya perhatian dunia untuk menurunkan kadar emisi dalam meningkatkan kualitas lingkungan khususnya menekan polusi udara.

Unit Manager Communication & CSR Pertamina Regional Sulawesi, Laode Syarifuddin Mursali mengatakan Program Langit Biru ini merupakan program edukasi dan promosi sebagai bentuk dukungan kepada Pemerintah sesuai Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, yang perlu menjadi perhatian seluruh pihak. Upaya mengurangi pencemaran udara, dapat dilakukan melalui pengendalian emisi gas buang kendaraan bermotor, salah satunya dengan penggunaan BBM yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan. 

Laode menambahkan BBM yang lebih berkualitas akan berdampak positif terhadap performa kendaraan serta lebih irit konsumsi BBM karena pembakaran di ruang mesin lebih sempurna. Karenanya, ia menjelaskan, Pertamina terus mendorong penggunaan produk BBM berkualitas yakni dengan menyediakan produk Pertalite dengan RON 90, Pertamax RON 92, dan Pertamax Turbo RON 98. 

Di Kota Manado, Program ini dimulai pada tanggal 14 Februari 2021 dengan memberikan harga khusus pembelian Pertalite seharga Premium Rp 6.450,- per liter bagi konsumen tertentu diantaranya kendaraan bermotor roda dua dan roda tiga, angkutan umum kota (angkot) serta taksi plat kuning. "Selain kendaraan bermotor roda dua dan roda tiga, Pertamina juga menyasar angkot dan taksi plat kuning yang merupakan transportasi publik dengan mobilitas tinggi, sehingga diharapkan menjadi contoh bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan beralih ke bahan bakar berkualitas. Selain itu dengan harga khusus, kami mengajak pengendara tersebut mendapatkan pengalaman baru dengan menggunakan BBM berkualitas agar mesin kendaraannya lebih awet dan bertenaga," ujarnya. 

Pertalite harga khusus ini diberlakukan di beberapa SPBU diantaranya SPBU 7495108 Sario, 7495119 Paal Dua, 7495118 Boleuvard, 7495211 Politeknik, 7395107 Kariagi Weru, 7495505 Wanea, 7495101 Teling, 7495105 Dendengan, 7495201 Sindulang, 7495213 Kombos, 7495104 Tikala, 7495109 Winangun, 7495102 Malalayang, 7495202 GPI Adipura, dan 7395106 Ringroad Paal IV. “Terdapat 15 SPBU di Kota Manado yang akan menghadirkan Pertalite harga khusus untuk kalangan tertentu. Selain itu, kami juga tetap menyediakan Premium di Kota Manado sesuai dengan penugasan yang ditetapkan oleh pemerintah,” tambahnya.

Pemerintah mendukung Program Langit Biru

Program Langit Biru yang dijalankan Pertamina mendapat dukungan positif dari Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey. Melalui surat Gubernur Sulawesi Utara atas Dukungan Program Langit Biru di Provinsi Sulawesi Utara, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pertamina dan memberikan dukungan atas penyelenggaraan Program Langit Biru di Provinsi Sulawesi Utara sebagai bentuk upaya pengendalian pencemaran udara.

Dalam surat tersebut, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara berharap agar Program Langit Biru ini dapat dinikmati seluruh masyarakat Provinsi Sulawesi Utara, khususnya bagi pengguna kendaraan roda 2 dan angkutan umum, dalam rangka mengurangi polusi udara serta pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Selain itu, Pemerintah Sulawesi Utara pun menghimbau kepada seluruh Pimpinan Daerah di Provinsi Sulawesi Utara untuk turut serta mendukung Program Langit Biru di wilayahnya sehingga dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan.

Sejalan atas dukungan dari Gubernur Sulawesi Utara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Utara, Marly E. Gumalag mendukung penuh Pertamina dalam melaksanakan Program Langit Biru. “Kami mengapresiasi upaya Pertamina memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam penggunaan bahan bakar minyak yang berkualitas dan ramah lingkungan. Sehingga diharapkan kualitas udara yang lebih baik dapat kita jaga bersama,” ujarnya.

Marly pun menambahkan kualitas udara secara umum di Sulawesi Utara masih tergolong baik, namun menurutnya masyarakat Sulawesi Utara harus bersama-sama mewujudkan dan mempertahankan kualitas udara ini untuk terus baik dan menjadi sangat baik. “Oleh karena itu, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara terus berupaya mengendalikan pencemaran udara serta mendorong dan mengajak masyarakat untuk menggunakan bahan bakar minyak yang berkualitas serta ramah lingkungan,” tambahnya.

For English version of this news release, please click here

https://pertamina.com/en/news-room/news-release

Dipostkan pada 12/05/21 | Artikel

Bagikan

Bahan bakar yang lebih baik digunakan agar dapat mengurangi pencemaran udara adalah
Bahan bakar yang lebih baik digunakan agar dapat mengurangi pencemaran udara adalah
Bahan bakar yang lebih baik digunakan agar dapat mengurangi pencemaran udara adalah

Bahan bakar yang lebih baik digunakan agar dapat mengurangi pencemaran udara adalah

Pertumbuhan populasi global yang cepat pasti memiliki dampak pada aspek-aspek manusia. Hal ini juga berlaku pada kualitas udara, yang merupakan sumber untuk manusia bernafas. Oleh karena itu, kualitas udara yang baik akan selalu dibutuhkan untuk menopang kehidupan manusia. Dalam sisi lain, pertumbuhan populasi penduduk juga akan berdampak pada kualitas udara, karena orang-orang selalu menempuh perjalanan miliaran kilometer per harinya untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing.

Seperti permainan tarik tambang, kedua jenis kebutuhan manusia ini, yaitu masalah udara untuk bernafas dan mobilitas, akan mempengaruhi kualitas udara bumi. Namun, kita harus bersyukur dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Pada saat ini, kita dapat memanfaatkan teknologi biodiesel, di mana para peneliti telah menemukan bahwa teknologi tersebut lebih ramah lingkungan, dibandingkan diesel biasa yang sudah ada beberapa dekade ini.

Teknologi biodiesel diharapkan akan semakin umum untuk masyarakat di masa yang akan datang, karena pada saat ini, teknologi bahan bakar biodiesel ini sudah dapat ditemukan di SPBU sekitar kita. Dua tahun yang lalu, Kementrian Pertanian menyatakan bahwa biodiesel 100 (B100) sedang dibuat, dimana B100 terbuat dari 100% limbah organik. Teknologi bahan bakar minyak sawit ini akan membantu manusia untuk menjaga kelestarian lingkungan. Sebuah artikel menjelaskan bahwa bahan bakar biodiesel akan membantu menurunkan karbondioksida (CO2), hidrokarbon (HC), dan zat-zat tertentu lainnya yang akan mencemari lingkungan udara.

Namun, untuk menghindari salah persepsi, bahan bakar biodiesel masih akan mengakibatkan polusi di udara, tetapi jumlah polusi yang dihasilkan akan tetap lebih rendah dibandingkan bahan bakar diesel konvensional. Tingkat pencemaran yang dihasilkan dari bahan bakar biodiesel beragam, tergantung dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya. Salah satu faktor akan mempengaruhi jumlah polusi yang tercemar adalah jenis mesin kendaraan, karena sistem injeksinya akan memproduksi gas beracun. Selain itu, campuran dari biodiesel itu sendiri juga berpengaruh.

Biodiesel yang ada pada saat ini memiliki bermacam-macam campuran. Beberapa diantaranya adalah B20, B30. Angka-angka pada nama tersebut (contoh: 20, 30, dan 100) adalah jumlah campuran biodiesel, di mana sisanya adalah bahan bakar tenaga surya konvensional. Namun, penggunaan biodiesel beragam. Selain untuk bahan bakar transportasi, biodiesel juga digunakan pada gedung industrial, perumahan, dan bahkan pembangkit listrik. Setiap tujuan kegunaan memiliki campuran biodiesel yang berbeda, karena harus disesuaikan dengan alat/mesin yang digunakan.

Biodiesel dikenal dengan produknya yang menggunakan bahan dasar dari limbah organik yang berbeda, dan tergantung dari negara yang memproduksinya. Biasanya, limbah organik yang umum diproses menjadi biodiesel. Negara-negara di Eropa biasanya menggunakan minyak “baru”, bukan limbah. Sedangkan di Jepang, biasanya mereka memanfaatkan minyak goreng yang sudah terpakai dari limbah rumah tangga maupun pabrik.