Bagian depan rumah tradisional Melayu selalu menunjukkan

1. SELASAR JATUH TUNGGAL

Balai selasar jatuh tunggal adalah bangunan berbentuk seperti rumah adat, yang berfungsi sebagai tempat musyawarah atau rapat adat, dan buka tempat tinggal. Ada bermacam nama selasar, tergantung pada fungsinya. Balai selasar mempunyai serambi keliling lantainya lebih rendah, dan oleh karena itu disebut selasar jatuh. Semua bangunan adat diberi hiasan, terutama ukiran, semakin banyak ukiran pada suatu rumah, semakin tinggi pula status sosial pemiliknya. Ragam hias ukiran kebanyakan berpola tumbuh-tumbuhan dan hewan yang digayakan, masing-masing jenis mempunyai nama tertentu misalnya ombak-ombak atau lebah bergantung, lambai-lambai, semut beririn, itik pulang petang, kalok paku, pucuk rebung, dan sayap layang-layang. Di puncak atap selalu ada hiasan kayu yang mencuat ke atas bersilangan, biasanya diberi ukiran selembayung atau sulobuyung yaitu hiasan kayu yang mencuat ke atas bersilangan, biasanya diberi ukiran selembayung atau sulobuyung yaitu hiasan yang terletak bersilang pada ujung kedua perabung (ukiran) bangunan yang melambangkan perwujudan tahu adat dan tahu diri, berlanjut keturunan serta serasi dalam tertentu. Tiap jenis ukiran mengacu pada lambang atau makna tertentu.