Bagaimana upaya yang dilakukan untuk tetap mempertahankan identitas nasional Indonesia?

Pada Peraturan Daerah No 2 Tahun 1983 mengenai Pola Dasar Pembangunan Kotamadya, disebutkan bahwa Kota Yogyakarta memiliki kekhususan historis dengan latar belakang sebagai pusat kebudayaan yang telah berkembang menjadi kota pendidikan dan kota pariwisata. Predikat Kota Yogyakarta kemudian menjadi realitas dan fenomena yang terbentuk dengan proses interaksi antara ruang dan perilaku yang secara terus menerus membentuk identitas ruang, identitas sosial, hingga terhimpun dalam sebuah ruang kota dan menjadi identitas ruang kota. Peran pemangku kepentingan dalam konstruksi identitas ruang kota menjadi hal penting yang perlu dianalisis dalam prosesnya karena adanya peran dominan dari kebijakan yang diatur oleh pemerintah kota. Upaya dalam mempertahankan identitas tersebut menjadi penting untuk dilakukan secara konsisten ditengah arus perkembangan kota agar tetap sesuai dengan standar identitas yang ideal. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi substansi dari deskripsi dokumen mengenai upaya-upaya pemerintah kota dalam mempertahankan identitas Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas dan Kota Pariwisata Budaya menggunakan pendekatan kualitatif deduktif dan teknik analisis isi kritis. Metode tersebut peneliti gunakan dalam mengidentifikasi upaya pemeritah dalam mempertahankan identitas ruang Kota Yogyakarta dengan batasan analisis pada elemen-elemen mempertahankan identitas; tanda dan simbol, afiliasi selektif, percepatapan interpersonal, dan self-esteem. Dengan integrasi antar elemen identity verification dan variabel-variabel identitas Kota Pariwisata Budaya dan Kota Pedidikan, didapatkan kesimpulan bahwa; Pemerintah kota secara konsisten melakukan peningkatan upaya yang signifikan dalam mempertahankan identitas ruang Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata Berbasis Budaya; Pemerintah secara konsisten mempertahankan identitas kota sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, walaupun jika dibandingkan terdapat upaya yang lebih dominan dari konsistensi pemerintah memmepertahankan identitas kota sebagai Kota Pariwisata Berbasis Budaya; dan Nilai historis dan sosial-budaya pada filosofi, asas serta kaidah pembangunan ruang kota (elemen self-esteem) dan nilai kearifan lokal pada fisik ruang kota (elemen tanda dan simbol) secara konsisten dipertahankan oleh pemerintah kota dalam upaya Pembangunan Citra Kota sebagai Kota Pariwisata Berbasis Budaya dan Kota Pendidikan Berkualitas.

Yogyakarta has a historical background as a center of culture and has been developing as Educational and Tourism City since 1983. The reality and phenomena of development as Educational and Tourism City made by interaction between people and space that called identity construction. Interaction process of people-space-activity make a cyclical process then constructed as space and social identity. Construction of space-social indentity in one administrative region will be integrated and called as the identity of city by time. The role of each stakeholders in identity construction process can be identified, especially an analisys of dominant role that played by city government as a policy maker. Efforts in maintaining spatial identity of Yogyakarta as Cultural-Based Tourism and Quality Education City need to be consistent so spatial identity keep constructed in ideal ways and still fit in with the identity standard. This research identified some document of government city of Yogyakarta from 1983 to 2017 in maintaining Yogyakarta's identity using deductive qualitative approach and critical content analysis method. This method can be used to identified descriptions of each identity verification and construction's element; sign and symbol, selective affiliations, altercasting, and self-esteem or self-evaluation. Each element's description classified in 4 periodic segmentation based on a year when the document is made by the city government. By integrating identity verification on Cultural-Based Tourism and Quality Education City, researcher concludes that; 1) Governmental made a consistent effort in maintaining an identity of cultural-based tourism city on each period; 2) Efforts in maintaining spatial identity as Quality Education City less dominant than as Cultural-Based Tourism City; 3) The Success of city government in maintaining historical-cultural values and philosophy on each period to make a local wisdom of Yogyakarta keep rooted and used as a consideration of spatial planning and development.

Kata Kunci : identitas kota, mempertahankan identitas, pariwisata berbasis budaya, pendidikan berkualitas/city identity, identity verification, cultural-based tourism, quality education