Bagaimana solusi yang harus dilakukan agar suatu benda terlepas dari pengaruh sifat kelembaban nya

Dalam proses pengukuran paling tidak ada tiga faktor yang terlibat yaitu:

  • Alat ukur,
  • Benda ukur, dan
  • Orang yang melakukan pengukuran

Hasil pengukuran tidak mungkin mencapai kebenaran yang absolut karena keterbatasan dari bermacam faktor. Yang diperoleh dari pengukuran adanya hasil yang dianggap paling mendekati dengan harga geometris obyek ukur. Meskipun hasil pengukuran itu merupakan hasil yang dianggap benar, masih juga terjadi penyimpangan hasil pengukuran. Masih ada faktor lain lagi yang juga sering menimbulkan penyimpangan pengukuran yaitu lingkungan. Lingkungan yang kurang tepat akan mengganggu jalannya proses pengukuran.

1. Kesalahan pengukuran karena alat ukur 

Jika kesalahan dalam pengukuran tidak diperhatikan maka sifat-sifat merugikan ini tentu akan menimbulkan banyak kesalahan dalam pengukuran. Oleh karena itu, untuk mengurangi terjadinya penyimpangan pengukuran sampai seminimal mungkin maka alat ukur yang akan dipakai harus dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi ini diperlukan disamping untuk mengecek kebenaran skala ukurnya juga untuk menghindari sifat-sifat yang merugikan dari alat ukur, seperti kestabilan nol, kepasifan, pengambangan, dan sebagainya.

2. Kesalahan pengukuan karena benda ukur

Tidak semua benda ukur berbentuk pejal yang terbuat dari besi, seperti rol atau bola baja, balok dan sebagainya. Kadang-kadang benda ukur terbuat dari bahan alumunium, misalnya kotak-kotak kecil, silinder, dan sebagainya. Benda ukur seperti ini mempunyai sifat elastis, artinya bila ada beban atau tekanan dikenakan pada benda tersebut maka akan terjadi perubahan bentuk. Bila tidak hati-hati dalam mengukur benda-benda ukur yang bersifat elastis maka penyimpangan hasil pengukuran pasti akan terjadi. Oleh karena itu, tekanan kontak dari sensor alat ukur harus diperkirakan besarnya.

Di samping benda ukur yang elastis, benda ukur tidak elastis pun tidak menimbulkan penyimpangan pengukuran misalnya batang besi yang mempunyai penampang memanjang dalam ukuran yang sama, seperti pelat besi, poros-poros yang relatif panjang dan sebagainya. Batang-batang seperti ini bila diletakkan di atas dua tumpuan akan terjadi lenturan akibat berat batang sendiri. Untuk mengatasi hal itu biasanya jarak tumpuan ditentukan sedemikian rupa sehingga diperoleh kedua ujungnya tetap sejajar. Jarak tumpuan yang terbaik adalah 0.577 kali panjang batang dan juga yang jaraknya 0.544 kali panjang batang.

Kadang-kadang diperlukan juga penjepit untuk memegang benda ukur agar posisinya mudah untuk diukur. Pemasangan penjepit ini pun harus diperhatikan betul-betul agar pengaruhnya terhadap benda kerja tidak menimbulkan perubahan bentuk sehingga bisa menimbulkan penyimpangan pengukuran.

3. Kesalahan pengukuran karena faktor si pengukur

Bagaimanapun presisinya alat ukur yang digunakan tetapi masih juga didapatkan adanya penyimpangan pengukuran, walaupun perubahan bentuk dari benda ukur sudah dihindari. Hal ini kebanyakan disebabkan oleh faktor manusia yang melakukan pengukuran. Manusia memang mempunyai sifat-sifat tersendiri dan juga mempunyai keterbatasan. Sulit diperoleh hasil yang sama dari dua orang yang melakukan pengukuran walaupun kondisi alat ukur, benda ukur dan situasi pengukurannya dianggap sama. Kesalahan pengukuran dari faktor manusia ini dapat dibedakan antara lain sebagai berikut: kesalahan karena kondisi manusia, kesalahan karena metode yang digunakan, kesalahan karena pembacaan skala ukur yang digunakan.

1. Kesalahan Karena Kondisi Manusia

Kondisi badan yang kurang sehat dapat mempengaruhi proses pengukuran yang akibatnya hasil pengukuran juga kurang tepat. Contoh yang sederhana, misalnya pengukur diameter poros dengan jangka sorong. Bila kondisi badan kurang sehat, sewaktu mengukur mungkin
badan sedikit gemetar, maka posisis alat ukur terhadap benda ukur sedikit mengalami perubahan. Akibatnya, kalau tidak terkontrol tentu hasil pengukurannya juga ada penyimpangan. Atau mungkin juga penglihatan yang sudah kurang jelas walau pakai kaca mata sehingga hasil pembacaan skala ukur juga tidak tepat. Jadi, kondisi yang sehat memang diperlukan sekali untuk melakukan pengukuran, apalagi untuk pengukuran dengan ketelitian tinggi.

2. Kesalahan Karena Metode Pengukuran yang Digunakan

Alat ukur dalam keadaan baik, badan sehat untuk melakukan pengukuran, tetapi masih juga terjadi penyimpangan pengukuran. Hal ini tentu disebabkan metode pengukuran yang kurang tepat. Kekurangtepatan metode yang digunakan ini berkaitan dengan cara memilih alat ukur dan cara menggunakan atau memegang alat ukur. Misalnya benda yang akan diukur diameter poros dengan ketelitian 0,1 milimeter. Alat ukur yang digunakan adalah mistar baja dengan ketelitian 0,1 milimeter. Tentu saja hasil pengukurannya tidak mendapatkan dimensi ukuran sampai 0,01 milimeter. Kesalahan ini timbul karena tidak tepatnya memilih alat ukur.
Cara memegang dan meletakkan alat ukur pada benda kerja juga akan mempengaruhi ketepatan hasil pengukuran. Misalnya posisi ujung sensor jam ukur, posisi mistar baja, posisi kedua rahang ukur jangka sorong, posisi kedua ujung ukur dari mikrometer, dan sebagainya. Bila posisi alat ukur ini kurang diperhatikan letaknya oleh si pengukur maka tidak bisa dihindari terjadinya penyimpangan dalam pengukuran.

3. Kesalahan Karena Pembacaan Skala Ukur

Kurang terampilnya seseorang dalam membaca skala ukur dari alat ukur yang sedang digunakan akan mengakibatkan banyak terjadi penyimpangan hasil pengukuran. Kebanyakan yang terjadi karena kesalahan posisi waktu membaca skala ukur. Kesalahan ini sering disebut, dengan istilah paralaks. Paralaks sering kali terjadi pada si pengukur yang kurang memperhatikan bagaimana seharusnya dia melihat skala ukur pada waktu alat ukur sedang digunakan. Di samping itu, si pengukur yang kurang memahami pembagian divisi dari skala ukur dan kurang mengerti membaca skala ukur yang ketelitiannya lebih kecil
daripada yang biasanya digunakannya juga akan berpengaruh terhadap ketelitian hasil pengukurannya.Jadi, faktor manusia memang sangat menentukan sekali dalam proses pengukuran. Sebagai orang yang melakukan pengukuran harus menetukan alat ukur yang tepat sesuai dengan bentuk dan dimensi yang akan diukur. Untuk memperoleh hasil pengukuran yang betul-betul dianggap presisi tidak hanya diperlukan asal bisa membaca skala ukur saja, tetapi juga diperlukan pengalaman dan ketrampilan dalam menggunakan alat ukur. Ada beberapa faktor yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan melakukan pengukuran yaitu:

  1. Memiliki pengetahuan teori tentang alat ukur yang memadai dan memiliki ketrampilan atau pengalaman dalam praktik-praktik pengukuran.
  2. Memiliki pengetahuan tentang sumber-sumber yang dapat menimbulkan penyimpangan dalam pengukuran dan sekaligus tahu bagaimana cara mengatasinya.
  3. Memiliki kemampuan dalam persoalan pengukuran yang meliputi bagaimana menggunakannya, bagaimana, mengalibrasi dan bagaimana memeliharanya.

4. Kesalahan karena faktor lingkungan

Ruang laboratorium pengukuran atau ruang-ruang lainnya yang digunakan untuk pengukuran harus bersih, terang dan teratur rapi letak peralatan ukurnya. Ruang pengukuran yang banyak debu atau kotoran lainnya sudah tentu dapat menganggu jalannya proses pengukuran. Disamping si pengukur sendiri merasa tidak nyaman juga peralatan ukur bisa tidak normal bekerjanya karena ada debu atau kotoran yang menempel pada muka sensor mekanis dan benda kerja yang kadang-kadang tidak terkontrol oleh si pengukur. Ruang pengukuran juga harus terang, karena ruang yang kurang terang atau remang-remang dapat mengganggu dalam membaca skala ukur yang hal ini juga bisa menimbulkan penyimpangan hasil pengukuran.

Akan tetapi, untuk penerangan ini ruang pengukuran sebaiknya tidak banyak diberi lampu penerangan. Sebeb terlalu banyak lampu yang digunakan tentu sedikit banyak akan mengakibatkan suhu ruangan menjadi lebih panas. Padahal, menurut standar internasional bahwa suhu atau temperatur ruangan pengukur yang terbaik adalah 20°C apabila temperatur ruangan pengukur sudah mencapai 20°C, lalu ditambah lampu-lampu penerang yang terlalu banyak, maka temperatur ruangan akan berubah. Seperti kita ketahui bahwa benda padat akan berubah dimensi ukurannya bila terjadi perubahan panas. Oleh karena itu, pengaruh dari temperatur lingkungan tempat pengukuran harus diperhatikan.

Sumber: indrasanjaya91.blogspot.com

Dapatkan Informasi Training Kalibrasi Terdekat

Untuk info Training bisa Anda dapatkan di laman berikut.

Digital. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mengapa orang gemuk lebih sering menang tarik tambang? Mengapa kita terdorong kedepan saat mobil direm dan balon gas sebaliknya?

Mengapa benda pejal berat dan ringan jatuh dengan kecepatan yang sama?

Jawabannya ada dalam fisika...

Setiap benda bermassa memiliki suatu karakteristik yang dinamakan KELEMBAMAN atau istilah kerennya: INERSIA. Inersia adalah suatu ukuran mengenai resistansi (keenganan) dalam berubah gerak. Dalam mekanika klasik, definisi massa yang lebih berguna (dalam kaitannya dengan percepatan dan gaya) adalah sebagai ukuran inersia dan bukan sebagai jumlah zat penyusun suatu benda yang lebih berguna dalam ilmu kimia (mol). Sebagai contoh, orang yang bermassa besar lebih sulit dikalahkan dalam permainan tarik tambang ketimbang yang massanya lebih kecil karena inersia atau resistansi untuk berubah gerak orang bermassa besar lebih tinggi.

Inilah esensi dari hukum 1 Newton, setiap benda akan mempertahankan keadaan geraknya kecuali jika ia diganggu oleh lingkungan sehingga gaya netto yang bekerja padanya tidak lagi nol. Sekarang Anda dengan mudah menjawab pertanyaan mengapa kita terdorong kedepan saat mobil direm. Saat Anda sedang berada dalam mobil yang bergerak maju Anda sedang bergerak dengan kecepatan v, ketika direm Anda yang memiliki inersia karena bermassa, akan tetap mempertahankan gerak itulah sebab badan Anda bergerak maju ke depan dan itulah sebabnya Anda disarankan memakai sabuk pengaman.

Yang menarik bagaimana menjelaskan fenomena balon gas helium yang diikat dalam mobil yang sedang diam, saat mobil dipacu Anda bergerak ke belakang (resisten) tetapi balon tersebut justru bergerak ke depan! Bagaimana menjelaskan fenomena ini?

Jika Anda cermati hal ini disebabkan karena kita berada dalam medium udara. Diruang hampa atau vacuum, balon gaspun akan bergerak ke belakang! Oleh karena udara didalam mobil juga diam saat mobil dipacu udara akan mempertahankan gerak (bergerak ke belakang) sehingga menciptakan perbedaan tekanan. tekanan di depan lebih rendah dan karena balon gas helium lebih ringan daripada udara ia akan bergerak ke arah tekanan rendah (sama halnya udara panas yang lebiih ringan ingin bergerak ke atas /tekanan atmosfer yang lebih rendah) atau dengan kata lain balon akan bergerak ke depan dan sebaliknya selalu berlawanan dengan arah gerak udara.

Sekarang bagaimana menjelaskan fakta bahwa jika gesekan udara diabaikan sebuah benda yang bermassa kecil dan besar jika dijatuhkan dari suatu ketinggian yang sama pada saat bersamaan akan sama sama jatuh dengan percepatan g=10 m/s^2 padahal keduanya memiliki resistansi yang berbeda. Seharusnya jika prinsip inersia diterapkan benda yang bermassa kecil lebih dulu jatuh ke tanah daripada yang bermassa besar karena benda bermassa besar seharusnya lebih lama mempertahankan keadaan diamnya (resisten).

Jawabannya akan membawa kita ke Hukum 2 Newton yakni pemahaman bahwa laju perubahan kecepatan atau percepatan yang dialami suatu benda tidak hanya dipengaruhi oleh inersianya tetapi juga gaya netto yang bekerja padanya! Dalam hal ini (tanpa gesekan) gaya netto yang bekerja pada benda yang jatuh bebas ke tanah adalah gaya berat (mg) dan gaya berat yang bekerja pada benda yang bermassa besar > benda yang bermassa kecil. Secara eksplisit:

a = Gaya_netto / inersia = Gaya_netto/ massa

a = F_net/m

benda bermassa besar M memiliki gaya berat yang besar pula F


Page 2

Mengapa orang gemuk lebih sering menang tarik tambang? Mengapa kita terdorong kedepan saat mobil direm dan balon gas sebaliknya?

Mengapa benda pejal berat dan ringan jatuh dengan kecepatan yang sama?

Jawabannya ada dalam fisika...

Setiap benda bermassa memiliki suatu karakteristik yang dinamakan KELEMBAMAN atau istilah kerennya: INERSIA. Inersia adalah suatu ukuran mengenai resistansi (keenganan) dalam berubah gerak. Dalam mekanika klasik, definisi massa yang lebih berguna (dalam kaitannya dengan percepatan dan gaya) adalah sebagai ukuran inersia dan bukan sebagai jumlah zat penyusun suatu benda yang lebih berguna dalam ilmu kimia (mol). Sebagai contoh, orang yang bermassa besar lebih sulit dikalahkan dalam permainan tarik tambang ketimbang yang massanya lebih kecil karena inersia atau resistansi untuk berubah gerak orang bermassa besar lebih tinggi.

Inilah esensi dari hukum 1 Newton, setiap benda akan mempertahankan keadaan geraknya kecuali jika ia diganggu oleh lingkungan sehingga gaya netto yang bekerja padanya tidak lagi nol. Sekarang Anda dengan mudah menjawab pertanyaan mengapa kita terdorong kedepan saat mobil direm. Saat Anda sedang berada dalam mobil yang bergerak maju Anda sedang bergerak dengan kecepatan v, ketika direm Anda yang memiliki inersia karena bermassa, akan tetap mempertahankan gerak itulah sebab badan Anda bergerak maju ke depan dan itulah sebabnya Anda disarankan memakai sabuk pengaman.

Yang menarik bagaimana menjelaskan fenomena balon gas helium yang diikat dalam mobil yang sedang diam, saat mobil dipacu Anda bergerak ke belakang (resisten) tetapi balon tersebut justru bergerak ke depan! Bagaimana menjelaskan fenomena ini?

Jika Anda cermati hal ini disebabkan karena kita berada dalam medium udara. Diruang hampa atau vacuum, balon gaspun akan bergerak ke belakang! Oleh karena udara didalam mobil juga diam saat mobil dipacu udara akan mempertahankan gerak (bergerak ke belakang) sehingga menciptakan perbedaan tekanan. tekanan di depan lebih rendah dan karena balon gas helium lebih ringan daripada udara ia akan bergerak ke arah tekanan rendah (sama halnya udara panas yang lebiih ringan ingin bergerak ke atas /tekanan atmosfer yang lebih rendah) atau dengan kata lain balon akan bergerak ke depan dan sebaliknya selalu berlawanan dengan arah gerak udara.

Sekarang bagaimana menjelaskan fakta bahwa jika gesekan udara diabaikan sebuah benda yang bermassa kecil dan besar jika dijatuhkan dari suatu ketinggian yang sama pada saat bersamaan akan sama sama jatuh dengan percepatan g=10 m/s^2 padahal keduanya memiliki resistansi yang berbeda. Seharusnya jika prinsip inersia diterapkan benda yang bermassa kecil lebih dulu jatuh ke tanah daripada yang bermassa besar karena benda bermassa besar seharusnya lebih lama mempertahankan keadaan diamnya (resisten).

Jawabannya akan membawa kita ke Hukum 2 Newton yakni pemahaman bahwa laju perubahan kecepatan atau percepatan yang dialami suatu benda tidak hanya dipengaruhi oleh inersianya tetapi juga gaya netto yang bekerja padanya! Dalam hal ini (tanpa gesekan) gaya netto yang bekerja pada benda yang jatuh bebas ke tanah adalah gaya berat (mg) dan gaya berat yang bekerja pada benda yang bermassa besar > benda yang bermassa kecil. Secara eksplisit:

a = Gaya_netto / inersia = Gaya_netto/ massa

a = F_net/m

benda bermassa besar M memiliki gaya berat yang besar pula F


Bagaimana solusi yang harus dilakukan agar suatu benda terlepas dari pengaruh sifat kelembaban nya

Lihat Edukasi Selengkapnya


Page 3

Mengapa orang gemuk lebih sering menang tarik tambang? Mengapa kita terdorong kedepan saat mobil direm dan balon gas sebaliknya?

Mengapa benda pejal berat dan ringan jatuh dengan kecepatan yang sama?

Jawabannya ada dalam fisika...

Setiap benda bermassa memiliki suatu karakteristik yang dinamakan KELEMBAMAN atau istilah kerennya: INERSIA. Inersia adalah suatu ukuran mengenai resistansi (keenganan) dalam berubah gerak. Dalam mekanika klasik, definisi massa yang lebih berguna (dalam kaitannya dengan percepatan dan gaya) adalah sebagai ukuran inersia dan bukan sebagai jumlah zat penyusun suatu benda yang lebih berguna dalam ilmu kimia (mol). Sebagai contoh, orang yang bermassa besar lebih sulit dikalahkan dalam permainan tarik tambang ketimbang yang massanya lebih kecil karena inersia atau resistansi untuk berubah gerak orang bermassa besar lebih tinggi.

Inilah esensi dari hukum 1 Newton, setiap benda akan mempertahankan keadaan geraknya kecuali jika ia diganggu oleh lingkungan sehingga gaya netto yang bekerja padanya tidak lagi nol. Sekarang Anda dengan mudah menjawab pertanyaan mengapa kita terdorong kedepan saat mobil direm. Saat Anda sedang berada dalam mobil yang bergerak maju Anda sedang bergerak dengan kecepatan v, ketika direm Anda yang memiliki inersia karena bermassa, akan tetap mempertahankan gerak itulah sebab badan Anda bergerak maju ke depan dan itulah sebabnya Anda disarankan memakai sabuk pengaman.

Yang menarik bagaimana menjelaskan fenomena balon gas helium yang diikat dalam mobil yang sedang diam, saat mobil dipacu Anda bergerak ke belakang (resisten) tetapi balon tersebut justru bergerak ke depan! Bagaimana menjelaskan fenomena ini?

Jika Anda cermati hal ini disebabkan karena kita berada dalam medium udara. Diruang hampa atau vacuum, balon gaspun akan bergerak ke belakang! Oleh karena udara didalam mobil juga diam saat mobil dipacu udara akan mempertahankan gerak (bergerak ke belakang) sehingga menciptakan perbedaan tekanan. tekanan di depan lebih rendah dan karena balon gas helium lebih ringan daripada udara ia akan bergerak ke arah tekanan rendah (sama halnya udara panas yang lebiih ringan ingin bergerak ke atas /tekanan atmosfer yang lebih rendah) atau dengan kata lain balon akan bergerak ke depan dan sebaliknya selalu berlawanan dengan arah gerak udara.

Sekarang bagaimana menjelaskan fakta bahwa jika gesekan udara diabaikan sebuah benda yang bermassa kecil dan besar jika dijatuhkan dari suatu ketinggian yang sama pada saat bersamaan akan sama sama jatuh dengan percepatan g=10 m/s^2 padahal keduanya memiliki resistansi yang berbeda. Seharusnya jika prinsip inersia diterapkan benda yang bermassa kecil lebih dulu jatuh ke tanah daripada yang bermassa besar karena benda bermassa besar seharusnya lebih lama mempertahankan keadaan diamnya (resisten).

Jawabannya akan membawa kita ke Hukum 2 Newton yakni pemahaman bahwa laju perubahan kecepatan atau percepatan yang dialami suatu benda tidak hanya dipengaruhi oleh inersianya tetapi juga gaya netto yang bekerja padanya! Dalam hal ini (tanpa gesekan) gaya netto yang bekerja pada benda yang jatuh bebas ke tanah adalah gaya berat (mg) dan gaya berat yang bekerja pada benda yang bermassa besar > benda yang bermassa kecil. Secara eksplisit:

a = Gaya_netto / inersia = Gaya_netto/ massa

a = F_net/m

benda bermassa besar M memiliki gaya berat yang besar pula F


Bagaimana solusi yang harus dilakukan agar suatu benda terlepas dari pengaruh sifat kelembaban nya

Lihat Edukasi Selengkapnya


Page 4

Mengapa orang gemuk lebih sering menang tarik tambang? Mengapa kita terdorong kedepan saat mobil direm dan balon gas sebaliknya?

Mengapa benda pejal berat dan ringan jatuh dengan kecepatan yang sama?

Jawabannya ada dalam fisika...

Setiap benda bermassa memiliki suatu karakteristik yang dinamakan KELEMBAMAN atau istilah kerennya: INERSIA. Inersia adalah suatu ukuran mengenai resistansi (keenganan) dalam berubah gerak. Dalam mekanika klasik, definisi massa yang lebih berguna (dalam kaitannya dengan percepatan dan gaya) adalah sebagai ukuran inersia dan bukan sebagai jumlah zat penyusun suatu benda yang lebih berguna dalam ilmu kimia (mol). Sebagai contoh, orang yang bermassa besar lebih sulit dikalahkan dalam permainan tarik tambang ketimbang yang massanya lebih kecil karena inersia atau resistansi untuk berubah gerak orang bermassa besar lebih tinggi.

Inilah esensi dari hukum 1 Newton, setiap benda akan mempertahankan keadaan geraknya kecuali jika ia diganggu oleh lingkungan sehingga gaya netto yang bekerja padanya tidak lagi nol. Sekarang Anda dengan mudah menjawab pertanyaan mengapa kita terdorong kedepan saat mobil direm. Saat Anda sedang berada dalam mobil yang bergerak maju Anda sedang bergerak dengan kecepatan v, ketika direm Anda yang memiliki inersia karena bermassa, akan tetap mempertahankan gerak itulah sebab badan Anda bergerak maju ke depan dan itulah sebabnya Anda disarankan memakai sabuk pengaman.

Yang menarik bagaimana menjelaskan fenomena balon gas helium yang diikat dalam mobil yang sedang diam, saat mobil dipacu Anda bergerak ke belakang (resisten) tetapi balon tersebut justru bergerak ke depan! Bagaimana menjelaskan fenomena ini?

Jika Anda cermati hal ini disebabkan karena kita berada dalam medium udara. Diruang hampa atau vacuum, balon gaspun akan bergerak ke belakang! Oleh karena udara didalam mobil juga diam saat mobil dipacu udara akan mempertahankan gerak (bergerak ke belakang) sehingga menciptakan perbedaan tekanan. tekanan di depan lebih rendah dan karena balon gas helium lebih ringan daripada udara ia akan bergerak ke arah tekanan rendah (sama halnya udara panas yang lebiih ringan ingin bergerak ke atas /tekanan atmosfer yang lebih rendah) atau dengan kata lain balon akan bergerak ke depan dan sebaliknya selalu berlawanan dengan arah gerak udara.

Sekarang bagaimana menjelaskan fakta bahwa jika gesekan udara diabaikan sebuah benda yang bermassa kecil dan besar jika dijatuhkan dari suatu ketinggian yang sama pada saat bersamaan akan sama sama jatuh dengan percepatan g=10 m/s^2 padahal keduanya memiliki resistansi yang berbeda. Seharusnya jika prinsip inersia diterapkan benda yang bermassa kecil lebih dulu jatuh ke tanah daripada yang bermassa besar karena benda bermassa besar seharusnya lebih lama mempertahankan keadaan diamnya (resisten).

Jawabannya akan membawa kita ke Hukum 2 Newton yakni pemahaman bahwa laju perubahan kecepatan atau percepatan yang dialami suatu benda tidak hanya dipengaruhi oleh inersianya tetapi juga gaya netto yang bekerja padanya! Dalam hal ini (tanpa gesekan) gaya netto yang bekerja pada benda yang jatuh bebas ke tanah adalah gaya berat (mg) dan gaya berat yang bekerja pada benda yang bermassa besar > benda yang bermassa kecil. Secara eksplisit:

a = Gaya_netto / inersia = Gaya_netto/ massa

a = F_net/m

benda bermassa besar M memiliki gaya berat yang besar pula F


Bagaimana solusi yang harus dilakukan agar suatu benda terlepas dari pengaruh sifat kelembaban nya

Lihat Edukasi Selengkapnya