Bagaimana peran pancasila dalam menghadapi tantangan global brainly

Radar Bojonegoro – Penyebaran informasi hoax, pelecehan seksual, serta tindakan-tindakan yang mengandung provokasi banyak menghiasi berita di dunia pertelevisian, serta media sosial. Penyebaran berita ini tidak hanya dalam lingkup nasional melainkan sudah mencakup internasional.

Hal ini sangat bertentangan dengan nilai- nilai pancasila. Pancasila sangat diperlukan pada masa globalisasi ini sebagai pembatas untuk memilih budaya yang dapat diterima dan bermanfaat bagi bangsa dan Negara Indonesia, selain itu pancasila juga berperan sebagai alat untuk menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia, karena di era globalisasi ini batasan-batasan antar Negara seakan tidak terlihat, sihingga kebuadayaan luar, serta informasi-inforamasi berita internasional masuk dengan mudah dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Artikel ini dibuat dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Dalam menyikapi hal ini masyarakat Indonesia diharapkan dapat berpikir dengan bijak dalam menyerap informasi yang didapat. Hal ini harus dilakukan agar nilai-nilai pancasila dapat tertanam dan lestari, sehingga dapat menjadikan bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang.

PENDAHULUAN

Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia di mana pancasila memiliki 5 butir sila, yaitu (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan Yang dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusawaratan/Perwakilan, dan (5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Setiap sila memiliki kandungan nilai moral masing-masing di mana nilai-nilai tersebut harustertanam dalam diri masyarakat Indonesia sejak dini agar tercipta kehidupan masyarakat yang harmonis, dan selaras. 

Ir. Soekarno menyampaikan, bahwa pancasila merupakan jiwa bangsa Indonesia secara turun temurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat, dengan demikian pancasila tidak saja falsafah Negara, tetapi lebih luas lagi yaitu falsafah bangsa Indonesia. Karena pancasila merupakan jiwa bangsa Indonesia maka sudah wajib hukumnya bahwa nilai-nilai pancasila harus tertanam dalam masyarakat Negara Indonesia terlebih kaum muda mudi, dan lebih baik jika nilai-nilai pancasila tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan demikian dapat tercipta kehidupan yang damai, dan sejahtera.

Agna Suaila Johny Krisnan (2019: 1) mengatakan bahwa pada era global atau sekarang lebih dikenal dengan sebutan era industry 4.0 ternyata membawa dampak luar biasa bagi tatanan kehidupan politik, berbangsa dan bernegara. Dampak positifnya tidak perlu kita bahas, akrena yang menjadi fokus kita adalah dampak negatifnya yang sangat membawa konsekuensi perubahan perilaku bangsa Indonesia yang berdasarkan pancasila. Lahirnya gerakan reformasi pada tahun 1988 tampaknya menjadi titik klimaks adanya perubahan sistem bernegara itu, yang suka atau tidak suka juga sangat berpengruh besar bagi kehidupan masyarakat dalam mengamalkan dan menafsirkan pancasila yang cenderung makin berbahu liberal, bila tidak dikendalikan.

Baca Juga :  Sukses Cetak Siswa Peraih 222 Penghargaan

Pernyataan Agna didukung dengan pernyataan dari Ricco Andreas, Bambang Suryadi (2019: 01) yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan Negara yang masyarakatnya mempunyai etika yang sangat baik. Tapi saat ini banyak sekali remaja bahkan kaum muda mudi yang tingkah lakunya tidak sopan, bahkan tidak menghormati orang yang lebih tua dari dirinya. Itu merupakan salah satu pengaruh dari globalisasi. Di sinilah pancasila sebagai dasar Negara Indonesia yang mutlak tidak boleh tergerus nilai-nilainya akibat mobilitas perkembangan zaman yang sangat cepat, bahkan system hukum pun sudah dipengaruhi globalisasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Globalisasi memiliki pengertian sebagai suatu proses mendunia dan suatu proses yang membuat manusia saling terbuka dan bergantung satu sama lain tanpa adanya batas waktu dan jarak. Pada era globalisasi ini terdapat banyak sekali teknologi-teknologi yang mendukung perkembangan dan kemajuan masyarakat. Seperti halnya transportasi serta ilmu pengatahuan yang mudah di dapat dan diakses seluruh pelosok negeri melalui smarphone. Dampak dari adanya globalisasi bisa menguntungkan juga bisa merugikan, semua itu tergantung dari masing-masing cara kita menyikapinya.

Seperti yang kita tahu bahwasannya pancasila merupakan ideologi yang dianut oleh Negara Indonesia. Pancasila sendiri merupakan sumber hukum yang ada di Indonesia, sejalan dengan hal tersebut peran pancasila sangatlah besar bagi eksistensi kehidupan berbangsa dan bernegara. Peran pancasila di era global sekarang ini adalah untuk menjaga segala sesuatu dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu masyarakat Indonesia diharapkan mampu berturut serta dalam menjaga dan mencintai Negara Indonesia, sekaligus dapat dipakai sebagai instrument untuk menyeleksi nilai-nilai kehidupan ang masuk kedalam bangsa Indonesia. Globalisasi sudah banyak menggeser nilai-nilai pancasila serta kebudayaan yang ada di Indonesia. Hal ini menimbulkan masalah di beberapa bidang seperti: lunturnya/hilangnya kebudayaan kebudayaan alsi bangsa, bergesernya nilai-nilai kebudayaan, menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme, memudarnya sifat kekeluargaan dan gotong  royong, timbulnya rasa minder dan kurang percaya diri, gaya hidup yang mulai mengikuti gaya kebarat baratan. Kita mungkin tidak bisa menolak secara langsung masuknya kebudayaan luar ke dalam negeri karena kita juga mengikuti perkembangan jaman dan tren yang ada, tetapi kita juga harus mampu membatasi diri kita agar kebudayaan dan nilai-nilai pancasila yang telah tertanam dalam diri kita tidak luntur dan tetap lestari.

Meskipun globalisasi ini membawa beberapa dampak negative bagi kehidupan masyarakat Indonesia, tetapi perlu diketahui juga bahwa globalisasi ini juga memiliki dampak positif bagi pemerintah dan masyarakat, seperti terjalinnya hubungan dagang dengan Negara asing yang mengakibatkan adanya kegiatan ekspor impor, dengan adanya kegiatan ekspor impor juga menimbulkan kerjasama di bidanng politik pemeritahan, berkembangnya kegiatan pariwisata dan turisme, dengan adanya turis yang datang ke Indonesia akan meningkatkan pendapatan nasional Indonesia. Selain meningkatkan pendapatan nasional Indonesia era globalisasi ini juga dapat membantu meningkatkan kualitas teknologi di Indonesia, dengan begitu Indonesia juga akan menjadi Negara yang lebih berkembang. Seperti yang kita tahu kemajuan teknologi yang telah dialami Indonesia seperti adanya layanan pesan antar saat ini menjadikan masyarakat lebih konsumtif, malas keluar rumah/ mager, dan individualis. Tetapi di sisi lain kegiatan ini juga dapat mengurangi populasi pengagguran di Indonesia, mengingat banyaknya masyarakat yang konsumtif maka banyak juga pekerja untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Baca Juga :  Awas! Tuban Berpotensi Kembali ke Zona Merah

Meskipun pada era globalisasi ini banyak menguntungkan di bidang ekonomi dan kehidupan sudah mulai serba instan dan ada apalagi didukung dengan adanya aplikasi belanja online serta kurir yang siap mengantar kemana saja dan kapan saja, dan tingkat pengguran sudah banyak menurun, tetapi tindak kejahatan tetap masih terbilang tinggi dan tidak kejahatan tersebut banyak yang melanggar dan menyeleweng dengan nilai-nilai pancasila, seperti kasus kurir yang mengambil barang milik pelanggan dan kebanyakan yang menjadi korban adalah pelanggan yang membeli barang-barang berbau kpop seperti photocard (PC), snack freebies,dll. Banyak keluhan dari pelanggan bahwa barang belanjaan mereka sering hilang dan hanya tinggal tempat saja. Kasus ini jelas telah menyalahi dan menyeleweng dari nilai-nilai pancasila, terutama pada sila ke-2 dan ke-5.

Adapun kasus lain yang melanggar serta menyeleweng dari nilai-nilai pancasila seperti kasus driver online yang memalak penumpangnya, melakukan pelecehan seksual, serta mencuri dan mengancam penumpang, selain itu tindakan bullying terhadap teman karena merasa tidak suka atau benci, tawuran antar pealjar, serta rasisme atau mungkin yang sekarang juga marak dan ramai di bicarakan yaitu kasus konflik antar agama. Tindakan-tindakan ini jelas sangat menyeleweng dari nilai-nilai pancasila. Pada tatanan pancasila yang pertama jelas tertulis Ketuhanan Yang Maha Esa dimana sila trsebut memiliki makna beribadah sesuai agama yang dianut serta saling menghormati umat beragama lainnya. Toleransi sangat diperlukan msyakarat Indonesia yang sangat beragam ini agar kita dapat hidup dengan damai tanpa adanya perpecahan.

Oleh sebab itu kita sebagai masyarakat Indonesia harus bisa menumbuhkan rasa kepedulian terhadap nilai-nilai pancasila agar tidak digerus oleh budaya asing yang ingin menguasai masyarakat dan juga sebagai penerus bangsa seperti mahasiswa harus memberikan contoh yang benar kepada masyarakat agar menanamkan nilai-nilai pancasila.

Oleh: Septiana Puji Rahayu, Ilma Amilia, Luluk Ifa Amrulloh, Fransiska Dwi Pramita

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusantara PGRI Kediri

Yang dimaksud keadaan kahar (force maje) dalam ayat ini, antara lain, perang, kerusuhan sipil, pemberontakan, epidemi, gempa bumi, banjir, kebakaran, dan bencana alam di luar kemampuan manusia.

Oleh: Cinka Yuniar

Bagaimana peran pancasila dalam menghadapi tantangan global brainly

Menurut Selo Soemardjan, globalisasi adalah terbentuknya organisasi dan komunikasi antara masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang sama. Dengan kata lain, kultur-kultur yang berbeda antar bangsa seolah melebur menjadi satu. Globalisasi kemudian menyentuh aspek-aspek penting kehidupan manusia dan menciptakan tantangan baru dalam upaya untuk memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Menurut Suparlan (2012), dampak negatif adanya globalisasi di antaranya adalah kemungkinan terjadinya pergeseran dan pertentangan nilai yang dapat menyebabkan perubahan gaya hidup.

Pancasila merupakan dasar ideologi negara yang mengandung nilai-nilai budaya sejak zaman nenek moyang dulu. Pancasila disusun dari lima sendi utama yang diusulkan oleh para pendiri bangsa dengan memikirkan kepentingan negara. Ideologi memainkan peran penting dalam integrasi suatu negara, terutama pada negara-negara berkembang (Ubaidillah, 2000), sehingga tidak merupakan hasil pemikiran dari satu golongan saja, namun nilai-nilai kebudayaan seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila berisi nilai-nilai bangsa Indonesia yang juga harus diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai dasar negara kemudian dihadapkan pada fenomena globalisasi. Globalisasi membawa tatanan baru dengan menghapus batas antar negara. Dampak negatif dapat terasa jika banyak budaya asing masuk ke Indonesia lalu menggerus nilai-nilai asli bangsa Indonesia. Sebagai contoh, globalisasi ini telah mempengaruhi salah satu aspek budaya kita, yaitu gotong royong (Tinggi et al., 2011). Globalisasi membawa Indonesia pada masyarakat yang lebih individualis. Padahal, seperti yang kita ketahui, gotong-royong merupakan konsep yang dijunjung tinggi oleh para pendahulu kita melalui sila keempat.

Pancasila memiliki kedudukan yang tetap sebagai ideologi, artinya isinya tidak boleh diubah-ubah. Namun, bukan berarti Pancasila akan menjadi kuno. Pancasila sendiri memiliki sifat yang lebih terbuka dan tidak tertutup terhadap perubahan pola kehidupan yang terjadi pada masyarakat. Pancasila bersifat aktual dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Yang dimaksud “menyesuaikan diri” di sini tidak berarti bahwa Pancasila harus mengubah nilai yang dikandungnya, tetapi ia mampu mengeksplisitkan wawasan secara konkret, sehingga mempertajam kemampuannya untuk memecahkan masalah-masalah teraktual. Maka dari itu, interpretasi ideologi harus dilaksanakan secara rasional dan kritis dengan menghadapkan berbagai masalah dan berbagai pandangan hidup yang silih berganti, sehingga terungkap makna operasionalnya.

Di era globalisasi, dunia seakan berubah menjadi sebuah komunitas global dimana setiap anggotanya saling berinteraksi satu sama lain tanpa memandang apakah negara tersebut maju atau berkembang, desa atau kota, semuanya akan berinteraksi. Sebagai sebuah negara berkembang, Indonesia masih harus berjuang untuk peningkatan kesejahteraan rakyatnya. Keadaan yang dimiliki setiap anggota berbeda, dan hal inilah yang menjadi alasan mengapa Indonesia tidak dapat maju jika mengikuti negara lain yang memiliki kondisi ataupun kebiasaan berbeda. Apa yang dianggap baik bagi kita belum tentu baik bagi pihak lain, begitupun sebaliknya. Berpegang teguh pada nilai bangsa yang tercantum pada Pancasila mendorong negara untuk memahami kelemahan serta kekuatan dirinya.

Pendapat lain dikemukakan oleh Talcott Parsons (2007) dalam bukunya yang berjudul Social System (Sistem Sosial). Parsons berpendapat bahwa ada empat paradigma fungsi yang harus terus dilakukan agar masyarakat tetap eksis dan lestari. Pertama, masyarakat perlu memelihara sistem nilai budaya yang dianut. Di Indonesia, kasusnya terjadi pada pemeliharaan Pancasila sebagai pedoman budaya masyarakat. Kedua, masyarakat harus mampu menyesuaikan dengan perubahan, yang dalam tulisan ini adalah globalisasi. Ketiga, terdapat fungsi integrasi dari unsur masyarakat yang beragam secara terus-menerus. Integrasi dapat terjadi apabila seluruh lapisan masyarakat memiliki pedoman kehidupan yang sama, yakni Pancasila. Terakhir, masyarakat perlu memiliki tujuan bersama yang lahir dari Pancasila dan terus-menerus diperbaiki oleh pemimpin dan dinamika masyarakatnya.

Pada kenyataannya, kita harus mengakui bahwa Pancasila sendiri belum mendapat tempat yang tepat di hati masyarakat. Penghayatan dan pemahaman akan nilai Pancasila belum benar-benar diresapi, dibuktikan dengan banyaknya implementasi budaya asing yang tidak pas dengan budaya Indonesia. Pancasila perlu disosialisasikan dan ditanamkan kembali, khususnya bagi anak muda dalam prosesnya untuk mengembangkan dirinya untuk menjadi masyarakat yang modern dan dapat mempertahankan eksistensinya. Salah satu tantangan terberat dalam melawan arus negatif globalisasi adalah menyiapkan pendidikan bagi anak muda yang akan melakukan pembangunan Indonesia di masa mendatang. Diharapkan kemajuan negara Indonesia kelak dapat sesuai dengan visi dan misi yang telah dituangkan para pembela negara pada Pancasila.

Pancasila memiliki peranan penting sebagai filter (penyaring) nilai-nilai baru. Rakyat Indonesia perlu untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perkembangan zaman, tetapi Pancasila diperlukan untuk mempertahankan nilai budaya asli. Pancasila dapat digunakan untuk memilah mana saja nilai yang dapat diserap untuk kemudian disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu, Pancasila tidak kaku dan menutup jalan bagi adanya perubahan. Pancasila justru memberi kesempatan bagi nilai-nilai baru untuk tumbuh dalam negara dengan tetap berada di bawah kepribadian bangsa.