Bagaimana penulisan judul buku?

Penulisan Judul yang Benar Sesuai PUEBI

Oleh Susana Devi Anggasari Sabtu, September 15, 2018
Bagaimana penulisan judul buku?

Penulisan Judul yang Benar Sesuai PUEBIJudul merupakan poin penting sebuah teks bacaan. Judul adalah ujung tombak bagi penulis. Ibarat tampilan, judul adalah wajah pertama yang akan dilihat pembaca. Jika menarik, besar kemungkinan tulisan dibaca. Jika tidak, ya sekadar membaca judul saja. Oleh karena itu, selain harus mencerminkan isi bacaan, judul harus dibuat semenarik mungkin.

Namun, perlu diingat. Sebagai penulis, kita bukan hanya dituntut dapat membuat judul yang menarik tetapi juga sesuai dengan kaidah penulisan.


Penulisan Judul yang Benar Menurut PUEBI

Bagaimana sih cara penulisan judul yang benar menurut PUEBI alias Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia? Ada beberapa kaidah yang perlu diperhatikan ketika menulis judul.

Kaidah Kapitalisasi Judul

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia diterangkan bahwa penulisan judul harus menggunakan huruf kapital. Apakah benar penulisan judul dengan huruf kapital semua? Kita lihat kutipan berikut!


Bagaimana penulisan judul buku?

Aturan penggunaan huruf kapital yang terdapat di Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia seperti kutipan di atas terlihat sederhana. Namun, dalam praktiknya ternyata tidak semudah itu. Oleh karena itu, mari kita urai bagaimana kapitalisasi yang tepat untuk penulisan judul.


1. Huruf Kapital Dipakai sebagai Huruf Pertama Semua Kata

Berdasarkan aturan tersebut berarti penggunaan huruf kapital hanya pada huruf awal setiap kata, bukan semua huruf. Ini patut kita garis bawahi.

KeteranganContohRESEP SOTO AYAM NUSANTARAResep Soto Ayam Nusantara

2. Huruf Kapital Dipakai sebagai Huruf Pertama Kata Ulang Sempurna

Adakalanya judul mengandung kata ulang. Bentuk kata ulang sempurna diberi huruf kapital pada huruf pertama tiap unsurnya, sedangkan bentuk ulang lain hanya diberi huruf kapital pada huruf pertama unsur pertamanya. Berikut contoh penulisan judul yang mengandung kat ulang.

KeteranganContohPenerapan Asas-asas Hukum PerdataPenerapan Asas-Asas Hukum PerdataLestarikan Budaya Ramah-TamahLestarikan Budaya Ramah-tamah


3. Huruf Kapital Dipakai sebagai Huruf Pertama Semua Kata kecuali Kata Tugas

Aturan yang perlu diingat selanjutnya adalah pengecualian kapitalisasi. Pemakaian huruf kapital di awal kata tidak berlaku untuk kata tugas.

Nah, permasalahan di sini kita harus paham apa yang dimaksud dengan kata tugas. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia hanya disebutkan bahwa contoh kata tugas adalah di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.

Pertanyaannya, apakah hanya itu yang termasuk kata tugas? TIDAK! Masih banyak kata lain yang termasuk kata tugas.


Berkenalan dengan Kata Tugas

Sebenarnya ada cara mudah untuk menentukan apakah sebuah kata termasuk kata tugas atau tidak. Kata tugas memiliki ciri yang cukup unik dibanding dengan kelas kata lainnya.

Kata tugas hanya mempunyai arti gramatikal dan tidak memiliki arti leksikal.

Maksudnya bagaimana?

Kata tugas tidak dapat diartikan secara bebas atau lepas tetapi hanya dapat diartikan dengan melihat kaitannya dengan kata lain dalam susunan frasa atau kalimat.

Mudahnya begini, kata pena dapat diartikan secara leksikal sebagai alat untuk menulis dengan tinta. Namun, kata di tidak dapat diartikan kecuali kata itu dirangkai dengan kata lain. Misal, di pasar yang berarti di sebagai penunjuk tempat. Jadi, jika kata lain dapat diartikan secara langsung, kata tugas baru dapat diartikan jika ia sudah bertemu dengan kata lain.

KeteranganContohLangkah Membuat Presentasi Yang MenarikLangkah Membuat Presentasi yang Menarik
Kata "yang" termasuk kata tugas. Itu tadi contoh penulisan kata "yang" pada judul.


4. Kata Tugas yang Berada di Awal Judul Ditulis Kapital

Pengecualian kapitalisasi pada kata tugas tidak berlaku jika kata tugas terletak di awal judul. Huruf pertama pada kata tugas yang berada di awal judul harus ditulis menggunakan huruf kapital.

KeteranganContohpadaSebuah KapalPadaSebuah Kapal


Prinsip Penulisan Judul yang Benar

Selain memperhatikan penulisan yang sesuai kaidah PUEBI, ada beberapa prinsip yang harus dipahami dalam menentukan judul.

1. Judul Bukan Kalimat

Salah satu syarat judul adalah singkat dan padat. Karena judul adalah gambaransingkat atau gerbang menuju isi bacaan, judul harus lugas dan tegas.

Judul harus ditulis dalam bentuk frasa bukan kalimat. Oleh karena itu, tidak perlu ada tanda baca setelah judul, baik titik (.), tanda seru (!), dan tanda tanya (?).

Namun, dewasa ini banyak sekali penggunaan judul yang mengunakan tanda seru atau tanda tanya. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh efek bombastis dan memicu rasa ingin tahu pembaca. Saya juga beberapa kali membuat judul semacam ini untuk artikel di blog ini, misalnya Anak Tidur Sendiri, Mengapa Tidak?

Jika dilihat dari segi keilmuan, penulisan judul semacam ini sebaiknya jangan dilakukan. Terlebih jika judul yang dibuat untuk tulisan ilmiah. Penulisan judul yang menggunakan tanda baca bukanlah penulisan judul yang tepat dalam sebuah karya ilmiah.


2. Hemat

Salah satu indikator berbahasa yang benar adalah tidak melakukan pemborosan. Oleh sebab itu, penggunaan kata atau frasa yang mempunyai makna sama dan tujuan yang sama tidak boleh dilakukan.

KeteranganContoh10 Ciri-Ciri Tulisan yang Baik10 Ciri Tulisan yang BaikCiri-Ciri Tulisan yang Baik20 Cara-Cara Meningkatkan Kreativitas
20 Cara Meningkatkan Kreativitas
Cara Meningkatkan Kreativitas

Mengapa judul di atas dinggap boros? Perhatikan frasa 10 ciri-ciri. Dalam frasa tersebut ada penjamakkan yang dilakukan dua kali, yaitu 10 ciri atau ciri-ciri. Frasa 10 ciri dan ciri-ciri sudah menunjukan bentuk jamak ada lebih dari satu.

Solusinya?

Pilih salah satu bentuk saja, jangan gunakan keduanya sekaligus agar penulisan judul menjadi benar. Hal tersebut juga berlaku untuk frasa 20 Cara-Cara.


3. Logis

Sekalipun judul harus menarik dan membuat pembaca ingin tahu, judul harus tetap memperhatikan kelogisan. Kelogisan judul ini harus memperhatikan nalar berbahasa. Perhatikan judul berikut!

() Edarkan Narkoba, Polisi Tangkap Seorang Mahasiswa

Sekilas tidak yang salah dengan judul berita di atas. Namun, jika kita cermati lebih dalam ternyata terdapat bahasa yang tidak logis dalam judul tersebut.

Berdasarkan logika bahasa, dengan judul di atas maka yang mengedarkan narkoba adalah polisi bukan mahasiswa. Namun, karena logika umum yang berlaku di masyarakat yang berhak melakan penangkapan adalah polisi maka judul tersebut tampak benar. Padahal, secara nalar berbahasa itu keliru.

Lalu bagaimana solusinya? Gunakan salah satu pilihan ini untuk menyajikan judul.

()Edarkan Narkoba, Mahasiswa Ditangkap Polisi

()Mahasiswa Ditangkap Polisi karena Edarkan Narkoba


4. Paralel

Keparalelan judul yang dimaksud di sini adalah kesamaan bentuk yang digunakan pada judul. Kesamaan bentuk dapat dilihat dari kelas kata atau imbuhan yang digunakan.

KeteranganContohMengenal Fungsi dan Cara Pembuatan Permainan EdukasiMengenal Fungsi dan Cara Membuat Permainan Edukasi

Perhatikan kata fungsi dan membuat! Dua kata tersebut tidak paralel secara bentuk. Kata fungsi merupakan nomina, sedangkan kata membuat merupakan verba. Bagaimana solusinya? Ganti Membuat dengan Pembuatan

Nah, itulah cara penulisan judul yang benar menurutPedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat judul. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Kawan Suzan!

Bagaimana penulisan judul buku?
Susana Devi Anggasari Hai, saya Susana Devi. Mamak dari Duo Mahajeng, Mahajeng Kirana dan Mahajeng Kanaya. Untuk menjalin kerja sama, silakan hubungi saya.

Berbagi