Bagaimana penerapan surat Al Imran ayat 159 dalam perilaku sehari hari?

  1. 1.  Dionadya Pratisto  Mohamad Jihans Ahsazetta  Muhammad Fadhlurrahman  Muhammad Naufal Arniadi  Muhammad Verza Everald Ismail
  2. 2. Terjemahan: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena
  3. 3. itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertaubatlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (Q.S. Ali ‘Imran, 3: 159)
  4. 4. Kandungan ayat dalam Surah Ali ‘Imran ayat 159 bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: 1. Kita harus bersikap lemah lembut setiap menghadapi masalah, bersikap santun dan tidak boleh kasar pada orang lain. 2. Bila kita bersikap kasar maka kita akan dijauhi dan dikucilkan dari pergaulan. 3. Perbedaan pendapat sering terjadi, oleh karena itu diperlukan sikap lapang dada, saling memaafkan, dan memohon ampunan Allah SWT. 4. Bertawakal kepada Allah SWT. Setelah membulatkan tekad dari hasil musyawarah untuk dilaksanakan.
  5. 5. Surah Ali ‘Imran, 3: 159 diturunkan oleh Allah Swt. Berkaitan dengan peristiwa Perang Uhud, dimana kaum muslimin mengalami kekalahan dari kaum kafir musyrik Mekah. Setelah perang berakhir, Rasulullah SAW mengumpulkan pasukan kaum muslimin untuk mengevaluasi jalannya peperangan. Disini, Allah memerintahkan untuk melakukan musyawarah kepada Nabi Muhammad SAW dan seluruh pengikutnya (umat Islam).
  6. 6. Sikap dan Perilaku Demokratis dalam Surah Ali ‘Imran yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari, terutama dalam bermusyawarah, ialah:
  7. 7. Terjemahan: “Dan bagi orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya, dan mendirikan salat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (Q.S. Asy-Syura, 42: 38).
  8. 8. Kandungan Ayat 1. Bertakwa. Senantiasa melaksanakan perintah Allah SWT dan meninggalkan segala larangan- Nya. 2. Disiplin mengerjakan salat fardu. 3. Menafkahkan sebagian rezeki karunia Allah SWT, untuk hal-hal yang diridai-Nya. 4. Bila menghadapi masalah, harus diselesaikan secara musyawarah.
  9. 9. Sikap dan Perilaku Dekromatis yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti berikut:

  • BIG KID / 10-12 YEARS OLD

21 Juni 2021

Berbuat baik dan saling memaafkan sesama makhluk Allah hukumnya wajib. Hal tersebut membuat kehidupan sesama manusia menjadi damai dan tertib. Maka dari itu, penting sekali mengajarkan dua karakter tersebut pada anak sejak dini. 

Selain itu, ajarkan pula anak tentang bermusyawarah. Ini juga ilmu yang penting. Sebab, sebagai makhluk sosial kita pasti hidup berkelompok. Nah, di saat berkelompok itu lah seseorang tak bisa egois mengambil keputusan sendiri semaunya. Ia butuh bermusyawarah.

Jika seseorang tetap memaksakan diri bersikap egois dengan mengambil keputusan semuanya sendiri, nantinya ia bisa jadi tidak disukai oleh lingkungannya. Maka dari itu, bermusyawarah pun penting untuk Mama ajarkan pada anak.

Namun, tahukah Mama bahwa hidup damai dengan berbuat baik dan bermusyawarah ternyata terkandung dalam Alquran lho. Tepatnya pada surat Ali-Imron ayat 159.

Berikut ini, Popmama.com telah merangkum kisah turunnya surat Ali-Imron ayat 159 beserta kandungannya. Simak yuk, Ma!

1. Surat Ali-Imron ayat 159

Berikut ini bunyi surat Ali-Imron 159 beserta artinya: 

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَا نْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَا عْفُ عَنْهُمْ وَا سْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَ مْرِ ۚ فَاِ ذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

Fa bimā raḥmatim minallāhi linta lahum, walau kunta faẓẓan galīẓal-qalbi lanfaḍḍụ min ḥaulika fa'fu 'an-hum wastagfir lahum wa syāwir-hum fil-amr, fa iżā 'azamta fa tawakkal 'alallāh, innallāha yuḥibbul-mutawakkilīn

"Maka berkat rahmat dari Allah engkau (Muhammad) harus berlaku lemah lembut kepada mereka, sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar. Sehingga mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka serta mohonkanlah ampun untuk mereka, kemudian bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Maka apabila Engkau telah membulatkan tekat, bertawakallah kepada Allah. sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertawakal."

2. Kisah dibalik Peristiwa Turunnya Ali-Imran 159

Berikut ini kisah dibalik turunnya surat Ali-Imron ayat 159 menurut Imam Abu Bakar berdasarkan kisah Nabi Muhammad SAW di saat perang badar. 

Perang badar usai dan dimenangkan oleh umat muslim. Pada waktu itu, Nabi Muhammad SAW mengajak Abu Bakar dan Umar bin Khattab untuk bermusyawarah terkait para tawanan.

Abu Bakar memberikan usulan kepada Nabi Muhammad SAW agar para tawanan dikembalikan lagi kepada keluarganya dengan syarat membayar tebusan.

Lain halnya dengan Abu Bakar, Umar bin Khattab mengusulkan agar para tawanan dihukum mati dan yang mengeksekusi adalah keluarganya sendiri.

Mendapat dua usulan tersebut membuat Nabi Muhammad SAW mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. Maka, turun surat Ali-Imron ayat 159. 

Dari ayat tersebut, Nabi Muhammad mengambil pendapat Abu Bakar Ash-shidiq, di mana para tawanan dikema ke keluarganya dengan membayar tebusan 

3. Kandungan yang terdapat dalam surat Ali-Imron ayat 159

Berdasarkan Tafsir Al Azhar karangan Buya Hamka, tafsir Al Munir karangan Wahbah Az Zuahaili, dan tafsir Alqurani menjelaskan, kandungan ayat 159 dalam surat Ali-Imron, diantaranya sebagai berikut:

  1. Menganjurkan umat muslim untuk memaafkan dan bermusyawarah dalam mengambil keputusan. Jadi, bermusyawarahlah dengan hati dingin (tidak dalam keadaan emosi dan dendam) untuk mengambil keputusan terhadap suatu perkara. 
  2. Dapat dilihat dari ayat tersebut bahwa Nabi Muhammad merupakan sosok yang menyelesaikam masalah dengan jalan musyawarah diiringi dengan sifat pemaaf, dan lemah lembut. Terapkan hal ini pada kehidupan sehari-hari agar bisa menjalani hidup dengan damai.
  3. Mengajak seluruh umat muslim untuk selalu bertawakal. Sebab, barangsiapa yang bertawakal akan senantiasa disayangi oleh Allah.
  4. Memohon kepada Allah SWT merupakan cara agar memiliki hati yang lemah lembut. Semoga dengan terus memohon melalui doa, Allah SWT memberikan rahmat tersebut.

Itulah kandungan dalam surat Ali-Imron ayat 159. Yuk, langsung baca ayatnya. Semoga setelah membaca, Mama dan anak-anak dapat menerapkan makna yang terkandung dalam ayat tersebut dan dilimpahkan kebaikan oleh Allah SWT.

Baca juga:

Topic:

Banyak sekali hikmah yang terdapat dalam Alquran, misalnya seperti yang ada dalam surat Ali Imran ayat 159. Banyak yang menyorotinya sebagai ayat yang menganjurkan memiliki akhlak yang baik.

Hasil penelitian Profetika Jurnal Studi Islam menunjukkan, nilai-nilai akhlak yang tercermin di dalamnya adalah lemah lembut, pemaaf, menyelesaikan masalah dengan berdiskusi dengan manusia, beriman kepada Allah SWT dan pertolongan-Nya.

Baca Juga: Surat At Tahrim Ayat 6, Ini Bacaan Lengkap dan Maknanya, Yuk Amalkan!

Bacaan Surat Ali Imran Ayat 159

Bagaimana penerapan surat Al Imran ayat 159 dalam perilaku sehari hari?

Foto: Orami Photo Stock

Surat Ali Imran (آل عمران) merupakan surat madaniyah yang turun setelah Surat Al Anfal. Penamaan surat ini didasarkan pada adanya kisah keluarga Imran, ayah Maryam yang merupakan ibu kandung Nabi Isa AS.

Surat ini disebut juga Az Zahraawan, karena kedua surat ini memberi petunjuk bagi pembacanya kepada kebenaran dengan cahaya agung. Selain surat ini, surat Al-Baqarah juga termasuk di dalamnya.

Berikut ini adalah bacaan Surat Ali Imran Ayat 159 beserta tulisan Arab, latin dan artinya:

ADVERTISEMENT

Bagaimana penerapan surat Al Imran ayat 159 dalam perilaku sehari hari?

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

(Fabimaa rohmatim minalloohi linta lahum. Walau kunta fadhdhon gholiidhol qolbi lanfadldluu min haulik. Fa’fu ‘anhum wastaghfirlahum wasyaawirhum fil amr. Fa,idzaa azamta fatawakkal ‘alallooh. Innallooha yuhibbul mutawakkiliin)

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.

Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” (QS Ali Imran: 59).

Baca Juga: 17 Bacaan Surat Pendek dari Juz Amma, Yuk Ajak Si Kecil untuk Menghafal!

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 159

Bagaimana penerapan surat Al Imran ayat 159 dalam perilaku sehari hari?

Foto: Orami Photo Stock

Dirangkum dari beberapa sumber dan juga tafsir, ada beberapa hal mengenai tafsir dari surat Ali Imran ayat 159, yakni:

1. Lemah Lembut Adalah Rahmat Allah SWT

Poin pertama dari Surat Ali Imran ayat 159 ini adalah karakter Rasulullah SAW yang lemah lembut adalah karena rahmat dari Allah SWT.

Sayyid Qutb menjelaskan, manusia selalu membutuhkan seseorang yang penuh kasih sayang, wajah yang teduh dan ramah, cinta dan kasih sayang, serta jiwa yang penuh kelembutan.

Sifat yang baik tersebut menurut Sayyid Qutb, mengisyaratkan bahwa sikap lemah lembut harus dimiliki oleh setiap mukmin, terlebih lagi jika dirinya adalah seorang pemimpin.

Dalam Tafsir Al Munir, Syaikh Wahbah Az Zuhaili mengutip hadits, namun yang benar adalah atsar dari Umar bin Khattab:

إنه لا حلم أحب إلى الله من حلم إمام ورفقه ولا جهل أبغض إلى الله من جهل إمام وخرقه

Artinya: “Tidak ada sikap lembut yang lebih dicintai Allah dari sikap lembut dan murah hati seorang pemimpin. Dan tidak ada sikap kasar lagi angkuh yang lebih dibenci Allah dari sikap kasar dan arogansi seorang pemimpin,”

ADVERTISEMENT

Bagaimana penerapan surat Al Imran ayat 159 dalam perilaku sehari hari?

2. Menjauh dari Sifat Kasar

Poin selanjutnya dari Surat Ali Imran ayat 159 adalah menjelaskan akibat bersikap keras dan kasar. Dalam ayat tersebut, kata fadhdhan (فظا) berasal dari kata al fadhdh (الفظ) yang artinya keras.

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa maknanya adalah keras dan kasar dalam berbicara. Ini adalah sikap yang secara fitrah dibenci oleh manusia.

Jika pemimpin memiliki kata-kata kasar dan keras hati, manusia akan menjauhinya. Kalaupun ada yang mendekat, biasanya hanya karena takut dan terpaksa.

3. Seni Memaafkan dan Sikap Demokratis

Kandungan lain dari Surat Ali Imran adalah perintah untuk memaafkan dan memohon ampun, serta bermusyawarah.

Meski sebagian kaum muslimin berbuat salah, Allah SWT memerintah Rasulullah SAW untuk memaafkan mereka dan memohonkan ampunan kepada-Nya.

Allah juga memerintahkan untuk mengajak mereka bermusyawarah.”Islam menerapkan prinsip musyawarah dalam sistem pemerintahan. Sehingga Rasulullah sendiri melakukannya,” tegas Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran.

Begitu banyak contoh musyawarah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat dalam sejarah. Sehingga dalam istilah modern, Rasulullah sangat demokratis dan tidak otoriter.

Beliau mengajak para sahabat untuk bermusyawarah, kecuali dalam hal yang telah ditetapkan sebagai wahyu dari Allah SWT.

Melihat pentingnya musyawarah atau syuro, Buya Hamka ketika menafsirkan Surat Ali Imran ayat 159 ini, membuat sub judul ‘syuro sebagai sendi masyarakat Islam.’

4. Tawakkal Menyikapi Hasil Musyawarah

Surat Ali Imran ayat 159 juga memerintahkan umat Islam untuk bertawakkal, terutama setelah melaksanakan musyawarah.

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir mengatakan, “Yakni apabila engkau bermusyawarah dengan mereka dalam urusan itu dan kamu telah membulatkan tekadmu, hendaklah kamu bertawakkal kepada Allah.”

Jika musyawarah telah menghasilkan keputusan, pegang keputusan itu dan bertawakkallah kepada Allah SWT.

Jangan risau dengan hasilnya, jangan menyalahkan musyawarah jika ada hal yang tidak sesuai dengan harapan, sepanjang sudah menjalankan hasil musyawarah itu.

Tawakkal membuat seorang mukmin tidak menyalahkan hasil musyawarah, dan tidak mengungkit pendapatnya yang ditolak saat musyawarah. Orang yang tawakkal ini dicintai oleh Allah SWT.

Baca Juga: Surat Yusuf untuk Ibu Hamil, Benarkah Bisa Membuat Bayi Terlahir Rupawan?

Kandungan Surat Ali Imran Ayat 159

Bagaimana penerapan surat Al Imran ayat 159 dalam perilaku sehari hari?

Foto: Orami Photo Stock

Beberapa kandungan dari surat Ali Imran ayat 159 yakni:

  • Rasulullah memiliki sifat lemah lembut dan sifat itu disebabkan oleh rahmat Allah.
  • Manusia menyukai pribadi yang lemah lembut, sebaliknya membenci kata-kata kasar dan sikap keras hati. Manusia akan menjauh dari orang yang suka berkata kasar dan hatinya keras.
  • Rasulullah memiliki akhlak yang agung, di antaranya adalah pemaaf, suka bermusyawarah dan tawakkal.
  • Allah SWT memerintahkan hamba-Nya agar memaafkan orang lain dan mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan.
  • Ketika musyawarah telah menghasilkan keputusan, maka harus dilaksanakan dengan dilandasi tawakkal kepada Allah SWT.
  • Allah SWT mencintai orang-orang yang bertawakkal.

Demikian bacaan, tafsir, dan juga kandungan dari Surat Ali Imran ayat 159. Semoga dapat bermanfaat dan memberi dorongan agar memiliki akhlak yang mulia.

Sumber

  • https://journals.ums.ac.id/index.php/profetika/article/view/1851
  • https://umma.id/article/share/id/1002/296538
  • https://bincangsyariah.com/khazanah/tafsir-surat-ali-imran-ayat-159-kasih-sayang-nabi-muhammad-saw/
  • https://worldquran.com/