Jika belum mampu menyelesaikan tugas-tugas kita baik dari orang tua maupun guru kita disebut anak

Jika belum mampu menyelesaikan tugas-tugas kita baik dari orang tua maupun guru kita disebut anak

YUSUF, S.Pd
(Guru MIM Simpang Kubu Kab. Kampar)

Pasien  Covid-19 di  Indonesia semakin  hari semakin bertambah. Berdasarkan laporan data pada akun Twitter @BNPB_Indonesia Senin (17/10/2020), total kasus virus corona di Indonesia menjadi 357.762 orang, dengan 281.592 orang dinyatakan sembuh dan 12.431 orang meninggal dunia. Hal ini tentu menjadi perhatian semua elemen masyarakat khususnya elemen  pemerintahan.  Pemerintah  mengeluarkan  beberapa  kebijakan  untuk menghentikan  laju  penyebaran  Covid-19  salah  satunya dalam bidang pendidikan.

Pandemi Covid-19 ini telah mengubah pola pembelajaran yang semestinya tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh atau biasa disebut daring. Hal ini berdasarkan surat edaran dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Pembelajaran jarak jauh ini menuntut anak untuk menguasai materi pembelajaran yang diberikan guru secara online. Kelas-kelas di sekolah sudah tergantikan dengan group-group pembelajaran diaplikasi ponsel. Hal ini tentu bukan hal yang mudah bagi semua elemen pendidikan terutama orang tua menghadapi transisi dalam sistem pembelajaran ini. Partisipasi orang tua dalam menemani anak-anaknya belajar secara daring dirumah sangat penting sehingga orang tua dapat memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya.

Hatimah (2016: 13) menyampaikan bahwa pendidikan adalah sebuah tanggung jawab bersama bukan hanya pemerintah, tetapi juga sekolah (guru) dan keluarga (orang tua). Peran serta orang tua dalam sistem pembelajaran ini tidak bisa dipungkiri. Orang tua baik ayah maupun ibu menjadi garda terdepan yang mengawal anak-anaknya tetap belajar dirumah masing-masing. Sebelum adanya situasi ini, tidak banyak waktu orang tua dalam membimbing anaknya, bahkan sampai orang tua hanya sekedar sebagai pemenuh materi saja. Namun saat ini situasinya berubah, orang tua menjadi lebih banyak waktu dalam membimbing anaknya dan terjalin kedekatan emosional lebih dari sebelumnya.

Saat orang tua memahami bahwa virus corona saat ini belum ada obatnya, dan saat orang tua benar-banar memahami bahwa pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama, maka disitulah orang tua akan benar-banar aktif berpartisipasi mendampingi anaknya dalam pembelajaran online. Namun kendalanya tidak semua orang tua dapat mendampingi anak saat pembelajaran daring dengan beberapa alasan, misalnya orang tua bekerja. Hal inilah yang membuat pembelajaran daring belum diterima di masyarakat.

Pada masa pembelajaran jarak jauh atau daring, sangat dibutuhkan partisipasi orang tua agar pembelajaran ini dapat terlaksana dengan optimal. Dalam pembelajaran daring, orang tua merupakan rekan kerja guru dalam mengajar anak-anak di rumah. Sekertaris Jendral Federasi Serikat Guru Indonesia Heru Purnomo mengatakan bahwa dalam pembelajaran jarak jauh sampai saat ini, efektif dalam mengerjakan tugas, tetapi dalam pembelajaran memahami konsep kemudian mengembangkan konsep itu sampai refleksi tidak berjalan sebaik itu. Oleh karena itu, orang tua harus berpartisipasi dalam menyampaikan kembali materi pembelajaran serta membuat anak memahami konsep yang diberikan guru secara online. Lalu orang tua akan membantu mereka dalam pengerjaan tugas jika terjadi kesulitan.

Dalam pelaksanaannya guru dan pendidik lainnya mencoba untuk memanfaatkan ilmu teknologi dan akses internet untuk menyikapi pembelajaran jarak jauh. Disinilah diperlukan partisipasi orang tua untuk memberikan sarana dan prasarana yang diperlukan siswa dalam pembelajaran daring. Slameto mengatakan bahwa selama pembelajaran di rumah, diperlukan media penunjang seperti handphone atau komputer yang dilengkapi dengan jaringan internet dan kemampuan menggunakannya. Namun hal tersebut tidaklah selalu berjalan dengan baik, terdapat banyak kendala dalam pelaksanaannya, seperti kuota dan sinyal yang tidak memadai, bahkan ada beberapa pelajar yang tidak mempunyai penunjang handphone yang baik, dan hal ini mengakibatkan materi pembelajaran tidak tersampaikan dengan baik, sehingga banyak pelajar yang kurang mengerti dan merasa tidak terbimbing dengan baik dalam memahami pelajaran di sekolah.

Orang tua juga diharapkan dapat berpartisipasi menjadi motivator bagi anak menggantikan peran guru di sekolah. Beberapa anak mungkin akan mengeluh dan merasa bosan dengan pembelajaran daring yang sering kali membuat mereka harus mengerjakan banyak tugas. Sebagaimana yang diungkapkan K Umam dan D Puspitasari (2020) bahwa dengan menggunakan system pembelajaran daring ini, terkadang muncul berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru, seperti materi pelajaran yang belum selesai disampaikan oleh guru kemudian guru mengganti dengan tugas lainnya,hal tersebut menjadi keluhan bagi siswa karena tugas yang diberikan guru lebih banyak. Orang tua dapat memberikan semangat serta dukungan kepada anaknya dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini akan membuat anak memiliki semangat untuk belajar serta memperoleh prestasi yang baik.

Bentuk partisipasi orang tua dalam pembelajaran daring ini sebenarnya adalah membantu peran guru di sekolah. Peran orang tua adalah menjadi orang tua yang memotivasi dalam segala hal. Orang tua turut berpartisipasi dalam membimbing dan memberikan motivasi kepada anak, baik dengan cara memberikan semangat maupun dengan cara meningkatkan kebutuhan sekolah.

Orang tua hendaknya mampu menjadi teman yang bahagia untuk belajar. Selain itu, orang tua juga dituntut untuk sabar dalam mengajar dan membimbing sebagai tugas guru di sekolah. Dalam melakukan ini, orang tua saling melengkapi dan sangat membantu dalam memecahkan masalah kesulitan yang dihadapi anak-anak di sekolah dan di rumah. Guswarti & Suweleh (2019) mendapati orang tua memiliki peranan penting dalam mengembangkan rasa percaya diri anak walaupun sebagian kecil masih ada yang mendampingi.

Menghadapi kondisi seperti ini dimana anak-anak harus tetap belajar walau tidak bisa ke sekolah, maka partisipasi orang tua dalam keberhasilan system pembelajaran ini sangatlah diperlukan dimana orang tua sebisa mungkin membuat perencanaan terhadap aktifitas perhari anak yang kreatif dan inovatif serta diperlukan juga waktu bermain anak.

Walaupun hanya belajar di rumah, orang tua hendaknya mampu mengupayakan agar anak-anaknya tetap menjalankan rutinitas harian yang sama ketika belajar di sekolah. Seperti bangun pagi, melakukan kegiatan belajar secara daring atau luring, baru setelahnya anak diperbolehkan bermain. Hal ini perlu dilakukan agar anak tetap merasa aman, nyaman dan tidak cemas terhadap perubahan situasi belajar saat pandemic ini.

Keterlibatan orang tua sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran daring, minimal dalam bentuk monitoring dengan cara keterlibatan, fokus, konsisten dan menguat serta memberi solusi kepada anak. Selanjutnya orang tua juga harus serba tahu dan terampil dalam menguasai materi pelajaran dan materi yang dihadapi anak. Semua orang tua memainkan peran penting dan berpengaruh dalam pendidikan anak-anak mereka.

Banyak orang tua yang berpendapat dengan berpartisipasi dalam pembelajaran daring ini dapat mempererat hubungannya dengan anaknya, serta secara langsung mereka berpartisipasi dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya.

Jika belum mampu menyelesaikan tugas-tugas kita baik dari orang tua maupun guru kita disebut anak
“Artikel ini membahas tentang 7 tips mendampingi anak mengerjakan tugas sekolah di rumah. Penasaran dengan tips-tipsnya? Simak penjelasannya yuk”

--

Pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Oleh karenanya kegiatan belajar mengajar masih dilakukan di rumah. Setiap hari anak-anak mendapatkan banyak tugas yang seringkali membuat orang tua ikut kewalahan. Pasalnya, semenjak kegiatan belajar dari rumah mulai diterapkan, orang tua mau tidak mau memiliki peran baru, yakni sebagai guru dari anak-anaknya.

Selain membantu anak mengerjakan tugas-tugas yang sulit, orang tua tentunya juga akan berperan menjaga semangat belajar anak agar tidak turun. Nah, sebagian orang tua mungkin sudah terbiasa dengan pekerjaan seperti ini, namun sebagian yang lain mungkin masih bingung.

Bahkan tidak jarang banyak juga orang tua yang stres karena melihat banyaknya tingkah unik anak-anak saat belajar dari rumah. Mulai dari anak-anak yang sulit mengerti pelajaran meski telah berkali-kali dijelaskan, anak yang tidak bisa fokus saat mengerjakan tugas, sampai dengan anak yang tidak mau menyelesaikan tugas-tugas sekolah karena malas atau sibuk bermain.

Jika belum mampu menyelesaikan tugas-tugas kita baik dari orang tua maupun guru kita disebut anak
(Sumber: Kompasiana.com)

Bagi para orang tua yang merasa kesulitan dalam mendampingi anak mengerjakan tugas sekolah dirumah, berikut ini adalah beberapa tips seru dan efektif yang dapat anda terapkan.

1. Susun Jadwal Mengerjakan Tugas

Jadi buatlah jadwal rutin mengerjakan tugas sekolah, dengan bertanya kapan waktu efektif untuk belajar yang sesuai dengan keinginan anak. Namun pastikan juga waktu tersebut merupakan waktu yang sesuai dengan orang tua, terutama jika orang tua juga harus bekerja setiap harinya.

Contohnya mungkin Anda dan anak bisa mengambil kesepakatan bahwa jam mengerjakan tugas adalah malam hari. Di malam hari orang tua mungkin sudah selesai bekerja dan anak mendapatkan jeda waktu untuk istirahat, antara belajar siang hari dan mengerjakan tugas malam hari.

2. Cek Tugas Sekolah Berdasarkan Tenggat Waktu Pengumpulan

Setelah membuat jadwal kapan harus mengerjakan tugas, orang tua juga harus memperhatikan tenggat waktu pengumpulan tugas dari sang anak. Hal ini agar tidak ada tugas-tugas yang dikumpulkan setelah tenggat waktu habis atau bahkan terlewatkan. Selain itu, juga untuk membantu anak agar tidak keteteran mengerjakan semua tugas sekolah dan masih memiliki waktu untuk beristirahat

3. Berikan Contoh untuk Membantu Menyelesaikan Masalah

Dibandingkan membantu anak dengan langsung mengerjakan tugasnya, maka akan lebih baik jika orang tua hanya mengajarkan langkah demi langkah dalam mengerjakan tugas tersebut. Minta anak untuk memperhatikan saat orang tua menjelaskan langkah-langkah yang diajarkan. Setelahnya minta anak untuk mengulangi langkah-langkah pengerjaan tugas tersebut atau menerapkannya dengan tetap didampingi.

Baca juga: Sering Mendapat Pertanyaan Sulit dari Anak? Cara ini Bisa Jadi Solusi

4. Bangun Diskusi Dengan Anak

Tidak hanya orang tua yang stres karena mendampingi anak belajar, anak-anak pun tidak jarang banyak yang stres dan tertekan akibat banyaknya tugas mereka. Nah, hal ini bisa membuat anak meluapkan rasa tertekannya dengan keluar bermain tanpa seizin orang tua mereka. Oleh karena itu, ada baiknya orang tua perlu membangun diskusi dengan anak.

Orang tua harus bisa untuk proaktif menanyakan perkembangan dari tugas-tugas sang anak. Orang tua bisa juga bertanya tugas mana yang sulit untuk dikerjakan dan mana yang mudah. Dengan demikian orang tua harus bisa mendengarkan keluh kesah anak terkait tugas sekolahnya. Tidak semua mata pelajaran juga dapat dikuasai oleh setiap anak, ada anak-anak yang sangat menguasai humaniora, namun kurang di sains, dan begitupun sebaliknya.

5. Ciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan

Suasana belajar yang menyenangkan tidak hanya berasal dari tempat belajar yang nyaman, namun bisa juga dari perlakukan orang tua yang menyenangkan. Semisal Anda sudah menggunakan layanan bimbel online sekali pun, sebagai orang tua juga harus bisa mendukung menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Agar anak-anak Anda tidak merasa mudah bosan saat mengerjakan tugas, maka berilah jeda waktu setelah anak belajar 20 menit. Sebab pada umumnya kemampuan konsentrasi anak rata-rata adalah selama 20 menit. Beri waktu jeda kurang lebih 5 menit untuk anak beristirahat, lalu baru dilanjutkan kembali.

Jika belum mampu menyelesaikan tugas-tugas kita baik dari orang tua maupun guru kita disebut anak
(Sumber: KendariPos.co.id)

Orang tua juga sebaiknya mendampingi anak-anak sampai berhasil mengerjakan tugas-tugasnya. Sebab hanya anak-anak yang merasa berhasil yang akan memiliki motivasi besar dalam belajar. Contohnya, dengan mendampingi anak menyelesaikan tugas yang mudah, maka anak nantinya akan memiliki motivasi untuk mengerjakan tugas yang lebih susah.

Baca juga: 10 Tips Mengajarkan Anak Menulis

6. Berilah Pujian

Salah satu cara membuat anak semakin nyaman mengerjakan tugas sekolah di rumah adalah dengan apresiasi. Orang tua bisa memberikan apresiasi atau pujian kepada anak atas semua tugas yang telah anak kerjakan. Tidak harus memberikan hadiah yang sangat besar, orang tua bisa memberikan hadiah-hadiah sederhana seperti coklat, atau makanan kesukaan anak lainnya.

7. Berkomunikasi Dengan Guru

Berkomunikasi dengan guru merupakan salah satu cara terbaik untuk memantau tugas anak. Di era digital ini komunikasi antara orang tua dan guru merupakan hal yang tidak sulit lagi untuk dilakukan. Orang tua dapat menanyakan kepada guru yang menjadi orang tua anak di sekolah tentang perkembangan si anak. Orang tua bisa bertanya tentang kelebihan anak, ataupun kelemahan anak tersebut ada di bagian apa. Selain itu, orang tua bisa juga loh berdiskusi dengan guru tentang tugas-tugas yang diberikan.

Jadi, itulah 7 tips mendampingi anak mengerjakan tugas sekolah di rumah. Semoga tips-tips diatas dapat membantu para orang tua dan anak, sehingga kegiatan mengerjakan tugas sekolah di rumah tetap menyenangkan. Untuk kegiatan belajar anak yang lebih seru dan mudah, altaschool kini bisa menjadi pilihan yang tepat untuk ibu dan anak. Akan ada berbagai fitur seru yang membantu anak mendapatkan metode belajar online yang modern serta adaptif.

Jika belum mampu menyelesaikan tugas-tugas kita baik dari orang tua maupun guru kita disebut anak

Referensi:

Muhimmah, S. (2021). ‘Panduan Lengkap Membantu Anak Mengerjakan Tugas Sekolah di Rumah’, narmadi.com, 17 Juni 2021 [online] Available at: https://narmadi.com/id/tugas-sekolah/

Farida, L.N. (2020). ‘Tips Mendampingi Anak Belajar di Rumah’, Ayo Guru Berbagi.kemdikbud.go.id, 19 November 2020 [online] Available at: https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/tps-mendampingi-anak-belajar-di-rumah/

Heryansyah, T.R. (2020) ‘Anak Banyak PR Saat Belajar di Rumah? Berikut Tips Mendampinginya’, Ruangguru.com, 31 Maret 2020 [online] Available at: https://www.ruangguru.com/blog/dampingi-anak-saat-banyak-pr 

Sumber Gambar:

Anak Belajar di Rumah Bersama Orang Tua [daring]. Available at: https://www.kompasiana.com/rudi200783/5ea22d14097f366a493d6213/anak-belajar-di-rumah-penguatan-peran-orang-tua

Orang Tua Menemani Anak Belajar Dengan Menyenangkan [daring]. Available at: https://kendaripos.co.id/2020/06/belajar-dari-rumah-orang-tua-harus-ciptakan-suasana-menyenangkan/