Bagaimana konflik yang terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji?

tirto.id - Kesultanan Banten pernah dipimpin oleh raja yang bergelar Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1683 M). Pada periode kepemimpinannya tersebut, raja yang dikenal sebagai Pangeran Surya ini pernah melakukan perlawanan terhadap VOC, kongsi dagang Belanda.

Berdasarkan catatan Sardiman dan Amurwani Dwi dalam buku ajar Sejarah Indonesia (2014:74), Banten mempunyai lokasi yang cukup strategis sebagai salah satu pusat perdagangan internasional. Hal ini membuat Belanda yang kala itu dengan organisasi dagang bernama VOC tertarik untuk menguasai Banten.

Mulai 1619, VOC sudah berhasil menguasai dan membangun benteng pertahanan di Batavia (sekarang Jakarta). Pada akhirnya, kedua belah pihak, Banten dan VOC, saling bertikai untuk menjadi pusat dagang internasional.

Pada 1651 M, seorang bernama Pangeran Surya naik menjadi pemimpin Kesultanan Banten bergelar Sultan Ageng Tirtayasa. Situasi konflik yang sudah terjadi dengan VOC sebelumnya kian memanas berkat perlawanan yang dilakukan pemimpin baru ini.

Lantas, bagaimana sejarah perlawanan tersebut?

Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa

Kala menjadi Raja Banten, Sultan Ageng Tirtayasa telah melakukan beberapa strategi untuk memulihkan kembali Banten sebagai bandar perdagangan internasional. Dalam Modul Sejarah Indonesia (2020:14), Anik Sulistiyowati menjabarkan beberapa strategi tersebut:

  1. Mengundang para pedagang dari Inggris, Perancis, Denmark, dan Portugis berdagang di Banten.
  2. Meluaskan interaksi dagang dengan bangsa Cina, India, dan Persia.
  3. Mengirim beberapa kapal dengan maksud mengganggu pasukan VOC.
  4. Membuat saluran irigasi sepanjang Sungai Ujung Jawa sampai Pontang yang ditujukan sebagai persiapan suplai perang dan pengairan sawah.

      Rupanya, segala yang dilakukan Sultan Ageng Tirtayasa tersebut terjadi karena VOC sering menghadang kapal asal Cina yang tengah melakukan perjalanan ke Banten. Dengan semangat mempertahankan kehidupan Banten, Pangeran Surya tidak segan melakukan gangguan balik kepada pihak VOC.

      Di tengah situasi konflik, pada 1671, Sultan Ageng Tirtayasa menitahkan Sultan Haji menjadi orang yang mengurus masalah dalam negeri Banten. Terkait masalah dengan luar negeri, merupakan urusan Sultan Ageng sendiri.

      Akan tetapi, pengangkatan Sultan Haji ini membawa keuntungan kepada VOC. Berkat dukungan VOC, Sultan Haji justru merebut kekuasaan Banten dan menjadi raja di Istana Surosowan pada 1681.

      Sebagai imbal balik dukungannya VOC, Sultan Haji harus menandatangani perjanjian. Isinya, Kesultanan Banten musti memberikan daerah Cirebon kepada VOC, monopoli lada di Banten diambil alih VOC, dan pasukan Banten yang ada di pantai Priangan harus ditarik mundur. Terakhir, VOC meminta 600.000 ringgit jika Banten nantinya mengingkari perjanjian yang telah disebutkan.

      Kelakuan Sultan Haji ini membuat rakyat Banten tidak mengakuinya sebagai pemimpin. Bahkan, rakyat Banten kala itu lebih ingin melakukan perlawanan terhadap Sultan Haji yang disertai VOC.

      Sultan Ageng Tirtayasa beserta rakyat yang mengikuti jalurnya berniat mengambil kembali Kesultanan Banten. Pada 1682, Sultan Haji mulai terdesak oleh serangan pasukan Sultan Ageng dan istana Surosowan pun dikepung.

      Akan tetapi, VOC datang memberikan bantuan kepada Sultan Haji. Pasukan Sultan Ageng pun dipukul mundur kala itu dan pemimpinnya ini dijadikan sebagai buronan. Ia bersama para pengikutnya melarikan diri ke Rangkasbitung dan melakukan perlawanan selama kurang lebih setahun lamanya.

      Pada 1683, Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap karena ditipu oleh VOC. Ia ditahan oleh Belanda di penjara daerah Batavia sampai 1692, tepat ketika dirinya menutup usia.

      Baca juga: Sejarah Awal Kejayaan Kesultanan Banten Era Maulana Hasanuddin

      Baca juga artikel terkait KESULTANAN BANTEN atau tulisan menarik lainnya Yuda Prinada
      (tirto.id - prd/agu)


      Penulis: Yuda Prinada
      Editor: Agung DH
      Kontributor: Yuda Prinada

      Subscribe for updates Unsubscribe from updates

      Bagaimana konflik yang terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji?

      Dhafi Quiz

      Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at cp.dhafi.link. with Accurate Answer. >>


      Bagaimana konflik yang terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji?

      Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

      1. Sikap dan tindakan VOC yang tidak baik dalam kawasan kekuasan kerajaan Banten
      2. Perusakan tanaman-tanaman penting VOC di ladang-ladang milik Banten
      3. Keinginan VOC untuk menguasai lada di Banten
      4. VOC menghasut Sultan Haji sehingga menentang semua perintah Sultan Ageng Tirtayasa
      5. Pelarangan kapal-kapal luar untuk berdagang di pelabuhan Banten

      Jawaban terbaik adalah D. VOC menghasut Sultan Haji sehingga menentang semua perintah Sultan Ageng Tirtayasa.

      Dilansir dari guru Pembuat kuis di seluruh dunia. Jawaban yang benar untuk Pertanyaan ❝Konflik yang terjadi antara sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji dan VOC disebabkan oleh.....❞ Adalah D. VOC menghasut Sultan Haji sehingga menentang semua perintah Sultan Ageng Tirtayasa.
      Saya Menyarankan Anda untuk membaca pertanyaan dan jawaban berikutnya, Yaitu Tokoh perlawanan rakyat maluku yang tewas di benteng sau paulo adalah.... dengan jawaban yang sangat akurat.

      Klik Untuk Melihat Jawaban

      Apa itu cp.dhafi.link??

      Kuis Dhafi Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

      Latarbelakang konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji adalah?

      1. Sultan Haji menolak kerja sama dengan pihak Belanda
      2. Sultan Ageng tidak mau membangun benteng di Istana Surosowan
      3. Sultan Haji membiarkan Belanda ikut campur dalam urusan kerajaan
      4. keinginan Belanda untuk menjadikan Sultan Haji penguasa di Pulau Jawa
      5. Sultan Agung Tirtayasa tidak senang jika Sultan Haji menjadi penguasa di Kesultanan Banten

      Jawaban: C. Sultan Haji membiarkan Belanda ikut campur dalam urusan kerajaan

      Dilansir dari Encyclopedia Britannica, latarbelakang konflik antara sultan ageng tirtayasa dan sultan haji adalah sultan haji membiarkan belanda ikut campur dalam urusan kerajaan.

      Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Mengapa film “Bumi dan Manusia” dikatakan sebagai wujud teks novel sejarah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.

      • Pencarian sederhana adalah pencarian koleksi dengan menggunakan hanya satu kriteria pencarian saja.
      • Ketikkan kata kunci pencarian, misalnya : " Sosial kemasyarakatan "
      • Pilih ruas yang dicari, misalnya : " Judul " .
      • Pilih jenis koleksi misalnya " Monograf(buku) ", atau biarkan pada pilihan " Semua Jenis Bahan "
      • Klik tombol "Cari" atau tekan tombol Enter pada keyboard