Bagaimana kondisi lahan persawahan saat proses tanam padi

Bagaimana kondisi lahan persawahan saat proses tanam padi

Ditulis oleh: Jumalia Warokah (171510701046)
Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jember

Tanaman padi (Oryza sativa L) merupakan tanaman pangan penting yang telah menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia. Bahkan di Indonesia padi merupakan salah satu tanaman utama yang di budidayakan oleh petani sebagai makanan pokok masyarakat. Mengingat perkembangan zaman yang semakin maju dan berkelanjutan kegiatan budidaya padi dibidang pertanian mulai dari persemaian, pengoolahan lahan hingga panen dilakukan secara berkelanjutan.

Pemilihan varietas

Budidaya tanaman padi diawali dengan pemilihan varietas. Pemilihan varietas perlu dilihat untuk mendapatkan hasil yang baik. Varietas VUB (Varietas unggu baru) mudah beradaptasi dengan lingkungan baru serta varietas ini menjamin akan mendapatkan hasil yang tinggi juga pertumbuhan yang baik. Menanam Varietas VUB secara bergantian untuk memutus siklus hidup hama dam penyakit. Hasil dari produk varietas VUB ini telah diterima oleh pasar.

Persemaian

Sebelum melakukan persemaian, benih harus di seleksi terlebih dahulu dengan merendam dalam air garam dengan cara di aduk benih dalam air garam tersebut. Benih di rendam selama 2 hari setelah itu benih dikeringkan serta di peram selama 2 hari. Benih yang bagus (bernas) ialah benih yang tenggelam, sedangkan benih yang tidak bernas akan mengapung sehingga benih tersebut tidak layak digunakan. Setelah selesai diseleksi petani melakukan persemaian dengan rerata waktu 13 hari bibit disemai.

Pengolahan tanah

Pembajakan dilakukan 2 minggu sebelum penanaman. Lahan yang akan digunakan terlebih dahulu diairi sampai tergenang. Kemudian tanaman tersebut di olah dengan membajak menggunakan mesin hand traktor. Pembajakan lahan dilakukan sebanyak 2 kali yang mana setelah pembajakan pertama dilakukan penggenangan lagi selama 1 minggu kemudian dilakukan pembajakan kembali disertai penggenangan selama 1 minggu hingga terbentuk pelumpuran. Kemudian digaru dan dibuat saluran sekeliling. Lahan harus dalam keadaan datar supaya air tidak tergenang dipermukaan tanah yang akan ditanami.

Penanaman

Benih yang telah tumbuh berkisar antara 715 hari setelah semai kemudian dipindahkan ke lahan dengan mencabut secara hati-hati dari tempat semai, diusahakan gabah padi masih lengket pada bibit yang akan ditanam. Penanaman dilakukan dengan mengandalkan tenaga manusia. Penanaman dilakukan satu bibit per lubang tanam. Pada saat melakukan penanaman, gabah padi jangan sampai terlepas dari bibit, karena pada gabah padi masih tersimpan cadangan makanan yang masih dibutuhkan oleh bibit untuk tumbuh dan berkembang dilahan setelah pindah serta bibit membutuhkan penyesuaian dengan lahan. Setelah bibit dicabut usahakan secepatnya bibit tersebut ditanam di lahan yang di sediakan dengan menanam 1 bibit di lubang tanam.

Pengairan

Pengairan dilakukan sada saat tanaman berumur 3 hari, lahan tersebut diairi dengan tinggi genangan 3 cm dan setelah itu tidak ada penambahan air 2 hari berikutnya. Pada hari ke-6 lahan sawah diari kembali dengan tinggi genangan 3 cm. Cara ini dilakukan terus supaya fase anakan maksimal. Mulai fase pembentukan malai sampai pengisian biji, petakan sawah digenangi secara terusmenerus. Sejak 10 -15 hari sebelum panen sampai saat panen tanah dikeringkan. Hal ini memudahkan petani pada saat proses panen.

Pemupukan

Pemupukan diberikan sebanyak 2 kali selama musim tanamn. Pemupukan pertama dilakukakan kurang lebih 2-3 minggu setelah tanam. Lebih baiknya pemupukan dilakukan 1-2 hari sebelum dilakukan penyiangan. Dengan demikian saat melakukan penyiangan sekaligus menginjak pupuk yang telah ditebar untuk menghindari penguapan dari pupuk tersebut supaya hasilnya maksimal. Pupuk yang biasa digunakan oleh petani ialah pupuk Urea, TSP dan KCl. Dosis yang di gunakan harus sesuai dengan anjuran daerah setempat. Pemupukan biasanya dilakukan dengan cara mengoplos Urea dengan TSP guna untuk memperbanyak anakan serta pertumbuhan yang cepat.

Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan oleh petani ialah melakukan penyiangan setelah pemupukan. Biasanya gulma banyak tumbuh setelah pemupukan. Penyiangan dilakukan secara manuan dengan mencabut gulma di lahan mereka, hal ini dilakukan supaya menjaga tekstur tanah. Setelah itu untuk menekan pertumbuhan gulma maka perlu dilakukan pengaturan air. Maka air yang berada di tanaman jangan terlalu sedikit karena mengakibatkan pertumbuhan gulma menjadi subur. Pengairan yang di anjurkan ialah 2-3 cm setelah tanam. Pada pembentukan anakan genangan dianjurkan 3-5cm, selanjutnya pada saat padi mulai bunting genangan dinaikkan setinggi 10 cm. Setelah tanaman mulai mengeluarkan bunga diusahakan lahan dikeringkan supaya proses pembungaan berlangsung serempak. Setelah itu lahan digenangi kembali.

Pengendalian

Pengendalian secara berkelanjutan ialah suatu pengendalian yang didasari oleh system pengelolaan hama terpadu. Pengendalian ini bertujuan untuk mengendalikan hama supaya tidak mengakibatkan kerusakan secara berkelanjutan. Pengendalian dengan menggunakan system PHT pada tanaman padi dapat di lakukan sesuai dengan permasalahan yang terjadi dilapangan. Pengendalian hama pada tanaman padi dapat memanfaatkan musuh alami yang berada dilapang, juga dapat dilakukan dengan pengendalian hayati. Pengandalian dengan menggunakan pestisida apabila terjadi kerusakan di batas ambang ekonomi namun pemakain tidak boleh berlebihan.

Panen

Lakukan proses pemanenan saat gabah telah menguning, tetapi malai masih segar. Proses pemanenan masih menggunakan tenaga manusia. Para petani memotong padi dengan menggunakan sabit kemudian menumpuk hasil potongan padi sebelum dirontokkan. Padi dipotong 30-40 cm diatas permukaan tanah. Biasanya petani menggunakan alas berupa terpal untuk tempat padi yang telah di rontokkan dengan menggunakan pedal tresher. Padi yang telah dirontokkan di masukak dalam karung untuk masuk proses pasca panen.

Pasca panen

Proses penjemuran gabah dilakukan secara manual dengan menjemur langsung dibawah sinar matahari. Penjemuran gabah di atas lantai atau lapangan khusus jemur gabah dengan ketebalan 5-7 cm. kemudian melakukan pembalikan gabah padi yang dijemur setiap 2 jam sekali. Pengeringan ini dilakukan sampai kadar air gabah mencapai untuk bahan konsumsi 12-14% sedangkan gabah untuk benih pengeringan dilakukan hingga 10-12%. Setelah itu gabah yang sudah kering dapat digiling dan disimpan serta sebagaian besar untuk di pasarkan ke pada konsumen.