Bagaimana keluar dari hubungan toxic?

  • home
  • gaya
  • Mengakhiri Toxic Relationship, Apakah Cukup Memutuskan Hubungan?

    Reporter:

    Tempo.co

    Editor:

    S. Dian Andryanto

    Minggu, 23 Januari 2022 09:09 WIB
    Bagaimana keluar dari hubungan toxic?

    Istilah toxic relationship mengacu pada sebuah hubungan yang tidak sehat dan ditandai dengan berbagai perilaku 'beracun' yang punya potensi merusak fisik dan mental diri sendiri atau pasangan. (Foto: Canva)

    TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan yang tidak sehat atau toxic relationship akan membuat pasangan merasa cemas, khawatir berlebihan hingga depresi. Jika terus menerus dibiarkan dan tidak ditangani secara tepat, Anda akan merasakan hidup penuh tekanan dan terasa berat ketika menjalaninya.

    Namun, apakah salah satu jalan yang tepat untuk keluar dari jeratan toxic relationship adalah dengan memutuskan hubungan? Bijaksana dalam menentukan pilihan dan langkah adalah jalan keluar yang bisa Anda coba.

    Mengakhiri Toxic Relationship

    Berikut adalah beberapa cara untuk mengakhiri toxic relationship dan bisa jadi pilihan tepat yang bisa Anda lakukan:

    1. Jujur mengenai perasaan Anda

    Melansir dari everydayhealth.com, jika Anda sudah lelah dengan hubungan yang Anda jalin, berkata jujur bahwa Anda merasa tertekan dengan perlakuan pasangan bisa menjadi solusi yang tepat. Pasangan harus mengetahui satu sama lain apa yang dirasakan. Salah satu kunci yang penting dalam menjalin hubungan adalah saling terbuka dan berkomunikasi dengan baik. Namun, jika Anda takut apabila pasangan Anda justru melakukan kekerasan, cukup mengirimnya melalui pesan tertulis atau sambungan telepon.

    1. Kontrol respon Anda

    Jika Anda merasa dikekang, berhenti untuk terus menanggapi apapun yang diminta oleh pasangan. Hal itu akan membuat pasangan Anda merasa bersalah dan menyadari bahwa apa yang dilakukan terlalu berlebihan.

    1. Berkomunikasi dengan baik

    Terkadang, pertengkaran dimulai karena salah satu pasangan tidak mau mengalah. Hal itu akhirnya membuat satu sama lain melakukan hal yang sama dan berlarut-larut. Cobalah untuk berkomunikasi yang baik dengan lemah lembut, menurunkan suara dan mengontrol emosi. Mengutip dari Healthline, penggunaan kata Saya merasa sakit hati lebih baik daripada Kamu yang salah ketika menyampaikan perasaan satu sama lain.

    1. Memahami bukan kesalahan diri sendiri

    Pahami bahwa karakter buruk dari pasangan adalah bukan kesalahan diri sendiri. Penyebab dari gagalnya hubungan adalah karena pasangan Anda tidak sesuai dengan diri Anda. Sehingga, ketika Anda sudah berusaha menyampaikan perasaan secara terbuka dan dengan baik namun pasangan Anda justru bersikap defensif dan menyalahkan Anda, maka Anda harus memutuskan jalan terbaik untuk diri sendiri.

    1. Menyadari banyak yang jauh lebih baik

    Jika Anda merasa terjebak dalam hubungan yang toxic dengan satu orang, maka Anda harus menyadari bahwa Anda pantas mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik. Mungkin akan terasa sulit untuk melepaskan dalam waktu dekat, namun perlahan Anda akan sadar betapa berharganya diri Anda untuk orang lain di luar sana.

    Menjalani hubungan toxic relationship akan membuat Anda terus menerus terjebak dalam masalah yang sama. Dampaknya, Anda bisa saja mengalami gangguan fisik maupun gangguan mental. Untuk itu, Anda harus memiliki rencana untuk diri sendiri tanpa pasangan jika ingin mengakhiri hubungan.

    Namun, cara terbaik meskipun untuk mengkhiri toxic relationship, tetap menjadi pilihan Anda sesuai dengan masalah yang Anda alami. Berkonsultasi dengan dokter spesialis maupun bercerita dengan rekan dan kerabat bisa jadi solusi yang tepat untuk Anda coba.

    RISMA DAMAYANTI

    Baca: Berikut Ciri dan Penyebab Toxic Relationship, Apakah Anda Mengalaminya?

    Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram Tempo.co Update. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.


  • toxic relationship
  • Mengakhiri Toxic Relationship
  • Gangguan Mental
  • Pasangan
  • Hubungan
  • Perasaan