Bagaimana karakteristik kebudayaan pada zaman neolitikum?

Zaman Neolitikum atau bisa disebut sebagai Zaman Batu Muda merupakan fase kebudayaan yang terdapat di zaman prasejarah, dimana sudah memiliki ciri berupa unsur kebudayaan. Nah unsur Peninggalan Zaman Neolitikum ini adalah munculnya peralatan yang terbuat dari batu yang diasah, peternakan, pertanian menetap, hingga pembuatan tembikar. Pada saat Zaman Neolitikum ini berlangsung, kehidupan dari manusianya mulai berangsur menetap, dan bahkan mereka sudah mulai mengenal dengan namanya bercocok tanam, ya meskipun tekhnik yang mereka gunakan masih sangat sederhana, tentu hal ini wajar karena memang masih dalam masa permulaan. Dan ini jauh berbeda dengan ciri Zaman Mesozoikum, karena kehidupan tersebut lebih dahulu ada sebelum manusia di Bumi.

Berburu juga masih menjadi salah satu kebudayaan Zaman Neolitikum saat itu, namun manusianya bisa menghasilkan makanan sendiri atau bisa disebut dengan istilah Food Producing. Peralatan yang mereka gunakan dalam masa ini sudah diasah hingga halus, dan bahkan manusia pada masa itu sudah memiliki seni bagaimana membuat sebuah peralatan dengan bentuk yang estetik.

Sejumlah Alat Pada Zaman Batuyang telah diasah dalam masa ini diantaranya kapak persegi serta kapak lonjong. Didaerah Jawa Timur serta Sulawesi pernah ditemukan mara panah dan juga tombak, diyakini jika kedua benda tersebut digunakan manusia berburu pada saat itu. Perkembangan kebudayaan Zaman Neolitikum saat itu yang sangat penting adalah banyak ditemukannya kapak lonjong maupun kapak persegi yang terdapat di sejumlah daerah. Peninggalan Zaman Neolitikum sendiri cukup banyak yang ditemukan di zaman sekarang ini, dan sebagian besar diantaranya pasti dipamerkan di Museum ternama di wilayah sekitar ditemukannya barang tersebut. Namun kalau alat pada manusia zaman batu tidak terlalu ada di tempat-tempat bersejarah.

Kebudayaan Zaman Neolitikum

Memasuki tahun ke 1500 SM, negara kita Indonesia ini mulai menerima datangnya para migrasi dengan jenis manusia Malayan Mongoloid atau bisa disebut dengan Melayu Austronesia, dimana mereka ini berasal dari Daerah Yunan yang ada di China Selatan. Setelah sampai di Indonesia, mereka pun menguasai Indonesia bagian bara, sementara untuk jenis manusia Australomelanesid ini pun bergeser lokasinya ke bagian timur Indonesia. Dan karena hal inilah pembaruan dari kedua manusia ini pun terjadi.

Bangsa Melayu Austronesia ini datang ke Indonesia berbekal ilmu bercocok tanam di ladang. Jenis tanaman pertama yang mereka bawah ke Tanah Air saat itu seperti Labu air, Keladi, Padi Gaga, Ubu Rambat, Pisang, Sukun, serta Kelapa. Kebudayaan pada Zaman Neolitikum saat itu selain bertani, mereka juga paham soal beternak, pada saat itu mereka memiliki rasa solidaritas yang tinggi agar bisa mengatur hidup secara bersama-sama. Mereka saling menjalin kerjasama untuk membakar semak, menebang hutan, memetik hasil ladang, menanam benih, mendirikan rumah, hingga menggelar upacara. Kebudayaan Zaman Neolitikum saat itu, telah menjadikan mereka sukses membuat sejumlah kerajinan yang sampai saat ini dikenal dan masih digunakan oleh banyak orang, diantaranya:

  • Gerabah

Bahan dasar dalam mengerjakan kerajinan ini adalah tanah liat yang dicampurkan dengan pasir, serta teknik yang mereka gunakan saat itu adalah kombinasi teknik tangan dan teknik tatap sehingga hasil gerabah mereka ini masih terlihat kasar dan tebal. Sejumlah gerabah yang berhasil mereka buat saat itu adalah Piring, Cawan, Periuk, serta pedupaan.

  • Anyaman

Untuk membuat benda ini, mereka menggunakan bahan dasar bamboo, rumput, dan juga rotan. Untuk teknik yang digunakan dalam pembuatan anyaman ini adalah teknik anyak dengan pole geometric. Konon, anyaman ini sering kali digunakan untuk wadah peralatan rumah tangga.

  • Pakaian

Kebudayaan pada Zaman Neolitikum di kawasan Kalimantan Selatan dan juga Sulawesi Tengah diyakini saat itu menjadi yang pertama mengenal pakaian, dimana mereka membuatnya dari alat pemukul kulit kayu yang dimiliki. Pakaian pertama pada saat itu dibuat dari tenunan serat dari kulit kayu, dan jenis bahan yang mereka gunakan adalah serat abaka (sejenis pisang) dan juga rumput doyo. Namun untuk pakaian manusia purbakala, sepertinya tidak bakal ditemukan di koleksi museum batik pekalongan yang cenderung memajang karya orang modern. Namun salah satu atau beberapa museum di Indonesia pasti ada yang mengabadikannya alias memiliki pameran pakaian zaman neolitikum.

  • Perahu

Tidak hanya membuat pakaian, namun kebudayaan Zaman Neolitikum saat itu juga mengenal teknik pembuatan perahu dimasanya. Saat itu untuk membuat kendaraan yang satu ini teknik yang mereka gunakan sangat sederhana, dimana bahan yang digunakan adalah batang pohon, lanang, meranti, dan juga kedondong

Sebelum menebang pohon yang akan digunakan dalam membuat perahu ini, mereka mengadakan upacara terlebih dahulu, dan pembuatan perahu ini dimulai dari bagian luar kedalam. Pada bagian dalam perahu ini mereka keruk dengan ujung pasak yang dipakukan dan dibuat dengan ketebalan yang sama dengan kondisi luar. Nah agar perahu mereka ini tidak terbalik, maka dipasanglah Cadik/katik yang fungsinya sebagai penyeimbang. Sementara untuk menggerakkan perahu ini belum ada mesin, mereka menggunakan sebuah layar dan menggunakan tenaga hembusan angin.

Kebudayaan di Zaman Neolitikum ini juga dikenal dengan sistem perdagangan dengan cara barter (tukar menukar barang). Untuk besar kecilnya nilai sebuah barang ditentukan oleh kesepakatan mereka yang melakukan transaksi. Barang yang sering digunakan dalam barter ini diantaranya adalah hasil hutan, hasil kerajinan seperti gerabah, maupun hasil pertanian/peternakan.

Corak kehidupan Zaman Neolitikum

Untuk kehidupan di Zaman Neolitikum ini sektor ekonominya berkembang sangatlah pesat, dimana mereka sudah mengendal dengan sistem perdagangan berupa barter atau tukar menukar barang. Kepercayaan di zaman ini adalah mengenal dewa, dimana pada zaman ini juga sudah mengenal sistem berburu yang mengandalkan senjata berupa mata panah.

Masyarakat di jaman ini juga sudah paham soal cara bercocok tanam, cara beternak, dan juga hidup menetap. Dan yang lebih keren lagi, meraka juga sudah bisa membuat peraturan dalam hidup bersama di suatu kelompok. Dan kebudayaan Zaman Neolitikum ini pun hingga saat itu masih terus berlangsung hingga abad ini, dan bahkan manusia saat ini lebih berkembang dan lebih rapi lagi dalam menata kehidupan mereka dalam bermasyarakat.

manusia purbazaman batu mudaZaman NeolitikumZaman Prasejarah