Bagaimana dampak kebijakan monopoli perdagangan yang dilakukan VOC bagi rakyat Indonesia

- Broundel, Ferdinand, Civilization and Capitalism 15th-16th Century, the Wheels of Commerce, vol. 2, Collins/Fontana Press, London, 1982.

- Chaudhuri, K.N., Trade and Civilization in the Indian Ocean an Economic History from the Rise of Islam to 1750, Cambridge University Press, Cambridge, 1985.

- Cortesao, Armando (ed. and trans.) the Suma Oriental of Tome Pires and the Book of Francisco Rodrigues, 2 jilid, The Hakluyt Society, London, 1944.

- Hall, D.G.E., Sejarah Asia Tenggara, Usaha Nasional, Suarabaya, 1988.

- Kartodirdjo, Sartono, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900, jilid 1, PT. Gramedia, Jakarta, 1988.

- Meilink-Roelofes, M.A.P., Asian Trade and European Influence in the Indonesian Archipelago between 1500 about 1630, the Hauge Martinus Nijhoff, 1982.

- Onghokham, "Bentuk Negara di Indonesia dan Aspek Internasionalisasi" dalam Prisma No. 8, LP3ES, Jakarta, 1984.

- Reid, Anthony, Southeast Asia in the Age of Commerce 1450-1680, vol. 2, Yale University Press, New Haven and London, 1988.

- Ricklefs, M.C., Sejarah Indonesia Modern, Gajah Mada Unversity Press, 1992.

- van Leur, G.C., Indonesian Trade and Society, The Hauge van Houven, Bandung, 1955.

- Vlekke, Bernard H.M., Nusantara a History of Indonesia, The Hauge, Leiden, 1965.

Pada masa penjajahan Hindia Belanda, Rakyat Indonesia hidup dengan sangat menderita. Dalam 3,5 abad penjajahan, berbagai kebijakan diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda, dimana  hampir semuanya menyebabkan kerugian bagi Rakyat Indonesia. Tidak hanya itu, datangnya penjajah ke bumi Nusantara juga menyebabkan perubahan di berbagai aspek kehidupan. Nah, diantara berbagai kebijakan itu, ada kebijakan monopoli perdagangan.

Kebijakan monopoli perdagangan dilakukan oleh Belanda melalui persekutuan dagang dengan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie). VOC datang ke Nusantara untuk mengeruk kekayaan rempah-rempah serta melakukan monopoli perdagangan. Padahal, awal mulanya VOC didirikan untuk dijadikan media penengah antar pedagang Belanda agar tidak terjadi kekacauan pasar. Namun, seiring dengan berjalannya waktu VOC memiliki kecenderungan untuk menjadi penguasa.

Hak monopoli perdagangan yang dimiliki VOC ini dapat memaksakan kehendaknya pada perusahaan-perusahaan perdagangan Nusantara. Tindakan ini tentu saja menimbulkan permusuhan dari pedagang Nusantara. Bahkan, jaringan perdagangan rempah-rempah Maluku ke Malaka yang dikuasai pedagang Islam akhirnya jatuh ke tangan VOC.

Ada beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh VOC untuk melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Nusantara, antara lain :

  • Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng dalam melaksanakan perdagangan.
  • Melaksanakan pelayaran Hongi.
  • Melaksanakan politik devide et impera (memecah dan menguasai) untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
  • Membangun pangkalan VOC

Disamping itu, monopoli perdagangan yang dilakukan oleh VOC ini paling gencar dilakukan di wilayah Maluku. Agar rencananya ini berhasil, maka VOC telah menentukan sejumlah peraturan yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh rakyat Maluku antara lain :

(Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Kebijakan Tanam Paksa?)

  • Rakyat Maluku dilarang menjual rempah-rempah kepada pihak lain selain VOC.
  • Jumlah tanaman rempah-rempah beserta lokasi lahannya juga harus ditentukan oleh VOC.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya VOC mengalami kebangkrutan pada akhir abad ke 18. Korupsi besar-besaran dan ditambah dengan menajemen yang buruk membuat VOC lumpuh perlahan-lahan. Sehingga, setelah mengalami kerugian yang besar, VOC dibubarkan oleh pemerintah Belanda pada tanggal 13 Desember 1799. Kemudian pada 1 Januari 1800, pemerintah Belanda mulai menjajah Indonesia secara menyeluruh tidak hanya dalam sektor perdagangan, tetapi juga dalam seluruh aspek kehidupan rakyat Indonesia.

Apa saja dampak positif dan negatif monopoli perdagangan yang dilakukan oleh VOC di Indonesia? Kongsi Dagang Belanda atau lebih kita kenal dengan nama VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) merupakan sebuah perusahaan Hindia Timur Belanda yang bergerak dalam bidang perdagangan di wilayah Asia. Dibentuk pada tanggal 20 Maret 1602, uniknya kongsi dagang ini memiliki pasukan tentara dan mempunyai hak-hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah Belanda.

Berdirinya VOC kemudian ditindaklanjuti dengan mendirikan beberapa markas, seperti di Batavia (Jakarta sekarang), Maluku, Kepulauan Banda, dan Banten. Dalam menjalankan tugasnya, perusahaan ini melakukan monopoli perdagangan dengan cara-cara licik dan kejam. Mulai dari melakukan pemerasan, pembunuhan massal, sampai-sampai melakukan tindakan kekerasan terhadap penduduk lokal. Adanya monopoli perdagangan di wilayah Nusantara oleh VOC tentu memiliki dampak yang cukup besar, lalu apa saja dampaknya? berikut penjelasan singkatnya.

Baca Juga : Sejarah Kebijakan Sistem Tanam Paksa

Bagaimana dampak kebijakan monopoli perdagangan yang dilakukan VOC bagi rakyat Indonesia

Baca Juga :
  • 8 Hak Istimewa VOC
  • Sejarah Berdirinya VOC

Dampak kegiatan monopoli perdagangan yang dilakukan VOC di Indonesia (nusantara saat itu) memang lebih condong ke sisi negatif (bisa dibilang kebanyakan dampak buruknya), namun disisi lain ada juga dampak positif yang dapat dipetik dan diambil pelajarannya. 

  1. Banyak bangsa asing (eropa, asia, timur tengah) yang melakukan kegiatan perdagangan di Nusantara, akibatnya aktivitas dagang menjadi semakin ramai.
  2. Pedagang pribumi memperoleh informasi hasil rempah-rempah yang laku dipasar internasional.
  3. Selain itu, mereka juga lebih mengetahui tata cara perdagangan.
  4. Pedagang pribumi melakukan hubungan dengan bangsa lain.

Baca Juga :

1. Dampak Penjajahan Belanda di Indonesia

2. Dempak Penjajahan Jepang di Indonesia

3. Organisasi Militer dan Semi Militer Bentukan Jepang

  1. Rakyat harus menjual hasil rempah-rempah kepada pihak VOC
  2. Pendapatan menurun karena harga ditentukan oleh VOC
  3. Menurunnya jumlah penduduk, disebabkan karena pembantaian massal.
  4. Penderitaan fisik (kelelahan) karena bekerja terlalu keras.
  5. Produksi padi menurun, karena tanaman ini tidak laku di pasaran internasional. Sebab lainnya karena gagal panen.
  6. Dampak lainnya menjadikan rakyat kelaparan dan kematian.

Pada perkembangan selanjutnya, VOC mengalami kemunduran, tepat pada tanggal 1 Januari 1800 kongsi dagang Belanda ini secara resmi dibubarkan. Beberapa sebab yang melatarbelakangi pembubaran VOC antara lain : kerugian akibat adanya pemberontakan dan peperangan, banyak pegawai VOC melakukan korupsi, pengeluaran gaji pegawai semakin meningkat, dan adanya persaingan dari bangsa lain seperti Perancis dan Inggris.

Pembubaran VOC kemudian meninggalkan banyaknya utang, jumlahnya sekitar 136,7 juta gulden. Tapi, kongsi dagang ini meninggalkan kekayaan cukup banyak, berupa bangunan seperti kantor dagang, kapal, benteng. Semua aset tersebut kemudian dialihkan kepada pemerintah Belanda. Pada tahun-tahun berikutnya, penjajahan di Nusantara dilanjutkan oleh pemerintah Belanda.

Rekomendasi artikel untuk Anda, Baca Juga :

Nah, itulah beberapa Dampak Positif dan Negatif Monopoli Perdagangan VOC di Indonesia. Semoga berguna dan dapat menambah wawasan sejarah kita. Baca juga artikel menarik lainnya terkait sejarah penjajahan Belanda di Indonesia.

Share ke teman kamu:

Tags :

Related : Dampak Positif dan Negatif Monopoli Perdagangan VOC di Indonesia

Kebijakan monopoli perdagangan rempah-rempah yang diterapkan VOC memberi dampak positif dan negatif bagi kehidupan bangsa Indonesia. Deskripsikan dampak negatif kebijakan tersebut! 

Bagaimana dampak kebijakan monopoli perdagangan yang dilakukan VOC bagi rakyat Indonesia

Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!

Dampak kegiatan monopoli perdagangan yang dilakukan VOC di Indonesia pada dasarnya memang lebih condong ke sisi negatif, namun disisi lain ada juga dampak positif yang dapat dipetik dan diambil pelajarannya. Dampak Positif Monopoli akibat kegiatan perdagangan di Nusantara, akibatnya aktivitas dagang menjadi semakin ramai. Pedagang pribumi memperoleh informasi hasil rempah-rempah yang laku dipasar internasional. Selain itu, mereka juga lebih mengetahui tata cara perdagangan. Pedagang pribumi melakukan hubungan dengan bangsa lain. Kemudian dampak Negatif Monopoli Perdagangan, rakyat harus menjual hasil rempah-rempah kepada pihak VOC, pendapatan menurun karena harga ditentukan oleh VOC, menurunnya jumlah penduduk, disebabkan karena pembantaian massal. Penderitaan fisik (kelelahan) karena bekerja terlalu keras, produksi padi menurun, karena tanaman ini tidak laku di pasaran internasional. Sebab lainnya karena gagal panen, dampak lainnya menjadikan rakyat kelaparan dan kematian.

Jadi, dampak yang ditimbulkan dari monopoli VOC adalah aktifitas perdagangan menjadi ramai, rakyat menjadi tahu tata cara perdagangan, dan penderitaan secara fisik.