Bagaimana cara produsen untuk meminimumkan biaya produksi dan memaksimumkan keuntungan?

Situsekonomi.com - Sukirno (1994: 192) menyatakan, "Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi." Pada kesempatan ini, penulis akan memperkenalkan kepada kalian semua menyangkut faktor-faktor yang menentukan besarnya keuntungan maksimum yang akan dicapai. Dalam usaha yang digerakkan oleh seorang produsen untuk memproduksi barang-barang yang diperlukan oleh masyarakat, dan memperoleh keuntungan maksimum dari usaha tersebut, maka masalah pokok yang harus dipecahkan olehnya adalah: "Bagaimanakah caranya agar komposisi dari faktor-faktor produksi dapat digunakan dan berapakah jumlah dari masing-masing faktor produksi tersebut akan digunakan?" Untuk memecahkan persoalan ini, ada dua aspek yang harus dipikirkan, yaitu:

  1. Komposisi faktor produksi yang bagaimana perlu digunakan untuk menciptakan tingkat produksi yang tinggi?
  2. Komposisi faktor produksi yang bagaimana perlu diminimumkan biaya produksinya supaya mencapai satu tingkat produksi tertentu?

Bagaimana cara produsen untuk meminimumkan biaya produksi dan memaksimumkan keuntungan?

Hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan oleh produsen dinamakan fungsi produksi. Faktor-faktor produksi dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu tenaga kerja, tanah, modal dan keahlian keusahawanan (Sukirno, 1994: 193).

Dalam teori ekonomi, untuk menganalisis tentang produksi selalu dimisalkan bahwa tanah, modal dan keahlian keusahawanan adalah tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah jumlahnya. Dengan demikian, dapatlah digambarkan bahwa hubungan antara faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai memiliki kesetaraan makna dengan hubungan antara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang dicapai.

Peminimuman Biaya Produksi

Untuk menjabarkan aspek yang pertama, komposisi dari faktor produksi yang akan meminimumkan biaya produski mestilah ditentukan. Seorang produsen perlu memperhatikan (i) besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan diimplementasikan, dan (ii) besarnya pertambahan hasil penjualan yang diwujudkan oleh faktor produksi yang ditambah tersebut.

Pertanyaannya: Faktor produski manakah yang harus ditambah? Jawabannya sudah tentu faktor produksi A karena biayanya lebih murah, tetapi tambahan hasil penjualannya sama dengan yang diciptakan oleh faktor produksi B. Berdasarkan uraian tersebut, maka kita dapat menyimpulkan bahwa untuk meminimumkan biaya (atau memaksimumkan hasil penjualan), prinsip yang harus dipegang oleh setiap produsen adalah "mengambil unit tambahan faktor produksi yang biaya per rupiahnya akan mengahasilkan tambahan nilai penjualan yang paling maksimum".

Bagaimana cara produsen untuk meminimumkan biaya produksi dan memaksimumkan keuntungan?

Pada gambar di atas, secara serentak ditunjukkan oleh kurva produksi sama dan garis biaya sama. Lebih lanjut, kita dapat melihat penjelasan dari penggabungan kedua kurva ini sebagai berikut: (i) apabila jumlah pengeluaran untuk membiayai produksi sudah ditentukan, keadaan yang bagaimanakah yang akan memaksimumkan produksi? (ii) Apabila jumlah produksi yang ingin dicapai telah ditentukan, keadaan yang bagaimanakah yang akan meminimumkan biaya produksi?

Untuk menjawab persoalan yang dilontarkan pada poin pertama, terlebih dahulu kita misalkan bahwa biaya yang dibelanjakan untuk membeli per unit modal sebesar Rp15.000, upah tenaga kerja sebanyak Rp10.000, dan biaya yang disediakan oleh produsen adalah Rp300.000. Dengan uang sebanyak Rp300.000, maka produsen dapat -- sekiranya membeli satu jenis faktor produksi saja -- memperoleh 20 unit modal atau 30 tenaga kerja.

Garis biaya yang ditunjukkan oleh TC2 menggambarkan bahwa gabungan tenaga kerja dan modal dapat diperoleh dengan menggunakan uang yang tersedia. Persoalannya sekarang, manakah gabungan yang akan dapat menghasilkan produksi yang paling minimum? Di sini terdapat lima titik yang terletak pada berbagai kurva produksi sama yang merupakan titik perpotongan atau titik persinggungan dengan garis TC2 yaitu A, B,C, D dan E.

Baca Juga: Efek Subsidi Pemerintah terhadap Elastisitas Permintaan

Dari kelima titik ini, titik E terletak pada kurva produksi sama yang paling tinggi, tepatnya pada tingkat produksi 2.500 unit. Ini berarti bahwa gabungan yang diwujudkan oleh titik E akan memaksimumkan jumlah produksi yang dapat dibiayai oleh seorang produsen sebanyak Rp300.000. Gabungan tersebut terdiri dari 12 unit modal dan 12 tenaga kerja.

Untuk membuat analisis mengenai persoalan pada poin kedua, Sukirno (1994) menyarankan perlunya membuat pemisalan mengenai tingkat produksi yang ingin dicapai. Misalkan produsen ingin memproduksi sebanyak 1.500 unit.

Berdasarkan pada gambar di atas, keingingan ini diilustrasikan oleh kurva produksi sama atau IQ. Dapat dilihat pula bahwa kurva itu dipotong atau disinggung oleh garis-garis biaya sama di lima titik yang berbeda, yaitu A, B, Q, R dan P.

Baca Juga: Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek

Titik-titik ini mengindikasikan bahwa gabungan-gabungan tenaga kerja dan modal dapat digunakan untuk menghasilkan produksi sebanyak yang diinginkan. Dari gabungan-gabungan tersebut, manakah yang akan memakan biaya yang paling murah? Tentunya adalah gabungan yang ditunjukkan oleh titik yang terletak pada garis biaya sama yang paling rendah.

Titik P adalah garis biaya sama yang paling rendah karena berada di garis TC. Dengan demikian, titik ini menandakan bahwa gabungan tenaga kerja dan modal menghasilkan 1.500 unit. Faktor produksi itu terdiri dari 9 tenaga kerja dan 8 unit modal. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk itu adalah sebesar Rp210.000.

Baca Juga: Cara Mencapai Tujuan Memaksimumkan Keuntungan

Lampiran 2. Bahan Ajar

BAHAN AJAR (Hand Out)

Bahan kajian                 : Pengantar Ekonomi Mikro

SKS                                 : 3

Program Studi               : Ekonomi Pembangunan

Fakultas                         : Ekonomi

Minggu ke                      : 7 - 8

Kode                               :

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) Bahan Kajian terkait KKNI

Mahasiswa memahami dan mampu menganalisis perilaku perusahaan yang memaksimalkan keuntungan, proses produksi dan Biaya

Materi :

Perilaku perusahaan yang memaksimalkan keuntungan, Proses produksi dan Biaya

Perusahaan mayoritas merupakan perusahaan yang profit-oriented yang bertujuan untuk mencari laba. dalam tulisan ini kami akan memaparkan bagaimana perilaku atau keputusan yang dibuat oleh perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan.

Produksi adalah suatu proses untuk mengkombinasikan, mentransformasikan dan mengubah input menjadi output. Perusahaan beragam dalam hal ukuran dan organisasi internalnya, tapi semuanya memiliki input dan mengolahnya menjadi barang-barang yang dibutuhkan masyarakat.

Produksi Tidak Terbatas pada Perusahaan

Aktivitas produksi dan produktif tidak terbatas pada perusahaan bisnis swasta saja, rumah tangga juga terlibat dalam mengolah faktor-faktor produksi (tenaga kerja, modal, energi, SDA, dĺl) menjadi hal-hal yang bermanfaat. Perusahaan bisnis swasta dipisahkan dari produsen lain, seperti rumah tangga dan pemerintah. Suatu perusahaan (firm) berdiri ketika seseorang / kelompok orang memutuskan untuk memproduksi barang atau jasa untuk memenuhi persepsi permintaan. Perusahaan terlibat dalam produk, yaitu mengolah input menjadi output karena mereka bisa menjual produk mereka lebih tinggi daripada biaya produksinya.

PERILAKU PERUSAHAAN YANG MEMAKSIMALKAN LABA

Semua perusahaan harus mengambil beberapa keputusan dasar untuk mencapai hal yang kita asumsikan sebagai laba utama mereka-keuntungan maksimum.

Ada tiga keputusan yang harus diambil oleh semua perusahaan, yang meliputi:

  1. Berapa banyak output yang akan ditawarkan (kuantitas produk)
  2. Bagaimana memproduksi output itu (teknik/teknologi produksi apa yang akan digunakan)
  3. Berapa banyak tiap input yang diminta

KEUNTUNGAN DAN BIAYA EKONOMIS

Kita mengasumsikan bahwa perusahaan menjalankan bisnis untuk mencetak laba (keuntungan) dan bahwa perilaku perusahaan diarahkan oleh tujuan pemaksimalan laba.

Laba atau keuntungan (Profit) adalah perbedaan antar penerimaan total dan biaya total.

Laba = penerimaan total – biaya total

Penerimaan (revenue) total adalah jumlah yang diterima dari penjualan produk. Nilainya sama dengan jumlah unit yang terjual (q) dikali harga yang diterima per unit (p). Biaya (cost) total kurang bisa didefinisikan secara langsung. Kita mendefinisikan biaya total disini dengan memasukkan; biaya yang sudah dikeluarkandan dan biaya oportunitas total dari semua input atau factor produksi.

  1. Biaya yang sudah dikeluarkandan (out of pocket cost) kadang-kadang disebut juga dengan biaya ekplisit atau biaya akuntansi.
  2. Biaya oportunitas sering disebut dengan biaya implisit.

Biaya ekonomis meliputui biaya peluang total dari segala input.  Istilah laba mulai sekarang berarti keuntungan (profit) ekonomis. Jadi bila kita katakana laba = penerimaan total – biaya total, yang sebenarnya dimaksudkan adalah

Keuntungan ekonomis = penerimaan total – biaya ekonomis total

Alasan kita memperhitungkan biaya oportunitas adalah karena kita tertarik menganalisis perilaku perusahaan dari sudut pandang investor potensial atau pesaing baru potensial. Jika saya berpikir hendak membeli suatu perusahaan, atau saham di suatu perusahaan, atau memasuki sutu industri sebagai perusahan baru, saya perlu memperhatikan biaya total dari produksi itu. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan keluarga mempekerjakan tiga anggota keluarga tapi tidak member mereka upah, masih ada satu biaya: biaya oportunitas tenaga kerja itu. Dalam mengevaluasi bisnis dari sisi luarnya , biaya ini harus ditambahkan.

Biaya oportunitas yang terpenting yang dimasukkan dalam biaya ekonomis adalah biaya oportunitas modal. Cara kita memperlakukan biaya oportunitas modal adalah menambahkan tingkat penghasilan normal (normal rate f return) sebagai bagian dari biaya ekonomis.

Tingkat penghasilan normal ketika seseorang memutuskan untu memulai suatu perusahaan, orang itu harus menggunakan sumber daya. Untuk mengoperasikan suatu perushaan manufaktur kita perlu pabrik dna beberapa peralatan. Untuk memulai membuka sebuah restoran, kita perlu membeli panggangan, oven, meja, kursi, dan seterusnya. Dengan kata lain, kita harus berinvestasi dalam modal. Untuk memulai suatu bisnis internet, kita perlu situs, beberapa peralatan computer, beberapa software, dan desain situs web. Investasi seperti ini memerlukan sumber daya yang tetap terikat dengan perusahaan sepanjang perusahaan itu masih beroperasi. Bahkan perusahaan yang telah lama beropersi harus terus berinvestasi. Pabrik dan peralatan bisa usang dan harus diganti. Perushaan yang memutuskan untuk berekspansi harus memasukkan modal baru. Hal ini penting bagi perusahaan perseorangan, di mana sumber daya langsung datang dari pemilik sendiri, maupun untuk suatu korporasi, di mana sumber daya yang dibutuhkan untuk investasi datang dari pemegang saham.

Tingkat penghasilan (rate of return) adalah arus pendapatan bersih tahunan yang dihasilkan oleh suatu investasi dinyatakan sebagai presentase dari investasi total. Sebagia contoh, jika seseorang menanamkan investasi $ 100.000 dalam modal untuk memulai restoran kecil dan restoran itu menghasilkan aliran dana $ 15.000tiap tahun, kita katakan proyek ini memiliki “tingkat penghasilan” 15 persen. Kadan kita menyebut tigkat penghasilan sebagai hasil investasi.

Tingkat penghasilan normal (normsl rate of return) adalah tingkat yang cukup memadai untuk membuat pemilik atau investor tetap puas. Jika tingkat penghasilan turun dibawah normal, akan sulit atau mustahil bagi para manajer untuk menggalang sumber daya yang dibutuhkan untuk membeli modal baru. Pemilik perusahaan itu akan menerima tingkat penghasilan yang lebih rendah daripada yang bisa mereka terima di tempat lain dalam perekonomian, dan mereka tidak akan punya isentif untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut.

Jika perusahaan memiliki penerimaan yang cukup mantap dan masa depan terlihat aman, tingkat penghasilan normal nilainya sangat dekat dengan tingkat bunga obligasi pemerintah yang bebas risikio. Saya pasti tidak akan membuat para investor tetap tertarik pada perusahaan saya jika saya tidak membayar mereka dengan tingkat penghasilan yang setara dengan obligasi korporasi atau obligasi pemerintah yang bebas risiko. Jika perusahaan saya solid dan kondisi perekonomian mantap, saya mungkin harus membayar tingkat yang jauh lebih tinggi. Akan tetapi, jika perusahaan saya berada dalam industry yang sangat spekulatif dan masa depan perekonomian tidak menentu, saya mungkin harusmembayar tingkat penghasilan yang jauh lebih besar lagi agar pemilik saham saya tetap senang. Sebagai ganti mengambil risiko seperti itu mereka kan berharap adanya penghasilan yang lebih tinggi.

Tingkat penghasilan yang normal dianggap sebagai bagian biaya total suatu bisnis. Menambahkan tingkat penhasilan normal pada biaya total memiliki implikasi penting: Ketika suatu perusahaan menghasilkan persis sama dengan tingkat penghasilan normal,  perusahaan itu menghasilkan laba nol. Jika tingkat laba positif, perusahaan menghasilkan tingkat penghasilan atas modal yang berada diatas normal

KEPUTUSAN JANGKA PENDEK DIBANDINGKAN DENGAN JANGKA PANJANG

Keputusan yang diambil oleh suatu perusahaan, berapa banyak akan diproduksi, bagaimana memproduksi, dan input apa yang diminta, semuanya mempertimbangkan waktu. Jika suatu perusahaan memutuskan bahwa perusahaan itu ingin melipatgandakan atau melipattigakan outputnya., perusahaan itu perlu waktu mengatur pendanaan, menggunakan jasa arsitek dan kontraktor, dan membangun suatu pabrik baru. Perencanaan ekspansi besar perlu waktu bertahun-tahun. Sementara itu, perusahaan itu harus memutuskan beberapa banyak akan diproduksi dalam kendala pabrik yang lama. Jika suatu perusahaan memutuskan untuk keluar dari suatu bisnis, perlu waktu untuk mengatur cara keluar yang teratur. Mungkin ada kewajiban kontrak yang harus dipenuhi, peralatan yang kan dijual, dan seterusnya. Sekali lagi, perusahaan harus memutuskan apa yang akan dilakukan sementara waktu.

Jangka pendek (Short run) didefinisikan: (1) suatu skala tetap (atau factor produksi tetap) dan (2) tidak ada yang masuk atau keluar dari industri itu. Pertama, jangka pendek didefinisikan sebagai jangka waktu di mana beberapa factor produksi membuat mereka terkunci pada skala operasi saat ini. Kedua, perusahaan baru tidak bisa masuk ke dalam dan perusahaan lama tidak bisa keluar dari suatu industry dalam jangka pendek. Perusahaan mungkin membatasi operasinya, tapi mereka masih terkekang dalam beberapa biaya, mekipun mereka mungkin sedang dalam proses keluar dari bisnis.

Dalam jangka panjang (long run), tidak ada faktor produksi yang tetap. Perusahaan bisa merencanakan untuk tiap tingkat output yang mereka inginkan. Mereka bisa menggandakan atau melipattigakan output, misalnya. Disamping itu perusahaan baru bisa memulai operasi (memasuki industri), dan perusahaan yang ada bisa keluar dari bisnis (keluar dari industri).

Tidak ada aturan pasti yang memperinci berapa lama jangka pendek itu sebenarnya. Intinya hanyalah bahwa perusahaan membuat dua jenis keputusan : keputusan yang mengatur operasi harian perusahaan itu dan keputusan yang melibatkan perencanaan strategis jangka panjang. Kadang keputusan penting bisa diimplementasikan dalam kurun waktu mingguan, tapi sering pula prose situ perlu waktu bertahun-tahun.

DASAR DASAR KEPUTUSAN: HARGA PASAR OUTPUT, TEKNOLOGI YANG TERSEDIA,DAN HARGA INPUT

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya,tiga keputusan fundamental suatu perusahaan di ambil dengan tujuan memaksimalkan laba atau keuntungan.karena laba sama dengan penerimaan total dikurangi biaya totaltiap perusahaan perlu tahu berapa biaya produksi produknya dan berapa banyak produk yang bisa dijual pada tingkat itu.untuk mengetahui berapa banyak biaya produksi suatu barang atau jasa,kita perlu menggunakan teknik produsi yang tersedia dan tentang harga input yang di perlukan.dasar pengambilan keputusan: pertama harga pasar output,kedua teknik produksi yang tersedia,ketiga harga input.harga output menentukan penerimaan potensial.teknik yang tersedia memberi tahu berapa banyak biaya yang diperlukan,dan harga input memberi tahu berapa banyak biaya.teknik produksi yang tersedia dan harga input menentukan biaya.

PROSES PRODUKSI

Produksi adalah proses mengkombinasikan dan mengolah input ke dalam output. Teknologi produksi adalah hubungan kuantitas antara input dan output. Kuantitas suatu input dibutuhkan untuk memproduksi tiap jasa atau barang tertentu.

Teknologi padat karya (labor intensive) adalah teknologi yang sangat mengandalkan tenaga manusia ,bukan modal. Teknologi padat modal (capital-intensive) adalah teknologi yang mengandalkan modal, bukan tenaga manusia.

Suatu perusahaan akan memilih teknologi yang paling cocok untuk meminimalkan biaya produksi. Bagi perusahaan dengan penawaran tenaga kerja murah, tapi sedikit modal , metode yang optimal yaitu teknologi padat karya. Sedangkan perusahaan dengan upah tinggi dan biaya tenaga kerja tinggi memiliki intensif untuk mensubtitusi tenaga kerja dan menggunakan teknik yang lebih padat modal.

FUNGSI PRODUKSI: PRODUK TOTAL , PRODUK MARJINAL, DAN PRODUK RATA- RATA

Fungsi produk atau fungsi produk total adalah pernyataan angka atau matematis tentang hubungan antara input dan output. Fungsi ini memperlihatkan unit produk total sebagai fungsi unit –unit input.

Produk Marjinal dan Hukum Hasil yang Menurun

Produk marjinal yaitu output tambahan yang dihasilkan dengan menggunakan satu unit input tertentu atau lebih, ceteris paribus.

Hukum hasil yang menurun menyatakan bahwa setelah suatu titik tertentu , ketika unit tambahan suatu input variable ditambahkan pada input tetap , produk marjinal input variable menurun.

Produk marjinal yang makin menurun selalu terjadi pada jangka pendek (suatu jangka waktu dimana beberapa faktor produksi tetap membatasi perusahaan). Hal ini berarti tiap perusahaan merasakan makin lama makin sulit meningkatkan output begitu mendekati kapasitas produksi.

Produk Marjinal Dibandingkan dengan Produk Rata – Rata

Produk rata – rata yaitu jumlah rata – rata yang diproduksi oleh tiap unit faktor produksi variable. Jika dinyatakan dalam persamaan , produk rata – rata tenaga kerja adalah produk total dibagi dengan unit total tenaga kerja.

Analisis Benefit and Cost Rasio

Analisis Usaha Budidaya Ikan Di Danau Maninjau

Tabel 1. Analisis Biaya Usaha Budidaya Ikan Danau Maninjau

Indikator

Nilai

Produktifitas Lahan/ m2

Rp 308.279,76

Cost/m2

Rp 192.749,84

Profit /m2

Rp 160.883,45

BC Rasio

1,82

Dilihat dari nilai BC sebesar 1,82 artinya usaha budidaya ikan di Danau Maninjau menguntungkan dengan keuntungan 1,82 kali dari biaya yang dikeluarkan oleh petani budidaya ikan. Hal ini juga mengindikasikan bahwa usaha budidaya ikan di danau Maninjau layak diusahakan dan memberikan keuntungan dari aspek finansial. Hal ini tentu saja akan memberikan keuntungan bagi petani keramba jaring apung dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya  masayarakat sekitar danau maninjau.

Danau maninjau memiliki potensi yang besar untuk pengembangan budidaya ikan. Hal ini disebabkan karena danau yang cukup luas, dan masyarakat juga sudah lama melakukan kegiatan usaha budidaya ikan. Disamping itu tingginya permintaan akan ikan segar yang berasal dari berbagai daerah baik di dalam maupun luar provinsi Sumatera Barat juga turut menjadi faktor pendorong pengembangan budidaya iakn tersebut.