Bagaimana cara membuat mainan dari tanah liat

Tanah Liat (Lempung)

Tanah liat atau biasa disebut tanah lempung adalah kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Tanah liat mengandung leburan silika dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini meliputi : silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Tanah liat terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi. Tanah liat membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air. Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral tanah liat yang mendominasinya. Mineral tanah liat digolongkan berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang membentuk kristalnya. Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan oksida silikon dan satu lapis oksida aluminium. Mineral tanah liat golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut saat kering dan membesar saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan-kerutan atau pecah-pecah bila kering.

Clay adalah istilah umum termasuk banyak kombinasi satu atau lebih mineral tanah liat dengan jejak oksida logam dan bahan organik. Liat geologi deposito sebagian besar terdiri dari mineral phyllosilicate mengandung sejumlah variabel air terperangkap dalam struktur mineral. Tanah liat dihasilkan oleh alam, yang bersal dari pelapukan kerak bumi yang sebagian besar tersusun oleh batuan feldspatik, terdiri dari batuan granit dan batuan beku. Kerak bumi terdiri dari unsur unsur seperti silikon, oksigen, dan aluminium. Aktivitas panas bumi membuat pelapukan batuan silika oleh asam karbonat. kemudian membentuk terjadinya tanah liat.

Cara membuat kerajinan yang berbahan dasar tanah liat dapat dilihat pada uraian berikut ini :

  1. Siapkan tanah liat dan air secukupnya.
  2. Siapkan triplek atau papan kayu sebagai alas.
  3. Siapkan gambar rancangan (model).
  4. Tempatkan tanah liat diatas triplek atau papan kayu sedikit demi sedikit.
  5. Pijat-pijat bahan hingga mendekati bentuk yang diinginkan.
  6. Tambahkan bahan jika kurang, sebaliknya kurangi bahan jika berlebih.
  7. Sempurnakan bentuk dengan alat bantu.
  8. Berikan sentuhan akhir dengan pembentukan detail dan dihaluskan.
Bagaimana cara membuat mainan dari tanah liat
Sumber Gambar : Google

Perlu diketahui bahwa sebagian ahli purbakala berpendapat tanah liat telah digunakan sebagai bahan keramik selama kurun waktu kurang lebih 15.000 tahun. Waaaah lama juga yaaa. Jadi tak mengherankan bila ada potongan atau pecahan jambangan tanah liat yang setelah diteliti ternayata berasal dari zaman neolithikum. Fakta ini bahwa potongan tanah liat tersebut telah berumur 10.000. Peradaban manusia sejak 5000 silam telah memanfaatkan api untuk menjadikan benda dari tanah liat lebih kuat dan tidak mudah dirembesi air. Manusia saat itu pun menyadari bahwa dengan membakarnya, maka sifat-sifat tanah liat akan sepenuhnya berubah.

Lukisan dan gambar pada dinding dari peradaban pada mesir sekitar 5000 tahun lalu menunjukkan bagaimana para pengerajin tembikar sedang mengolah tanah liat menjadi batu bata atau jambangan. Penggunaan tanah liat dari waktu ke waktu kian beraneka ragam, mulai dari sebagai bahan-bahan untuk benda-benda kecil hingga sebagai bahan bangunan. Batu bata dan ubin dari tanah liat adalah salah satu yang banyak diminati.

Beberapa peninggalan benda tembikar berumur ribuan tahun telah dapat dikatakan bernilai seni tinggi. Semakin pandai seseorang dalam mengolah tanah liat, maka semakin halus dan indah benda-benda yang dihasilkan sebagai karya. Dari waktu ke waktu, penggunaan tanah liat sebagai bahan bagunan masih terus mengalami perkembangan. Bahkan saat ini pun benda-benda keramik masih menjadi salah satu sektor industri besar di dunia.


Bagaimana cara membuat mainan dari tanah liat
Sumber Gambar : GoogleJenis Tanah Liat

Tanah liat sendiri berdasarkan jenisnya di bagi menjadi dua yakni primer dan skunder. Berikut ini penjelasannya :

Tanah Liat Primer
Tanah liat primer (residu) adalah jenis tanah liat yang dihasilkan dari pelapukan batuan feldspatik oleh tenaga endogen yang tidak berpindah dari batuan induk (batuan asalnya), karena tanah liat tidak berpindah tempat sehingga sifatnya lebih murni dibandingkan dengan tanah liat sekunder. Selain tenaga air, tenaga uap panas yang keluar dari dalam bumi mempunyai andil dalam pembentukan tanah liat primer. Karena tidak terbawa arus air dan tidak tercampur dengan bahan organik seperti humus, ranting, atau daun busuk dan sebagainya, maka tanah liat berwarna putih atau putih kusam. Suhu matang berkisar antara 13000C1400 0C, bahkan ada yang mencapai 17500C.

Yang termasuk dalam tanah liat primer antara lain:
  1. kaolin,
  2. bentonite,
  3. feldspatik,
  4. kwarsa
  5. dan dolomite,
Biasanya tanah liat primer terdapat di tempat-tempat yang lebih tinggi daripada letak tanah sekunder. Pada umumnya batuan keras basalt dan andesit akan memberikan lempung merah sedangkan granit akan memberikan lempung putih. Mineral kwarsa dan alumina dapat digolongkan sebagai jenis tanah liat primer karena merupakan hasil samping pelapukan batuan feldspatik yang menghasilkan tanah liat kaolinit. Tanah liat primer memiliki ciri-ciri:

  • warna putih sampai putih kusam
  • cenderung berbutir kasar,
  • tidak plastis,
  • daya lebur tinggi,
  • daya susut kecil
  • bersifat tahan api

Dalam keadaan kering tanah liat menjadi rapuh mudah ditumbuk menjadi tepung. Hal ini disebabkan partikel tanah liat yang terbentuk tidak simetris dan bersudut-sudut tidak seperti partikel tanah liat sekunder yang berupa lempengan sejajar.

Tanah Liat Sekunder
Tanah liat sekunder atau sedimen (endapan) adalah jenis tanah liat hasil pelapukan batuan feldspatik yang berpindah jauh dari batuan induknya karena tenaga eksogen yang menyebabkan butiran-butiran tanah liat lepas dan mengendap pada daerah rendah seperti lembah sungai, tanah rawa, tanah marine, tanah danau. Dalam perjalanan karena air dan angin, tanah liat bercampur dengan bahan-bahan organik maupun anorganik sehingga merubah sifat-sifat kimia maupun fisika tanah liat menjadi partikel-partikel yang menghasilkan tanah liat sekunder yang lebih dan lebih plastis. Jumlah tanah liat sekunder lebih banyak dari tanah liat primer seperti besi, nikel, titan, mangan dan sebagainya. Bahan organik seperti humus dan daun busuk juga merupakan bahan pengotor tanah liat.

Karena pembentukannya melalui proses panjang dan bercampur dengan bahan pengotor, maka tanah liat mempunyai sifat: berbutir halus, berwarna krem/abu-abu/coklat/merah jambu/kuning, suhu matang antara 9000C-14000C. Pada umumnya tanah liat sekunder lebih plastis dan mempunyai daya susut yang lebih besar daripada tanah liat primer. Semakin tinggi suhu bakarnya semakin keras dan semakin kecil porositasnya, sehingga benda keramik menjadi kedap air. Dibanding dengan tanah liat primer, tanah liat sekunder mempunyai ciri tidak murni, warna lebih gelap, berbutir lebih halus dan mempunyai titik lebur yang relatif lebih rendah. Setelah dibakar tanah liat sekunder biasanya berwarna krem, abu-abu muda sampai coklat muda ke tua. Berikut ini ciri-ciri tanah liat sekunder :

  • Kurang murni.
  • Cenderung berbutir halus.
  • Plastis.
  • Warna krem/abu-abu/coklat/merah jambu/kuning, kuning muda, kuning kecoklatan, kemerahan, kehitaman.
  • Daya susut tinggi.
  • Suhu bakar 12000C13000C, ada yang sampai 14000C (fireclay, stoneware, ballclay).
  • Suhu bakar rendah 9000C11800C, ada yang sampai 12000C (earthenware).

Warna tanah tanah alami terjadi karena adanya unsur oksida besi dan unsur organis, yang biasanya akan berwama bakar kuning kecoklatan, coklat, merah, wama karat, atau coklat tua, tergantung dan jumlah oksida besi dan kotoran-kotoran yang terkandung. Biasanya kandungan oksida besi sekitar 2%-5%, dengan adanya unsur tersebut tanah cenderung berwarna Iebih gelap, biasanya matang pada suhu yang lebih rendah, kebalikannya adalah tanah berwama lebih terang atau pun putih akan matang pada suhu yang lebih tinggi.

Menurut titik leburnya, tanah liat sekunder dapat dibagi menjadi lima kelompok besar, yaitu:

1. Tanah Liat Tahan Api (Fireclay)

Kebanyakan tanah liat tahan api berwarna terang (putih) ke abu-abu gelap menuju ke hitam dan ditemukan di alam dalam bentuk bongkahan padat, beberapa diantaranya berkadar alumina tinggi dan berkadar alkali rendah. Titik leburnya mencapai suhu ± 1500 ºC. Yang tergolong tanah liat tahan api ialah tanah liat yang tahan dibakar pada suhu tinggi tanpa mengubah bentuk, misalnya kaolin dan mineral tahan api seperti alumina dan silika. Bahan ini sering digunakan untuk bahan campuran pembuatan massa badan siap pakai, untuk produk stoneware maupun porselin. Karena beberapa sifatnya yang menguntungkan, antara lain berwarna putih, mempunyai daya lentur dan sebagainya, maka Kaolin juga dipakai sebagai bahan pengisi untuk produk kertas dan kosmetik.

2. Tanah Liat Stoneware

Tanah liat stoneware ialah tanah liat yang dalam pembakaran gerabah (earthenware) tanpa diserta perubahan bentuk. Titik lebur tanah liat stoneware bisa mencapai suhu 1400 ºC. Bisaanya berwarna abu-abu, plastis, mempunyai sifat tahan api dan ukuran butir tidak terlalu halus. Jumlah deposit di alam tidak sebanyak deposit kaolin atau mineral tahan api. Tanah liat stoneware dapat digunakan sebagai bahan utama pembuatan benda keramik alat rumah tangga tanpa atau menggunakan campuran bahan lain. Setelah suhu pembakaran mencapai ± 1250 ºC, sifat fisikanya berubah menjadi keras seperti batu, padat, kedap air dan bila diketuk bersuara nyaring.


Bagaimana cara membuat mainan dari tanah liat

3. Ballclay

Disebut juga sebagai tanah liat sendimen. Ball Clay berbutir halus, mempunyai tingkat plastisitas sangat tinggi, daya susutnya besar dan bisaanya berwarna abu-abu. Tanah liat ini mempunyai titik lebur antara 1250 ºC s/d 1350 ºC. Karena sangat plastis, ball clay hanya dapat dipakai sebagai bahan campuran pembuatan massa tanah liat siap pakai.

4. Tanah Liat Earthenware

Bahan ini sangat banyak terdapat di alam. Tanah liat ini memiliki tingkat plastisitas yang cukup, sehingga mudah dibentuk, warna bakar merah coklat dan titik leburnya sekitar 1100 ºC s/d 1200 ºC. tanah liat merah banyak digunakan di industri genteng dan gerabah kasar dan halus. Warna alaminya tidak merah terang tetapi merah karat, karena kandungan besinya mencapai 8%. Bila diglasir warnanya akan lebih kaya, khususnya dengan menggunakan glasir timbal.

5. Tanah Liat Lainnya
Yang termasuk kelompok ini adalah jenis tanah liat monmorilinit. Contohnya bentonit yang sangat halus dan rekat sekali. Tanah liat ini hanya digunakan sebagai bahan campuran massa badan kaolinit dalam jumlah yang relatif kecil