Bagaimana cara kita mengetahui sejarah asal usul keluarga

Jakarta -

Genetic Ancestry atau tes keturunan genetik dan silsilah genetik, adalah cara untuk mengetahui sejarah keluarga (genealogi). Pemeriksaan variasi DNA dapat memberikan petunjuk tentang dari mana nenek moyang seseorang mungkin berasal dan tentang hubungan antar keluarga.

Dikutip dari Medline Plus, pola variasi genetik sering kali dimiliki oleh orang-orang dengan latar belakang tertentu. Semakin erat hubungan dua individu, keluarga, atau populasi, semakin banyak pola variasi yang biasanya mereka bagi.

Tes DNA genealogis adalah tes berbasis DNA yang melihat lokasi spesifik dari genom seseorang, untuk menemukan atau memverifikasi hubungan silsilah leluhur atau untuk memperkirakan campuran etnis seseorang sebagai bagian dari silsilah genetik.

Salah satu tipe tes yang dilakukan dalam prosedur ini disebut pengujian polimorfisme nukleotida tunggal atau SNP. Tes ini mengevaluasi sejumlah besar variasi SNP di seluruh genom seseorang.

Hasilnya dibandingkan dengan orang lain yang telah mengikuti tes untuk memberikan perkiraan latar belakang etnis seseorang. Misalnya, pola SNP mungkin menunjukkan bahwa leluhur si A adalah sekitar 50 persen Afrika, 25 persen Eropa, 20 persen Asia, dan 5 persen tidak diketahui.

Ahli silsilah menggunakan jenis tes ini karena hasil tes kromosom Y dan DNA mitokondria, yang hanya mewakili satu garis leluhur, tidak menangkap keseluruhan latar belakang etnis individu.

Hanya saja, pengujian ini memiliki sejumlah keterbatasan. Tes DNA genetic ancestry ini biasanya ditawarkan oleh perusahaan atau organisasi tertentu sehingga hasil perkiraan etnis mungkin tidak konsisten dari satu penyedia ke penyedia lainnya.

Selain itu karena sebagian besar populasi manusia telah bermigrasi berkali-kali sepanjang sejarah mereka dan bercampur dengan kelompok terdekat, uji etnis berdasarkan pengujian genetik mungkin berbeda dari harapan individu.

Secara garis besar, hasil tes leluhur genetik gabungan dari banyak orang dapat digunakan oleh para ilmuwan untuk mengeksplorasi sejarah populasi saat mereka muncul, bermigrasi, dan bercampur dengan kelompok lain.

Simak Video "Cegah Kanker Serviks Sejak Dini dengan Tes HPV DNA"


[Gambas:Video 20detik]
(kna/up)

genetic ancestry tes dna dna

ASAL-usul merupakan salah satu identitas dasar dalam kehidupan setiap individu. Minimal seseorang dapat mengetahui dari mana nenek moyangnya berasal hingga anak keturunannya bermigrasi ke tempat di mana dia hidup saat ini.

Kalau kedua orang tua berasal dari etnis yang sama tentu seseorang akan yakin bahwa dia adalah berasal dari etnis itu, berikut dengan ras yang melekat padanya. Namun bagi individu yang orang tuanya campuran ini soal lain. Bagian dirinya menjadi unik, misalnya separuh Jawa dan separuh lainnya Batak.

Cukup beruntung seseorang yang punya catatan mengenai silsilah nenek moyangnya. Misalnya kalangan Sayyid atau Habaib, mereka akan mudah menentukan nenek moyang (dari garis laki-laki) bahkan sampai ke Nabi Adam. Sebab setiap keluarga Habaib biasanya memegang silsilah ini dan juga direkam dengan baik pada institusi Rabithah Alawiyah.

Contohnya adalah salah seorang filsuf besar abad ini Syed Muhammad Naquib Al Attas. Pada bukunya Ma’na Kebahagiaan Dalam Islam ditulis bahwa dia adalah keturunan ke-37 dari Husain bin Ali. Mengetahui fakta ini saja kita sudah dapat memeriksa lewat buku sejarah genealogi seorang Naquib Al Attas lewat Husain sampai Nabi Ismail lalu ke Nabi Adam sebagai manusia pertama.

Kalangan lain yang akan mudah menentukan nenek moyangnya adalah keluarga Kerajaan. Ambil contoh Keraton Yogyakarta. Sultan Hamengkubowono ke X yang sekarang menjabat adalah anak dari Sultan Hamengkubowo ke IX yang kalau ditelusuri merupakan keturunan dari Sultan Hamengkubowono I. Anggota kerajaan yang bukan menjadi raja pun juga akan mudah mendapatkan informasi mengenai identitasnya. Misalnya si A adalah cicit istri ke sekian dari Raja Fulan.

Manusia kebanyakan memang tidak mencatat silsilahnya, kecuali adat istiadat mewajibkannya. Misalnya pada etnis Minangkabau yang matrilineal, setiap suku biasanya mencatat silsilah mereka dari jalur perempuan. Penulis sendiri masih memegang silsilah ini, setidaknya sampai nenek ketujuh dihitung mulai dari ibu. Selain berfungsi sebagai rekaman asal-usul, pencatatan ini berfungsi praktis supaya tidak terjadi perkawinan sesuku.

Akan halnya bagi orang yang tidak mempunyai rekam jejak asal usulnya, secara global bisa melacaknya melalui sejarah. Benny G. Setiono menyatakan bahwa orang Nusantara zaman kuno, khususnya ras Mongoloid, merupakan kelompok manusia yang datang secara bergelombang ke tempat yang kita diami saat ini. Mereka datang dari daratan selatan Asia melalui tiga jalur yaitu Yunnan , Teluk Tonkin dan juga Negeri Campa.

Generasi pertama datang sekitar 3000-5000 SM dikenal dengan istilah Melayu Tua (Proto Melayu). Sedangkan gelombang kedua, Melayu Muda (Deutro Melayu) datang sekitar 200-300 SM.Etnis yang masuk dalam kategori Melayu Tua adalah Batak, Dayak dan Toraja. Sedangkan etnis Melayu muda diantaranya terdapat Jawa, Bugis dan Minangkabau.

Dari sisi sejarah ini bisa dipahami bahwa nenek moyang bangsa Indonesia ras Mongoloid yang ada saat ini berasal dari daerah yang sekarang dikenal dengan Tiongkok dan juga Vietnam.

Seiring dengan perkembangan sains dan teknologi, sebetul ada cara yang lebih canggih untuk menentukan asal usul. Seseorang bisa mengambil tes DNA. Namun tes DNA jenis ini bukanlah untuk memastikan bahwa dia adalah anak dari orang tuanya.

Tes DNA ini bertujuan untuk melacak campuran genetik secara geografis. Artinya seseorang bisa saja dia yakin 100% berasal dari ras dan etnis tertentu berdasarkan tempat dimana dia dilahirkan. Tetapi lewat tes ini bisa dibuktikan bahwa sebetulnya dia mewarisi genetik dari ras lain melalui nenek moyangnya dimasa lalu. Tes ini disebut DNA Ancestry Test.

Seseorang dengan nama akun gpl992 yang berdarah campuran Ambon dan Eropa suatu kali mempublikasikan hasil tesnya di Youtube. Fakta awal yang dia ketahui adalah bahwa Bapaknya berasal dari Eropa dan Ibunya seorang Maluku. Setelah dia mengambil tes Ancestry DNA dia menemukan ragam campuran genetik dalam dirinya. Hasil tes menyebutkan bahwa dalam dirinya terdapat 48% Eropa, 18% Melanesia, 31% Kepulauan Pasifik, 1% Asia Selatan dan Timur Tengah, dan 2% Afrika.

Hasil dari tes DNA untuk penelurusan nenek moyang ini menunjukkan bahwa diri seseorang adalah kombinasi dari para leluhurnya. Dari tes yang dilakukan oleh akun gpl992 diatas setidaknya kita mengetahui bahwa paling tidak dia mewarisi Melanesia dan Kepulauan Pasifik dari jalur ibunya.

Selain itu juga dapat dimaknai bahwa di Maluku sendiri terdapat percampuran kelompok manusia antara Melanesia dan Pasifik. Begitu juga halnya dengan wilayah geografis lainnya yang jumlah persentasenya kecil. Ada kemungkinan bagian tersebut dia dapatkan dari nenek moyangnya yang sudah sangat jauh jaraknya. Misalnya Timur Tengah yang hanya 1%, ini kemungkinan berasal dari leluhur Yahudinya mengingat dirinya sebagai pemeluk agama tersebut..

Poin penting dari tes Ancestry DNA ini selain menemukan “asal usul bahan pembentuk genetik” adalah betapa tidak bermartabatnya perilaku rasis. Biasanya alasan untuk tidak rasis adalah kondisi manusia yang setara karena sesama anak cucu Adam. Kecanggihan teknologi hari ini memperkuat hal itu dan lebih membuka mata manusia.

Ternyata dalam diri, betapapun kuatnya rasa etnis dan kesukuan seseorang, dia tidak bisa menampik fakta bahwa dalam dirinya ada jejak nenek moyangnya dari belahan dunia lain.

Sebagian orang mungkin sudah tidak terlalu memikirkan garis keturunan mereka. Namun sebagian lainnya masih mengingat karena mungkin mereka punya garis keturunan yang penting, seperti keturunan raja atau bangsawan.

Kamu pasti tidak tahu kalau ada situs yang memberikan informasi seputar garis keturunan ini, bukan? Berikut adalah 10 situs yang bisa kamu kunjungi untuk iseng-iseng membantu mencari tahu nenek moyangmu.

Bagaimana cara kita mengetahui sejarah asal usul keluarga
Bagaimana cara kita mengetahui sejarah asal usul keluarga
Situs Family Tree Searcher (IDN Times/Umi Kalsum)

This article supported by vivo as Official Journalist Smartphone Partner IDN Media.

Baca Juga: Beda Fungsi, 7 Tipe Domain Website yang Perlu Kamu Tahu

Baca Juga: 7 Situs Legal Streaming Drama Korea, Tak Seperti Ganool dan Drakorindo

Baca Artikel Selengkapnya

Oleh:

Thedatingdope Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--Di beberapa kesempatan, seperti saat perayaan hari besar keagaamaan atau acara arisan keluarga besar, seringkali kita baru menyadari banyaknya jumlah sanak saudara yang kita miliki.

Namun, tidak sedikit orang yang malah tidak mengenali anggota keluarga besarnya sendiri. Alasannya pun bermacam-macam; akibat tidak pernah bertemu, akibat terpisah jarak, atau mungkin sejak awal tidak pernah diperkenalkan oleh orang tua mereka.

Di Jawa, ada istilah “Aja nganti kepaten obor” (jangan sampai apinya padam). Jargon tersebut diungkapkan ketika hendak membangun ikatan silaturahmi dengan kerabat atau saudara, bahkan yang jarang kita temui sekalipun.

Paling tidak, dengan mengenal anggota keluarga besar, Anda dapat bertegur sapa saat tidak sengaja bertemu di jalan, atau tahu harus mencari siapa saat membutuhkan bantuan di tempat yang belum pernah Anda kunjungi sebelumnya.

Di situlah pentingnya pemahaman tentang silsilah keluarga, khususnya bagi generasi muda dalam wangsa atau dinasti atau trah Anda. Pasalnya, saat ini semakin banyak anak muda yang sudah ‘putus pertalian’ dengan generasi yang lebih tua atau saudara jauhnya.

Lantas, bagaimana caranya menelusuri silsilah keluarga? Apa manfaat yang bisa diperoleh? Mengapa kita membutuhkan pengetahuan yang mumpuni tentang jejak keturunan keluarga besar kita?

Psikolog Klinik Terpadu Universitas Indonesia Depok Ratih Zulhaqqi menegaskan pengenalan silsilah keluarga sangat krusial bagi anak atau generasi muda. Sebab, keluarga adalah tempat pertama di mana setiap individu belajar tentang apapun.

Keluarga juga merupakan tempat di mana setiap orang kembali ketika mereka menemui kesulitan. Oleh karena itu, pengenalan silsilah keluarga harus dilakukan oleh orang-orang dewasa kepada anak-anak mereka sejak kecil.

Secara manfaat, pengenalan silsilah keluarga akan membuka jendela pengetahuan individu tentang nilai-nilai hidup maupun tradisi yang dipupuk di dalam wangsa mereka. Nilai-nilai tersebut lantas dicerna dan dimaknai untuk diaplikasikan ke dalam kehidupan.

“Misalnya, satu keluarga menganut adat Jawa. Saat seseorang tidak mengenal keluarga besarnya, dia akan kesulitan mengaplikasikan value dalam keluarganya. Padahal, value itu penting sekali agar kehidupan seseorang menjadi lebih terarah,” jelasnya.

Minimnya pengetahuan akan silsilah keluarga juga berdampak pada lemahnya relasi yang terjalin antarindividu di dalam keluarga besar. Padahal, ikatan kekerabatan sangat penting untuk memperkaya jaringan dan lingkar hubungan dalam kehidupan sosial seseorang.  

Khusus untuk anak, ketidaktahuan akan silsilah keluarga dapat berimbas secara tidak langsung terhadap kestabilan psikologis mereka. Semakin sedikit personel keluarga besar yang dikenal, semakin minim pula pertautan kasih sayang yang dimiliki seorang anak.

“Keluarga itu kan menjadi sumber suplai kasih sayang. Jadi, kalau semakin sedikit keluarga yang dia kenal, pasti suplai kasih sayangnya pun semakin sedikit. Nah, ini pasti akan memengaruhi keseimbangan dia secara psikologis.”

Dia mencontohkan jika seorang anak sulit terbuka pada orang tuanya, tapi dia juga tidak mengenal sepupu, paman/bibi, atau saudara jauhnya, maka dia tidak punya tempat lagi yang dapat dijadikan sebagai wadah curahan hati.

Ratih mengatakn orang tua memang seharusnya menjadi pagar utama dalam pengenalan generasi muda terhadap silsilah keluarganya. Tujuannya, agar anak tidak merasa canggung atau asing di tengah keluarga besarnya sendiri.

Namun, di kota-kota besar seperti Jakarta, waktu kerap menjadi kendala bagi orang tua untuk mensosialisasikan anggota keluarga besar kepada anak-anak mereka. Kebanyakan orang tua di kota-kota sibuk menghabiskan waktunya di luar rumah.

“Jangankan mengenalkan ke keluarga besar, untuk berinteraksi dengan anak saja kadang-kadang mereka minim sekali. Saat akhir pekan pun lebih banyak digunakan untuk me time atau istirahat karena sudah terlalu lelah bekerja.”

Guna mengatasi hal tersebut, dia menyarankan agar sarana media sosial dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan intensitas komunikasi antarkeluarga. Salah satu tipsnya adalah dengan membentuk ‘grup keluarga’ melalui aplikasi komunikasi.

Cara lainnya adalah dengan saling berkirim surat. Meskipun metode tersebut terbilang cukup ketinggalan zaman, Ratih percaya surat-menyurat dapat menjadi sarana mengekspresikan hal-hal yang mungkin tidak dapat terucap secara verbal.

“Selain itu, setiap keluarga sepertinya harus punya buku silsilah yang terus diperbarui dan dilanjutkan kepada generasi mudanya. Sehingga, mereka tahu siapa kakek buyutnya dan sebagainya. Jadi, semacam primbon,” tuturnya.

Meskipun membuat buku silsilah keluarga terbilang tidak mudah, saat ini sudah banyak aplikasi digital genogram yang mempermudah pembuatan pohon keluarga. Jadi, mari kita saling mengenal keluarga besar kita sebelum terlambat!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :