Apa fungsi pin latch enable

1 Pin Out dan Fungsi Pin 1. Mikroprosesor 8086 dan 8088 beroperasi pada temperature lingkungan antara 32o F dan sekitar 180o F 2. Mikroprosesor 8086 dan 8088 mempunyai karakteristik input dan karakteristik output yang sama. 1.1 Pin Out Mikroprosesor 8066 dan 8088 secara virtual tidak ada perbedaan dalam 40 pin dual in-line packages (DIPs). Terdapat perbedaan kecil antara keduanya, pada sinyal kontrol. 8086 memiliki pin M/IO, dan 8088 memiliki pin IO/M. Perbedaan lainnya pada pin 34 chip 8088 terdapat pin SSO sementara pada chip 8086 terdapat pin BHE/S7. 8086 mempunyai hubungan pin AD0 AD­15 dan 8088 mempunyai hubungan pin AD0 AD7. Panjang data bus satu satunya perbedaan utama antara dua mikroprosesor tersebut. Mikroprosesor 8086 dan 8088 akan kompatibel TTL jika kekebalan terhadap noise disesuaikan menjadi 350 mV dari nilai 400 mV. 1.2 Fungsi Pin 1. AD15-AD0 Sebagai address multiplexer dimana (ALE=1) /data bus(ALE=0). 2. HLDA Merupakan hold acknowledge yang menunjukkan bahwa 8086/8088 memasuki status hold. 3. M/IO Sebagai indikasi apakah alamar memory atau alamat Input Output. 4. RD Ketika 0, data bus menujukan pembacaraan dari memory atau dari I/O device. 5. HOLD Masukan hold akan meminta direct memory access DMA. 6. ALE (Address latch enable) Ketika 1, address data bus melakukan penulisan pada memory atau I/O address. 7. DT/R (Data Transmit/Receive) Data bus sebagai transmitting/receiving data. 8. DEN (Data bus Enable) mengerakkan data bus di luar buer. 9. S7: Logic 1, S6: Logic 0. 10. S5: Jika tidak ada ag bits, dimana hanya untuk alamat yang sesuai denngan kondisinya 11. S4-S3: Memberikan status pada segment saat akses selama mengunakan power. 12. S2, S1, S0: Mengindikasi fungsi bus cycle (decoded by 8288). 1.3 Pin Mode Minimum Operasi mode minimum 8086/8088 didapat dengan menghubungkan pin MN/MX langsung ke +5,0 volt. Jangan hubungkan pin ini ke +5,0 volt melalui register pull-up karena tidak akan berfungsi dengan benar. 1.4 Pin Mode Maxium Untuk mencapai mode maximum untuk penggunaan dengan co-processor external, hubungkan pin MN/MX ke ground.

2 Catu Daya / Power Supply DC

2.1 Karakteristik Input Karakteristik input mikroprosesos kompatibel dengan semua komponen logika standar yang tersedia. Level arus input sangat kecil karena input merupakan koneksi gerbang MOSFET dan hanya mempresentasikan arus bocor. 2.2 Karakteristik Output Pada 8086 / 8088 kompatibel dengan sebagian besar keluarga logika standar tetapi logika 0 tidak. Rangkaian standar logika memiliki tegangan maksimum logika 0 sebesar 0.4V dan 8086 / 8088 memiliki maksimum 0.45V. Dengan adanya perbedaan 0.05V. Perbedaan ini memperkecil kekebalan terhadap noise dari level standar sebesar 400mV (0.V – 0.45V) menjadi 350 mV. Kekebalan terhadap noise adalah perbedaaan antara level tegangan output logika 0 dan level tegangan output logika 1.

3 Clock Generator

3.1 Clock Generator 8284A 8284A merupakan komponen tambahan mikroprosessor 8086 / 8088. Tanpa generator clock banyak rangkaian tambahan yang dibutuhkan untuk membangkitkan clock (CLK) pada sistem yang berbasis 8086 / 8088. 8284A menyediakan fungsi atau sinyal dasar sebagai pembangkit clock, menyelaraskan Reset, menyelaraskan Ready, dan sinyal clock peripheral level TTL. Frekuensi operasi standard 5 Mhz untuk 8086 / 8088 didapat dengan memasang kristal 15 Mhz ke generator clock 8284A. Keluaran PCLK terdiri dari sinyal yang compatible TTL pada setengah frekuensi CLK. Bagian reset 8284A sangat sederhana hanya terdiri dari satu buer Schmitt Trigger dan satu rangkaian ip- op tipe-D. Jika mikroprosessor 80860 / 8088 mengalami Resey, mikroprosesor mulai mengeksekusi perangkat lunak pada lokasi memory FFFF0H (FFFF:0000) dengan pin interrupt request disable. 3.2 Operasi 8284A 1. Kristal dihubungkan ke pin X1 dan X2. 2. XTAL OSC pembangkit sinyal gelombang kotak pada frekuensi kristal diantaranya: a) Membalikan buer (output OSC) dimana mengunakan EFI input pada. b) 2-to-1 MUX, F/ C memilih XTAL atau EFI sebagai masukan eksternal. 3. Pengerak MUX dari divide-by-3 counter (15MHz to 5MHz), sebagai berikut : a) READY ipop (READY synchronization). b) Pada keadaan ke-2 divide-by-2 counter (2.5MHz clk for peripheral components). c) RESET ipop. d) CLK sebagai pengerak 8086 CLK input. 4. Reset Negative edge-triggered ipop mengunakan sinyal RESET pada 8086 dalam kondisi turun. 5. Mikroprosesor 8086 pada pin RESET dalam kondisi naik. 6. Memeriksa reset timing telah melakukan masukan RESET pada mikroprosesor berlogika 1 selama 4 pulsa pada awal diaktifkan dan 1 lebih 50us.

4 Bus Buering and Latching

4.1 Demultiplexing BUS Bus alamat atau data pada 8086 / 8088 dilakukan multiplexing untuk memperkecil jumlah pin yang dibutuhkan untuk IC mikroprosessor 8086 / 8088. Karena bus-bus mikroprosessor 8086 / 8088 dilakukan multiplexing dan kebanyakan memory dan peralatan I/O tidak, maka sistem haruslah dilakukan demultiplexing sebelum pengantarmukaan dengan memory atau dengan I/O. Proses demultiplexing dilakukan oleh latch 8-bit yang pulsa clock berasal dari sinyal ALE. 4.2 Sistem Buering Jika lebih dari 10 satuan beban terhubung ke pin bus manapun, seluruh sistem 8086 atau 8088 harus dilakukan buer. Pin yang telah dilakukan multiplexing, telah dilakukan buer oleh latch 74LS373, yang dirancang untuk mengendalikan bus kapasitas tinggi yang ditemukan pada sistem mikroprosessor. Arus output buer telah dinaikkan sehingga lebih banyak satuan beban TTL yang dapat dikendalikan. Keluaran logika 0 menyediakan sampai 32 mA arus sink, dan output logika 1 menyediakan arus sumber hingga 5,2 mA. 4.3 Full Buering Sistem mikroprosessor 8086/ 8088 dilakukan buer, pin yang telah dilakukan multiplexing dilakukan buer oleh latch 74LS373 maka di full buering atau menahan seluruh pin microprosesor 8086 / 8088. 4.4 Half Buering Memori yang menyimpan data separuh ketika sedang dipindahkan antara dua device atau antara device dan aplikasi. 4.5 Bidirectional Buer Informasi yang ditransfer dapat berjalan pada dua arah, yaitu dari dan menuju mikroprosessor. 4.6 Unidirectional Buer Informasi yang ditransfer hanya berjalan pada satu arah, yakni dari mikroprossesor menuju memori atau elemen I/O. Jumlahnya ditentukan oleh banyaknya address pin dari sebuah mikroprossesor. 4.7 Latching Latching merupakan sirkuit untuk menerima dan menyimpan satu atau lebih bit, dengan input / output rasio 1 – to – 1. Artinya, bukan seperti RAM. Berbeda dari register dalam penyimpanan berlangsung beberapa saat masukan kontrol pada tingkat tertentu (0 atau 1), sementara register input data setelah menerima (naik atau turun) Latch yang digunakan dengan untuk menyimpan alamat dan data, dan digunakan sebagai pengganti register karena memaksimalkan setup. Jika data atau alamat mengubah internal sementara latch mengaktifkan, data melewati segera, sementara dengan mendaftar tidak akan tersedia sampai setelah transisi yang tepat telah terjadi. Maka mikroprosesor digunakan guna meningkatkan kecepatan. 4.8 Sistem D – Latch fungsi D-latch digunakan untuk memegang nilai alamat keluaran pin mikroprosesor dan

bersifat satu arah, yaitu dari mikroprosesor ke bus alamat sistem.

isinya hilang jika power sumber tegangan dihilangkan. Kapasitas memori yang disediakan oleh AT89S51 adalah 128 bytes. • 4 buah 8-bit IO InputOutput port Port ini berfungsi sebagai terminal input dan output. Selain itu, dapat digunakan sebagai terminal komunikasi paralel, serta komunikasi serial pin10 dan 11. • 2 buah 16 bit timer • Interface komunikasi serial • 64K pengalamatan code program memori • 64K pengalamatan data memori • Prosesor Boolean satu bit-satu bit Dengan fitur ini, mikrokontroler dapat melakukan operasi logika seperti AND, OR, EXOR, dan lain-lain. • 210 lokasi bit-addressable, dan • 4 µs operasi pengkalian atau pembagian Arsitektur hardware mikrokontroler AT89S51 dari perspektif luar atau biasa disebut pin out digambarkan pada gambar 2.3 di bawah ini: Gambar 2.3. Pin-Out mikrokontroler AT89S51 Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi dari tiap-tiap pin kaki yang ada pada mikrokontroler AT89S51. • Port 0 Merupakan dual-purpose port port yang memiliki dua kegunaan. Pada disain yang minimum sederhana, port 0 digunakan sebagai port InputOutput IO. Sedangkan pada disain lebih lanjut pada perancangan dengan memori eksternal digunakan sebagai data dan address alamat yang di-multiplex. Port 0 terdapat pada pin 32-39. • Port 1 Merupakan port yang hanya berfungsi sebagai port IO InputOutput. Port 1 terdapat pada pin 1-8. • Port 2 Merupakan dual-purpose port. Pada disain minimum digunakan sebagai port IO InputOutput. Sedangkan pada disain lebih lanjut digunakan sebagai high byte dari address alamat. Port 2 terdapat pada pin 21-28. • Port 3 Merupakan dual-purpose port. Selain sebagai port IO InputOutput, port 3 juga mempunyai fungsi khusus. Fungsi khusus tersebut diperlihatkan pada tabel 2.1. Port 3 terdapat pada pin 10-17. No. Pin Port Pin Nama Port Fungsi Alternatif 10 P3.0 RXD Menerima data untuk port serial 11 P3.1 TXD Mengirim data untuk port serial 12 P3.2 INT 0 Interrupt 0 eksternal 13 P3.3 INT 1 Interrupt 1 eksternal 14 P3.4 T0 Timer 0 input eksternal 15 P3.5 T1 Timer 1 input eksternal 16 P3.6 WR Memori data eksternal write strobe 17 P3.7 RD Memori data eksternal read strobe Tabel 2.1. Fungsi khusus Port 3 • PSEN Program Store Enable PSEN adalah sinyal kontrol yang mengizinkan untuk mengakses program code memori eksternal. Pin ini dihubungkan ke pin OE Output Enable dari EPROM. Sinyal PSEN akan “0” LOW pada tahap fetch penjemputan instruksi. PSEN akan selalu bernilai “1” HIGH pada pembacaan program memori internal. PSEN terdapat pada pin 29. • ALE Address Latch Enable ALE digunakan untuk men-demultiplex address alamat dan data bus. Ketika menggunakan program memori eksternal, port 0 akan berfungsi sebagai address alamat dan data bus. Pada setengah paruh pertama memori cycle ALE akan bernilai “1” HIGH sehingga mengizinkan penulisan address alamat pada register eksternal. Dan pada setengah paruh berikutnya akan bernilai “1” HIGH sehingga port 0 dapat digunakan sebagai data bus. ALE terdapat pada pin 30. • EA External Access Jika EA diberi input “1” HIGH, maka mikrokontroler menjalankan program memori internal saja. Jika EA diberi input “0” LOW, maka AT89S51 menjalankan program memori eksternal PSEN akan bernilai “0”. EA terdapat pada pin 31. • RST Reset RST terdapat pada pin 9. Jika pada pin ini diberi input “1” HIGH selama minimal 2 machine cycle, maka sistem akan di-reset kembali ke awal . • On-Chip oscillator AT89S51 telah memiliki on-chip oscillator yang dapat bekerja jika didrive menggunakan kristal. Tambahan kapasitor diperlukan untuk menstabilkan sistem. Nilai kristal yang biasa digunakan pada AT89S51 ini adalah 12 MHz. On-chip oscillator tidak hanya dapat di-drive dengan menggunakan kristal, tetapi juga dapat dengan menggunakan TTL Oscillator. • Koneksi power AT89S51 beroperasi pada tegangan 5 volt. Pin Vcc terdapat pada pin 40, sedangkan pin Vss ground terdapat pada pin 20.

Lihat dokumen lengkap (51 Halaman - 516.27KB)