Investigasi Penyakit Hewan untuk ParavetPendahuluanLatar BelakangSistim pelayanan kesehatan hewan di Indonesia merupakan salah satu bagian dari sistim kesehatan hewan nasional yang dilaksanakan oleh Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) di kecamatan. Puskeswan secara kelembagaan memiliki struktur yang sesuai dengan fungsinya sebagai ujung tombak layanan kesehatan hewan, memiliki satu dokter hewan dan beberapa paravet atau petugas lapang kesehatan hewan. Mereka diharapkan mampu melakukan aktivitasnya secara efektif dan mengelola sumberdayanya secara efisien. Show Investigasi penyakit merupakan salah satu tugas dari puskeswan dan SDM pengelola puskeswan harus memiliki pemahaman dan keterampilan dalam melakukan investigasi penyakit. Staf Puskeswan harus memiliki keterampilan melakukan investigasi penyakit di lapangan dan mampu memberikan informasi yang bermanfaat untuk pembuatan diagnosa dan penanganan bagi pemilik ternak. Bimtek ini merupakan acuan teknis dasar bagi staf yang melakukan investigasi penyakit. Bimtek ini mencakup kaidah teknis dan membantu investigator memahami kondisi lapangan di daerahnya. This course was produced by a team based in South Sulawesi, through the AIP-EID Program. Tujuan Bimbingan TeknisBimbingan teknis (BIMTEK) Investigasi Penyakit Hewan bertujuan untuk:
Tentang Buku PanduanBuku pegangan ini memuat advis teknis dalam melakukan Investigasi penyakit. Buku ini bukan acuan yang baku dan fasilitator sebaiknya menggunakan referensi teknis pelengkap lainnya agar sesuai dengan kondisi setempat, praktek veteriner yang baik dan kemajuan ilmu pengetahuan pada umumnya. Sebelum membawakan materi Bimtek, dinas perlu memastikan bahwa materi tersebut sesuai dengan kebutuhan peserta. Gambaran Umum BIMTEKBIMTEK ini dikembangkan sebagai bagian dari Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Penyakit Menular yang Baru Muncul Program Kesehatan Hewan. Salah satu tujuan dari Program AIP-EID adalah untuk meningkatkan kapasitas petugas lapang kesehatan hewan dalam investigasi penyakit hewan. Bimtek ini akan mengembangkan keterampilan petugas dalam melakukan investigasi penyakit di lapangan. Namun, secara khusus dapat memasukkan beberapa materi yang berkaitan dengan manajemen penyakit pilihan yang disesuaikan dengan prioritas daerah (provinsi/kabupaten/kota) dimana pelatihan akan dilaksanakan. Pernyataan KompetensiPernyataan kompetensi merupakan gambaran dari apa yang diharapkan mampu dilakukan oleh seseorang sehingga berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya. Pernyataan kompetensi berikut menggambarkan apa yang diharapkan mampu dilakukan oleh seorang investigator. Setelah mengikuti BIMTEK, peserta diharapkan:
Investigasi penyakit: tanggung jawab investigatorIsi materiPetugas lapang kesehatan hewan:
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian layanan kesehatan hewan yang baik:
Tugas investigator: Merespon dan menginvestigasi laporan dari pelapor desa atau masyarakat peternak dalam layanan kesehatah hewan
Melaporkan hasil/temuan investigasi melalui sistem informasi Investigasi penyakit biasanya dilakukan untuk merespon laporan penyakit. Prosedur pelaporan dibahas dalam modul pelsa dan module dinas di sini. Investigator mampu merevisi/menambahkan informasi kasus penyakit sesuai hasil investigasi. Menyadari bahwa terdapat peraturan perundangan RI yang mencakup kegiatan veteriner dalam pelaksanaan investigasi penyakit PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER 1. Paramedik Veteriner adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh Pejabat berwenang untuk membantu Medik Veteriner dalam melakukan kegiatan pengendalian dan penanggulangan hama dan penyakit hewan serta pengamanan produk hewan dan pengembangan kesehatan hewan. 2. Medik Veteriner melaksanakan tugas-tugas berikut, dibantu oleh paramedik veteriner: (a) Melakukan pelayanan penyidikan dan pengujian veteriner; (b) Melakukan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan; (c) Melakukan pengujian dan produksi vaksin dan bahan biologik; (d) Melakukan pengujian kesehatan dan keamanan produk peternakan; (e) Melakukan pengujian keamanan pakan ternak; (f) Melakukan pengujian kesehatan semen dan embrio; (g) Melakukan pelayanan kesehatan bibit ternak. (h) Melakukan pengamatan dan pengidentifikasian penyakit hewan; (i) Melakukan pengamanan penyakit hewan; (j) Melakukan pencegahan penyakit hewan; (k) Melakukan pemberantasan penyakit hewan; (l) Melakukan pengawasan obat hewan; (m) Melakukan pengendalian penanggulangan zoonosis pada hewan; (n) Melakukan penjaminan keamanan dan kesehatan produk hewan; (o) Menerapkan prinsip-prinsip kesejahteraan hewan. Prinsip-prinsip Dasar Terjadinya PenyakitLatar belakangSeorang petugas lapang yang memberikan layanan kesehatan hewan berupa investigasi penyakit mungkin menyangka bahwa agen biologis seperti bakteri, virus atau parasit itu sendiri dapat menyebabkan penyakit. Namun, penyebab-penyebab non infeksi juga ada seperti racun, trauma, nutrisi dan stres yang diakibatkan oleh cara pemeliharaan. Agen yang sama tidak selalu menghasilkan tanda klinis yang sama pada hewan atau lingkungan yang berbeda. Petugas lapang sebaiknya mempertimbangkan hubungan antara agen, inang dan lingkungan. Konsep segitiga epidemiologi dapat membantu menggambarkan hal ini. Segitiga ini mengaitkan agen, inang dan lingkungan. Tujuan pembelajaran
Isi materiPenyakit: Penyakit merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi fungsi normal tubuh. Ada yang menular seperti brucellosis, rabies atau tidak menular seperti trauma, kanker atau keracunan. Tanda-tanda klinisnya mungkin terlihat, tidak terlihat dan akibatnya bisa beragam mulai dari keluhan ringan hingga kematian. Berdasarkan kemampuannya berpindah ke individu yang lain, penyakit menular dapat pula dikelompokkan menurut sifatnya. Ada penyakit yang menular secara langsung (contagious) dari satu individu ke individu lainnya misalnya penyakit mulut dan kuku, influenza. Ada pula yang menular secara tidak langsung seperti Japanese encephalitis (nyamuk), babesiosis (kutu), anthraks (tanah yang terkontaminasi). Namun, beberapa penyakit seperti anthraks dan influenza dapat menular secara langsung maupun tidak langsung. Konsep segitiga epidemiologi menggambarkan hubungan antara inang, agen dan lingkungan dalam kejadian penyakit. Interaksi dari ketiga komponen segitiga epidemiologi dapat mempengaruhi proses terjadinya penyakit. Beberapa dari komponen tersebut umumnya agen, tetapi terkadang lingkungan atau inang serta komponen lainnya juga perlu ada untuk dapat menyebabkan penyakit. The epidemiological triangle
Agen merupakan salah satu komponen penyebab penyakit yang terbagi atas agen-agen biologis dan non biologis. Agen biologis diantaranya virus, bakteri, jamur/fungi, endoparasit dan ektoparasit. Agen non biologis meliputi bahan kimia dan racun. Lingkungan dapat mempengaruhi keadaan inang dan/atau agen sedemikian rupa sehingga turut mempengaruhi proses terjadinya penyakit. Komponen ini meliputi ketinggian, geografis, iklim, musim, kelembaban, debu, sinar matahari, kandang, juga termasuk sistem pengelolaan, pemeliharaan dan kepadatan populasi. Komponen ini secara lengkap dibahas dalam Bimtek Epidemiologi Lapangan. Bagaimana agen biologis/jenis patogen berbeda menyebar? Berikut contoh proses penyebarannya:
Pra investigasiKoordinasi, konfirmasi dan persiapan sebelum ke lapanganLatar belakangSebelum merespon laporan baik dari pelapor desa maupun dari masyarakat, para investigator tentu harus mempersiapkan diri. Mereka adalah bagian dari sistim kepemerintahan, secara struktural dan administrasi, di kabupatennya. Oleh karena itu, sebelum melakukan respon atau investigasi ke lapangan, mereka perlu berkoordinasi dengan puskeswan ataupun atasan langsungnya sebelum melakukan respon atau investigasi lapangan. Laporan dari pelsa maupun masyarakat peternak juga perlu dikonfirmasi lebih dalam agar setelah tiba di lokasi proses pelayanan dan investigasi dapat berjalan lebih optimal. Sebelum ke lapangan, pastikan lokasi pelapor, ternak yang dilaporkan dan ketersediaan waktu. Persiapan merupakan bagian penting dari investigasi. Seringkali persiapan yang tidak optimal dapat berdampak pada hasil investigasi. Pastikan sejumlah peralatan yang dibutuhkan selama proses investigasi di lapangan tersedia, misalnya alat pemeriksaan/penilaian hewan, pengambilan sampel, penanganan, biosecurity/biosafety, logistik dan alat tulis-menulis. Tujuan pembelajaran
Isi MateriKoordinasi dan konfirmasi
- Alat untuk melakukan restraint misalnya halter, kandang jepit, tali - thermometer - Jam atau pencatat waktu untuk denyut nadi & pernapasan - buku catatan dan pulpen untuk mencatat hasil temuan (cobalah untuk menekankan pentingnya pencatatan secara sistematis)
- Pisau, gunting, pinset, pisau bedah, sarung tangan - Jarum (ukuran jarum berbeda untuk tujuan yang berbeda) - syringes - Tabung darah/vacutainers darah (tutup merah) untuk serum, EDTA (tutup ungu) untuk darah/plasma - Kapas, tisu alcohol, dll? - Media sampel dan pengangkut - Penanganan
Daftar persiapan (checklist) investigasiEquipmentCheckmarkRemarksPeralatan Pemeriksaan fisik:Stetoskop Thermometer Senter Alat lainnya Stetoskop hanya untuk drh Disesuaikan dengan informasi yang diperoleh Persiapan pengambilan sampelTabung venoject tanpa koagulan Tabung venoject dengan koagulan Jarum venoject Holder/pemegang jarum Plastik flip (wadah sampel) Gunting Pinset Gelas obyek Label Tissue Kontainer pembawa sampel DllPersiapan pemeriksaan lapanganRapid tes Persiapan alat pelindung diriSarung tangan Masker Sepatu Boot Apron Desinfektan Antiseptik Plastik disposal oAs requiredBiosecurity dan biosafety (Perlindungan diri)Latar belakangPetugas lapang kesehatan hewan dalam menjalankan tugasnya di lapangan sering tidak menyadari bahwa dirinya dapat menjadi agen yang menyebabkan penyakit hewan, misalnya anthraks, brucellosis, leptospirosis. Ancaman yang dimaksudkan berupa penularan penyakit zoonosis yang bersumber dari hewan. Petugas harus memahami resiko tersebut dan memahami prinsip-prinsip biosekuriti dan biosafeti yang dapat memperkecil resiko penularan. Perlindungan diri dari ancaman penyakit bagi investigator saat memberikan pelayanan senantiasa harus dipertimbangkan. Prinsip-prinsip biosekuriti harus diketahui dan ditaati guna meminimalisir resiko perpindahan atau penyebaran penyakit hewan. Penerapan prinsip-prinsip biosekuti dan biosafeti sederhana oleh petugas lapang dapat menjadi kebiasaan baik yang dilakukan setiap kali memberikan pelayanan. Tujuan pembelajaran
Isi materiPengantar biosecurity (video tersedia)a. Pengertian: Serangkaian tindakan untuk mencegah masuk, berkembang dan menyebarnya agen penyakit dari dan ke peternakan. b. Prinsip
c. Faktor resiko
Faktor resiko perlu dipertimbangkan dan ditangani dengan baik. Sebagai contoh, flu burung memiliki tingkat penularan tinggi, sementara tetanus memerlukan kondisi khusus untuk menular. Akibat yang ditimbulkan juga penting untuk diperhitungkan. Beberapa penyakit seperti rabies, tidak umum, tetapi selalu menyebabkan kematian pada mamalia yang tidak divaksin. d. Elemen Pembersihan dan desinfeksi kandang, peralatan, kendaraan maupun pekerja yang masuk dan keluar wilayah peternakan atau lokasi kejadian penyakit secara teratur, termasuk peralatan yang digunakan selama dan pasca investigasi seperti spuit, alat uji dan sebagainya. Menciptakan dan menjaga lingkungan dimana hewan terlindungi dari agen penyakit atau yang berpotensi membawa penyakit (carrier) seperti hewan, manusia, pakaian dan peralatan, udara, air, pakan yang terkontaminasi. Perlindungan dari vektor caplak, lalat, nyamuk perlu pertimbangkan untuk sejumlah penyakit.
Mengendalikan lalu lintas manusia, hewan, peralatan dan kendaraan yang masuk dan keluar peternakan serta tidak mengijinkan orang dan kendaraan yang tidak berkepentingan memasuki daerah peternakan. Zona biosecurity ditetapkan sesuai faktor resiko penularan penyakit terhadap hewan lain atau petugas (zoonosis). Resiko penularan mungkin tinggi atau rendah. e. Contoh pelaksanaan biosecurity
a. Pengertian: merupakan kondisi dan upaya untuk melindungi diri dari pencemaran agen penyakit. b. Manfaat perlindungan diri Memberikan jaminan keamanan pada diri petugas dari bahaya pencemaran agen penyakit saat melakukan investigasi penyakit di lapangan. c. Prinsip biosafety dan pencegahan penularan penyakit perlu mempertimbangkan:
Alat pelindung sebaiknya digunakan sesuai kebutuhan. APD lengkap hanya dibutuhkan ketika menghadapi resiko tinggi dan terdapat dugaan agen penyakit zoonosis. Kontaminasi agen penyakit dan resiko yang dihadapi oleh operator dapat dikurangi dengan melakukan tindakan pencegahan sederhana.
Setelah petugas selesai bekerja, peralatan yang digunakan harus dibersihkan atau dimusnahkan/disposal (termasuk peralatan dan bahan-bahan medis untuk investigasi antara lain sisa kapas, spuit, vacutainer, dll.). Resiko dapat diatasi dengan pembakaran, autoklaf atau penggunaan desinfektan yang tepat untuk bahan-bahan yang telah digunakan, tangan langsung dibilas dengan desinfektan dan sabun di bawah air yang mengalir. Pelanggaran prosedur biosekuriti perlu dicatat dan diperhatikan oleh investigator. Contoh-contoh pelanggaran biosecurity/biosafety:
Latihan: Apa yang terjadi pada setiap kasus tersebut? Pada kasus terakhir, apakah dokter melakukan investigasi penyakit dengan baik? Gambar untuk studi kasus pikirkan tentang resiko yang dapat ditimbulkan oleh inseminator, peralatan, sarung tangan, lingkungan berikut alasannya. Investigasi penyakit hewan di lapanganKomunikasi yang EfektifLatar belakangSaat melakukan investigasi kejadian penyakit, informasi diperoleh melalui percakapan dengan masyarakat dan pengamatan/pemeriksaan yang dilakukan sendiri. Keterampilan berkomunikasi sangat dibutuhkan agar informasi yang baik dapat diperoleh ketika melakukan investigasi penyakit. Dalam konteks ini, investigator akan berfokus membahas komunikasi yang efektif dan keterampilan untuk mengajukan pertanyaan yang tepat. Tujuan pembelajaran
Isi materiKomunikasi merupakan proses pertukaran informasi yang bermakna antara beberapa orang atau sekelompok orang. Proses ini dapat berlangsung secara verbal melalui ucapan atau tulisan, secara visual menggunakan gambar, grafik atau dengan perilaku melalui gerakan atau bahasa tubuh menggunakan gestur-gestur non verbal. Perpaduan dari seluruh kegiatan ini akan selalu ada dan setiap individu memberikan respon yang berbeda untuk setiap kegiatan tersebut. Komunikasi yang baik adalah proses dua arah dimana mereka yang terlibat bebas untuk mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan jawaban. Klien dalam bidang kedokteran hewan (veteriner) adalah seluruh masyarakat peternak (perorangan/kelompok) maupun yang bukan peternak tetapi memiliki atau memelihara hewan ternak atau memiliki minat untuk memelihara atau kepedulian terhadap hewan ternak. Dalam konteks jasa veteriner, hewan disebut pasien dan pemilik hewan yang dilayani disebut sebagai klien. Hubungan pemilik dengan ternaknya penting untuk dipahami agar komunikasi antara pemberi dan penerima layanan dapat berlangsung baik. Petugas kesehatan hewan bertanggung jawab kepada pimpinan mereka sehingga informasi yang diperoleh perlu disampaikan/dilaporkan melalui sistem kesehatan hewan. Informasi tersebut dapat dilaporkan atau disampaikan dengan mengirimkan SMS ke iSIKHNAS. Jika belum memiliki iSIKHNAS, informasi dapat disampaikan melalui sistem pelaporan yang ada. Persepsi Masyarakat terhadap ternaknyaMasyarakat memiliki pandangan yang berbeda tentang ternak, tergantung alasan mereka memilihara ternak:
Pelayanan yang baik selalu berorientasi pada kepuasan klien atau pelanggan. Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik, kita harus memahami klien dan kebutuhannya. Investigator perlu mengetahui harapan dan (kurangnya) motivasi klien untuk melaporkan kebutuhannya akan layanan:
Agar klien dapat mengakses layanan, seorang petugas lapang sebaiknya memperluas hubungan dan mempromosikan dirinya dengan:
Petugas lapang kesehatan hewan (paravet) perlu mengetahui dan memahami cara pandang masyarakat dalam beternak agar dapat melakukan pendekatan kepada masyarakat sebagai kliennya. Pemahaman atas klien sangat dibutuhkan saat berkomunikasi untuk keperluan investigasi atau tugas lain yang terkait dengan pengumpulan informasi. Prinsip-prinsip komunikasi efektifKomunikasi merupakan keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk menggali informasi dalam rangka investigasi penyakit. Manfaat komunikasi dua arah perlu ditekankan. Prinsip komunikasi efektif meliputi Respect, Empathy, Audibility, Clarity, dan Humility. Respect (Respek)
Empathy (Empati)
- Mengulangi kata demi kata - Menyebutkan kembali isi pesan (parafrase) - Merefleksikan perasaan - Dapat didengar (audible) - Kontak mata Audibility (Dapat didengar) Berarti pesan dapat didengar. Apa yang sebaiknya dilakukan?
Clarity (Jelas)
Humility (Rendah hati)
Teknik mengajukan pertanyaan secara efektif
- dapat mengumpulkan informasi yang lebih baik dan belajar lebih banyak, - dapat menjalin hubungan yang lebih kuat, - lebih efektif dalam mengelola dan membantu orang lain untuk turut belajar. Teknik pertanyaan terbuka
Contoh pertanyaan terbuka:
Teknik pertanyaan tertutup
Contoh pertanyaan tertutup;
Teknik pertanyaan menggali
Contoh pertanyaan menggali:
Penggalian InformasiLatar belakangInti dari sebuah investigasi penyakit adalah memperoleh informasi yang relevan. Melalui investigasi penyakit yang baik, akan diperoleh informasi dari peternak mengenai host dan lingkungan, serta melalui pemeriksaan klinis hewan ternak secara menyeluruh. Konten atau isi materi yang perlu diambil adalah tentang sejarah penyakit yang terjadi saat ini atau Riwayat Penyakit Sekarang (RPS), Riwayat Penyakit Dahulu (RPD), Riwayat Penyakit Kelompok (RPK) dan Riwayat Lingkungannya. Gambaran konprehensif seluruh riwayat penyakit tersebut akan sangat berarti dalam mengerucutkan dan menganalisanya menjadi kesimpulan-kesimpulan. Tujuan pembelajaran
Isi MateriMenggali informasi berdasarkan sistematika
Pengertian Menggali Informasi Menggali riwayat penyakit memerlukan teknik untuk memperoleh informasi mengenai riwayat penyakit sehingga informasi yang diperoleh dapat memberikan gambaran yang lengkap dan menyeluruh. Pastikan bahwa riwayat penyakit dahulu mencakup riwayat penyakit kawanan dan riwayat lingkungan (penelusuran balik) Dalam melakukan penggalian riwayat penyakit, investigator harus mampu membuat daftar pertanyaan menggunakan metode 5W 1H (Who, What, Where, When, Why dan dalam beberapa kasus, How) Beberapa contoh: Siapa (hewan) atau Who: pertanyaan meliputi individu maupun kelompok
Apa atau What: Apa yang salah? Apakah sebelumnya terdapat hal serupa pada sapi yang sama atau pada sapi lain diwilayah yang sama?
Dimana atau Where: Dimana lokasi hewan saat kondisinya pertama kali ditemukan?
Kapan atau When: pertanyaan mengenai waktu kejadian penyakit dan perkembangan penyakit.
Kenapa bisa terjadi atau Why: pertanyaan untuk mendukung atau memperkuat informasi. Biasanya untuk mengetahui faktor risiko terhadap penyakit.
Bagaimana atau How: pertanyaan menyangkut proses kejadian penyakit yang berkaitan dengan sistem tatalaksana pemeliharaan ternak ataupun kebiasaan masyarakat.
Melakukan penggalian informasi secara sistematis meliputi: Riwayat penyakit yang sekarang (RPS) Keluhan utama adalah keluhan pada ternaknya yang membuat peternak (pemilik) datang ke tempat pelayanan kesehatan hewan untuk mencari pertolongan, misalnya: kembung, sesak nafas, batuk, tidak mau makan, diare dll. Keluhan utama ini sebaiknya tidak lebih dari satu keluhan. Kemudian setelah keluhan utama, dilanjutkan dengan melakukan pertanyan secara sistematis, yaitu: Perlu ditanyakan mengenai aktifitas hewan tesebut, seperti:
Riwayat penyakit dahulu (RPD) Ditanyakan adakah ternaknya pernah sakit serupa sebelumnya, kapan dan sudah berapa kali terjadi? pengobatan apa yang telah diberikan? carilah penyakit yang relevan dengan keadaan sekarang dan penyakit kronik, misal:
Riwayat penyakit dalam kelompok (RPK) Riwayat kelompok penting dalam mengidentifikasi ada tidaknya penyakit menular didalam kawanan. Ada beberapa penyakit yang secara cepat akan menular dan menyebar karena manajemen pemeliharaan dan sifat penyakit tersebut yang memungkinkan untuk menyebar secara cepat
Riwayat sosial dan lingkungan dalam masyarakat Untuk mengevaluasi status sosial peternak yang terkait dengan cara pemeliharaan, pemberian pakan dan minum, padang pengembalaan serta lingkungan sekitarnya, kegiatan masyarakat pada musim tertentu. Arah pertanyaan ini untuk menduga kemungkinan akan adanya penyakit terkait dengan managemen.
KATA KUNCI UNTUK STUDI KASUS Lakukan penggalian informasi riwayat penyakit berdasarkan sistematika RPS, RPD, RPK, RLS. Buatlah daftar pertanyaan untuk kasus Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penggalian informasi: 1. Beri peternak kesempatan untuk menceritakan mengenai masalah ternaknya dengan menggunakan kata-katanya sendiri. 2. Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup. Mulailah dengan pertanyaan terbuka terlebih dahulu, kemudian lanjutkan dengan pertanyaan tertutup. 3. Mendengarkan dengan seksama. Berikan kesempatan pada peternak untuk menyelesaikan ceritanya dan jangan menginterupsi. 4. Gunakan pertanyaan singkat yang mudah dipahami. Hindari menggunakan istilah medis yang tidak dipahami oleh peternak. 5. Secara berkala buatlah ringkasan pernyataan peternak untuk memverifikasi pemahaman anda. Mintalah peternak untuk mengoreksi pernyataan atau mintalah mereka untuk memberikan tambahan informasi jika diperlukan. 6. Buatlah urutan waktu suatu kejadian. 7. Buatlah catatan yang dapat dijadikan acuan saat memberikan informasi kepada orang lain. Pemeriksaan fisikLatar BelakangTujuan dalam melakukan pemeriksaan fisik adalah untuk mendapatkan informasi yang obyektif. Pemeriksaan fisik merupakan bagian penting untuk mengklarifikasi informasi yang diperoleh sebelumnya terutama tentang kondisi ternak yang sakit. Dalam melakukan pemeriksaan fisik sebaiknya investigator harus memahami tentang anatomi dan fisiologi hewan. Investigator juga harus memiliki pemahaman akan kondisi normal. Dalam konteks ini investigator tidaklah harus mahir atau ahli dalam melakukan pemeriksaan fisik, tetapi sebaiknya memahami dan menerapkan pendekatan rutin dan sistimatis dalam melakukan pemeriksaan fisik dan dapat mencatat perubahan penting yang mempengaruhi kondisi normal. Tujuan Pembelajaran
Isi MateriTeknik pemeriksaan fisik pada hewan seharusnya menggunakan pendekatan system tubuh. Setelah dipelajari, harus diulangi secara rutin sehingga tiap sistem pada tubuh diperiksa sehingga yang tidak normal dapat dideteksi. Pengulangan mendorong menjadi kebiasaan dan membuat hasil pemeriksaan fisik menjadi lebih terpercaya. Sistem yang dijelaskan disesuaikan dengan keterampilan peserta. Penjelasan diberikan dalam konteks hewan besar, tetapi prinsip yang sama dapat diterapkan untuk hewan peliharaan dan unggas. Pemeriksaan fisik meliputi;
Lakukan pengamatan dan cari informasi dari orang yang merawatnya. Gali informasi sebanyak-banyaknya, namun perlu disadari bahwa informasi yang diterima mungkin tidak selalu benar. Periksa reaksi terhadap rangsangan , misalnya suara keras, gerakan, reaksi terhadap hewan lain. 2. Tampilan fisik secara umum, termasuk kondisi tubuh, periksa jika ada bengkak, benjolan, indikasi adanya trauma. Hewan yang sehat nafsu makannya baik. Hewan yang sakit nafsu makannya mungkin berkurang atau bahkan tidak makan sama sekali. Pada tahap ini, dapat mencari bukti kotoran dan urin dan tingkat pernafasan serta denyut jantung dapat diambil tanpa harus mendekati dan mengganggu hewan. Kondisi kulit dapat diperiksa dan melakukan pengamatan atau menggerakkan hewan secara perlahan dapat mengungkap jika terdapat kelainan gaya berjalan atau pincang.
Pemeriksaan Suhu, untuk menentukan atau mengukur suhu tubuh hewan melalui rectum menggunakan termometer digital atau termometer air raksa. Untuk mencegah efek stres akibat suhu tubuh, pemeriksaan ini harus dilakukan sedini mungkin.
Denyut nadi sapi dapat diambil di arteri coccygeal (ujung kepala ekor), Pada kuda di arteri permukaan dan pada kambing dan domba di arteri femoral. Seringkali sapi akan menunjukkan denyut jugular (denyut di leher) yang dapat dilihat pada pengamatan secara diam-diam dari jarak jauh. Pemeriksaan membran mukosa untuk melihat sirkulasi peripheral dapat dilakukan melalui pemeriksaan sistem pencernaan. Hewan sehat bernafas teratur, bergantian antara gerakan dada dan gerakan perut. Sesak nafas, ngos-ngosan, nafas pendek adalah tanda hewan sakit. Beringus dan bernafas melalui mulut/nafas terengah-engah merupakan kondisi tidak normal kecuali dalam situasi stress. Pemeriksaan Respirasi, untuk menentukan atau mengukur frekuensi respirasi dan tipe respirasi hewan. Frekuensi respirasi diukur dengan menghitung siklus respirasi yaitu proses inspirasi dan ekspirasi dalam satu satuan waktu, biasanya satu menit Tingkat Respirasi NormalAnimalRespiration (breaths/min)Heart rate (pulse)Sapi10-3060-80Pedet30-60100-120Kuda10-1430-40Kambing dan domba20-3070-90Bila masih kesulitan untuk mengukur frekuensi respirasi secara visual, gunakan tangan dengan meletakkan punggung tangan di dekat lubang hidung (nostril). Hembusan nafas dari proses ekspirasi akan terasa, hitunglah hembusan tersebut dalam satu satuan waktu. Tipe respirasi dapat dilihat dengan memeriksa kembang kempisnya dinding toraks dan abdominal. Mukosa hidung dapat diperiksa dengan mulut sebagai bagian dari sistem pencernaan.
5. Visual Pemeriksaan Mata Bola mata bersih, bening dan cerah. Sedikit kotoran di sudut mata masih normal. Kelopak mata bagian dalam (conjunctiva) berwarna kemerahan (pink) dan tidak ada luka. Kelainan yang biasa dijumpai pada mata yaitu adanya kotoran berlebih yang menutupi mata, kelopak mata bengkak, warna merah (inflamasi), kekuningan (icterus) atau pucat (tidak berwarna). Periksa membrana mukosa konjungtiva. (video) Leleran, blepharospasm
6. Sistem pencernaan
- Membuka mulut hewan dan mencari lesi/erosi pada bibir,gusi atau lidah. - Alat dan bahan yang digunakan: Mouth gag /oral speculum/sepotong kayu - Restrain/tahan kepala hewan dengan baik
- Perhatikan adanya lesi pada mukosa bibir, gingiva atau lidah - Perhatikan gigi geligi hewan dengan baik. Amati adanya kelainan bentuk - Cium bau nafas berbau busuk mengindikasikan adanya lesi pada mulut atau gangguan pencernaan. Cari tahu bagaimana semestinya aroma nafas yang normal pada ruminansia Menentukan umur hewan bertujuan untuk mengetahui umur hewan berdasarkan komposisi dan keausan gigi, Alat dan bahan yang digunakan: Mouth gag/oral spekulum/sepotong kayu Hasil: Berikut ini adalah prakiraan umur sapi berdasarkan pemeriksaan gigi. Umur yang akurat tidak diperlukan dalam pemeriksaan klinis. 1. Di bawah dua tahun (Belum ditemukan gigi seri permanen) 2. Dua tahun tiga bulan (2 gigi seri permanen) 3. Tiga tahun (6 gigi seri permanen) 4. Empat tahun (8 gigi seri permanen) Pemeriksaan Membrana Mukosa; untuk menentukan kualitas kardiovaskular. Membrana mukosa bisa diperiksa di beberapa tempat seperti membrana mukosa oral, konjungtiva atau vulva. Sekarang sirkulasi peripheral dapat diperiksa dengan menekan jari ke gusi dan dengan cepat melepas tekanan - ini akan mendorong darah dari kapiler dan mengubahnya menjadi pucat. Warna semestinya kembali dalam 2 detik setelah tekanan dilepaskan.
Membran mukosa - Pemeriksaaan membrane mukosa vulva (video: pemeriksaan fisik) Hewan sehat berjalan dengan cara menempatkan kaki secara bergantian tanpa tersandung atau terjatuh. Hewan dapat berjalan mundur dan dapat menjaga keseimbangan jika didorong dari samping. Langkah bergantian teratur dan perubahan kecepatan dapat dikendalikan tanpa kesulitan. Kaki dapat diangkat dengan tangan dan ditekuk pada hewan terlatih. Kepala tetap tegak saat bergerak. Pincang, loyo, atau bahkan tak bisa berjalan menunjukkan hewan sedang sakit atau terluka. Beberapa Kelenjar getah bening buatan mudah diamati/dipalpasi adalah yang berada di daerah bawah telinga, daerah ketiak dan selangkangan kiri dan kanan. Raba bagian kulitnya dan temukan bentuk benjolan. Dalam keadaan normal tidak kelihatan terlalu mencolok. Apabila ada peradangan kemudian membengkak yang disertai rasa sakit tanpa diraba akan terlihat jelas pembesaran didaerah dimana kelenjar getah bening berada. Checklist Pemeriksaan FisikPart of examinationFocus of examinationFindingTingkah laku/umumNafsu makanCara berjalanSuhu tubuhFrekuensi nafasFrekuensi pulsusBagian kepalaMataWarnaMukosaLeleranHal lainHidungLeleranBauCermin hidungHal lainMulutWarna mukosaGigi (kondisi dan jumlah gigi tetap)lidah (warna, luka, dll)BauLeleranHal lainTelingaBentukBauHal lainKelenjar getah beningMandibularisBagian leherBagian alat gerak depanPembengkakanLukaHal lainBagian dadaUmumKulitbuluLimpoglandulaPrefemoralisBagian perutRumenGerakanHal lainTali pusar (baru lahir)Bagian alat gerak belakangPembengkakanBagian Anus/ VulvaDiareMukosaHal lain
Jika hewan yang terjangkit mati, pemeriksaan post mortem mungkin dilakukan untuk mencari perubahan-perubahan yang bisa memberikan informasi diagnostik. Jika dicurigai sebagai penyakit zoonosis, tidak disarankan untuk melakukan post mortem, yang dapat menyebarkan materi infeksi lebih luas. Secara khusus, kematian mendadak dan wabah pada ruminansia tidak disarankan untuk melakukan pemeriksaan post mortem. Dalam kondisi tersebut diatas, maka Antraks berada pada posisi tertinggi di dalam daftar diagnostik diferensial. Pemeriksaan LingkunganLatar BelakangInformasi kondisi lingkungan sangatlah penting untuk memperoleh informasi yang komprehensif saat melakukan investigasi penyakit. Pentingnya lingkungan diilustrasikan dalam konsep segitiga epidemiologi diatas dan tidak boleh diabaikan. Beberapa kondisi lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan, misalnya keracunan yang mungkin diakibatkan oleh tercemarnya lingkungan oleh bahan kimia yang berbahaya. Contohnya saat musim tanam dimana petani banyak menggunakan pupuk kimia yang dapat mencemari rumput, air dan pakan ternak lainnya. Penggunaan panca indra secara optimal dapat dijadikan metode pemeriksaan yang sederhana. Contohnya, pada peternakan ayam komersil, terciumnya bau amoniak yang menyengat dapat dijadikan indikator tingkat kebersihan kandang yang buruk dan lain sebagainya. Sistem produksi, pemeliharaan ternak dan adanya spesies lain juga sangat penting. Pemeriksaan lingkungan juga dibahas dalam Pelatihan epidemiologi lapangan. Tujuan Pembelajaran
Isi MateriMengapa pemeriksaan lingkungan penting
- Penciuman; bau-bau yang ada disekitar ternak, seperti; bau amoniak, bau busuk, bau khas bahan kimia dll - Memeriksa pakan dan air minum - Penglihatan; melihat kondisi lingkungan dengan cermat, perubahan warna, bentuk dll - Peraba; meraba tekstur pakan, tanah dll - Pendengaran; mendengarkan suara-suara gaduh yang berdampak stres Pemilihan, Pengambilan dan Pengiriman sampel yang relevanLatar BelakangUji lab mungkin diperlukan untuk mengkonfirmasi atau membantu dalam peneguhan diagnosa. Sebelum mengambil sampel, petugas lapang perlu memahami proses pemilihan, pengambilan dan penanganan sampel, dan mempertimbangkan temuan-temuan investigasi guna menghindari pengambilan sampel yang tidak diperlukan. Sampel tidak hanya bersumber dari hewan atau ternaknya saja, tetapi juga bisa dari sampel lingkungan hewan seperti air, pakan dan tanah. Saran terkait pengambilan dan pengiriman sampel sebaiknya disiapkan oleh laboratorium. Tujuan Pembelajaran
Isi materiSetelah melakukan anamnesis atau penggalian informasi riwayat hewan, seorang investigator harus dapat membuat sebuah daftar kemungkinan alasan terkait tanda-tanda klinis yang ditunjukkan hewan. Sangat memungkinkan untuk mengurangi jumlah kemungkinan didalam daftar tersebut dengan mengirimkan sampel yang tepat untuk pemeriksaan laboratorium. Sebagai contoh, seekor sapi yang demam dengan urin yang berwarna gelap, mungkin mengidap anaplasmosis, atau infeksi ginjal,atau warna urinnya tidak terkait dengan demam. Akan sangat membantu jika bisa mengambil sampel urin untuk pemeriksaan laboratorium. Sampe darah mungkin membantu dalam mendiagnosa adanya parasit darah atau infeksi lain. Jenis sampel:
Dipilih sesuai dengan arahan dokter hewan Peralatan yang diperlukan:
engambilan sampel harus disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan dan dilakukan di bawah penyeliaan dokter hewan. Penyerahan, pengiriman dan penangananPetugas harus berhubungan dengan lab terkait persyaratan dan permintaan material untuk pengambilan sampel serta metode pengiriman sampel yang disetujui. Seringkali terdapat praktik lokal yang perlu diamati sebagai contoh, mungkin tidak masuk akal untuk mengambil atau mengirim sampel pada hari Jumat, yang berarti kiriman sampel tersebut akan tiba di akhir pekan dan tidak akan berguna lagi untuk digunakan di awal pekan depan jika tidak ada staf lab yang menunggu kiriman sampel tersebut. Sebelum Meninggalkan Lokasi InvestigasiLatar BelakangInvestigasi penyakit harus disertai dengan pemberian saran kepada pemilik ternak dan pihak desa yang berwenang. Jika diperlukan, pengobatan harus disediakan dan beberapa persyaratan biosecurity dapat diterapkan. Investigator harus melaporkan temuan sesuai dengan praktik pelaporan yang digunakan di kabupaten. iSIKHNAS memiliki fasilitas untuk melakukan pelaporan melalui SMS. Jika tersedia, sebaiknya digunakan karena kasus akan langsung terhubung dengan investigasi dan tindaklanjut hingga pengiriman sampel ke lab yang juga sudah ada. iSIKHNAS juga akan menyertakan informasi ini dalam laporan sesuai permintaan dinas, provinsi dan tingkat nasional. Pertimbangan perlu diberikan terkait biosecurity dan pembersihan/pembuangan peralatan secara bijak sesuai yang dipersyaratkan. Tujuan Pembelajaran
Isi materiSeorang investigator haus menyediakan waktu pada saat menyimpulkan informasi riwayat/ anamnesis dan pemeriksaan klinis untuk menyusun informasi yang diperoleh sehingga cukup membantu dalam mengarahkan pembuatan diagnosa diferensial awal sebuah daftar prioritas kemungkinan yang dapat menjelaskan informasi yang diperoleh serta tanda-tanda klinis yang ditunjukan oleh hewan. Laporkan kasus sesuai dengan praktik pelaporan yang digunakan di kabupaten. Mencatat dan mengkonsultasikan kepada dokter hewan ketika menemukan kelainan tanda klinis yang spesifik. Sintesa informasi untuk membuat penilaian situasi yaitu langkah-langkah dalam membuat diagnosa banding. Tanda klinis apa yang paling penting? Bagian tubuh yang mana yang tampak terpengaruh? Bagaimana sifat perkembangan penyakit - akut atau kronis? Apakah ada hewan lain yang terjangkit? Sediakan layanan klinis yang bermanfaat. Dalam batas kemampuan dan kewenangan anda, dan sesuai dengan arahan dari dokter hewan yang mengawasi, lakukan yang terbaik dalam memberikan saran dan pengobatan serta merujuk kepada supervisor jika diperlukan. Pikirkan tentang biosecurity. Pelaporan segera temuan investigasi adalah wajib jika dicurigai penyakit prioritas. Jika kemungkinan temuan adalah penyakit menular, berikan saran-saran terkait biosecurity. Tinjau kembali bagian biosecurity dan biosafety diatas. Pikirkan tentang penyakit menular. Apakah ada praktik-praktik biosecurity yang mungkin dapat diterapkan dalam situasi tersebut. Merujuk ke supervisor jika anda tidak yakin. Isu biosekuriti harus dipertimbangkan saat terdapat banyak hewan yang terjangkit, tanda-tanda klinis yang serius atau bukti bahwa penyakit menyebar dengan cepat. Peralatan yang anda gunakan (termasuk APD jika digunakan) dalam kunjungan harus dibuang/musnahkan dengan cara yang tepat, dengan mempertimbangkan biosafety dan biosecurity, serta mempertimbangkan lingkungan. Biosafety dan biosecurity dibahas pada sesi-sesi yang relevan dalam buku pegangan ini. Pikirkan mengenai kesehatan publik. Jika terdapat kemungkinan penyakit zoonosis, berikan saran-saran terkait risiko dan bagaimana untuk mencegahnya. Penyakit zoonosis yang dicakup dalam proyek ini adalah penyakit prioritas, rabies, brucellosis, flu burung dan anthraks. Pelaporan segera temuan investigasi adalah wajib jika dicurigai penyakit prioritas. Catat temuan anda dengan menggunakan sistem pelaporan SMS iSIKHNAS (atau dengan cara lain) yang dapat dilakukan dilokasi yang dapat menghemat waktu kemudian. Kasus dapat dilaporkan dan dihubungkan dengan laporan awal menggunakan ID kasus berdasarkan laporan Pelsa. iSIKHNAS akan meminta anda untuk mengidentifikasi jenis laporan beserta dengan temuan investigasi, pengobatan, pengiriman sampel atau untuk memberikan komentar tambahan. Kode-kode iSIKHNAS (daftar tanda-tanda klinis dan kode SMS-nya serta sindrom prioritas iSIKHNAS dan kodenya) Klik disini. Melakukan dengan cara ini, sebelum meninggalkan lokasi, akan memastikan bahwa anda tidak lupa, dan akan memungkinkan anda untuk menemukan informasi lebih lanjut saat masih berada dilokasi jika diperlukan
Tindak LanjutLatar BelakangTanggung jawab investigator tidak berhenti setelah meninggalkan lokasi investigasi. Hubungan dengan pelsa yang melaporkan sebuah kasus harus tetap dijaga, meski kasus tersebut tidak memerlukan tindak lanjut. Setiap sampel yang diambil harus dikemas dan dikirim ke laboratorium sesuai ketentuan/petunjuk laboratorium penguji dan setiap sampel yang akan diuji oleh investigator memerlukan penanganan yang tepat. Informasi yang diperoleh dari riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik perlu dikelola dengan baik guna mempersempit daftar diagnosa banding dan memastikan bahwa penanganan yang diberikan sudah sesuai. Investigasi lebih lanjut mungkin diperlukan jika terjadi penyebaran secara luas, penyakit baru muncul atau terdapat sesuatu yang mengindikasikan bahwa langkah-langkah pengendalian dibutuhkan. Tujuan Pembelajaran
Isi MateriInformasi lapangan seringkali tidak tersusun dengan baik. Temuan-temuan dari pemeriksaan fisik atau lingkungan perlu dikonfirmasi kembali dengan mengumpulkan informasi tambahan melalui riwayat penyakit, dan sebaliknya. Informasi yang tidak teratur akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Keterampilan untuk mengelola informasi secara sistematis penting untuk membantu dokter hewan. Mengacu pada lembar pemeriksaan (check sheet) dibagian pemeriksan klinis Membuat sebuah tabel sistematis guna mempermudah penyusunan informasi; Masukkanlah hasil temuan sesuai kolom pada tabel dibawah ini. Setelah mengelompokkan semua hasil temuan kedalam kolom yang tepat, lakukan analisa untuk melihat hubungan antar temuan. Apakah ada hubungan antara temuan informasi pada anamnesa dengan temuan pada pemeriksaan fisik? Berilah tanda temuan-temuan yang dianggap memiliki hubungan, dapat menggunakan warna ataupun tanda-tanda yang mudah dimengerti. Temuan riwayat penyakit (anamnesa)Temuan pemeriksaan fisikTemuan pemeriksaan lingkunganBerdasarkan anamnesa: RPS, RPD, RPK, RSLSesuai tabel pemeriksaan per regio (check list)Tuliskan seluruh temuanTuliskan temuan-temuan dari ketiga bagian yang kemungkinan saling terkait.Contoh-contoh analisa informasiFindings of history takingFindings of physical examinationFindings of environmental examination* Cattle cannot standRelatively fast respirationNo cattle was in the pasture for grazing* It has been sick since the morning, all of a sudden* Negative/no appetiteThe water comes from the irrigation channel* It does not want to eat and drink* It does not want to walk as it can't stand* The water is a bit murky* Its mouth is bit foamy* Body temperature is 39.50°C* Fertilizer bag found next to the channelNever been sick with these signsBut, neighbour's livestock once had this and died* Wounds in mouth* The cattle is grazing in a communal pasture* Enlarged lymph node in submandibularNo other livestock got sick with these signsNormal eyesOnly about 5 families that release their livestock for grazingDry noseThe grass is relatively fertileNo foamy marks in mouth* It is now planting season in that area* Wounds found at the right back leg* Paddy planted next to the rice field was given fertilizer yesterday Temuan dengan tanda check list (centang) nampaknya ada hubungan satu sama lain. Misalkan saja tidak mau makan karena ada luka pada mulutnya, limpoglandulanya membesar, tidak bisa berdiri karena ada luka pada kaki belakang kanan. Musim tanam dapat dihubungkannya dengan pemupukan dan diarahkan pada kemungkinan terjadinya keracunan. Contoh RiwayatPemeriksaan fisikPemeriksaan lingkunganSapi dewasaDenyut nadi dan pernafasan normalTidak ada sapi lain yang sakitKondisi tubuh burukMembran mukosa menebal (berwarna merah gelap), terisi kembali >2 detikTersedia cukup rumputTidak makan dengan baikSuhu 38.5Sapi dewasa lainnya dalam kondisi wajarPerubahan suaraMendengus saat berdiri dari dudukTidak ada pagar, tetapi kandang berantakan di daerah penggembalaanSapi yang lain mati tahun laluEnggan bergerakAir minum OKBelum memiliki anak selama 2 tahunSensitif jika didorong pada bagian rusukTidak ada makanan tambahanTidak suka berjalan dipagi hari? perut bengkakKantong pupuk didekat selokanTernak digembalakan dipadang gembalaan umumTidak ada ternak lainnya yang sakit dengan tanda seperti iniSekarang musim tanam padi di daerah tsbTanaman padi disebelah padang kemarin diberikan pupukTuliskan temuan-temuan dari ketiga bagian yang kemungkinan saling terkait. Write down the findings of the 3 parts that are likely related. RiwayatPemeriksaan fisikPemeriksaan lingkunganAnak kuda umur 6 bulanBuku kasarTersedia cukup rumputKuda-kuda lainnya, termasuk anak kuda diwilayah tersebut?? lemahKuda dewasa lainnya dalam kondisi wajarDiareTerkadang batuk, lihat sisi samping perutTidak ada pagar, tetapi kandang berantakan di daerah penggembalaanMencoba untuk muntahSuhu 38Air minum OKSatu anak kuda mati minggu lalu, kelihatannya samaMembran mukosa pucatTidak ada makanan tambahanSatu anak kuda mati minggu lalu, kelihatannya samaPulsus dan pernafasan normalKantong pupuk didekat selokanKondisi tubuh buruk? perut bengkakSekarang musim tanam padi di daerah tsbTanaman padi disebelah padang kemarin diberikan pupukPelaporan ke iSIKHNASSetelah menyelesaikan investigasi, laporan dibuat untuk supervisor atau penyelia, dokter hewan atau untuk sistem informasi. Laporan tersebut akan memungkinkan seluruh komponen dalam sistem layanan kesehatan untuk merencanakan pengelolaan serta strategi pengendalian dan pencegahan. Sistem informasi kesehatan hewan terpadu, iSIKHNAS, telah dikembangkan sebagai sebuah sistim informasi berbasis SMS dan web. Melalui iSIKHNAS, diharapkan petugas dapat melakukan pelaporan dengan mudah, cepat dan praktis demikian juga untuk melihat perkembangan penyakit melalui web.
- Investigasi berbasis populasi (lihat pelatihan epi lapangan) - Surveilans (lihat pelatihan surveilans) - Manajemen populasi penyakit (untuk penyakit spesifik) Mempromosikan advokasi melalui kegiatan Musrenbang, untuk memberikan masukan bottom up kepada dinas. Mempromosikan manajemen program pengendalian wabah penyakit. Dalam jangka panjang, kegiatan-kegiatan ini akan membutuhkan perencanaan yang memadai untuk memperoleh dukungan dana (lihat pelatihan P&P dan pelatihan Advokasi anggaran dilaman wiki iSIKHNAS) |