Saat mengalami masalah pencernaan seperti diare, kita akan kehilangan banyak cairan dan elektrolit dalam tubuh sehingga menimbulkan dehidrasi. Salah satu solusi tercepat untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang ini dengan mengkonsumsi larutan oralit. Show Larutan oralit terbuat dari campuran garam dan gula, dimana oralit ini merupakan salah satu contoh dari larutan elektrolit. Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik selayaknya konduktor karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Saat dilarutkan dalam pelarut, senyawa elektrolit mengalami disosiasi menjadi partikel-partikel bermuatan positif dan negatif. Maka partikel-partikel tersebutlah yang disebut sebagai ion. Secara umum, larutan elektrolit dapat dibedakan berdasarkan kekuatannya dalam menghantarkan arus listrik. Dimana, ada dua macam senyawa pada larutan elektrolit yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Larutan Elektrolit Kuat Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang memiliki daya hantar listrik sangat baik karena dalam larutan terdapat banyak ion yang bebas bergerak yang disebabkan terjadinya peristiwa ionisasi sempurna. Artinya, semua zat elektrolit terurai menjadi ion-ionnya. (Baca juga: Sifat Koligatif Larutan Elektrolit, Beserta Rumus) Larutan elektrolit kuat memiliki derajat ionisasi (α) = 1 atau mendekati 1, berarti zat terlarut hampir semua terionisasi. Adapun contoh untuk larutan elektrolit kuat antara lain ; NaCl, HCl, H2SO4, HNO3 dan lain sebagainya. Salah satu contoh yang bisa kamu lakukan untuk uji coba elektrolit adalah dengan menguji larutan garam dapur untuk menyalakan lampu. Dimana, hasil pengujian akan menunjukan nyala lampu terang dan terdapat gelembung gas pada larutan garam tersebut. Larutan Elektrolit Lemah Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang memiliki daya hantar listrik buruk karena dalam larutan terkandung sedikit ion yang bebas bergerak, yang disebabkan terjadinya peristiwa ionisasi sebagian. Adapun, larutan elektrolit lemah memiliki derajat ionisasi (α) 0 ≤ α ≤ 1. Artinya, sebagian kecil zat elektronit terurai menjadi ion-ionnya. Untuk contoh pada larutan elektrolit lemah antara lain CH3COOH, NH4OH, HF. HCN, dan lain sebagainya. Salah satu hasil uji coba larutan elektrolit lemah adalah pada larutan asam cuka untuk menghantarkan listrik pada lampu. Dimana, hasil pengujian menunjukan bahwa nyala lampu redup dan terdapat gelembung gas pada larutan asam cuka tersebut. Jakarta - Larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit adalah sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya. Larutan elektrolit adalah larutan yang zatnya mampu menghantarkan arus listrik ketika dilarutkan dalam air, sedangkan larutan non-elektrolit adalah larutan yang zatnya tidak dapat menghantarkan arus listrik. Mengapa larutan non-elektrolit tidak bisa menghantarkan listrik, sedangkan larutan elektrolit bisa? Ilmuwan asal Swedia bernama Svante August Arrhenius, pada tahun 1887 menjelaskan tentang peristiwa hantaran arus listrik melalui larutan dengan teori ionisasi. Berdasarkan Arrhenius, larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena di dalamnya mengandung ion-ion, yang dapat bergerak bebas. Ion-ion itu lah yang berfungsi sebagai penghantar arus listrik dalam larutan, seperti dikutip dalam modul Guru Pembelajar Keahlian Kimia Kesehatan oleh Eti Suherti. Oleh sebab itu, banyak sedikitnya ion yang terjadi pada ionisasi merupakan penentu dari besarnya daya hantar listrik yang terkandung pada larutan elektrolit. Semakin banyak ion dalam larutan, maka daya hantar listriknya akan semakin kuat. Dimana hal tersebut tidak lah bisa ditemukan pada larutan non-elektrolit. Untuk lebih jelasnya, simak perbedaan larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit di bawah ini ya! Larutan ElektrolitLarutan elektrolit bisa disebut juga dengan konduktor elektrik. Jenis larutan ini ada yang sifatnya kuat dan lemah. Ciri-ciri larutan elektrolit adalah :
Contoh larutan elektrolit kuat: Basa = KOH, NaOH, radium (Ra), dan basa dari golongan I A dan II A lainya (kecuali Be(OH)₂ dan Mg(OH)₂)Asam = HCI, HBr, HI, HNO₃, HCIO₃, HCIO₄ Garam = NaCI, K₂SO₄, CaCI₂, AICI₃ Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang masih bisa menghantarkan listrik, tapi sifatnya lemah sehingga lampu tidak terlalu bisa menyala dengan terang. Ciri-ciri larutan elektrolit lemah:
Contoh larutan elektrolit lemah: Basa = Be(OH)₂, Mg(OH)₂, dan beberapa basa dari logam transisi. Larutan Non ElektrolitSeperti namanya, larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Jika disekitar penghantar listrik (electrode) tidak muncul gelembung-gelembung gas, dan lampu tidak menyala ketika diuji. Ciri-ciri dari larutan non-elektrolit:
Contoh larutan non-elektrolit diantaranya: Sukrosa (C₁₂H₂₂O₁₁)Glukosa (C₆H₁₂O₆)Urea (CO(NH2)2), Larutan etanol (C2H5OH) Vitamin C. Jenis Ikatan dalam Senyawa Elektrolit dan Non-elektrolitSenyawa akan terbentuk apabila suatu unsur saling berikatan dengan satu sama lain. Cara unsur-unsur yang berikatan dalam membentuk suatu molekul berbeda-beda, yang akan dipengaruhi oleh sifat-sifatnya. Melansir modul Kimia Paket C Setara SMA/MA karya Mia Rahmi Fauziah, jika ditinjau dari ikatannya, senyawa termasuk elektrolit yang terbentuk dari adanya ikatan ion dan ikovalen polar, sedangkan senyawa yang terbentuk dengan ikatan kovalen non-polar adalah termasuk dalam larutan non-elektrolit. 1. Senyawa ion Senyawa ion adalah senyawa yang memiliki ion (meliputi basa dan garam), contohnya adalah NaCl. NaCi terbentuk dari ion Na+ dan ion Cl-. Ikatan ini terbentuk oleh atom logam dan atom non logam. Senyawa ion yang dilarutkan atau dilekehkan dalam air, akan mengalami ionisasi sempurna sehingga termasuk elektrolit kuat. Ion-ion NaCl dalam wujud padatnya tidak dapat bergerak bebas, sehingga tidak bisa menghantarkan listrik. Namun, apabila senyawa ion ini dilarutkan, maka ion-nya mampu bergerak bebas sehingga bisa menghantarkan listrik. 2. Senyawa Kovalen Senyawa kovalen terdiri dari molekul-molekul yang memiliki sifat netral dan tidak dapat menghantarkan listrik. Namun, mengapa pada senyawa kovalen HCl mampu menghantarkan listrik? Senyawa kovalen bersifat polar yang terdapat gaya tarik menarik untuk memutuskan ikatan-ikatan tertentu antar molekul. Sehingga, jika dilarutkan dalam air (pelarut polar) akan mengalami ionisasi yang bisa menghantarkan listrik. Hanya larutan senyawa kovalen polar saja yang dapat menghantarkan listrik, sedangkan senyawa kovalen non-polar tidak. Nah, itu tadi penjelasan mengenai larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Semoga detikers jadi lebih paham ya! Simak Video "Fakta-fakta dari Ledakan Pabrik Kimia di Cilegon" (pal/pal)
Hai, kamu tahu nggak sih, berdasarkan daya hantar listriknya, larutan bisa dibagi menjadi 2 jenis, yakni larutan elektrolit dan non elektrolit. Terus, kamu tahu nggak larutan apa saja yang termasuk larutan elektrolit? Lalu, larutan apa saja yang termasuk larutan non elektrolit? Kalau belum tahu, kita akan bahas di artikel ini. Simak ya! Sebelumnya, kita membahas lebih lanjut, pastikan dulu untuk memahami mengenai larutan ya. Nah larutan merupakan campuran homogen atau tercampur baik antara pelarut yang berupa air dan zat terlarutnya. Kalau bingung, larutan bisa dipahami dari beberapa contohnya. Salah satu larutan misalnya campuran air dengan garam, air dengan gula atau campuran air dengan urea. Lalu apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit dan non elektrolit? Kamu bisa lihat gambar percobaan daya hantar listrik dari beberapa larutan di bawah ini. Gambar di atas merupakan hasil pengujian daya hantar listrik terhadap beberapa larutan: Gelas A : Larutan nonelektrolit Gelas B : Larutan elektrolit lemah Gelas C : Larutan elektrolit kuat Larutan ElektrolitLarutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Ketika dialirkan arus listrik ke dalamnya, larutan ini akan memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Hasil percobaan ditunjukan oleh gambar (b) dan (c) yang terlihat lampunya menyala dan ada gelembung gas pada larutan. Maka, kedua jenis larutan tersebut dapat kita golongkan sebagai larutan elektrolit, ya! Larutan elektrolit bisa menghantarkan listrik karena terdapat ion-ion bebas yang berasal dari zat terlarut yang terdisosiasi menjadi ion-ionnya. Gejala pertama dalam menentukan larutan elektrolit yakni berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. --- Sebelum masuk ke bahasan larutan nonelektrolit, kita kenalan dulu sama fitur Bank Soal dari Ruangguru, yuk! Siapa tau kamu lagi bingung cari bahan latihan soal untuk meningkatkan pemahaman kamu, nih! Baca info lebih lanjut dengan klik banner ini!
Larutan NonelektrolitSelanjutnya, larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, yang ditunjukan hasil percobaan (a), di mana lampu alat uji mati dan tidak dihasilkan gelembung gas dalam larutan. Larutan nonelektrolit ini tidak dapat menghantarkan listrik, sebab tidak terdapat ion-ion bebas dalam larutan, karena zat terlarutnya tidak terdisosiasi. Baca juga: Mempelajari Konsep Reaksi Redoks (Reduksi-Oksidasi) Contoh Larutan Elektrolit dan NonelektrolitKamu bisa mengetahui beberapa contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit pada tabel berikut. Check it out!
Kalau dilihat dari hasil pengujian larutan pada tabel di atas, kita bisa simpulkan bahwa larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, yaitu larutan amonia, larutan HCl, larutan cuka, air aki, air laut, air kapur, dan larutan H2S. Hal ini karena jenis larutan-larutan tersebut memberikan nyala lampu dan gelembung gas. Pada kondisi selanjutnya, meskipun beberapa larutan tidak membuat lampu menyala namun menghasilkan gelembung gas, maka larutan tersebut tetap tergolong sebagai larutan elektrolit. Adapun larutan yang tidak menghantarkan arus listrik, yaitu larutan urea, larutan alkohol, dan larutan glukosa. Hal ini karena pada pengujian, jenis larutan-larutan tersebut tidak membuat lampu uji menyala dan tidak menghasilkan gelembung gas pada larutannya. Sekarang, coba deh perhatikan lagi data larutan yang bersifat elektrolit. Ternyata, ada larutan elektrolit yang memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji dan ada pula yang tidak. Tetapi, semuanya menimbulkan gejala hantaran listrik berupa adanya gelembung gas. Larutan elektrolit yang memberikan gejala berupa lampu menyala dan membentuk gelembung gas disebut elektrolit kuat. Contohnya yaitu HCl, air aki, air laut, dan air kapur. Adapun elektrolit yang tidak memberikan gejala lampu menyala tetapi menimbulkan gelembung gas termasuk elektrolit lemah. Contohnya yaitu larutan amonia, larutan cuka,dan larutan H2S. Jadi, larutan elektrolit kuat adalah larutan yang baik dalam menghantarkan listrik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut pada larutan elektrolit kuat terdisosiasi total atau terurai sempurna di dalam air membentuk ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Sehingga, ketika arus listrik yang merupakan arus elektron dilewatkan ke dalam larutan elektrolit kuat, elektron tersebut dapat dihantarkan melalui ion-ion dalam larutan secara baik. Sedangkan larutan elektrolit lemah adalah larutan yang buruk dalam menghantarkan listrik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut pada larutan elektrolit lemah terdisosiasi sebagian menjadi ion-ionnya, sehingga hanya sedikit ion yang terbentuk. Akibatnya, elektron menjadi sulit bergerak dan listrik menjadi tidak mengalir dengan baik. Baca juga: Cara Menentukan Bilangan Oksidasi Beserta Contohnya Okay, supaya lebih jelas, berikut ini contoh larutan elektrolit dan non elektrolit, secara umum:
Gimana, sekarang udah mulai paham kan? Nah, kamu juga bisa lho belajar lebih banyak lagi bareng tutor yang berpengalaman dan tentunya menyenangkan. Caranya, kamu tinggal download aplikasi Ruangguru, terus langganan deh, di ruangbelajar!
Artikel ini telah diperbarui pada 12 Januari 2022. |