Asal mula Danau Batur termasuk dalam cerita fiksi jenis apa

Asal mula Danau Batur termasuk dalam cerita fiksi jenis apa

Cerita rakyat Bali Danau Batur (Youtube Dongeng Kita/https://www.youtube.com/watch?v=GqRmiWAvhCc&t=15s)

SuaraBali.id - Asal usul Danau Batur diceritakan dalam cerita rakyat Bali Danau Batur. Kisah ini juga biasa disebut cerita Kebo Iwa.

Dalam cerita rakyat Bali Danau Batur ini dikisahnya ada sepasang suami istri yang telah lama berumah tangga namun belum dikaruniai anak.

Setiap hari, mereka berdoa agar dikaruniai anak. Akhirnya, doa mereka dikabulkan. Sang istri mengandung dan kemudian melahirkan seorang bayi lelaki.

Namun sayang, setelah melahirkan, sang Ibu meninggal, tidak lama kemudian sang Ayah menyusul.

Baca Juga:Cerita Rakyat Bali Naga Basukih, Mahluk Mitologi Hindu

Bayi itu tumbuh sangat cepat, makannya juga banyak. Nafsu makannya setara dengan sepuluh orang dewasa. Ia diberi nama Kebo Iwa.

Asal mula Danau Batur termasuk dalam cerita fiksi jenis apa
Cerita rakyat Bali Danau Batur (Youtube Dongeng Kita/https://www.youtube.com/watch?v=GqRmiWAvhCc&t=15s)

Karena kedua orang tuanya sudah tiada, para penduduk bergantian memberi makan Kebo Iwa.

Setelah dewasa, Kebo Iwa menjadi pemarah. Penduduk desa takut dengannya. Walaupun begitu, ia juga bersedia membantu penduduk desa yang membutuhkan tenaganya. Namun lama-kelamaan, para penduduk desa kewalahan untuk menyediakan makan Kebo Iwa.

Karena itu, warga berkumpul untuk membahas Kebo Iwa. Hasilnya, warga desa berencana untuk membuat sebuah kolam persediaan air guna mengatasi kekeringan di desa tersebut.

Jika rencana tersebut berhasil, tentu warga tidak akan kesusahan lagi mencari air untuk mengairi sawah mereka.

Baca Juga:Cerita Rakyat Bali Manik Angkeran, Kisah di Balik Asal Usul Selat Bali

Kemudian, salah seorang warga menemui Kebo Iwa. Orang itu lantas menjelaskan hasil diskusi warga.

KOMPAS.com - Legenda asal usul Danau Batur menceritakan terbentuknya Danau Batur.

Danau Batur merupakan salah satu danau terbesar di Bali dengan keunikan yang dimilikinya, yaitu danau berbentuk bulan sabit.

Selain indah, danau yang terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali ini juga sebagai sumber mata air untuk masyarakat di sekitarnya.

Legenda Danau Batur

Legenda Danau Batur merupakan legenda yang menceritakan tentang terbentuknya Danau Batur yang disebabkan oleh Kebo Iwa.

Pada zaman dulu di Pulau Bali hiduplah sepasang suami istri yang telah lama berumah tangga namun belum memiliki seorang anak.

Mereka terus berdoa agar dikaruniai anak. Akhirnya, doa mereka dikabulkan oleh Tuhan.

Baca juga: 3 Danau di Bali yang Wajib Dikunjungi, Ada Danau Batur

Sang istri mengandung dan melahirkan seorang bayi laki-laki.

Bayi tersebut tumbuh kuat dengan nafsu makan yang tergolong luar biasa, yaitu setara dengan 10 orang dewasa.

Seiring perjalanan waktu, sang bayi tumbuh dewasa, tubuhnya besar dan nafsu makannya semakin meningkat. Ia diberi nama Kebo Iwa, yang berarti paman kerbau.

Lama-kelamaan, ayah dan ibu Kebo Iwa tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan makan anaknya. Mereka meminta bantuan penduduk sekitar untuk menyediakan makanan untuk Kebo Iwa.

Penduduk sekitar tidak berani menolak, mereka takut Kebo Iwa akan mengamuk kalau tidak diberi makan.

Saat dewasa, Kebo Iwa bertubuh tinggi besar hampir sebesar bukit, kekuatannya seperti topan.

Tidak ada penduduk desa yang berani membuatnya marah. Karena kalau marah, dia akan menghancurkan segalanya.

Baca juga: Air Danau Batur Berubah Warna Jadi Hijau, Ini Penjelasannya

Namun kalau sedang tidak mengamuk, dia akan menggunakan tenaganya untuk membantu penduduk sekitar.

Atas jasanya tersebut, Kebo Iwa tidak meminta imbalan macam-macam pada penduduk. Ia hanya minta disediakan makan yang cukup.

Porsi makan Kebo Iwa sama dengan porsi makan untuk seribu orang. Jika, penduduk desa sedang tidak membutuhkan tenaganya, mereka tetap harus menyediakan makan untuk Kebo Iwa.

Sebab jika tidak, Kebo Iwa bisa marah yang dapat mencelakakan seluruh penduduk desa.

Musim Paceklik

Suatu hari datang musim paceklik yang menyebabkan seluruh hasil panen penduduk gagal. Penduduk desa kekurangan makanan.

Terjadilah hal yang ditakutkan penduduk, Kebo Iwa kekurangan makan, ia mengamuk.

Ia memakan ternak dan menghancurkan rumah-rumah warga.

Baca juga: Tercemar, Air Danau Batur Bali Tidak Layak Dikonsumsi Langsung

Karena, banyak korban jiwa dan kerusakan yang ditimbulkan oleh Kebo Iwa.

Penduduk mulai menyusun siasat untuk melenyapkan Kebo Iwa.

Suatu hari, Kebo Iwa dipanggil untuk membantu membangun desa kembali. Penduduk juga berjanji akan menyediakan makanan sebagai imbalannya.

Kebo Iwa menyetujui tawaran tersebut dan lalu mulai bekerja. Ia membangun rumah dan sumur warga.

Sementara, warga mulai sibuk mengumpulkan batu kapur yang akan digunakan penduduk untuk membangun rumah Kebo Iwa.

Mengetahui hal tersebut, Kebo Iwa sangat senang dan sedikitpun tidak menaruh curiga.

Pekerjaan terakhir adalah menggali sumur, semakin dalam ia menggali sumur maka semakin banyak batu kapur yang terkumpul.

Karena kelelahan, Kebo Iwa beristirahat di dalam sumur yang digali sendiri sampai tertidur.

Dengkurannya terdengar keras, sehingga membuat penduduk desa sadar bahwa Kebo Iwa sedang tertidur lelap.

Baca juga: Yuk ke Kintamani, Ada Festival Danau Batur

Warga bergagas menuju sumur dan melempar batu kapur yang telah terkumpul ke dalam sumur.

Kebo Iwa tidak menyadari hal tersebut, sampai air sumur yang bercampur kapur menyumbat hidungnya.

Namun terlambat, timbunan batu kapur semakin tinggi dan akhirnya mengubur Kebo Iwa hidup-hidup.

Luapan air sumur membanjiri desa dan membentuk danau. Danau tersebut dinamakan Danau Batur.

Tumpukan kapur yang tinggi menjadi gunung yang dikenal Gunung Batur.

Pesan Legenda

Cerita diperuntukkan bagi anak-anak usia 6-14 tahun.

Pesan moral dari kisah ini adalah kemarahan dan sifat emosi dapat menghancurkan diri sendiri

Sumber: core.ac.uk, ibrary.binus.ac.id

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Cerita asal mula danau toba termasuk cerita fiksi jenis?

  1. legenda
  2. mite
  3. sage
  4. dongeng
  5. Semua jawaban benar

Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: A. legenda.

Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban A benar, dan 0 orang setuju jawaban A salah.

Cerita asal mula danau toba termasuk cerita fiksi jenis legenda.

Pembahasan dan Penjelasan

Jawaban A. legenda menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat.

Jawaban B. mite menurut saya ini 100% salah, karena sudah melenceng jauh dari apa yang ditanyakan.

Jawaban C. sage menurut saya ini juga salah, karena dari buku yang saya baca ini tidak masuk dalam pembahasan.

Jawaban D. dongeng menurut saya ini salah, karena dari apa yang ditanyakan, sudah sangat jelas jawaban ini tidak saling berkaitan.

Jawaban E. Semua jawaban benar menurut saya ini salah, karena setelah saya cari di google, jawaban tersebut lebih tepat digunkan untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah A. legenda

Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih.

Legenda asal mula Danau Bantur merupakan cerita anak rakyat Bali yang sering diceritakan hingga saat ini. Cerita ini sering dihubungkan dengan adanya sesosok raksasa yang bernama Kebo Iwa. Namun pada cerita rakyat yang lain, Kebo Iwa merupakan jenderal militer pada saat Prabu Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten berkuasa. Pada cerita anak rakyat memang sering ditemukan banyak versi untuk satu legenda atau nama tokoh, jika ingin lebih jelas mengenai hal ini baca artikel kami pengertian cerita rakyat dan Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Dalam Cerita Rakyat. Baik sekarang kita kembali ke Legenda Danau Batur, ini dia kisahnya.

Kumpulan Cerita Anak Rakyat : Legenda Asal Mula Danau Batur

Tersebutlah sepasang suami istri yang hidup di Bali pada zaman dahulu. Keduanya telah lama berumah tangga, namun belum juga dikaruniai anak. Serasa tak putus-putusnya mereka berdoa dan meminta dikaruniai anak. Doa dan permintaan mereka akhirnya dikabulkan Sang Hyang Widi Wasa. Sang istri mengandung dan kemudian melahirkan seorang bayi lelaki.

Bayi lelaki itu tumbuh sangat cepat. Ia sangat kuat nafsu makannya. Meski masih bayi, nafsu makannya telah setara dengan sepuluh orang dewasa. Seiring bergulirnya sang waktu, si bayi berubah menjadi kanak-kanak. Sangat besar tubuhnya dan kian meningkat kuat nafsu makannya. Ia pun diberi nama Kebo Iwa, paman kerbau makna namanya.

Bertambah hari bertambah besar tubuh Kebo Iwa. Bertambah kuat pula nafsu makannya. Sehari kebutuhan makannya sama dengan kebutuhan makan seratus orang dewasa. Kedua orangtuanya benar-benar kewalahan memenuhi hasrat makan Kebo Iwa.

Kebo Iwa terkenal pemarah. Kemarahannya mudah meledak, terutama jika ia tidak mendapatkan makanan yang cukup. Jika ia telah marah, ia akan merusak apa saja yang ditemuinya. Ia biasa merusak rumah-rumah penduduk. Bahkan, pura tempat ibadah pun tanpa takut-takut akan dihancurkannya jika kemarahannya telah meninggi. Penduduk desa akan sangat ketakutan jika mendapati Kebo Iwa telah marah. Namun demikian, sesungguhnya Kebo Iwa bersedia membantu penduduk desa yang membutuhkan bantuan tenaganya. Ia bersedia membuatkan sumur, memindahkan rumah, meratakan tanah berbukit-bukit, membendung sungai, atau mengangkut batu-batu besar. Ia akan cepat melaksanakan pekerjaan yang sangat berat dilakukan kebanyakan manusia itu. Tentu saja ia meminta imbalan berupa makanan dalam jumlah yang cukup untuk membuatnya kenyang.

Selama para penduduk yang kebanyakan menjadi petani itu mendapatkan hasil panen yang cukup, penduduk masih bisa bergotong royong memberikan makanannya untuk Kebo Iwa. Namun, ketika terjadi musim paceklik’, penduduk mulai kesulitan dan kewalahan untuk menyediakan makanan untuk Kebo Iwa.

Penduduk menjadi sangat cemas. Mereka tidak hanya cemas memikirkan cara mencari bahan makanan untuk keluarga masing-masing, mereka juga cemas memikirkan Kebo Iwa. Apa yang harus diberikan kepada Kebo Iwa jika mereka tidak mempunyai bahan makanan? Kebo Iwa pasti tidak mau mengerti keadaan yang tengah mereka alami. Bagi Kebo Iwa, jika ia mendapatkan makanan yang cukup, maka ia akan diam. Namun, jika tidak, ia akan mengamuk sejadi-jadinya.

Warga desa lantas berkumpul untuk membahas masalah yang mereka hadapi berkenaan dengan Kebo Iwa itu. Mereka merencanakan suatu siasat untuk menghadapi Kebo Iwa. Jika memungkinkan, melenyapkan Kebo Iwa yang sangat meresahkan itu. Setelah berembuk, warga desa akhirnya menemukan cara untuk mewujudkan rencana mereka.

Segenap warga desa bergotong royong untuk mengumpulkan makanan. Sedikit demi sedikit makanan akhirnya terkumpul hingga cukup jumlahnya untuk menjadi santapan Kebo Iwa. Sebagian warga juga bergotong royong untuk mengumpulkan batu-batu kapur. Setelah makanan dan batu kapur tersedia, Kepala Desa dengan diiringi beberapa warga lantas menemui Kebo Iwa.

Asal mula Danau Batur termasuk dalam cerita fiksi jenis apa
Kumpulan Cerita Anak Rakyat Bali Legenda Asal Mula Danau Batur

Kebo Iwa tengah bersantai setelah menyantap beberapa ekor hewan ternak milik warga desa. Ia sedikir terperanjat melihat beberapa orang mendatanginya. Katanya, “Mau apa kalian ke sini? Apa kalian mempunyai makanan yang cukup membuatku kenyang? Aku masih lapar!”

“Kami mempunyai makanan yang lebih dari cukup untuk membuatmu kenyang,”jawab Kepala Desa. “Kami akan memberikan semuanya kepadamu asal engkau bersedia membantu kami.”

Mendengar ada makanan dalam jumlah yang cukup untuk membuat perutnya kenyang, Kebo Iwa langsung bangkit dari rebahannya dan berkata, “Aku tentu saja mau membantu kalian jika kalian memberiku makanan. Apa yang bisa kubantu?”

Kepala Desa lantas menjelaskan perihal banyaknya rumah warga yang telah rusak akibat amukan Kebo Iwa.

“Itu karena kalian tidak bersedia memberiku makanan,” sahut Kebo Iwa tanpa merasa bersalah. “Jika kalian memberiku makanan, niscaya aku pun tidak akan menghancurkan rumah kalian.”

“Seperti yang engkau ketahui, semua itu diakibatkan kegagalan panen yang kami alami. Kegagalan panen itu disebabkan ketiadaan air karena musim kemarau yang terus berkepanjangan ini;” kata Kepala Desa. “Padahal, di dalam tanah ini sebenarnya terdapat banyak air. Sangat meIimpah jumlahnya. Oleh karena itu kami meminta bantuanmu untuk membuatkan sumur yang sangat besar! Air dari sumur besar itu akan kami gunakan untuk mengairi sawah-sawah kami. Jika tanaman-tanaman kami cukup mendapat air, niscaya kegagalan panen dapat kami tanggulangi. Kami juga tidak lagi kesulitan untuk memberimu makanan. Berapa pun juga jumlah makanan yang engkau butuhkan, kami pasti sanggup untuk memenuhinya.”

Kebo Iwa sangat gembira mendengar rencana Kepala Desa. “Baiklah,” katanya. “Itu rencana yang sangat baik. Aku tentu saja bersedia membantu kalian:’

Kebo Iwa lantas mulai bekerja. Ia mendirikan beberapa rumah seperti yang dikehendaki Kepala Desa. Ia lantas menggali tanah di tempat yang ditentukan Kepala Desa. Tenaganya yang sangat sangat besar mulai tercipta. Sementara Kebo Iwa terus menggali, warga desa lantas mengumpulkan batu-batu kapur di dekat tempat Kebo Iwa sedang menggali tanah.

Mengetahui warga desa mengumpulkan batu kapur, Kebo Iwa merasa keheranan. “Untuk apa kalian mengumpulkan batu kapur sebanyak itu?” tanyanya.

“Setelah engkau selesai membuat sumur besar, kami akan membangunkan rumah untukmu. Rumah yang besar lagi sangat indah.” jawab Kepala Desa. “Rumah untukmu yang sangat besar itu tentu membutuhkan batu kapur yang sangat banyak, bukan?”

Kebo Iwa sangat gembira mendengar jawaban Kepala Desa. Ia makin bersemangat menggali tanah. Berhari-hari ia bekerja keras. Semakin bergulirnya waktu semakin besar lagi dalam sumur yang dibuat Kebo Iwa. Air mulai memancar keluar hingga terciptalah sebuah kolam besar. Namun, Kepala Desa terus saja memintanya menggali tanah. Kebo Iwa menurut karena terus dijanjikan akan mendapatkan makanan yang sangat banyak dan juga dibuatkan rumah yang sangat besar. Lubang di tanah kian membesar lagi semakin dalam. Air yang memancar keluar juga semakin banyak.

Kebo Iwa terus bekerja hingga ia kelelahan dan juga kelaparan. Ia meminta waktu untuk beristirahat. “Mana makanan untukku?” teriak Kebo Iwa kemudian.

Warga desa berdatangan membawa makanan untuk Kebo Iwa. Kebo Iwa sangat gembira mendapati makanan dalam jumlah yang sangat banyak itu. Ia makan dengan amat lahap. la terus makan hingga perutnya kekenyangan. Setelah perutnya kekenyangan, Kebo Iwa mengantuk. Sebentar kemudian ia telah tertidur dengan mendengkur. Suara dengkurannya sangat keras.

Setelah mendapati Kebo Iwa telah tertidur, Kepala Desa lantas memerintahkan segenap warga untuk melemparkan batu kapur ke dalam lubang galian yang dibuat Kebo Iwa. Beramai- ramai warga memasukkan batu-batu kapur, sama sekali tanpa disadari Kebo Iwa yang masih terlelap dalam tidurnya.

Air semakin banyak memancar dari dalam tanah dan batu kapur pun semakin banyak dimasukkan warga ke dalam lubang galian. Akibatnya hidung Kebo Iwa menjadi tersumbat. Kebo Iwa tersedak dan terbangun. Namun, terlambat baginya. Air makin deras memancar dan batu-batu kapur terus dilemparkan ke dalam lubang galian besar yang dibuatnya. Meski mempunyai tenaga yang sangat kuat, Kebo Iwa tidak berdaya pada akhirnya. Kebo Iwa akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di dalam lubang galian besar yang dibuatnya sendiri.

Air terus memancar hingga meluap dan membanjiri desa tempat tinggal Kebo Iwa. Desa-desa di sekitar desa itu pun turut terbanjiri. Sebuah danau yang besar akhirnya tercipta. Danau itu disebut Danau Batur. Timbunan tanah yang di sekitar danau itu kemudian berubah menjadi gunung dan disebut Gunung Batur.

Pesan moral dari Cerita Anak Rakyat : Legenda Asal Mula Danau Batur adalah untuk mencapai tujuan bersama, hendaklah kita pikirkan dan rencanakan baik-baik. Dalam pelaksanaannya kita perlu bekerjasama dan juga bergotong royong