Apakah yang kita lakukan saat khatib membaca doa

Apakah yang kita lakukan saat khatib membaca doa

Hukum Mengaminkan Doa Khatib Sambil Mengangkat Tangan (unsplash/ali-arif-soydas)

Disunnahkan mengaminkan doa khatib menurut ulama Malikiyah, Syafi'iyah dan Hanabilah. Hanya saja, menurut ulama Malikiyah dan Hanabilah, amin dibaca dengan suara lirih (sirr) dan tanpa meninggikan suara menurut ulama Syafi'iyah.

Sedangkan menurut ulama Hanafiyah, amin tidak dibaca di lisan melainkan hanya di dalam hati saja.[1]

Dalam kitab At Taj wal Iklil li Mukhtashor Al Khalil dinukil perkataan Al Baji, "Tidak ada perbedaan pendapat tentang mengaminkan doa khatib, sebab doa memang semestinya diaminkan. Yang menjadi perbedaan pendapat adalah tentang dipelankan atau dikeraskan suaranya."[2]

Baca juga : Ketika Khatib Membacakan Al-Baqarah 183

Hukum Mengangkat Tangan Ketika Khatib Jumat Berdoa

Pertama: Bagi Khatib

Makruh hukumnya khatib Jumat mengangkat kedua tangan saat berdoa.

Kedua: Bagi Makmum

Sedangkan bagi makmum, mengangkat kedua tangan di saat khatib Jumat sedang berdoa di atas mimbar adalah diperbolehkan bahkan disunnahkan.

Imam Ibnu Hajar Al-Haitami rahimahullah pernah ditanya tentang hukum mengangkat kedua tangan setelah selesai dua khutbah hari Jumat, apakah ia sunnah atau bid'ah.

Baca juga : Peranan Imam dan Khatib Saat Shalat Jumat

Halaman Selanjutnya


Page 2

Disunnahkan mengaminkan doa khatib menurut ulama Malikiyah, Syafi'iyah dan Hanabilah. Hanya saja, menurut ulama Malikiyah dan Hanabilah, amin dibaca dengan suara lirih (sirr) dan tanpa meninggikan suara menurut ulama Syafi'iyah.

Sedangkan menurut ulama Hanafiyah, amin tidak dibaca di lisan melainkan hanya di dalam hati saja.[1]

Dalam kitab At Taj wal Iklil li Mukhtashor Al Khalil dinukil perkataan Al Baji, "Tidak ada perbedaan pendapat tentang mengaminkan doa khatib, sebab doa memang semestinya diaminkan. Yang menjadi perbedaan pendapat adalah tentang dipelankan atau dikeraskan suaranya."[2]

Baca juga : Ketika Khatib Membacakan Al-Baqarah 183

Hukum Mengangkat Tangan Ketika Khatib Jumat Berdoa

Pertama: Bagi Khatib

Makruh hukumnya khatib Jumat mengangkat kedua tangan saat berdoa.

Kedua: Bagi Makmum

Sedangkan bagi makmum, mengangkat kedua tangan di saat khatib Jumat sedang berdoa di atas mimbar adalah diperbolehkan bahkan disunnahkan.

Imam Ibnu Hajar Al-Haitami rahimahullah pernah ditanya tentang hukum mengangkat kedua tangan setelah selesai dua khutbah hari Jumat, apakah ia sunnah atau bid'ah.

Baca juga : Peranan Imam dan Khatib Saat Shalat Jumat


Apakah yang kita lakukan saat khatib membaca doa

Lihat Humaniora Selengkapnya


Page 3

Disunnahkan mengaminkan doa khatib menurut ulama Malikiyah, Syafi'iyah dan Hanabilah. Hanya saja, menurut ulama Malikiyah dan Hanabilah, amin dibaca dengan suara lirih (sirr) dan tanpa meninggikan suara menurut ulama Syafi'iyah.

Sedangkan menurut ulama Hanafiyah, amin tidak dibaca di lisan melainkan hanya di dalam hati saja.[1]

Dalam kitab At Taj wal Iklil li Mukhtashor Al Khalil dinukil perkataan Al Baji, "Tidak ada perbedaan pendapat tentang mengaminkan doa khatib, sebab doa memang semestinya diaminkan. Yang menjadi perbedaan pendapat adalah tentang dipelankan atau dikeraskan suaranya."[2]

Baca juga : Ketika Khatib Membacakan Al-Baqarah 183

Hukum Mengangkat Tangan Ketika Khatib Jumat Berdoa

Pertama: Bagi Khatib

Makruh hukumnya khatib Jumat mengangkat kedua tangan saat berdoa.

Kedua: Bagi Makmum

Sedangkan bagi makmum, mengangkat kedua tangan di saat khatib Jumat sedang berdoa di atas mimbar adalah diperbolehkan bahkan disunnahkan.

Imam Ibnu Hajar Al-Haitami rahimahullah pernah ditanya tentang hukum mengangkat kedua tangan setelah selesai dua khutbah hari Jumat, apakah ia sunnah atau bid'ah.

Baca juga : Peranan Imam dan Khatib Saat Shalat Jumat


Apakah yang kita lakukan saat khatib membaca doa

Lihat Humaniora Selengkapnya


Page 4

Disunnahkan mengaminkan doa khatib menurut ulama Malikiyah, Syafi'iyah dan Hanabilah. Hanya saja, menurut ulama Malikiyah dan Hanabilah, amin dibaca dengan suara lirih (sirr) dan tanpa meninggikan suara menurut ulama Syafi'iyah.

Sedangkan menurut ulama Hanafiyah, amin tidak dibaca di lisan melainkan hanya di dalam hati saja.[1]

Dalam kitab At Taj wal Iklil li Mukhtashor Al Khalil dinukil perkataan Al Baji, "Tidak ada perbedaan pendapat tentang mengaminkan doa khatib, sebab doa memang semestinya diaminkan. Yang menjadi perbedaan pendapat adalah tentang dipelankan atau dikeraskan suaranya."[2]

Baca juga : Ketika Khatib Membacakan Al-Baqarah 183

Hukum Mengangkat Tangan Ketika Khatib Jumat Berdoa

Pertama: Bagi Khatib

Makruh hukumnya khatib Jumat mengangkat kedua tangan saat berdoa.

Kedua: Bagi Makmum

Sedangkan bagi makmum, mengangkat kedua tangan di saat khatib Jumat sedang berdoa di atas mimbar adalah diperbolehkan bahkan disunnahkan.

Imam Ibnu Hajar Al-Haitami rahimahullah pernah ditanya tentang hukum mengangkat kedua tangan setelah selesai dua khutbah hari Jumat, apakah ia sunnah atau bid'ah.

Baca juga : Peranan Imam dan Khatib Saat Shalat Jumat


Apakah yang kita lakukan saat khatib membaca doa

Lihat Humaniora Selengkapnya

Apakah yang kita lakukan saat khatib membaca doa
Ridwan Kamil Khutbah. ©2015 Merdeka.com/Iman Herdiana

TRENDING | 10 April 2020 10:07 Reporter : Tantiya Nimas Nuraini

Merdeka.com - Tata cara khutbah Jumat sangat perlu untuk dipahami dan dimengerti bagi khatib. Khatib adalah seseorang yang bertugas menyampaikan khutbah saat menjalankan shalat Jumat. Bukan sembarangan, menjadi khatib pada dasarnya merupakan perwakilan yang hukumnya fardhu kifayah.

Seorang khatib juga harus bisa memberikan nasihat, peringatan serta ajaran mengenai Agama Islam kepada jemaah. Untuk itu, calon khatib harus benar-benar mengerti dan memahami tata cara khutbah Jumat sebelum naik ke atas mimbar.

Lantas, bagaimana tata cara khutbah Jumat sesuai syariat? Simak ulasannya berikut ini.

2 dari 7 halaman

Sebelum naik ke atas mimbar, ada baiknya calon khatib mengenal ketentuan lainnya terlebih dahulu. Seperti misalnya syarat khutbah Jumat. Perlu untuk diketahui, khutbah pada shalat Jumat masuk dalam bagian rukun shalat Jumat.

Penyampaian khutbah Jumat juga terbagi menjadi dua sesi. Berikut syarat khutbah Jumat yang perlu diketahui oleh calon khatib:

  1. Khatib harus laki-laki
  2. Khatib harus suci dari hadas besar maupun kecil
  3. Khatib harus menutup aurat
  4. Khatib harus berdiri bila mampu
  5. Khutbah harus dilakukan pada saat dzuhur usai azan ke-2 shalat Jumat
  6. Isi rukun khutbah baik yang pertama dan kedua harus didengar oleh jamaah sekurang-kurangnya 40 orang jamaah pria
  7. Khatib harus duduk sebentar dengan tumaninah atau mengistirahatkan sebentar dirinya di antara dua khutbah
  8. Khutbah pertama dengan kedua harus dilaksanakan secara berturut-turut, begitu pun antara khutbah dengan shalat Jumat
  9. Rukun-rukun khutbah Jumat harus disampaikan dengan bahasa Arab

3 dari 7 halaman

Adapun rukun-rukun khutbah Jumat sebagai berikut:


Apakah yang kita lakukan saat khatib membaca doa
2015 Merdeka.com/Iman Herdiana

  1. Bacaan Alhamdulillah. Khutbah shalat Jumat wajib (harus) dimulai dengan bacaan hamdalah yaitu lafadz memuji Allah SWT. Misalnya seperti lafadz Alhamdulillah, atau Ahmadullah, atau innalhamda-lillah.
  2. Shalawat kepada Nabi SAW. Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW wajib (harus) dilafadzkan dengan jelas. Paling tidak ada ucapan shalawat seperti shalli ala Muhammad, atau as-shalatu ala Muhammad atau ana mushallai ala Muhammad. Salah satu contoh shalawat nabi, yakni: Allahumma sholli wa sallam alaa muhammadin wa alaa alihii wa ash haabihi wa man tabiahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.
  3. Membaca dua kalimat Syahadat
  4. Ajakan untuk Taqwa kepada Allah SWT. Sederhananya adalah perintah, ajakan atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Mengenai lafadz-nya, khatib bisa memilih secara bebas. Misalnya saja seperti Takutlah kalian kepada Allah SWT.atau marilah kita bertaqwa serta menjadi hamba yang taat kepada Allah Yang Maha Esa.. Atau bisa juga dengan membaca yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun
  5. Membaca ayat suci Al-Quran di salah satu khutbah-nya. Paling tidak, khatib bisa membaca minimal satu kalimat dari ayat suci Al-Quran saat sedang khutbah.

4 dari 7 halaman

Sebelum azan berkumandang, calon khatib harus melakukan adab-adab berikut ini:

  1. Berangkat ke Masjid dengan pikiran dan hati yang tenang.
  2. Saat di Masjid, dianjurkan melakukan shalat sunah sebelum duduk sembari menunggu waktu shalat Jumat.
  3. Khatib sebaiknya merasa percaya diri dan terhormat, sebab menyampaikan khutbah Jumat adalah tugas keagamaan yang penting
  4. Naik serta berdiri di mimbar dengan khusyu. Tak lupa untuk senantiasa mengingat Allah SWT dengan berdzikir, sehingga mampu membangun suasana yang sakral.
  5. Menatap jamaah dan mengucapkan salam
  6. Duduk sejenak untuk mendengarkan azan

5 dari 7 halaman

Saat azan telah dikumandangkan, ada baiknya khatib melakukan adab-adab berikut ini:

Apakah yang kita lakukan saat khatib membaca doa
2019 Merdeka.com

  1. Menyampaikan khutbah dengan sikap tawadlu, tidak menyampaikan khutbah seperti orasi dan tidak menunjukkan arogansi
  2. Materi yang disampaikan harus bermanfaat bagi semua jamaah
  3. Memberikan isyarat pada jamaah untuk berdoa. Bisa dengan mengangkat tangan sehingga jamaah bisa mengamini doa yang disampaikan.

6 dari 7 halaman

Setelah menyampaikan khutbah, muazin akan mengumandangkan iqamat. Setelah iqamat berkumandang, khatib segera melakukan adab-adab berikut ini:

  1. Turun dari mimbar
  2. Pastikan kondisi tenang dan bertakbir
  3. Dianjurkan membaca dengan tartil

7 dari 7 halaman

Setelah mengenal syarat, rukun dan adab khutbah Jumat, dilanjutkan dengan tata cara khutbah shalat Jumat. Adapun tata cara khutbah shalat Jumat sesuai dengan sunnah yang dianjurkan.

Apakah yang kita lakukan saat khatib membaca doa
2020 Merdeka.com/Arie Basuki

Itu berarti, tata cara khutbah shalat Jumat ini sesuai dengan anjuran dari Rasul. Berikut tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah Rasul:

  1. Khatib berdiri di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi lalu mengucapkan salam. Kemudian, khatib dianjurkan untuk mengucapkan salam pada jamaah, sebagaimana disebutkan dalam hadits Jabir bin Abdullah, Sesungguhnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam jika telah naik mimbar biasa mengucapkan salam. HR Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah.
  2. Usai mengucap salam, maka suara azan akan dikumandangkan. Khatib dianjurkan untuk duduk mendengarkan dan menirukan hingga azan selesai.
  3. Selanjutnya, khatib berdiri untuk berkhutbah. Sebelum memulai ada baiknya membuka khutbah sesuai dengan rukun khutbah, yaitu dengan membaca alhamdulilah, sanjungan kepada Allah, syahadat, shalawat, bacaan ayat-ayat taqwa, dan perkataan amma bad.
  4. Khatib dianjurkan untuk berdiri dan menghadapkan wajahnya pada para jamaah. Namun, jika khatib tidak dapat berdiri maka khutbah dapat dilakukan dengan posisi duduk.
  5. Duduk di antara dua khutbah. Usai menyampaikan khutbah pertama hendaknya khatib duduk sejenak untuk beristirahat sebelum menyampaikan khutbah kedua.
  6. Khutbah Jumat ada baiknya tidak terlalu panjang. Khutbah hendaknya tidak boleh lebih lama dibandingkan dengan durasi shalat Jumat.
  7. Dalam berkhutbah, khatib hendaknya melantangkan suara dan menyampaikan khutbahnya dengan jelas. Hal ini bertujuan supaya jamaah yang mendengarkan paham dengan kata-kata yang diucapkan.
  8. Saat di akhir khutbah, hendaknya ditutup dengan kalimat permohonan ampun kepada Allah SWT. Kalimat permohonan ampun ini bisa disampaikan pada khutbah kedua.
(mdk/tan)