Apakah testnet blockchain mempengaruhi harga

DETAIL KOLEKSI Oleh : Joni Fat Penerbit : FTI - Usakti Kota Terbit : Jakarta Tahun Terbit : 2019 Pembimbing 1 : Henry Candra Subyek : Blockchains (Databases);Data processing

Kata Kunci : blockchain, ethereum, internet of things (iot), lolin d32, mpl3115a2, sign, verify


File Repositori

No.Nama FileUkuran (KB)Status
1. 2019_TS_MTE_1620017100002_Halaman-Judul.pdf 499.58
2. 2019_TS_MTE_1620017100002_Lembar-Pengesahan.pdf 392.56
3. 2019_TS_MTE_1620017100002_Bab-1_Pendahuluan.pdf 362.74
4. 2019_TS_MTE_1620017100002_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf 408.56
5. 2019_TS_MTE_1620017100002_Bab-3_Metode-Penelitian.pdf 1585.16
6. 2019_TS_MTE_1620017100002_Bab-4_Analisis-dan-Pembahasan.pdf 673.83
7. 2019_TS_MTE_1620017100002_Bab-5_Kesimpulan-dan-Saran.pdf 180.15
8. 2019_TS_MTE_1620017100002_Daftar-Pustaka.pdf 280.18
9. 2019_TS_MTE_1620017100002_Lampiran.pdf 255.39

  • Abstrak
  • Abstract

S Sistem yang dirancang menggunakan pemroses Lolin D32 dan modul sensor MPL3115A2, berupaya memperlihatkan bahwa peralatan berbasis Internet of Things (IoT) dapat disekuritisasi dengan menggunakan teknologi blockchain. Teknologi blockchain yang digunakan adalah teknologi berbasis Ethereum yang diuji coba pada jaringan Testnet Ropsten. Modul pemroses terhubung dengan Internet menggunakan modul WiFi yang merupakan salah satu fitur dari Lolin D32. Modul WiFi melakukan koneksi ke router yang telah disiapkan untuk keperluan perancangan dan pengujian sistem. Sistem ini berupaya menunjukkan bahwa data yang diakuisisi dari modul sensor MPL3115A2 (ketinggian, temperatur dan tekanan) dan data posisi dapat di-signing dan verifikasi pada modul pemroses Lolin D32. Sebelum dikirim, data-data tersebut akan diformat terlebih dahulu sehingga kompak. Data ini akan disimpan dalam smart contract. Smart contract merupakan program Ethereum yang diprogram dengan bahasa Solidity. Smart contract ini di-deploy ke jaringan Ropsten. Hasil pengujian sebanyak 516 kali pada jaringan Ropsten menunjukkan bahwa data-data dari modul pemroses berhasil di-signing dan verifikasi di modul tersebut. Data juga berhasil dikirim ke jaringan Ropsten dan terbukti data-data tersebut terekam. Ini dibuktikan dengan pemeriksaan pada etherscan.io.

T This system is designed by using Lolin D32 as the processor dan MPL3115A2 for the sensors. This system is designed to show that devices that based on Internet of Things (IoT) could be secured by using blockchain technology. The blockchain technology is based on Ethereum which will be tested in Ropsten Testnet network. Processor module connects to Internet through WiFi module which is one of the Lolin D32 features. This WiFi module connects to router which is used for designing and testing the system. This system wants to prove that the data which are acquired from sensor module MPL3115A2 (altitude, temperature and pressure) and positioning data could be sign and verify within the processor Lolin D32. Before sending the data, the data will be formatted. Data will be stored in smart contract. The smart contract is an Ethereum program which is written using Solidity language. This smart contract is delployed into Ropsten network. The numbers of testing that have been carried out are 516 times. These testings proved as success. The data which were sent to Ropsten network could be proved that they were recorded successfully. These are done by checking through etherscan.io.

Info Koleksi Thesis

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah laporan menyebutkan penambang Ethereum telah menghabiskan sekitar US$15 miliar (sekitar Rp Rp 222 triliun) untuk GPU selama 1,5 tahun terakhir.

Angka itu tidak termasuk biaya CPU, motherboard, PSU, dan komponen lain yang diperlukan untuk rig penambangan, demikian dikutip dari Techspot, Selasa (21/6/2022)

Data tersebut berasal dari Bitpro Consulting, sebuah perusahaan yang berspesialisasi dalam pembelian dan perbaikan perangkat keras penambangan kripto.

Sejak akhir 2020, banyak cryptocurrency mengalami kenaikan harga yang drastis, menyebabkan jutaan orang membeli kartu grafis secara eceran untuk menambang Ethereum, tujuannya untuk menghasilkan uang dengan cara cepat.

Pada saat yang sama, AMD dan Nvidia meluncurkan GPU generasi baru mereka, yang menampilkan peningkatan kinerja yang sangat besar dibandingkan dengan pendahulunya, membuat banyak gamer ingin melakukan upgrade.

Permintaan jauh melebihi pasokan dan membuat harga meroket, dengan calo perangkat keras yang malah memperburuk keadaan. Menurut Jon Peddie Research, harga jual rata-rata kartu grafis tambahan melonjak dari lebih dari US$400 pada tahun 2019 menjadi hampir US$800 tahun lalu.

Orang-orang yang terjun menjadi penambang sejak dini mendapat untung besar dari investasi mereka. Namun, Ethereum telah turun nilainya lebih dari 80 persen sejak puncaknya tahun lalu.

Setelah Ethereum beralih ke model validasi, penambang GPU tidak lagi dapat menambang cryptocurrency. Pengembang mengklaim langkah itu akan dimulai pada Agustus, meskipun ada kemungkinan tertunda.

Uji coba transformasi Ethereum

Dikabarkan sebelumnya, pada awal bulan ini Ethereum baru saja menyelesikan gladi resik besar pertamanya untuk perombakan besar pada mata uang digital itu. Akhir tahun, Ethereum diharapkan bisa menjalani transisi resmi dari metode proof-of-work menjadi proof-of-stake.

Peralihan ini mengharuskan pengguna memanfaatkan cache Ether yang ada sebagai sarana, yakni dalam rangka melakukan verifikasi transaksi dan mencetak token baru.

Dengan cara ini, verifikasi membutuhkan daya yang lebih sedikit, apabila dibandingkan dengan menambang. Serta juga akan membuat transaksi jauh lebih cepat, dikutip dari CNBC Internasional.

Transisi ini sudah akan dilakukan beberapa waktu lalu, tapi akhirnya ditunda karena ada kelemahan pada implementasi. Uji coba yang dilakukan pada Rabu (8/6), menurut para pengembang berjalan lancar.

CNBC Internasional menuliskan jaringan testnet Ethereum melakukan simulasi proses yang identik dengan yang dijalankan pada jaringan utama atau mainnet pada musim gugur nanti. Testnet membuat pengembang bisa mencoba hal baru sebelum diluncurkan pada blockchain utama dan memberi waktu melakukan penyesuaian yang diperlukan.

Pada pengujian menunjukkan proses validasi bukti kepemilikan saham secara substansial mengurangi energi yang diperlukan dalam verifikasi transaksi. Ini membuktikan jika proses penggabungan yang dilakukan telah berhasil.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Gladi Resik Sukses, Ethereum Siap Dirombak

(dem)

Apa itu testnet blockchain?

Sementara itu, testnet adalah jaringan yang masih menjalani proses pengujian sebuah jaringan blockchain sebelum dirilis. Pengujian itu dilakukan untuk memitigasi risiko munculnya masalah ketika jaringan digunakan oleh publik.

Apa beda Mainnet dan testnet?

Berikut ini perbedaan mainnet dan testnet sebagaimana dilansir dari Altcoinbuzz. Tujuan: Testnet adalah pengujian berbagai percobaan, sedangkan mainnet adalah blockchain fungsional yang dirilis. Biaya Operasi: Di testnet, token tidak memiliki nilai apa pun. Biaya operasi di mainnet lebih tinggi.

Apa itu Ropsten testnet?

Testnet Ropsten adalah Ethereum Testnet yang menggunakan konsensus Proof of Work, dapat menggunakan geth atau Parity, dan saat ini paling mirip dengan mainnet.

Apa itu Faucet testnet?

Faucet Bitcoin Testnet Testnet adalah model alternatif untuk digunakan untuk pengujian, itu benar, pengujian. Testnet berbeda dari mata uang nyata, dan tidak memiliki nilai moneter. Ini memungkinkan pengembang aplikasi untuk bereksperimen tanpa harus menggunakan mata uang nyata dan kehilangan investasi mereka.