Apakah tbc kelenjar bisa kambuh lagi

6 Nov 2018, 23:49FInfo Penanya: F, Wanita, 24 Tahun

Selamat pagi Dokter, Saat ini saya sedang menjalani pengobatan TBC kelenjar dan ini kedua kalinya. Sebelumnya tahun 2016, dan di tahun 2019 ini saya terinfeksi kembali dan mengikuti pengobatan yang sama. Anehnya di infeksi yang kedua kali ini benjolannya pecah, apa hal itu bermasalah? Terima kasih.

Dijawab oleh Tim Dokter Sehatq

Dear Ibu F,

Bila pengobatan terhadap TB Kelenjar yang pertama sudah dilakukan sesuai prosedur yaitu 6 sampai 9 bulan tanpa terputus dengan OAT (Obat Anti Tuberkulosa) maka bila terinfeksi kembali saat ini dianggap pengobatan yang pertama gagal, sehingga pengobatan saat ini digolongkan dalam kategori ke 2.

Untuk memastikan bahwa infeksi kelenjar getah bening saat ini adalah akibat kuman TBC (mikobakterium tuberkulosa) masa sebaiknya dilakukan biopsi terhadap jaringan dari benjolan itu. Bila hasil biopsi menunjukan hasil positif, maka pengobatan dapat dilakukan. Benjolan memang dapat pecah (skofuloderma) namun dengan minum obat teratur, luka akan sembuh sendiri dan terkadang menimbulkan bekas. Dalam beberapa kasus pengobatan sudah selesai tapi benjolan tidak menghilang maka diperlukan konsultasi lebih lanjut dengan Dokter Spesialis Bedah bila diperlukan untuk pengangaktan benjolan lewat pembedahan kecil.

Pengobatan yang teratur tanpa terputus selama 6 sampai 9 bulan pada 99,9% kasus TBC, akan sembuh sempurna.

Untuk kasus pengobatan TBC yang gagal penyebabnya adalah antara lain :

  • Minum obat yang terputus
  • Kuman menjadi resisten
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun, misalnya pengidap diabetes, kanker, HIV, pengidap penyakit ginjal stadium lanjut serta orang yang kekurangan gizi.
  • Para pengguna obat-obatan terlarang dan kecanduan alkohol
  • Manula serta anak-anak

Pengidap TB dapat menularkan penyakit ini jika belum menjalani pengobatan sepenuhnya. Lakukan langkah-langkah berikut  untuk mencegah penyebarannya kepada keluarga dan lingkungan yaitu :

  • Tutupi mulut, atau pakai masker saat bersin, batuk, dan tertawa
  • Pastikan rumah  memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya sering membuka pintu dan jendela agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk.
  • Tetaplah di rumah dan jangan tidur sekamar dengan orang lain sampai setidaknya minimal 2 minggu setelah menjalani pengobatan dengan OAT.

Salam Sehat

Terima kasih sudah membaca.

Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?

(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Beri Komentar

Butuh beberapa saat untuk menampilkan komentarmu.

“TB kelenjar bisa menyebabkan munculnya benjolan di area terdapat kelenjar getah bening, yaitu leher, ketiak, atau selangkangan. Sangat penting untuk mewaspadai gejalanya, sebelum infeksi bakteri menyebar ke bagian tubuh lainnya.”

Halodoc, Jakarta – Tuberkulosis atau TB pada paru-paru mungkin sudah sering kamu dengar. Namun, pernahkah mendengar tentang tuberkulosis pada kelenjar getah bening atau disebut juga TB kelenjar? Meski terdengar asing, penyakit tuberkulosis juga bisa menyerang bagian lain dalam tubuh.

Salah satunya adalah kelenjar getah bening, yaitu sistem jaringan yang terletak di berbagai bagian tubuh, termasuk leher dan ketiak. Fungsi kelenjar ini adalah mendukung sistem kekebalan tubuh. Lantas, seperti apa gejala dari TB kelenjar? Yuk, simak pembahasannya!

Waspadai Gejala TB Kelenjar

Gejala utama TB kelenjar adalah munculnya benjolan pada area tubuh yang terdapat kelenjar getah bening, seperti ketiak atau selangkangan. Benjolan tersebut pada awalnya mungkin kecil dan tidak menimbulkan nyeri.

Namun, benjolan dapat membesar seiring waktu dan membuat kulit di sekitarnya memerah. Selain itu, benjolan juga bisa terasa nyeri. Terkadang, gejala TB kelenjar juga bisa tidak disadari, meski bakteri sudah menyebar ke seluruh tubuh.

Hal ini perlu diwaspadai, karena terlambatnya penanganan bisa berakibat fatal bagi pengidap TB kelenjar. Jadi, segera sadarilah jika ada benjolan asing yang muncul di tubuh, dan cepat-cepat periksakan diri ke dokter.

Penyebab dan Faktor Risikonya

Menurut laman Centers for Disease Control and Prevention, TB adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis. Pada kebanyakan kasus, infeksi akan menyerang paru-paru.

Namun, jika sistem kekebalan tubuh tidak dapat menahannya, perkembangan bakteri bisa jadi tidak terkendali. Lama-kelamaan, bakteri dapat menyebar ke luar paru-paru, mencapai organ-organ tubuh lain, termasuk kelenjar getah bening. Inilah yang kemudian disebut TB kelenjar.

Lantas, apa saja faktor risiko untuk TB kelenjar? Tentunya, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit ini. Meski begitu, sebenarnya TB kelenjar bisa terjadi pada siapa saja tanpa pandang usia.

Berikut ini beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko TB kelenjar:

1. Punya Kekebalan Tubuh yang Lemah

TB kelenjar lebih mungkin terjadi pada orang yang memiliki kekebalan tubuh lemah. Sebab, pada kondisi ini, serangan infeksi bakteri penyebab TB tidak bisa ditangani dengan optimal.

Beberapa kondisi yang bisa membuat seseorang memiliki kekebalan tubuh yang lemah adalah diabetes, HIV/AIDS, rheumatoid arthritis, psoriasis, dan penyakit ginjal.

2. Tinggal atau Pergi ke Daerah Tinggi Kasus TB

Waspadalah jika kamu tinggal atau pergi ke daerah di mana kasus TB cukup tinggi. Sebab, TB adalah penyakit menular. Jadi, saat hendak bepergian ke suatu negara atau daerah, cari tahu terlebih dahulu angka kasus TB di wilayah tersebut, ya.

Waspada juga jika kamu bekerja di tempat yang berpotensi terdapat penularan bakteri TB. Misalnya rumah sakit, klinik, penampungan, panti, atau pengungsian.

3. Punya Kebiasaan Merokok dan Mengonsumsi Alkohol

Apakah kamu memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol? Jika iya, ini bisa menempatkan kamu pada risiko lebih tinggi untuk terkena TB kelenjar.

Mengapa? Karena zat-zat berbahaya dalam rokok dan alkohol bisa membuat sistem kekebalan tubuh melemah. Ini berarti risiko untuk terserang infeksi TB jadi meningkat.

Itulah pembahasan mengenai gejala TB kelenjar dan penyebabnya. Dapat diketahui bahwa infeksi ini tidak hanya bisa menyerang paru-paru, tetapi juga bagian tubuh lain, seperti kelenjar getah bening.

Jadi, penting untuk waspada jika menemukan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan. Terlebih jika memiliki faktor risiko TB kelenjar yang tadi dijelaskan. Segera pergi ke dokter untuk dapatkan pengobatan. Kamu juga bisa download Halodoc untuk cek kebutuhan medis terkait penyakit ini dengan mudah.

Apakah tbc kelenjar bisa kambuh lagi
Referensi:CDC. Diakses pada 2021. Transmission and Pathogenesis of Tuberculosis.NHS Choices UK. Diakses pada 2021. Tuberculosis (TB).Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Tuberculosis.Healthline. Diakses pada 2021. Types of Tuberculosis.Medscape. Diakses pada 2021. Scrofula Overview of Scrofula.

Apakah TB kelenjar yang sudah sembuh bisa kambuh lagi?

Pada penderita tuberkulosis, setelah sembuh sebagian penderita tuberkulosis dapat mengalami kekambuhan. Kekambuhan infeksi tuberkulosis dapat terjadi karena adanya infeksi baru atau adanya kuman yang tersisa dari infeksi sebelumnya yang berkembang kembali.

Apakah tanda2 TBC kambuh lagi?

Ciri-ciri penyakit TBC kambuh Gejala TBC yang dialami saat penyakit ini kambuh di antaranya, umumnya serupa dengan gejala saat pertama terinfeksi TB, yaitu: Batuk kronis selama beberapa minggu. Batuk disertai darah. Sesak napas dan nyeri dada.

Bagaimana cara mengetahui TB kelenjar sudah sembuh?

Seseorang yang mengalami TB kelenjar akan diobati dengan obat anti-tuberkulosis selama 9-12 bulan. Seseorang dapat dikatakan sembuh jika gejala yang dialami sebelunya membaik; benjola mengecil atau bahkan menghilang, tidak ada demam, nafsu makan sudah kembali, berat badan kembali meningkat.

Apa ciri ciri kelenjar TBC?

Gejala utama TB kelenjar adalah munculnya benjolan pada area tubuh yang terdapat kelenjar getah bening, seperti ketiak atau selangkangan. Benjolan tersebut pada awalnya mungkin kecil dan tidak menimbulkan nyeri. Namun, benjolan dapat membesar seiring waktu dan membuat kulit di sekitarnya memerah.