Apakah sholat hajat bisa dilakukan sebelum tidur?

JAKARTA, celebrities.id - Ada waktu sholat hajat yang tepat agar hajat segera terkabul. Sholat hajat adalah sholat sunah yang dilakukan saat seseorang memiliki hajat atau keinginan tertentu dan ingin segera dikabulkan Allah. 

Baca Juga : 6 Keistimewaan Salat Hajat yang Perlu Diketahui 

Sholat hajat dilakukan sebanyak 2 hingga 12 rakaat. Setiap 2 rakaat harus disertai dengan salam. Waktu pelaksanaan sholat hajat dapat dilakukan kapan saja, kecuali di waktu-waktu yang dilarang melakukan ibadah sholat, yaitu selepas sholat subuh hingga matahari terbit dan selepas ashar hingga matahari terbenam.

Berikut ini celebrities.id telah merangkum waktu sholat hajat yang tepat agar keinginan bisa segera terwujud, Sabtu (16/4/2022).

Waktu Sholat Hajat yang Tepat

1. Setelah Melakukan Sholat Wajib

Baca Juga : Doa Sholat Hajat agar Keinginan Terkabul

Secara garis besar, sholat hajat dapat dilakukan kapan saja asal tidak pada waktu yang dilarang melakukan ibadah sholat. Sholat hajat bisa dilakukan setelah sholat dhuha. Seperti kita tahu, waktu dhuha menjadi salah satu waktu terbaik untuk berdoa. Anda bisa melakukan sholat hajat 2 rakaat setelah sholat dhuha agar keinginan bisa segera terkabul.

Sholat hajat memiliki keutamaan dan keajaiban yang luar biasa. Siapa yang memiliki hajat atau kebutuhan dan ingin Allah mengabulkannya, kerjakan sholat ini. Bagaimana tata cara sholat hajat, niat, doa dan keutamaannya? Berikut ini pembahasan lengkapnya.

Daftar Isi

  • Pengertian Sholat Hajat
  • Hukum Sholat Hajat
  • Keutamaan Sholat Hajat
    • 1. Dicintai Allah
    • 2. Ditinggikan Derajatnya
    • 3. Diampuni Dosanya
    • 4. Hajatnya Dikabulkan
  • Keajaiban Sholat Hajat
  • Tata Cara Sholat Hajat
  • Niat Sholat Hajat
  • Doa Sholat Hajat

Pengertian Sholat Hajat

Sholat hajat adalah sholat sunnah yang dikerjakan dengan maksud khusus memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan hajat, kebutuhan atau keperluannya.

Setiap orang pasti memiliki hajat, memiliki kebutuhan dan keperluan. Terkadang, keperluan itu sifatnya ringan dan biasa. Misalnya kesehatan bagi orang yang sehat dan kebutuhan sehari-hari.

Para sahabat mencontohkan, mereka selalu berdoa kepada Allah dalam urusan kecil sekalipun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan untuk melakukan demikian:

لِيَسْأَلْ أَحَدُكُمْ رَبَّهُ حَاجَتَهُ حَتَّى يَسْأَلَهُ الْمِلْحَ وَحَتَّى يَسْأَلَهُ شِسْعَ نَعْلِهِ إِذَا انْقَطَعَ

“Hendaklah salah seorang dari kalian senantiasa meminta kebutuhannya kepada Tuhan, sampai pun ketika meminta garam, sampai pun meminta tali sandalnya ketika putus.” (HR. Tirmidzi; hasan)

Ketika kebutuhan atau keperluan itu dirasa besar, Rasulullah mengajarkan untuk tidak hanya berdoa namun mendahuluinya dengan sholat sunnah dua rakaat. Nah, sholat dua rakaat dengan maksud meminta pertolongan Allah ini adalah sholat hajat.

Waktunya bisa siang atau malam, asalkan di luar waktu-waktu terlarang sholat. Adapun waktu terbaik sholat hajat adalah pada sepertiga malam yang terakhir. Sebab waktu itu adalah waktu yang paling mustajabah.

Hukum Sholat Hajat

Sholat hajat hukumnya sunnah. Dalam kitab-kitab fiqih, sebagian ulama mencantumkan sholat hajat namun sebagian tidak mencantumkan pembahasannya.

Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah, Prof Dr Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu dan Syaikh Abdurrahman Al Juzairi dalam Fiqih Empat Mazhab mencantumkan pembahasannya. Sedangkan Syaikh Musthofa Al Bugho dalam Fiqih Manhaji tidak mencantumkan pembahasan sholat hajat.

Kitab-kitab hadits seperti Shahih at Targhib wat Tarhib karya Syaikh Nasiruddin Al Albani dan Al Adzkar karya Imam Nawawi juga membahas sholat hajat. Bahkan menjadikannya bab tersendiri.

Prof Dr Wahbah Az Zuhaili mencantumkan sholat hajat sebagai sholat sunnah ketiga dalam sub bab Sholat-Sholat Mu’ayyanah Mustaqillah, setelah sholat tarawih, sholat dhuha, sholat tasbih dan sholat istikharah.

“Sholat ini termasuk sholat sunnah karena ada hadits riwayat Abdullah bin Abu Aufa dalam Sunan Tirmidzi menerangkan tentang sholat ini. Imam At Tirmidzi berkata bahwa hadits tentang sholat hajat termasuk hadits gharib,” tulis beliau dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu.

Syaikh Abdurrahman Al Juzairi dalam Fiqih Empat Madzhab menuliskan, “Dianjurkan bagi setiap muslim yang memiliki kebutuhan yang syar’i untuk melakukan sholat hajat.”

Baca juga: Sholat Tahajud

Keutamaan Sholat Hajat

Sholat hajat memiliki beberapa keutamaan. Yang paling populer adalah pengabulan hajat atau kebutuhan.

Berikut ini keutamaan sholat hajat:

1. Dicintai Allah

Sebab sholat ini merupakan ibadah sunnah. Melakukan ibadah-ibadah sunnah seperti ini akan mendatangkan kecintaan Allah.

إِنَّ اللهَ تَعَالَـى قَالَ : مَنْ عَادَى لِـيْ وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْـحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَـيَّ مِمَّـا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَـيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, “Barangsiapa memusuhi wali-Ku, sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhari)

2. Ditinggikan Derajatnya

Allah Subhanahu wa Ta’ala meninggikan derajat orang-orang yang memperbanyak sholat.

عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ فَإِنَّكَ لاَ تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلاَّ رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً

“Hendaklah engkau memperbanyak sujud (perbanyak shalat) kepada Allah. Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu” (HR. Muslim)

3. Diampuni Dosanya

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memberikan ampunan kepada orang-orang yang memperbanyak sholat. Mengerjakan sholat ini termasuk memperbanyak sholat dan memperbanyak sujud sebagaimana hadits di atas.

4. Hajatnya Dikabulkan

Ini keutamaan khusus sholat hajat. Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah mengutip hadits shahih dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ يُتِمُّهُمَا أَعْطَاهُ اللَّهُ مَا سَأَلَ مُعَجِّلاً أَوْ مُؤَخِّراً

“Barangsiapa berwudhu dan menyempurnakannya, kemudian mengerjakan sholat dua rakaat dengan sempurna maka Allah memberi apa saja yang ia minta, baik segera maupun lambat.” (HR. Ahmad)

Baca juga: Sholat Dhuha

Keajaiban Sholat Hajat

Salah satu keajaiban sholat hajat diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi lalu dicantumkan Syaikh Nashiruddin Al Albani dalam Shahih at Targhib wa at Tarhib di bawah judul anjuran sholat hajat dan doa sholat hajat.

Dari Utsman bin Hunaif radhiyallahu ‘anhu, bahwa seorang laki-laki buta datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menyembuhkan penglihatan mataku.” Beliau bersabda, “Atau aku biarkan saja engkau (seperti itu)?” Dia berkata, “Wahai Rasulullah, hilangnya penglihatanku memberatkanku.” Rasulullah bersabda, “Pergilah lalu berwudhulah, kemudian sholatlah dua rakaat, lalu ucapkanlah (doa):

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِىِّ الرَّحْمَةِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّى تَوَجَّهْتُ إِلَى رَبِّى بِكَ أَنْ يَكْشِفَ لِيْ عَنْ بَصَرِيْ اللَّهُمَّ شَفِّعْهُ فِىَّ وَ شَفِّعْنِيْ فِيْ نَفْسِيْ

“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu dan menghadap kepadaMu dengan Nabiku Muhammad, Nabi (pembawa) rahmat. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Tuhanku denganmu agar Dia menyembuhkan penglihatanku. Ya Allah, terimalah syafaatnya padaku dan terimalah syafaatku pada diriku.”

Lalu ia pun pulang dan Allah menyembuhkan penglihatannya.” (HR. Tirmidzi; hasan)

Syaikh Nashiruddin Al Albani menjelaskan bahwa arti “wa syaffi’nii fii nafsii” adalah terimalah syafaatku pada diriku yang maksudnya terimalah doaku.

Baca juga: Kisah Keajaiban Sholat Hajat

Tata Cara Sholat Hajat

Tata cara sholat hajat sama dengan sholat sunnah pada umumnya. Sebelum sholat disyaratkan suci dari hadats kecil dan hadats besar; suci badan, pakaian dan tempat dari najis; menutup aurat; dan menghadap kiblat.

Seperti hadits di atas, hendaklah menyempurnakan wudhu dan sholat hajat dua rakaat juga dengan sempurna. Secara ringkas, tata caranya sebagai berikut:

  • Niat
  • Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah
  • Membaca surat Al Fatihah
  • Membaca surat atau ayat Al Qur’an
  • Ruku’ dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud dengan tuma’ninah
  • Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
  • Sujud kedua dengan tuma’ninah
  • Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
  • Membaca surat Al Fatihah
  • Membaca surat atau ayat Al Qur’an
  • Ruku’ dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud dengan tuma’ninah
  • Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
  • Sujud kedua dengan tuma’ninah
  • Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
  • Salam

Bacaan di setiap gerakan sholat sebagaimana bacaan sholat pada umumnya. Bagi yang belum tahu, bisa membaca artikel Bacaan Sholat

Setelah selesai sholat dianjurkan berdzikir sebagaimana penjelasan Imam Nawawi dalam Al Adzkar dan kemudian berdoa kepada Allah memohon hajat atau kebutuhannya agar dikabulkan Allah. Lebih utama doa yang dibaca adalah doa sholat hajat yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Niat Sholat Hajat

Semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Melafalkan niat bukanlah suatu syarat. Artinya, tidak harus melafalkan niat. Syaikh Wahbah menjelaskan, menurut jumhur ulama selain madzhab Maliki, hukumnya sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.

Sedangkan menurut madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafalkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Bagi yang melafadzkan, lafadz niat sholat hajat adalah sebagai berikut:

Apakah sholat hajat bisa dilakukan sebelum tidur?

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

(Ushollii sunnatal haajati rok’ataini lillahi ta’aalaa)

Artinya: “Aku niat sholat sunnah hajat dua rakaat karena Allah Ta’ala”

Baca juga: Sholat Jenazah

Doa Sholat Hajat

Dalam kitab Al Adzkar, Imam Nawawi rahimahullah mencantumkan dua buah hadits terkait dzikir dan doa sholat hajat.

Pertama, adalah dzikir sholat hajat. Dibaca setelah selesai sholat.

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ لاَ تَدَعْ لِى ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ حَاجَةً هِىَ لَكَ رِضًا إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

(Laa ilaaha illalloohul haliimul kariim. Subhaanalloohi robbil ‘arsyil ‘adhiim. Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin. As,aluka muujibaati rohmatika wa ‘azaanima maghfirotika wal ghoniimata min kulli birrin wa salaamata min kulli itsmin. Laa tada’lii dzamban illaa ghofartah. Walaa hamman illaa farrojtah. Walaa haajatan hiya laka ridhon illaa qodhoitahaa yaa arhamar roohimiin)

“Tiada Ilah Tidak kecuali Allah, Yang Maha Santun lagi Maha Mulia. Maha Suci Allah, Rabb Arsy yang agung. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang menyebabkan memperoleh rahmat-Mu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh kebaikan dan selamat dari segala dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku melainkan Engkau ampuni dan tidak ada sesuatu keperluan melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Paling Pengasih dan Penyayang” (HR. Tirmidzi)

Menurut Imam Nawawi, sanad hadits ini masih diperbincangkan sebagai kata Imam Tirmidzi sendiri.

Sedangkan doa sholat hajat yang shahih yang kemudian juga dicantumkan Imam Nawawi dalam Al Adzkar adalah sebagai berikut:

Apakah sholat hajat bisa dilakukan sebelum tidur?

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِىِّ الرَّحْمَةِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّى تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّى فِى حَاجَتِى هَذِهِ فَتُقْضَى لِى اللَّهُمَّ شَفِّعْهُ فِىَّ

(Alloohumma innii as-aluka wa atawajjahu ilaiku binabiyyika Muhammadin nabiyyir rohmati yaa Muhammad innii tawajjahta bika ilaa Robbii fii haajatii haadzihi fatuqdlo lii Alloohumma syafi’hu fiy)

“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu dan menghadap kepadaMu dengan Nabiku Muhammad, Nabi (pembawa) rahmat. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Tuhanku denganmu dengan kebutuhanku ini agar dipenuhiNya. Ya Allah, terimalah syafaatnya padaku.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Demikian pembahasan lengkap mengenai sholat hajat lengkap. Mulai dari pengertian, tata cara, niat, doa, hingga keutamaan dan keajaibannya. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

Apakah boleh melakukan shalat hajat sebelum tidur?

Tidak ada waktu khusus untuk mengerjakan sholat hajat. Sholat hajat bisa dilakukan di siang atau malam hari, selagi tidak dalam waktu yang terlarang. Nah, yang dimaksud waktu terlarang di sini adalah setelah subuh sampai terbit matahari, setelah ashar, dan lainnya.

Waktu sholat hajat yang baik jam berapa?

Meski demikian, waktu yang terbaik untuk mengerjakan sholat hajat adalah sepertiga malam terakhir atau seperti waktu pengerjaan sholat tahajud. Tepatnya di antara pukul 01.00 dini hari hingga menjelang subuh.

Sholat malam sebelum tidur apa saja?

"Sholat tahajud adalah semua sholat sunah yang dikerjakan setelah Isya, baik sebelum tidur maupun sesudah tidur," bunyi kitab tersebut.

Berapa rakaat sholat hajat agar cepat terkabul?

Sholat hajat hendaknya dilakukan sebanyak 2 hingga 12 rakaat. Setiap 2 rakaat harus disertai dengan salam. Pengerjaannya bisa dilakukan kapan saja, kecuali di waktu-waktu yang dilarang melakukan ibadah sholat.