Apakah objek material sosiologi mempelajari bagaimana suatu interaksi atau hubungan

Ilustrasi buku. Medcom.id

Jakarta: Setiap ilmu pengetahuan pasti memiliki objek kajian masing-masing, tak terkecuali sosiologi. Sosiolog asal Uni Soviet, Pitirim Sorokin, mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara beragam gejala sosial.

Kajian sosiologi berfokus pada struktur kelompok sosial, organisasi, masyarakat, dan cara berinteraksi, sebagaimana dituturkan American Sociological Association. Dengan kata lain, objek kajian sosiologi mencakup kehidupan manusia, proses interaksi manusia di dalam masyarakat, serta hasil dari interaksi sosial tersebut.

Jenis-jenis objek kajian sosiologi

Dikutip dari Akupintar, terdapat dua jenis objek kajian sosiologi, yaitu objek material dan formal. Lantas, seperti apa perbedaannya? Berikut ulasannya:

1. Objek material

Jenis objek kajian sosiologi yang pertama ialah material. Hal yang termasuk objek material, yakni segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, baik fisik maupun non-fisik.

Termasuk, semua hal yang berpengaruh pada kehidupan sosial manusia, seperti gejala sosial dan asosiasinya dengan hubungan bermasyarakat. Seluruh peristiwa yang memunculkan interaksi, baik antar individu, kelompok, atau antara individu dengan kelompok juga termasuk dalam objek material sosiologi.

Sebagai pelengkap, objek formal sosiologi hadir untuk menelaah korelasi dari setiap interaksi yang terjadi pada masyarakat. Objek formal berfokus pada cara pandang yang digunakan sebagai kacamata dalam memahami manusia sebagai makhluk sosial. Berdasarkan definisi di atas, diketahui setidaknya terdapat lima unsur yang termasuk dalam objek kajian sosiologi. Kelimanya ialah sebagai berikut: Sosiologi mendefinisikan manusia sebagai makhluk sosial yang secara kodrat tidak dapat bertahan hidup sendirian, sehingga dukungan dari orang lain menjadi hal yang sangat penting.

Oleh karena itu, terbentuklah sekumpulan orang yang bentuk hubungannya terstruktur, mendiami satu wilayah tertentu, serta saling berinteraksi yang lantas memunculkan nilai dan norma sosial di dalamnya.

Selagi ada masyarakat, maka interaksi sosial akan selalu eksis. Dalam hal ini, interaksi tidak terbatas pada sesama individu atau antarkelompok saja.

Hubungan yang terjalin antara kelompok dengan individu pun termasuk dalam interaksi sosial. Umumnya, keberlangsungan ikatan ini mengacu pada nilai dan norma sosial masyarakat setempat.

Sosialisasi merupakan proses individu beradaptasi dan mempelajari kebiasaan, nilai, serta norma dari kelompok sosial tempatnya bermukim. Proses ini dapat membentuk karakter yang responsif terhadap masyarakat, serta aktif secara sosial. Nilai merupakan asumsi-asumsi yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat atau kelompok tertentu. Selain diyakini, standar budaya ini juga turut dijadikan kontrol sosial bagi seluruh anggota masyarakat.

Nilai sosial dari satu kelompok tentu berbeda dengan kelompok lainnya. Untuk itu, setiap individu perlu memiliki nilai pribadi masing-masing.

Sama seperti nilai, norma juga diperlukan dalam menata perilaku masyarakat. Bedanya, norma lebih mengarah ke larangan atau perintah akan hal yang baik dan buruk menurut kelompok tertentu. Sehingga, di dalam norma, terdapat nilai-nilai yang diamini. Kemudian, dijadikan standar perilaku ideal dari seseorang.

Demikianlah pembahasan mengenai objek kajian sosiologi. Mulai dari pengertian, jenis-jenis, dan unsur yang terdapat di dalamnya. (Nurisma Rahmatika)

Baca: Sosiologi UI Buka Peluang Mahasiswa S1 Jadi Peneliti


 

Editor : Renatha Swasty

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan dalam masyarakat. Terdapat beberapa objek-objek kajian sosiologi yang dipelajari. Objek sosiologi adalah hal-hal yang menjadi landasan pengembangan ilmu sosiologi. Kali ini akan dibahas mengenai 4 objek kajian sosiologi dalam masyarakat dan penjelasannya.

Secara umum pengertian objek kajian sosiologi adalah hal-hal yang menjadi konsep dan objek dari kajian dan penelitian yang dipelajari dalam ilmu sosiologi. Objek sosiologi pun menjadi batasan dari pembelajaran ilmu sosiologi itu sendiri.

Sebagai sebuah ilmu pengetahuan, objek kajian ilmu sosiologi juga sesuai dengan ciri-ciri sosiologi itu sendiri yang bersifat teoritis dan empiris. Penjabaran mengenai objek kajian sosiologis juga dikemukakan oleh para ahli seperti Max Weber, Emile Durkheim, Karl Max dan lain-lain.

[baca juga fungsi sosiologi]

Objek Kajian Sosiologi

Secara umum, ada beberapa ruang lingkup sosiologi yang dibagi menjadi 4 objek kajian utama, yakni objek material, objek formal, objek budaya dan objek agama.

1. Objek Material

Objek kajian sosiologi yang pertama adalah objek material [material object]. Yang dimaksud objek material sosiologi berkaitan dengan kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia. Objek material juga meliputi hal-hal mempengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.

2. Objek Formal

Objek sosiologi berikutnya adalah objek formal [formal object]. Yang dimaksud objek formal sosiologi menitikberatkan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Artinya objek formal meliputi hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.

3. Objek Budaya

Selanjutnya adalah objek budaya [culture object]. Penjelasan objek budaya sosiologi adalah hal-hal yang berkaitan dengan norma kebudayaan dalam masyarakat. Objek budaya juga menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain.

4. Objek Agama

Objek-objek sosiologi yang terakhir adalah objek agama [religion object]. Pengaruh dari objek agama sosiologi dapat menjadi pemicu dalam hubungan sosial masyarakat yang berkaitan dengan Ketuhanan. Banyak juga dampak yang memengaruhi hubungan manusia yang ditimbulkan dari objek agama.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai 4 objek kajian ilmu sosiologi secara umum menurut para ahli. Contoh-contoh objek kajian sosiologi pun bisa kita temui di kehidupan sehari-hari di sekitar kita.

Objek kajian sosiologi pada dasarnya adalah sebuah disiplin ilmu sosiologi yang berupaya untuk meliput objek formal dan material dalam ranah keilmuan sosiologi.

Objek apa yang akan dikaji sangat berpengaruh pada kesimpulan yang akan dihasilkan oleh penelitian sosiologi tersebut. Oleh karena itu, memahami objek kajian dalam ranah sosiologi sangatlah penting.

Pengertian Objek Kajian Sosiologi

Secara umum, dalam mendefinisikan dan mendudukkan apa itu sebenarnya objek kajian sosiologi, terdapat tiga pakar yang kerap menjadi acuan. Ketiga pakar tersebut adalah Karl Marx, Emile Durkheim, dan Max Weber.

Masing-masing memiliki pandangan yang cukup berbeda dan unik. Berikut adalah pandangan-pandangan mereka yang dapat kita jadikan acuan untuk mendefinisikan apa itu sebenarnya objek kajian sosiologi.

Karl Marx

Menurut Marx, perbedaan kelas sosial adalah basis dari seluruh konflik dan eksploitasi yang terjadi dalam hubungan sosial. Oleh karena itu, menurut Marx, objek kajian sosiologinya adalah konflik kepentingan antar kelas.

Hal ini tercermin dari publikasi-publikasinya, salah satu yang paling terkenal adalah Das Kapital yang menjelaskan bahwa kaum buruh dieksploitasi oleh pemilik modal.

Disini, terdapat perbedaan kepentingan antara kaum borjuis yang berusaha untuk memaksimalkan keuntungan dan kaum proletar yang ingin hidup nyaman dan berkecukupan. Namun, karena mereka dipekerjakan oleh kaum borjuis yang ingin efisiensi, mereka harus berkerja dengan upah minimum.

 

Emile Durkheim

Emile Durkheim dalam bukunya Suicide menjelaskan bahwa gejala sosial atau fakta sosial lah yang merupakan objek kajian sosiologi. Fakta sosial ini merupakan fakta-fakta atau realitas lingkungan yang dibentuk dari observasi empiris mengenai lingkungan sekitar kita.

Hasil observasi ini tentu saja akan membentuk pola-pola yang nantinya dapat dianalisa dan dikonklusikan, sebagai sebuah gejala sosial.

Durkheim pernah melakukan penelitian dimana dia meneliti mengenai potensi bunuh diri pada suatu kelompok masyarakat. Dalam kasus ini, objek kajian sosiologinya adalah daftar yang berisikan jumlah orang yang melakukan bunuh diri pada suatu kelompok tertentu.

 

Max Weber

Sedikit berbeda dengan Marx dan Durkheim, Max Weber lebih menekankan kepada aspek tindakan sosial dalam mendefinisikan objek kajian sosiologinya.

Untuk memahami gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat, menurut Weber, peneliti harus mampu menginterpretasi maksud atau tujuan tindakan pada tataran individual.

Weber menyebut metode interpretatif ini dengan nama Verstehen [Interpretative Understanding] dimana peneliti mencoba memahami alasan orang-orang melakukan suatu tindakan. Oleh karena itu, objek kajian sosiologi menurut Weber pada dasarnya adalah tindakan sosial dan alasan dibalik tindakan tersebut.

 

Apa itu Objek Kajian Sosiologi?

Oke, kita sudah mencoba menjelaskan objek kajian sosiologi menggunakan karya dari 3 orang hebat diatas. Sejauh ini, apakah kalian sudah terbayang apa sebenarnya objek kajian sosiologi?

Pada dasarnya, objek kajian sosiologi adalah fokus penelitian dari suatu kajian sosiologi. Ketika kalian melakukan kajian sosiologi, pasti ada suatu inti analisis yang akan kalian lakukan bukan? Nah, inti analisis atau benda/fenomena yang menjadi pusat analisislah yang disebut sebagai objek kajian sosiologi.

 

Jenis Objek Kajian Sosiologi

Secara umum, objek kajian sosiologi terbagi menjadi dua, yaitu objek formal dan objek materiil/material. Berikut ini kita akan mencoba membahas lebih lanjut mengenai kedua jenis objek kajian tersebut.

Objek Material

Objek material pada dasarnya adalah suatu entitas, baik fisik maupun kultural yang menjadi ‘materi’ atau pembahasan utama ilmu pengetahuan tersebut. Intinya, objek ini adalah sesuatu yang ada dan terlihat di sekitar kita.

Objek material fisik dapat diteliti dengan menggunakan penelitian empiris dan observasi langsung. Sedangkan, objek material non-fisik dapat diteliti dengan diskusi dan gagasan-gagasan teoritis mengenai objek tersebut.

Dalam sosiologi, objek material umumnya merupakan gejala-gejala sosial yang muncul dan kaitan-kaitannya dengan hubungan kemasyarakatan. Segala fenomena yang membentuk pola dan melibatkan hubungan antar individu, individu dengan kelompok, atau antar kelompok masyarakat dianggap sebagai objek material sosiologi.

Selain gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat, aktor-aktor yang terlibat dalam interaksi sosial tersebut juga dapat dianggap sebagai objek material.

 

Objek Formal

Berbeda dengan objek material yang lebih menekankan pada apa yang memang ada dan terlihat di sekitar kita, objek formal lebih berfokus pada perspektif atau upaya untuk memahami hal-hal tersebut.

Sosiologi pada umumnya mempelajari masyarakat yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan gejala sosial. Oleh karena itu, proses-proses yang membuat manusia menghasilkan gejala sosial lah yang dapat dianggap sebagai objek formal.

Dalam kasus ini, objek formal yang ada adalah interaksi, relasi, dan komunikasi sosial yang terjadi antara kelompok masyarakat tersebut. Hal-hal inilah yang dapat dipelajari untuk lebih memahami mengenai manusia dan gejala-gejala sosial yang terbentuk.

nsbp;

Perbedaan antara Objek Formal dan Material dalam Sosiologi

Oke, bagaimana penjelasan diatas mengenai objek formal dan material dalam kajian sosiologi, sudah cukup jelas kah?

Intinya kedua objek kajian sosiologi ini membahas mengenai hal yang sama, dari dua sisi yang berbeda. Peribahasa yang kerap digunakan adalah two sides of the same coin.

Misalnya, kita ingin membahas mengenai masyarakat miskin di pinggir sungai. Kajian mengenai objek material yang membahas mengenai poin utama dari penelitiannya tentu saja akan langsung memilih masyarakat kelas menengah kebawah yang tinggal di pinggir sungai sebagai objek penelitiannya.

Sedangkan, kajian yang berfokus pada objek formalnya mungkin akan lebih banyak membahas mengenai proses-proses yang ada seperti tingkat pendidikan, kohesivitas sosial, kesempatan ekonomi yang ada, modal sosial, dan kelembagaan masyarakat lokal [karang taruna, RT/RW, komunitas, dsb].

 

Perkembangan Objek Kajian Sosiologi

Objek kajian sosiologi mengalami perkembangan yang sangat pesat dan kompleks seiring dengan berjalannya waktu. Sekarang, bahan-bahan yang dapat dijadikan sebagai objek kajian sosiologi jumlahnya sudah sangat banyak. Referensi-referensi yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian juga sudah melimpah ruah, berbeda dengan zaman dahulu.

Hal ini terjadi karena gejala sosial yang timbul di masyarakat semakin kompleks dan beragam.

Contohnya adalah jika sosiologi menjadikan agama sebagai objek kajiannya. Maka, agama dapat dilihat sebagai entitas yang memiliki gejala sosial berupa interaksi antar-umat, peraturan-peraturan agama, ritual-ritual keagamaan, dan lain-lain.

Contoh lainnya adalah budaya yang menjadi objek kajian sosiologi. Dalam melakukan resolusi konflik, kadang pendekatan dengan menggunakan hukum negara tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, perlu pendekatan dengan hukum adat atau budaya lokal di beberapa wilayah.

Sosiologi Kontemporer

Sosiologi kontemporer atau kadang dianggap sosiologi kekinian bergerak lebih jauh dan radikal dalam menjadikan gejala-gejala sosial sebagai objek kajian. Di berbagai kampus dan lembaga kemasyarakatan, topik-topik yang sebelumnya jarang dibahas seperti identitas gender, kepemudaan, feminisme, dan kesehatan mental menjadi topik bahasan unggulan.

Perkembangan ini tidak lepas dari transfer informasi yang semakin pesat dikarenakan oleh globalisasi dan penghapusan batas-batas dunia. Dahulu, perdagangan internasional lah yang menyebabkan transfer informasi, makanya kota-kota pelabuhan umumnya lebih maju dibandingkan dengan daerah sekitarnya.

Sekarang, internet telah mendemokratisasi penyebaran informasi sehingga semua orang bisa menikmati informasi-informasi terbaru dengan sangat cepat. Menjamurnya internet dan interaksi online ini pun menciptakan objek kajian sosiologi yang baru, yaitu kajian mengenai media sosial.

Media sosial pada dasarnya memfasilitasi individu untuk berinteraksi, membangun identitas, dan mengekspresikan diri, terkadang secara anonim.

Jika dilihat dari trend penggunaan media sosial dan internet secara keseluruhan, hal ini dapat menjadi objek kajian sosiologi yang sangat populer di masa depan.

Para peneliti dapat memfokuskan objek kajiannya pada relasi sosial digital, interaksi daring, identitas yang dibentuk melalui konten dan personifikasi, dan bubble effect yang diciptakan oleh algoritma canggih di sosial media.

Contoh yang mungkin sedang populer adalah mengenai fenomena buzzer di internet, komunitas-komunitas akar rumput online yang anggotanya tersebar di seluruh wilayah indonesia, hashtag sebagai upaya branding, feeds instagram dan facebook sebagai pembangunan persona, serta fenomena booming tik-tok yang terkadang alay atau bahkan membahayakan orang-orang.

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA