Apakah faktor yang menyebabkan Anda tertarik dengan teman lawan jenis Anda

Apakah faktor yang menyebabkan Anda tertarik dengan teman lawan jenis Anda

Apakah faktor yang menyebabkan Anda tertarik dengan teman lawan jenis Anda
Lihat Foto

STATIC.THEFRISKY.COM

Ilustrasi

KOMPAS.com — Jatuh cinta bisa terjadi kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja. Terkadang, seseorang merasakan getar-getar cinta dalam situasi yang sama sekali tidak terduga dan dengan alasan yang tidak terduga pula.

Tidak ada pakem atau saran tentang di mana bisa bertemu orang yang tepat, bagaimana agar lawan jenis menyukai Anda, atau bagaimana membangun hubungan percintaan yang sukses. Nah, faktor apa saja yang bisa membuat orang lain jatuh cinta kepada Anda? Berikut beberapa temuan riset tentang ketertarikan seseorang terhadap lawan jenisnya.

1. Jika Anda mengenakan pakaian berwarna merah.
Dalam sebuah penelitian di Slowakia, wanita yang mengenakan pakaian berwarna merah akan lebih sukses dalam skenario dunia percintaan. Kondisi ini didistribusikan kepada sinyal-sinyal seksual karena wanita mengenakan pakaian berwarna merah untuk menarik perhatian calon pasangan yang potensial.

2. Jika Anda selalu tersenyum.
Dalam dua eksperimen, para peneliti di Swiss menguji hubungan antara ketertarikan dan kebahagiaan. Mereka menemukan penilaian orang-orang terhadap ketertarikan sangat dipengaruhi intensitas seseorang untuk tersenyum.

3. Jika Anda bermain alat musik.
Para peneliti di Perancis menemukan bahwa praktik memainkan alat musik diasosiasikan dengan seleksi seksual. Dalam sebuah eksperimen, seorang pria muda yang memegang tas gitar atau tas olahraga menanyakan nomor telepon 300 orang wanita muda di tempat umum. Hasilnya, lebih banyak wanita memberi nomor telepon mereka saat sang pria memegang tas gitar.

4. Jika Anda memiliki model janggut atau kumis tertentu.
Dalam sebuah penelitian, para periset di Australia menemukan bahwa wanita lebih tertarik kepada pria yang memiliki janggut yang relatif lebat. Peneliti juga menemukan bahwa rambut di area wajah berpengaruh pada persepsi mengenai fertilitas. Semakin banyak rambut yang ada di wajah pria, wanita semakin memandangnya sebagai pria maskulin, apalagi ketika ia berada pada masa subur siklus menstruasinya. Tampaknya jenggot tebal mengindikasikan kemampuan pengasuhan yang tinggi dan kesehatan.

5. Jika Anda menggunakan prosedur kecantikan.
Sebuah studi di Eropa dilakukan tentang usia wajah dan ketertarikan. Peneliti ingin mengetahui apakah hasil prosedur kecantikan wajah benar-benar dapat membantu wanita menemukan pasangannya. Wanita yang menjalani prosedur di wajahnya mengalami penurunan penilaian terhadap usia. Banyak yang menilai bahwa setelah wanita menjalani prosedur pada wajah akan terlihat lebih menarik dan sehat. Yang menarik, semakin banyak perawatan yang dilakukan oleh wanita, semakin ia dipandang muda, sehat, dan menarik.Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita berikutnya

Bisakah pria dan wanita heteroseksual menjadi teman biasa? Sudah banyak orang yang membahas hal ini. Namun, belum ada yang bisa menjawabnya dengan pasti. Nah, GueSehat akan membahas fakta persahabatan lawan jenis serta apakah ada kemungkinan hal ini bisa terjadi!

Kita sudah sering melihat jalan cerita di film, serial televisi, atau buku tentang seorang pria bertemu wanita, lalu mereka akhirnya berteman. Namun, ternyata sang Pria menyimpan rasa suka dengan temannya.

Ia pun cemburu ketika melihat sang Wanita memiliki pacar dan langsung menyatakan rasa sukanya. Sang Wanita pun tersadar kalau ia juga menyukai sang Pria. Di akhir cerita, mereka pun akhirnya menjadi sepasang kekasih.

Gambaran ini akhirnya menimbulkan pola pikir bahwa fakta persahabatan lawan jenis itu hanya khayalan belaka. Wanita dan pria tidak akan bisa memiliki hubungan platonis karena pasti akan muncul benih-benih suka, entah pada sang Wanita, sang Pria, ataupun keduanya.

  1. Persahabatan Jauh Lebih Awet

Di masa kanak-kanak, kita memulai pertemanan dengan cara mencari kelompok orang yang memiliki kesukaan yang sama. Persamaan gender pun tidak menjadi tolok ukur dalam mencari teman bermain.

Hanya saja ketika sudah memasuki masa puber, perempuan dan laki-laki mulai memiliki ketertarikan terhadap seseorang. Dan karena orang terdekat adalah teman-teman mereka sendiri, maka umumnya mereka menganggap teman mereka adalah calon yang paling potensial untuk dijadikan pacar.

Meski begitu, sains menunjukkan bahwa fakta persahabatan lawan jenis bisa terwujud. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Social and Personal Relationships menemukan bahwa sahabat yang berbeda gender lebih sering bertemu dan memiliki quality time dibandingkan dengan sahabat yang memiliki ketertarikan secara romantis terhadap satu sama lain.

Para partisipan studi pun melaporkan bahwa persahabatan lintas gender tanpa menyertakan ketertarikan fisik dan seksual jauh lebih awet. Maka secara tidak langsung, ini menunjukkan bahwa hubungan pertemanan antara wanita dan pria memang bisa terjadi.

  1. Pria Lebih Rentan Suka dengan Temannya Sendiri

Walau bisa terwujud, April Masini, relationship expert, cukup sangsi dengan konsep persahabatan lawan jenis ini. Menurutnya, pasti ada salah satu pihak yang akan memiliki perasaan suka terhadap pihak yang lainnya. “Gagasan bahwa pria dan wanita bisa berteman dipenuhi banyak rintangan. Waktu terus bergulir. Suatu hari, pasti akan ada salah satu pihak yang menyukai sahabatnya,” ujarnya.

Senada dengan keterangan April, studi pada tahun 2012 menunjukkan bahwa mayoritas fakta persahabatan lawan jenis adalah setidaknya terdapat sedikit rasa suka di dalam hubungan platonis tersebut.

Dan, pria lah yang dilaporkan paling sering tertarik dan memiliki keinginan kuat untuk berpacaran dengan temannya sendiri dibandingkan dengan wanita. Para peneliti percaya ini disebabkan oleh insting dasar manusia untuk melakukan perkawinan.

Ketertarikan yang muncul dalam persahabatan lawan jenis juga bisa disebabkan oleh efek eksposur yang terjadi berulang kali. Dalam ilmu psikologi, ketika seseorang terekspos dengan orang lain secara terus-menerus, ia akan mulai menurunkan pertahanan dirinya seiring waktu.

Ketika pertahanan diri seseorang runtuh, ujar psikolog Dr. Carmen Harra dan life coach Alexandra Harra, maka ia akan mulai menyukai orang tersebut. “Ini adalah hal yang normal dan terjadi pada kita semua,” ucap mereka.

Menariknya, penelitian terbaru terkait fakta persahabatan lawan jenis menunjukkan bahwa pria sering salah kaprah memaknai pertemanannya dengan lawan jenis. Para pria merasa bahwa sahabat wanitanya menyukai mereka karena mereka menarik. Dan jika mereka menunjukkan ketertarikan mereka terhadap sahabat lawan jenisnya, hal tersebut akan bersifat dua arah alias sang Wanita juga akan menyukai mereka.

Berbeda dengan pria, wanita secara general mengasumsikan jika mereka tidak tertarik secara seksual kepada sahabat lawan jenisnya, maka itu berlaku juga pada sang Pria. Jadi dapat disimpulkan, pria merasa bahwa daya tarik mereka cukup tinggi hingga bisa membuat sahabat wanitanya jatuh cinta, sementara wanita meremehkan daya tarik mereka di kalangan sahabat prianya.

  1. Pria Lebih Berani untuk Mengambil Tindakan

Dalam studi juga ditemukan fakta bahwa baik pria maupun wanita cenderung lebih mudah tertarik kepada sahabatnya yang sudah memiliki pasangan, apa pun status hubungan masing-masing. Kendati demikian, ada perbedaan pandangan antara wanita dan pria mengenai hal ini.

Pria umumnya lebih memiliki keinginan yang tinggi untuk menjalin hubungan romantis dengan sahabat lawan jenisnya yang sudah memiliki pasangan dibandingkan dengan sahabat yang masih sendiri. Sedangkan wanita cenderung lebih sensitif. Mereka biasanya enggan untuk melakukan hal lebih jauh jika sahabatnya memiliki pasangan meskipun ia memilki rasa suka.

Dalam studi lanjutan yang melibatkan 249 orang dewasa, kebanyakan dari mereka sudah menikah, mereka diminta untuk membuat daftar aspek-aspek positif dan negatif bersahabat dengan lawan jenis.

Hasilnya, pria secara signifikan cenderung menganggap bahwa ketertarikan romantis adalah keuntungan dari jalinan persahabatan antara wanita dan pria. Jadi jika dibandingkan dengan wanita, pria jauh lebih sulit untuk menjalin hubungan pertemanan dengan lawan jenisnya.

Fakta persahabatan lawan jenis sudah dijelaskan, maka apa yang perlu dilakukan jika ternyata muncul rasa suka dalam diri salah satu pihak? Artinya Geng Sehat perlu memilih apakah harus mengambil tindakan lebih jauh atau tidak. “Inilah saatnya kita butuh menciptakan batasan dan mempertahankannya,” tegas Dr. Ildiko Tabori, clinical psychologist di Los Angeles, California.

Studi yang dipublikasikan pada tahun 2000 dalam Journal of Social and Personal Relationships memaparkan bahwa dari lebih 300 orang yang mengikuti survei, 67% mengaku pernah berhubungan seks dengan sahabatnya. Namun, 56% dari mereka tidak mau melanjutkan hubungan mereka ke tingkat yang lebih serius. Mereka tidak mau merusak persahabatan yang sudah terjalin selama ini.

Kesuksesan persahabatan antar lawan jenis adalah seberapa baik wanita dan pria bisa berkomunikasi dan menghargai satu sama lain. Pertemanan yang sehat membutuhkan batasan yang tidak boleh dilanggar. Batasan ini merupakan area nyaman bagi Kamu dan sahabatmu.

“Secara umum, saya rasa normal-normal saja memiliki rasa ketertarikan satu sama lain. Bagaimana pun juga kita adalah manusia. Hanya yang terpenting adalah perlu diciptakan batasan-batasan yang sehat dalam pertemanan,” ungkap John Mathews, psychotherapist di Richmond.

Jawabannya bisa dan tidak, Gengs. Ini semua tergantung pada Kamu dan sahabatmu. Akan selalu ada pria yang sulit mempertahankan persahabatannya dengan lawan jenis, persahabatan yang berlanjut menjadi hubungan cinta, serta hubungan cinta yang berakhir menjadi sahabat saja. Fakta persahabatan lawan jenis adalah mungkin terjadi, tetapi bisa saja diwarnai dengan ketertarikan fisik dan seksual.

Namun yang perlu diingat, ketertarikan seksual simpel hanya sekadar ketertarikan, yang berarti tidak harus selalu dibarengi dengan tindakan. Dalam hubungan persahabatan lawan jenis, Kamu tentunya ingin berteman tanpa dihantui rasa canggung atau tidak nyaman.

Jadi, pria dan wanita bisa berteman baik asalkan tidak ada ketertarikan romantis di dalamnya. Kalaupun ada, sebaiknya tidak terbawa perasaan dan menerapkan batasan yang kuat demi persahabatan itu sendiri. Lagipula, cinta bisa hadir dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah persahabatan, bukan? (AS)

Scientific American: Men and Women Can't Be "Just Friends"

Huffpost: 10 Things Everyone With An Opposite-Sex Bestie Knows To Be True