Apakah ciri teks eksplanasi itu jelaskan?

Suara.com - Tujuan dari teks eksplanasi adalah untuk mengetahui bagaimana sebuah peristiwa yang terjadi dalam sebuah bacaan. Selain itu, tujuan dari teks eksplanasi penting dipelajari sebab akan mempermudah dalam memahami seluruh bagian isi. Selain mengetahui bagaimana peristiwa, tujuan dari teks eksplanasi juga untuk mengetahui sebab-akibatnya suatu fenomena terjadi. Setelah memahami tujuan dari teks eksplanasi, berikut penjelasan mengenai pengertian hingga ciri-cirinya.

Teks eksplanasi merupakan bacaan yang berisi tentang suatu fenomena-fenomena baik itu alam, sosial, ilmu pengetahuan, dan budaya. Kata eksplanasi sendiri merujuk pada kata "explanation" dalam bahasa Inggris yang berarti penjelaskan.

Sementara itu, fenomena merupakan hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah. Jadi pengertian teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang penjelasan terhadap suatu suatu hal yang dapat disaksikan dengan dengan pancaindra dan diterangkan dengan ilmiah atau masuk akal.

Misalnya, berkaitan dengan fenomena alam yaitu bagaimana terjadi hujan? Berdasarkan fenomena sosial, kenapa harga masker mahal di era pandemi? Untuk mengetahui informasi tentang fenomena tersebut maka perlu membaca teks eksplanasi.

Baca Juga: WhatsApp Garap Fitur Ubah Pesan Suara Jadi Teks

Struktur Teks Eksplanasi:

Apakah ciri teks eksplanasi itu jelaskan?
Teks Eksplanasi: Pengertian, Ciri-ciri, Struktur, dan Tujuan. Ilustrasi Menulis (pixabay)

Menyadur laman kemdikbud.go.id, struktur teks eksplanasi adalah sebagai berikut:

  • Pernyataan umum/identifikasi fenomena, berisi pernyataan umum tentang topik yang akan dijelaskan pada proses terjadinya atau proses keberadaannya.
  • Deretan penjelasan berisi proses terjadinya atau sebab akibat atas suatu fenomena yang disajikan secara urut atau bertahap dari yang awal hingga akhir.
  • Interpretasi atau ulasan berisi simpulan dari topik yang telah dijelaskan

Ciri-ciri Teks Eksplanasi:

  1. Strukturnya itu terdiri dari pernyataan umum, urutan sebab akibat, serta juga interpretasi.
  2. Informasi yang dimuat itu dengan berdasarkan fakta (faktual).
  3. Faktual tersebut memuat informasi yang sifatanya itu ilmiah/keilmuan, contohnya seperti sains.
  4. Sifatnya itu informatif serta tidak berusaha untuk mempengaruhi pembaca untuk bisa percaya
    terhadap hal yang dibahas.
  5. Memiliki/menggunakan sequence markers. contohnya pertama, kedua, ketiga, dan sebagainya.
    Bisa juga dengan menggunakan: pertama, berikutnya, terakhir.

Tujuan dari Teks Eksplanasi

  • Menjelaskan fenomena yang terjadi
  • Menjelaskan sebab-akibat satu peristiwa

Dengan membaca teks eksplanasi, pembaca diharapkan mendapatkan informasi sesuai dengan fakta dengan sejelas-jelasnya. Bahkan, teks eksplanasi dapat dikatakan berupa kumpulan informasi fakta.

Baca Juga: Mengenal Pengertian Teks Anekdot, Ciri-Ciri, dan Tujuannya

Contohnya dalam wacana tentang fenomena sosial, sebagai berikut.

Pengangguran Meningkat di Era Pandemi

Angka pengangguran di Indonesia meningkat selama pandemi Covid-19. Jumlah pengangguran di Indonesia meningkat dilihat dari banyaknya pekerja yang di PHK atau dirumahkan serta dihimbau untuk social distancing. Pembatasan kegiatan dapat memicu peningkatan jumlah pengangguran karena banyak pekerja yang tidak produktif akibat berkurangnya jumlah lapangan kerja yang terbuka.

Menurut proyeksi Core Indonesia penambahan jumlah pengangguran terbuka yang signifikan bukan hanya disebabkan oleh perlambatan laju pertumbuhan ekonomi, melainkan disebabkan oleh perubahan perilaku masyarakat terkait pandemic covid 19 dan kebijakan pembatasan sosial, baik dalam skala kecil maupun skala besar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Agustus 2020, jumlah angka pengangguran meningkat 2,67 juta orang. Dengan demikian, jumlah angkatan kerja di Indonesia yang menganggur menjadi sebesar 9,77 juta orang.

Jumlah pekerja yang terdampak pandemi berdasarkan data BPS mencapai 29,12 juta orang atau 14,28 persen dari jumlah penduduk usia kerja yang sebesar 203,97 juta orang. Banyaknya pengangguran meningkatkan angka kemiskinan yang turut bertambah hingga 10 persen. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan segera memberi solusi demi menekan laku kemiskinan Negara Indonesia.

Kontributor : Lolita Valda Claudia