Apakah bayi sedih jika ibu sedih?

MuslimTerkini.com – Ibu sedih lalu bayi ikut sedih ? Apakah benar ! Ulasan ini akan memjawab tentang pertanyaan itu.

Sebagai ibu pasti kita pernah mengalami suatu kondisi dimana kita merasa sedih terkadang rasa sedih itu datang tiba tiba menghampiri.

Hal ini bisa terjadi karena di sebabkan kelelahan mengurus rumah, mengurus anak dan bisa juga karena mood swings.

Pernah kah kita melihat atau merasakan ketika kita sebagai ibu bersedih dan bayi kita ikutan bersedih.

Baca Juga: Puisi Ibu Singkat Bermakna Dalam, Membuat Sedih dan Nangis Tersedu

Ketika ibu menangis di hadapan bayinya juga akan menangis, kenapa bisa demikian begini penjelasan medisnya.

Hal tersebut bisa terjadi karena bayi memiliki empati reflektif yang membuat dirinya bisa merasakan apa yang di alami ibunya.

Secara harfiah empati adalah perbuatan memahami, sadar, sensitif, dan mewakili perasaan tertentu dan merasakan apa yang dirasakan orang lain tanpa mengalami nya.

Empati reflektif ini dimiliki bayi di usia satu tahun kebawah, empati reflektif dialami bayi secara spontan ketiak melihat ibu nya sedia bayi akan merasa sedih juga dan ketika ibu menangis bayi juga akan menangis kencang.

Ternyata tenang atau tidaknya bayi dipengaruhi oleh tenang atau tidaknya sang ibu. Sebuah penelitian dilakukan Paul Wilson dan Tania Wilson dari Calm Centre terhadap ibu-ibu yang sedang menyusui. Penelitian meliputi aktivitas gelombang otak yang diobservasi dan dicatat selama beberapa waktu.

Dari hasil penelitian itu diperoleh fakta bahwa pola yang terekam dari aktivitas otak bayi yang sedang disusui hampir identik dengan sang ibu. Pada saat ibu atau bayi mengalami gangguan, misalnya bayi buang angin atau ibu merasa terganggu, maka gelombang otak yang lain akan mengikuti perubahan tersebut.

Kesimpulannya, dua orang yang mempunyai ikatan batin yang kuat, emosi mereka cenderung bekerja secara pararel. Jika yang satu relaks, yang lain juga relaks. Jika yang satu tegang, yang lain juga tegang. Dengan kata lain ibu yang mudah panik akan memiliki anak yang juga mudah panik sedang ibu yang tenang akan memiliki anak yang tenang juga. Sekarang Anda mengerti kan, mengapa si kecil masih tetap rewel meski segala hal sudah Anda lakukan? Jangan-jangan justru Anda yang “menularkan” rasa tidak tenang itu kepadanya.

Mengapa hanya kondisi ibu yang berpengaruh pada bayinya? Karena umumnya ibu lebih intens berinteraksi dengan bayinya. Setidaknya selama 6 bulan di awal kehidupan bayi, ibu memberikan ASI eksklusif yang membentuk ikatan batin yang “eksklusif” pula dengan bayinya.

Selain itu, dari hasil penelitian diperoleh fakta, umumnya ibu lebih memerhatikan perasaan bayinya ketimbang ayah yang cenderung ingin segera memecahkan “masalah” atas kondisi yang ada. Kecenderungan ini pula yang membedakan kualitas ikatan batin ibu dan bayi dengan ayah dan bayi. Contohnya, saat bayi menangis, ayah cenderung hanya berkutat mencari penyebabnya seperti ngompol atau haus, sedangkan ibu lebih peka dengan mencoba merasakan apa yang sedang dirasakan bayinya.

Nah, karena hubungan batin ibu dan bayi sedemikian kuat, maka penting bagi ibu untuk memelihara sikap relaks supaya bayinya juga tertular perasaan relaks dan berperilaku tenang.

Jelasnya, perilaku yang diharapkan dari bayi harus dimulai dari ibu dulu. Meski sedang banyak tekanan, terutama bagi ibu bekerja, usahakan saat berdekatan dengan bayi, buang jauh-jauh segala keruwetan itu.

Bayangkan keberadaan Anda membuat bayi merasa aman, terlindungi, dan bahwa segala yang ada di dunia ini baik-baik saja. Bila ibu belum bisa santai menghadapi tekanan, tip ini bisa dilakukan:

Katakan pada diri Anda bahwa Anda punya banyak waktu untuk berdua dan melakukan apa saja dengan si kecil.

- Tarik napas dalam, dengarkan napas Anda, coba relaks dan lupakan tekanan yang ada karena bayi Anda jauh lebih berharga daripada tekanan apa pun.

- Bila belum bisa, coba kompres wajah Anda dengan air hangat.

- Bila rasa tenang tak kunjung datang, mandilah dengan air hangat. Air hangat akan membantu memperlancar peredaran darah dan membangkitkan rasa tenang.

- Jika Anda tengah dalam tekanan berat, menangislah jika ingin menangis. Namun, jangan lakukan di hadapan bayi. Carilah tempat tertutup di ruangan lain. Jika sudah puas menangis, tarik napas panjang dan bulatkan tekad bahwa inilah waktu bersenang-senang dengan bayi.

Seharusnya, hormon ini dihasilkan oleh tubuh jika janin sudah siap dilahirkan. Namun, karena ketidakseimbangan hormonal, hormon CRH memaksa janin untuk dikeluarkan.

Akibatnya terjadilah keguguran atau kelahiran prematur.

5. Mengganggu proses perkembangan saraf bayi

Janin yang terus menerus mendapatkan hormon stres akibat ibu hamil menangis bisa mengalami stres kronis akibat ketidakseimbangan hormon.

Kondisi ini dapat menghambat perkembangan sistem sarafnya.

Hal ini berdasarkan penelitian dari University of California-Irvine dan Association for Psychological Science.

Studi tersebut menjelaskan adanya risiko gangguan saraf pada bayi yang dikandung oleh ibu hamil yang menangis karena stres.

6. Anak berisiko mengalami depresi di kemudian hari

Reaksi janin saat ibu menangis tidak hanya berdampak saat ia dalam kandungan, tetapi ternyata bisa menetap dalam tubuh si kecil dan muncul saat ia dewasa kelak.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh jurnal JAMA Psychiatry menyatakan bahwa ibu hamil yang menangis karena depresi berisiko berefek pada janinnya kelak.

Ya, anak yang nantinya tumbuh dewasa berisiko mengalami depresi dan masalah kejiwaan lainnya.

7. Meningkatkan risiko gangguan kecerdasan pada anak

Selain depresei, keadaan janin saat ibu menangis lainnya yang perlu diwaspadai adalah gangguan akibat sistem saraf yang terganggu.

Riset yang diterbitkan oleh jurnal Clinical Obstetrics Gynecology menunjukkan bahwa stres yang berkepanjangan saat hamil dapat meningkatkan risiko gangguan emosi, dan penurunan kecerdasan, dan autisme pada anak.

8. Memengaruhi struktur otak anak

Selain itu, anak-anak yang lahir dari ibu yang sering merasa cemas ketika hamil juga akan memiliki perbedaan struktur pada otaknya.

Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melihat efek jangka panjang dari perbedaan struktur otak tersebut.

Bagaimana cara mencegah agar tidak stres dan menangis saat hamil?

Apakah bayi sedih jika ibu sedih?

Pengaruh menangis saat hamil tidak hanya dirasakan oleh ibu, tetapi juga janin.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga suasana hati agar tetap ceria dan bersemangat sepanjang masa kehamilan.

Beberapa tips berikut semoga bisa membantu ibu untuk menghindari terlalu sering sedih dan menangis saat hamil.

1. Hindari terlalu lama menangis

Meskipun berisiko buruk pada janin, Anda boleh saja menangis saat hamil jika hal itu bisa membantu untuk meluapkan emosi.

Menangis sesekali tidak membawa pengaruh pada janin.

Namun, pastikan tangisan Anda tidak berkepanjangan agar terhindar dari efek buruk yang disebutkan di atas.

Setelah itu, segera berhenti menangis saat Anda merasa sudah lega.

2. Hindari pikiran-pikiran negatif

Pada dasarnya, bukanlah menangis yang buruk bagi tubuh maupun janin, melainkan penyebabnya.

Ibu hamil menangis karena terharu atau bahagia tidaklah berdampak buruk, tetapi menangis karena stres atau depresi itulah yang perlu Anda hindari.

Untuk mencegah depresi saat hamil, usahakan agar pikiran Anda selalu tenang, hindari berpikiran hal-hal yang negatif, dan selalu optimis menjalani kehidupan.

3. Lakukan aktivitas yang bersemangat

Daripada melampiaskan emosi dengan menangis, cobalah cara lain yang lebih aman seperti berolahraga.

Berolahraga saat hamil dapat membantu keseimbangan hormonal dan memperbaiki suasana hati.

Cobalah mengikuti kelas senam hamil, berenang, atau yoga bersama ibu-ibu hamil lainnya.

Setelahnya, Anda akan merasa lebih bersemangat dan melupakan kesedihan yang sebelumnya Anda rasakan.

4. Bercengkrama dengan orang terkasih

Rasa sedih akan semakin menjadi-jadi jika Anda mengurung diri. Akibatnya, ibu hamil bisa menangis berkepanjangan.

Sebagai cara mengatasinya, cobalah beranikan diri keluar, bertemu dengan kerabat dan teman.

Bercengkerama dengan orang terkasih seperti suami, ibu, atau saudara dapat membantu Anda melewati masa-masa sulit dan menyedihkan.

5. Lakukan aktivitas yang menyenangkan

Untuk mengatasi sedih dan stres penyebab ibu hamil menangis, cobalah lakukan kegiatan yang Anda sukai seperti mendengarkan musik, membaca buku, atau menonton film.

Pilihlah musik, film, atau bacaan yang ringan dan lucu untuk memancing Anda tertawa. Alhasil, rasa sedih dan duka yang Anda alami pun dapat terlupakan.

6. Berkonsultasi ke tenaga ahli

Bila kesedihan yang Anda alami saat hamil cukup parah, cobalah berkonsultasi ke dokter jiwa atau psikolog.

Mereka mungkin dapat memberikan solusi yang lebih tepat untuk mengatasi masalah emosi yang Anda alami.

Ketika ibu sedih apakah bayi ikut sedih?

Memengaruhi Perkembangan Psikis Janin Hal ini karena perasaan sedih ibu juga akan membuat Si Kecil menjadi tidak nyaman. Bila sejak masih di kandungan bayi sudah merasakan stres dari ibu, maka bukan tidak mungkin Si Kecil akan tumbuh menjadi anak yang cengeng atau penakut.

Apakah bayi mengerti jika ibunya menangis?

Vera menambahkan, empati reflektif ini umumnya terjadi spontan. Meski masih berusia sangat dini, bayi kata dia bisa turut memahami perasaan orang atau bayi di sekitarnya. "Jadi sama saja kalau melihat ibunya menangis atau sedih, bayi akan melihat dan merasakan.

Apakah anak merasakan perasaan ibunya?

Seorang anak bisa menjadi cerminan perasaan ibunya. Faktanya, sejak lahir bayi dapat menangkap isyarat emosional dari orang di sekitarnya dan menirunya dalam bersikap terhadap sesuatu.

Apakah bayi tahu kalau ibunya marah?

Bayi umumnya tidak mengerti jika dimarahi atau ketika sang ibu melampiaskan amarah kepada bayi namun kondisi stres pada ibu ini dapat sangat mengurangi bounding antara ibu dan bayi sehingga secara tidak langsung bayi pun akan ikut stres.