Apakah alasan yang paling mendasar mengapa wirausaha bahan makanan awetan dari bahan nabati harus tetap dikembangkan di lingkungan masyarakat kita?

Bahan makanan yang ada di alam ini mempunyai sifat dan karakteristik yang beragam. Tetapi banyak juga kesamaan sifat yang dimilikinya, salah satunya mudah rusak. Misalnya buah mangga, sejak dipanen hanya bisa bertahan maksimum seminggu di suhu ruang, setelah itu mangga akan membusuk. 


Bahan makanan setelah dipanen secara fisiologis masih hidup. Proses ini berlangsung terus sampai terjadi pembusukan. Upaya untuk memperlambat proses fisiologis yang bisa memperlambat proses pembusukan, yaitu teknologi pengolahan. 


Sifat mudah rusak ini tentu sangat terasa berat terutama saat panen raya, dimana suatu komoditas memasuki waktu panen bersamaan sehingga suplai meningkat tajam. Jika hanya mengandalkan penjualan segar, tidak akan terserap (terjual) semua. Hal ini berisiko akan over supply sehingga bisa menurunkan harga jual, dan tentunya akan sangat mengurangi keuntungan buat petani. Hal yang berdampak paling berat adalah terlanjur membusuk, sehingga akhirnya terbuang. Solusi akan hal ini tentu sangat diperlukan, agar kejadian seperti pada bulan Oktober 2015 dimana di beberapa daerah terjadi pembusukan tomat karena tidak terjual (jika terjual pun harganya di bawah harga pokok produksi) tidak terulang dan terulang lagi.

Apakah alasan yang paling mendasar mengapa wirausaha bahan makanan awetan dari bahan nabati harus tetap dikembangkan di lingkungan masyarakat kita?


Teknologi pengolahan adalah salah satu solusi yang bisa digunakan, untuk keluar dari masalah ini. Teknologi pengolahan bisa membuat komoditas tersebut menjadi produk-produk yang mempunyai keawetan yang cukup lama. Berbagai jenis teknologi pengolahan bisa digunakan untuk setiap komoditas. Misalnya untuk mangga, bisa dijadikan selai, sirup, sari buah, fruit leather, manisan, dan lainnya. 

Kehadiran teknologi pengolahan juga bisa menjadi pilihan wirausaha yang prospektif. Wirausaha pengolahan makanan adalah pilihan yang baik, bisa dilakukan sesuai dengan kemampuan modal yang ada, dari mulai skala rumah tangga, usaha mikro, kecil, menengah sampai besar. 

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang sangat majemuk, terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa dan budaya. Keberagaman ini tentu sangat berkorelasi positif dengan keberagaman sumber daya alamnya, baik nabati maupun hewani. Sumber daya alam (SDA) yang beragam ini mendorong harus diciptakan beragam produk makanan awetan untuk membantu stabilitas harga di saat panen raya dan juga menjaga agar sampai tidak ada yang terbuang saat musim panen tiba, seperti beberapa kasus yang sering terjadi di negeri ini.


Teknologi pengolahan juga bisa memberikan nilai tambah pada SDA tersebut, lebih memperluas pendistribusiannya karena keawetan produknya yang lebih baik. Hal ini juga berkorelasi positif dengan penyerapan tenaga kerja dan peningkatan devisa negara.

Makanan awetan dari bahan nabati adalah makanan yang dibuat dari SDA nabati, yang sudah melalui proses pengolahan yang tepat sesuai dan dikemas dengan baik, baik menggunakan pengawet (sesuai kriteria BPOM) maupun tidak sehingga mempunyai umur simpan yang lebih panjang. Makanan awetan berbahan dasar nabati yang saat ini beredar sudah cukup banyak, tetapi masih dapat dikembangkan lebih lanjut, baik kuantitas maupun kualitasnya. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, juga untuk dijual ke daerah lain dan/atau wisatawan/pendatang. Beberapa terobosan dapat dilakukan untuk mengangkat citra dan cita rasa makanan awetan tersebut. Upaya terobosan tersebut diharapkan dapat membuka peluang makanan awetan berbahan dasar nabati tersebut untuk didistribusikan ke daerah lain dan diekspor. Hal tersebut akan menjadi pro­mosi yang positif untuk meningkatkan nilai jual makanan awetan berbahan dasar nabati dan pengembangan pariwisata daerah.

Ketersediaan satu tempat/area yang menyediakan produk-produk khas daerah tentu adalah dukungan akhir yang harus juga menjadi perhatian Pemerintah Daerah. Dorongan menghasilkan produk yang baik akan menjadi kurang optimal jika tidak didukung oleh ketersediaan - outlet yang mudah dijangkau dan/atau strategis. Oleh karena itu, setiap Pemerintah Daerah sebaiknya menyediakan area tersebut, yang dikelola secara professional. Area tersebut diharapkan bisa terpadu, antara tempatwisata, tempat kuliner, penginapan/hotel dan outlet oleh-oleh. 

Potensi daerah dari bahan nabati yang kaya dan dukungan serta peluang pasar membuat makanan awetan dari bahan nabati menjadi pilihan potensial bidang yang ditekuni untuk wirausaha. Pengembangan makanan awetan dari bahan nabati selain dapat membuka peluang usaha yang cukup besar, juga otomatis dapat memperluas lapangan pekerjaan, peningkatan penghasilan dan kesempatan berusaha masyarakat khususnya di daerah sehingga akan mendorong dan menumbuhkan per­ekonomian masyarakat daerah. Kekhasan bahan baku, cara memasak, dan filosofi dari makanan awetan berbahan nabati selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun internasional. 

Kreativitas dibutuhkan dalam pengembangan wirausaha makanan awetan dari bahan nabati agar cita rasa lebih bervariasi, penampilan produk lebih menarik, produk lebih awet serta upaya promosi dan sosialisasi yang lebih ditingkatkan. Pengembangan makanan awetan dari bahan dasar nabati dapat dilakukan dengan memodifikasi cara pengolahan dan pengemasan. Modifikasi dapat memanfaatkan metode produksi dan teknologi baru.

Mempertahankan dan mengembangkannya adalah menjadi solusi untuk tetap menjaga keberadaannya, juga tentu menjadi peluang bisnis yang sangat baik. 


Berbagai jenis wirausaha bisa menjadi alternatif dalam pemilihan ide, bagi calon wirausahawan. Jenis wirausaha ini disesuaikan dengan banyak hal, baik keahlian, minat dan kesukaan, maupun berdasarkan ketersediaan bahan baku yang ada di sekitarnya, dan peluang yang ada. Persoalan mencari ide wirausaha seringkali menjadi masalah utama bagi calon wirausahawan. Banyak orang yang mengungkapkan keinginannya untuk mempunyai usaha sendiri, tetapi tak kunjung juga menemukan ide wirausaha yang pas. Padahal, ide wirausaha bisa diperoleh dari mana saja mulai dari apa yang kita lihat di lingkungan sekitar, apa yang kita dengar sehari-hari, melihat potensi diri sendiri, mengamati lingkungan sampai dengan meniru wirausaha orang lain yang sudah sukses. lntinya, ide wirausaha bisa dipilih dari upaya pemenuhan apa yang dibutuhkan manusia, mulai dari kebutuhan primer, sekunder dan kebutuhan akan barang mewah. Perlu diingat bahwa berwirausaha sesuai dengan karakter dan hobi kita akan lebih menyenangkan, dibandingkan dengan berwirausaha yang tidak kita sukai. 


Kewirausahaan bidang makanan awetan dari bahan nabati bisa menjadi ide alternatif yang sangat menjanjikan. Ada pesan moral dan motivasi yang sangat kuat dan melekat dari seorang dosen kewirausahaan senior di Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Ir Soesarsono Wijandi, MSc (Alm) yaitu: "selama manusia masih makan, bisnis makanan dan minuman tidak akan pernah  mati."

Pilihan wirausaha pada produk makanan awetan dari bahan nabati adalah Pilihan yang tepat, karena banyak faktor kemudahan dan peluang yang bisa didapat dan wirausaha bidang ini. Banyak negara yang pariwisatanya sangat berkembang karena daya tarik makanan awetan khas daerahnya dan kulinernya.

Sebagai seorang wirausahawan pemula, sangat dianjurkan untuk lebih kreatif dan inovatif dengan wirausaha yang dijalankannya. Artinya, selalu melakukan diversifikasi produk atau pengembangan produk agar memiliki varian lebih dan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pesaingnya. Inovasi juga dilakukan agar konsumen tidak jenuh dengan produk yang sudah ada.

Walaupun produk khas daerah, inovasi tetap bisa dilakukan, baik inovasi dari sisi rasa, bentuk, maupun kemasannya.

Indonesia adalah negara yang sangat majemuk, beragam daerah dengan beragam budaya, Juga beragam makanan khas daerahnya. Hampir di setiap daerah mempunyai makanan khas, misalnya Medan dengan Bika Ambon dan Sirup markisa; Padang dengan dadih dan rendang; Sukabumi terkenal dengan Moch, Yogyakarta dengan bakpia; dan lainnya. Hal ini menjadi khasanah kekayaan tersendiri yang menjadi peluang untuk dijadikan ide dalam pemilihan bidang wirausaha yang akan diambil. Persaingan bisnis makanan khas daerah juga tidak akan terlalu berat karena tidak setiap orang dan semua daerah bisa melakukan hal yang sama, dikarenakan produknya yang spesifik.  

Apakah alasan yang paling mendasar mengapa wirausaha bahan makanan awetan dari bahan nabati harus tetap dikembangkan di lingkungan masyarakat kita?

Postingan Terbaru

Pembagian Seni Berdasarkan Media dan Teknik Penggunaannya "Pembagian Seni" Dalam proses penciptaan karya seni, seorang seniman selalu berhubungan dengan media yang dipilih, teknik yang dipergunakan, serta cara menikmatinya. Berdasarkan hal tersebut, seni dapat dibagi menjadi seni audio, seni visual, dan seni audiovisual. 1. Seni audio (Auditory Art) Seni audio adalah seni yang dapat dinikmati dengan indra pendengaran (telinga). Contoh seni audio adalah. Sebagai berikut ; Seni musik, yaitu seni yang dapat dinikmati melalui nada. Misalnya,  Pertunjukan gamelan atau piano. Seni sastra, yaitu seni yang dapat dinikmati melalui kata. Misalnya, pembacaan puisi atau drama. Seni suara, yaitu seni yang dapat dinikmati melalui nada dan kata. Misalnya, pertunjukan band. 2. Seni Visual (Visual Art) Seni visual adalah seni yang dapat dinikmati dengan indra penglihatan (mata) contoh seni visual antara lain sebagai berikut. Seni dua dimensi yang meliputi garis,

Teknik Pembuatan Gerabah Dalam Seni Kriya Sebagai bahan dasar dalam pembuatan gerabah adalah tanah liat. Tanah liat yang di pakai dalam pembuatan gerabah terlebih dahulu di proses melalui beberapa tahapan. Tanah liat ini juga di tambah dengan bahan lain seperti kaolin. Tanah liat yang sudah siap pakai tersebut dibentuk langsung dengan menggunakan tangan atau alat putar. Kreasi bentuk gerabah yang akan dibuat menyesuaikan dengan fungsi benda tersebut, seperti periuk dan belanga, tempayan, kendi yang mana fungsinya sudah di uraikan pada artikel terdahulu. Peralatan yang dipakai dalam membuat gerabah yaitu pisau cukil yang terbuat dari kayu/bambu, sundi yang di buat dari kawat, butsir yang bertangkai kayu, tali pemotong, meja putaran (subang pelarik), kayu salab atau kayu rool penggilas, serta pisau. Dalam pembuatan gerabah ini perlu menggunakan teknik tertentu. Di antara teknik yang di gunakan terdapat enam teknik yaitu : 1. Teknik Lempeng (Slab

Pengolahan Dan Kewirausahaan Bahan Nabati Dan Hewani Menjadi Makanan Khas Daerah Bahan pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, industri pangan pun makin meningkat. Tidak heran jika industri pangan, terutama industri berskala keci! makin bermunculan untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan industri pangan, kita harus mengetahui tentang bahan pangan tersebut. Umumnya, bahan pangan berasal dari dua sumber, yaitu bahan pangan nabati dan bahan pangan hewani. Bahan pangan nabati adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti: sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan serealia. Bahan pangan hewani adalah bahan makanan yang berasal dari hewan, seperti: telur ,ayam, daging, ikan, dan susu. Kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan hendaknya senantiasa bersyukur atas limpahan nikmat yang tidak putus-putusnya diberikan kepada kita. Tuhan telah memberikan karunian-Nya kepada manusia ber