Apakah ada kegiatan manusia yang dapat merusak ekosistem jelaskan dengan satu contoh?

Selama ini, kita cenderung berpikir bahwa hanya hal-hal besar yang memiliki kemungkinan untuk merusak bumi. Contohnya, pencemaran udara oleh asap-asap yang bergumul pekat dari cerobong pabrik, limbah tekstil yang dibuang begitu saja ke sungai, efek rumah kaca yang mengakibatkan es di kutub mencair dan lain sebagainya.

Namun, tahu gak sih? Ternyata ada hal-hal kecil yang biasa kita lakukan, tapi punya potensi besar untuk merusak lingkungan. Kita gak bakal nyangka seberapa berbahaya hal-hal berikut, apalagi jika dilakukan secara massal. Apa sajakah?

1. Penggunaan plastik yang masif

Coba pikirkan, berapa banyak plastik yang kita gunakan setiap harinya? Beli sayur di pasar, dibungkus pakai plastik. Siang-siang mendadak kehausan? Beli es teh yang dibungkus pakai plastik. Belanja bulanan di supermarket?

Lagi-lagi plastik-lah yang jadi pembungkusnya. Begitu terbiasanya kita dengan plastik, hingga segala hal yang ada di sekitar kita pun menggunakan plastik. Dan kita menganggap tidak ada yang salah dari hal tersebut.

Padahal, plastik membutuhkan waktu hingga 1000 tahun untuk terurai. Sudah berapa banyak generasi manusia yang tercipta dalam kurun waktu tersebut, sementara plastik itu sendiri tak kunjung terurai? Memang, tidak mudah untuk mengubah kebiasaan yang sudah sedemikian mendarah daging, namun kita tetap bisa membiasakan diri untuk hidup tanpa plastik.

Sesimpel menggunakan tote bag ketika belanja, memakai sedotan stainless atau menggunakan botol air yang bisa digunakan berulang kali pun memiliki efek bagi lingkungan. Apalagi, jika kita melakukan effort lebih dengan mengajak keluarga serta teman untuk melakukan hal yang sama. One action is better than nothing at all, right?

2. Membuang-buang makanan yang masih layak

Sedih nggak sih begitu tau bahwa Indonesia berada di urutan kedua dalam daftar negara yang menyumbang food waste terbesar? Padahal, kita semua diajarkan sedari kecil untuk tidak membuang-buang makanan.

Di belahan dunia yang lain, masih ada orang-orang yang kelaparan dan mengalami malnutrisi akibat kurangnya makanan yang layak. Menurut laman Food and Agriculture Organization of United Nations (FAO), diperkirakan sekitar 1/3 makanan yang masih layak berujung menjadi limbah.

Bukan hanya tidak etis, food waste juga menjadi polemik global sebab dianggap menyia-nyiakan tanah, air, energi, tenaga kerja serta sumber daya alam lain yang digunakan untuk memproduksi makanan. FAO juga mencatat bahwa ada 1,3 triliun ton makanan yang hilang setiap tahunnya, dengan rincian 10 persen kehilangan saat produksi, 7 persen saat pengolahan pasca panen & distribusi, 1 persen kehilangan saat proses pengolahan, 6 persen kehilangan saat pemasaran dan 9 persen saat tahap konsumsi. Miris ya?

3. Pembuangan limbah baterai dan sampah elektronik yang tidak benar

Kita mungkin pernah diajari cara mendaur ulang sampah kertas atau plastik, namun rasanya sangat jarang mendapat edukasi terkait cara membuang limbah berbahaya. Sebut saja sampah baterai yang tidak lagi terpakai, apakah harus kita buang begitu saja di tempat sampah biasa?

Jawabannya: tidak. Limbah baterai mengandung merkuri, timbal dan bahan kimia berbahaya lainnya yang berbahaya bagi makhluk hidup, terlebih bagi satwa liar maupun biota laut.

Begitu pula dengan sampah elektronik lain, seperti kabel, gadget yang tak terpakai, televisi dan lain sebagainya. Idealnya, limbah elektronik diolah di tempat pengolahan khusus limbah berbahaya. Namun, di Indonesia sendiri pengolahan limbah elektronik belum begitu diperhatikan.

Di seluruh dunia, hanya ada 41 negara yang memiliki pengolahan limbah elektronik. Padahal, setiap tahunnya, ada 20-50 juta ton sampah elektronik yang berakhir di tempat pembuangan akhir dan hanya 10-18 persen yang didaur ulang. 

Baca Juga: 7 Benda yang Paling Mencemari Laut, Yuk Segera Kurangi Penggunaannya!

4. Mencuci muka hasilkan micro beads yang berbahaya bagi satwa laut

Pernah menjumpai bulir-bulir kecil pada produk face wash atau scrub yang kita pakai? Benda itu merupakan microbeads, sejenis plastik berukuran mikro yang biasa ditemukan di berbagai produk kecantikan. Microbeads berukuran antara 5μm hingga 1mm dan terbuat dari polimer sintetik seperti polyethylene, polylactic acid (PLA), polypropylene, polystyrene atau polyethylene terephthalate.

Meski berukuran mini, nyatanya dampak negatif dari microbeads cukup berbahaya, lho! Terlebih, bagi biota laut seperti ikan, karena microbeads tidak mudah hancur dan terurai.

Ketika microbeads tak sengaja tertelan oleh biota laut, ia akan merusak sistem pencernaan hewan tersebut. Ikan-ikan berukuran kecil akan salah menduga bahwa microbeads adalah makanannya dan akan menimbulkan kerusakan organ dan kematian dalam jangka panjang.

5. Mengonsumsi daging hewan

Merupakan hal yang wajar jika manusia mengonsumsi daging hewan. Nutrisi di dalamnya pun sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, tahukah kamu bahwa industri peternakan menyumbang gas metana dalam jumlah yang cukup besar?

Gas metana sendiri merupakan gas rumah kaca yang paling banyak diproduksi di dunia dan menyebabkan pemanasan global. Gas metana dihasilkan dari kotoran hewan dan fermentasi enternik.

Semakin banyak kebutuhan akan daging hewan, maka semakin banyak pula hewan yang dipelihara dan menyebabkan jumlah gas metana kian meningkat. Gas metana dari sapi mencapai 14,5 persen dari total emisi gas rumah kaca di dunia. Padahal, metana mempertipis lapisan ozon yang melindungi bumi, sehingga suhu bumi perlahan-lahan meningkat. Ngeri ya?

6. Pembakaran mesin kendaraan pribadi menyumbang polusi udara

Apakah ada kegiatan manusia yang dapat merusak ekosistem jelaskan dengan satu contoh?
accreditedinvestornews.com

Ketika sudah memasuki usia 17 tahun, biasanya orangtua kita akan menawarkan kendaraan pribadi, baik motor atau mobil, untuk dipakai sehari-hari. Bagi kita, mengendarai kendaraan pribadi merupakan prestise. Namun, semakin banyak kendaraan pribadi ternyata berbahaya bagi bumi, lho.

Nyatanya, gas buangan dari kendaraan pribadi mengandung hidrokarbon dan nitrogen oksida yang bereaksi bersama sinar matahari untuk meningkatkan ozon. Karbon monoksida juga ikut diproduksi yang mengancam kesehatan manusia sekaligus berkontribusi signifikan pada pemanasan global. Idealnya, akan lebih baik jika kita menggunakan kendaraan umum atau transportasi massal, meskipun kendaraan umum sendiri masih belum terlalu memadai di negara kita.

7. Penggunaan air conditioner (AC) yang berlebihan

Siang lagi terik-teriknya? Gak usah khawatir! Di zaman yang serba canggih ini, kamu hanya perlu menghidupkan AC dan dalam hitungan menit, ruangan akan dingin seketika. Meski praktis dan berguna, nyatanya AC menyimpan efek negatif juga, lho.

AC dikenal sebagai peralatan elektronik yang mengonsumsi daya listrik yang cukup besar. AC berkapasitas 1 PK saja membutuhkan 800-900 watt listrik. Selain boros listrik, AC juga menyumbang pada peningkatan gas rumah kaca.

Terlebih, senyawa hydroflourocarbons (HFC) yang berkontribusi pada global warming. Menggunakan AC secara bijak dan mematikannya di saat tidak dibutuhkan adalah solusi kecil untuk peduli pada bumi.

Itulah hal-hal kecil yang biasa kita lakukan namun berpotensi untuk merusak lingkungan. Gak nyangka kan? Oleh karena itu, merupakan tugas kita semua untuk turut serta menjaga bumi serta melakukan segala sesuatu dengan bijak. Satu aksi kecil tentu lebih baik dibanding diam dan tak melakukan apapun, benar kan?

Baca Juga: Tidak Kalah Mengancam Kita! Simak 7 Trivia Seputar Polusi Cahaya Ini

Apakah ada kegiatan manusia yang dapat merusak ekosistem jelaskan dengan satu contoh?

Ilustrasi kerusakan ekosistem lingkungan: Warga memancing ikan di aliran sungai yang tercemar dan penuh sampah di Kali Jambe Kelurahan Jatimulya Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. /TOMMI ANDRYANDY/PR

PORTAL JEMBER - Pada materi tema 9 kelas 4 SD dan MI halaman 107 Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017, terdapat pertanyaan mengenai kegiatan manusia yang bisa merusak ekosistem lingkungan.

Lantas, apa saja kegiatan manusia yang bisa merusak ekosistem lingkungan?

Dilansir PORTAL JEMBER dari berbagai sumber, berikut adalah kegiatan manusia yang bisa merusak ekosistem lingkungan.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 4 SD Halaman 81, 82, 83, 84 Subtema 2, Keunikan Daerah Tempat Tinggalku

Baca Juga: Kunci Jawaban Tematik Tema 7 Subtema 2 kelas 4 SD Halaman 57, 59, 60, 61 Lengkap!

>

Contoh Kegiatan Manusia yang Bisa Merusak Ekosistem Lingkungan

1. Penebangan hutan secara liar.

2. Pembakaran hutan demi membuka lahan baru.

3. Membangun kawasan penduduk di bantaran sungai.

Apa saja kegiatan manusia yang bisa merusak ekosistem lingkungan? Foto: Unsplash

Ekosistem merupakan hubungan timbal balik yang tidak bisa dipisahkan antara makhluk hidup dan lingkungan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekosistem diartikan sebagai keanekaragaman suatu komunitas dan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan ekologi dalam alam.

Singkatnya, ekosistem merupakan komunitas organik yang terdiri atas tumbuhan dan hewan bersama dengan habitatnya. Hal ini menandakan bahwa ekosistem menjadi salah satu bagian penting untuk kehidupan makhluk hidup yang ada di muka bumi.

Ekosistem juga memiliki komponen-komponen di dalamnya. Mengutip buku Modul 1: Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem karya Dr. Suyud Warno Utomo, M.Si, dkk, terdapat setidaknya dua komponen di dalam ekosistem.

  • Komponen abiotik merupakan komponen yang tidak hidup. Misalnya, seperti tanah, air, matahari, angin, dan energi.

  • Komponen biotik merupakan komponen yang terdiri dari semua makhluk hidup di dalam suatu ekosistem.

Komponen biotik dibagi menjadi dua macam lagi, yaitu organisme autotrof (mampu membuat makanannya sendiri) dan organisme heterotrof (tidak mampu membuat makanannya sendiri).

Adanya berbagai macam komponen tersebut bertujuan agar semua ekosistem yang ada di bumi bisa berjalan dengan baik. Selain itu, agar memberikan manfaat yang baik untuk kehidupan.

Namun, untuk menjaga ekosistem tersebut, manusia sendiri perlu memiliki inisiatif agar tidak merusaknya. Sebab, terkadang perilaku manusia yang terus-menerus tidak menjaga kelestarian bisa berdampak buruk pada ekosistem.

Oleh karena itu, keberadaan ekosistem lingkungan ini perlu dijaga dengan baik. Lalu, apa saja kegiatan yang sebenarnya tidak disadari manusia yang justru bisa merusak ekosistem?

Mengutip buku Jurus Rahasia Mendapatkan Nilai 100 Ke 6: 100% Dijamin Naik Kelas oleh Fera Paujiyanti S.Pd, berikut penjelasannya.

Apa saja kegiatan manusia yang bisa merusak ekosistem lingkungan? Foto: Unsplash

Tidak bisa dipungkiri bahwa ekosistem juga bisa mengalami perubahan karena faktor alam atau justru ulah manusia. Kegiatan yang tidak disadari itulah yang justru merusak ekosistem, baik di darat maupun perairan.

1. Membuang limbah pabrik ke sungai

Sungai merupakan tempat bagi ekosistem perairan bertahan hidup. Jika limbah pabrik di buang secara sembarangan ke sungai, ikan yang hidup di sungai akan mengalami keracunan dan mati.

2. Penebangan hutan secara liar

Indonesia kaya akan hutan tropis di dalamnya, tapi masih banyak manusia yang bersikap semena-mena dan menebang pohon secara liar. Ketika pohon sudah mulai berkurang keberadaannya, bukan tidak mungkin jika bencana alam terjadi.

Manusia seringkali memanfaatkan hewan untuk dirinya sendiri. Tak heran apabila banyak kejadian seperti pemburuan hewan liar yang dilakukan hanya untuk mendapatkan uang. Misalnya, memburu gading pada gajah hingga kulit harimau.

4. Penangkapan ikan di laut

Masyarakat di daerah pantai merupakan kelompok orang yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan. Tujuannya tentu memancing ikan dan kemudian di jual untuk memenuhi kebutuhan.

Meski tidak salah, sebaiknya penangkapan ikan di laut jangan sampai berpengaruh pada kerusakan ekosistem di dalamnya, seperti terumbu karang. Jangan menggunakan alat pancing yang justru memperburuk ekosistem lingkungan