Apa yang kalian ketahui tentang tari gambyong

Jakarta -

Perkembangan seni tari jauh lebih baik dibandingkan dengan zaman sebelumnya. Semenjak Indonesia merdeka ada banyak jenis tari yang difungsikan kembali, seperti di tarian daerah Jawa Tengah.

Dikutip dalam buku "Mengenal Seni Tari Indonesia" oleh Muryanto, S.Pd beberapa fungsi tarian adalah untuk upacara adat tetap lestari di daerah, tarian sebagai media upacara keagamaan tetap berkembang di Bali hingga tarian sebagai hiburan memegang peranan cukup besar untuk disajikan pada masyarakat guna melepas lelah.

Di daerah Jawa Tengah ada beberapa tarian yang populer, apa saja?

Tari Gambyong adalah tarian asal Jawa Tengah yang merupakan perkembangan Tari Tayub. Gambyong berasal dari nama penari Tari Tayub yang diundang Sri Sunan Pakubuwana untuk menciptakan tari penyambut tamu.

Tari Gambyong sering digunakan sebagai penyambut tamu dan sebagai hiburan. Tarian ini menggambarkan kegembiraan. Selain itu, tarian tradisional ini juga digunakan sebagai sarana ritual upacara pertanian untuk kesuburan padi.

2. Tari Beksan Wireng


Tari Beksan Wireng berasal dari Jawa Tengah tepatnya Kasunanan Surakarta atau sekarang lebih dikenal dengan Kota Solo. Tarian ini berasal dari kata beksan yang berarti tari dan wiring yang berasal dari gabungan kata wira (perwira) dan aeng (prajurit yang unggul).

3. Tari Gambir Anom

Tarian daerah Jawa Tengah selanjutnya adalah tari Gambir Anom. Tarian ini berasal dari Surakarta. Menurut sejarahnya, tarian ini menjadi salah satu tarian tradisional yang sering ditampilkan di Keraton dengan tujuan menyambut tamu agung.

Beberapa gerakannya menggambarkan tentang sosok tokoh pewayangan yang bernama Irawan Putra Arjuna yang dirinya jatuh cinta kepada seorang wanita. Sehingga awalnya tarian ini dibawakan oleh laki-laki namun kini tariannya dibawakan oleh wanita.

4. Tari Prawiroguno

Tarian ini menggambarkan situasi kondisi peperangan di masa penjajahan. Gerakan tarian daerah Jawa Tengah yang dinamis dengan pakaian layaknya sedang dalam perang karena dilengkapi dengan properti tameng atau tombak.

5. Tari Srimpi

Tari srimpi adalah tari Jawa klasik yang memiliki nuansa kerajaan. Hanya ditampilkan dalam waktu tertentu. Karena tari Srimpii awalnya hanya ditampilkan di depan raja serta kerabat kerajaan.

Tarian ini sudah ditemukan sejak zaman kerajaan Mataram. Tarian ini berfungsi sebagai tari pengiring pada upacara kerajaan. Sifat religius tari ini berkenaan dengan tugasnya sebagai pembawa benda-benda keramat milik kerajaan.

6. Tari Jathilan

Tarian Jawa Tengah berikutnya yakni tari Jathilan. Tari ini berfungsi sebagai tontonan. Gerakan tarian ini meniru gerakan kijang.

7. Tari Bedaya

Tari Bedaya berasal dari keraton. Tarian daerah Jawa Tengah ini dibawakan oleh 9 orang penari putri yang diibaratkan sebagai bidadari yang sedang menari.

8. Tarian Gandrung

Tarian Gandrung, tarian ini sangat populer dan dimainkan berpasangan, yang melambangkan kerukunan. Penari pria mengenakan busana yang melambangkan ksatria seperti Gatot Kaca.

Itulah beberapa tarian daerah Jawa Tengah. Para siswa perlu mengetahui karena ini masuk ke dalam pelajaran kesenian lho.

Simak Video "Benteng Angker Karang Bolong, Cerita Misteri Pulau Nusakambangan"



(lus/pay)


Page 2

Jakarta -

Perkembangan seni tari jauh lebih baik dibandingkan dengan zaman sebelumnya. Semenjak Indonesia merdeka ada banyak jenis tari yang difungsikan kembali, seperti di tarian daerah Jawa Tengah.

Dikutip dalam buku "Mengenal Seni Tari Indonesia" oleh Muryanto, S.Pd beberapa fungsi tarian adalah untuk upacara adat tetap lestari di daerah, tarian sebagai media upacara keagamaan tetap berkembang di Bali hingga tarian sebagai hiburan memegang peranan cukup besar untuk disajikan pada masyarakat guna melepas lelah.

Di daerah Jawa Tengah ada beberapa tarian yang populer, apa saja?

Tari Gambyong adalah tarian asal Jawa Tengah yang merupakan perkembangan Tari Tayub. Gambyong berasal dari nama penari Tari Tayub yang diundang Sri Sunan Pakubuwana untuk menciptakan tari penyambut tamu.

Tari Gambyong sering digunakan sebagai penyambut tamu dan sebagai hiburan. Tarian ini menggambarkan kegembiraan. Selain itu, tarian tradisional ini juga digunakan sebagai sarana ritual upacara pertanian untuk kesuburan padi.

2. Tari Beksan Wireng


Tari Beksan Wireng berasal dari Jawa Tengah tepatnya Kasunanan Surakarta atau sekarang lebih dikenal dengan Kota Solo. Tarian ini berasal dari kata beksan yang berarti tari dan wiring yang berasal dari gabungan kata wira (perwira) dan aeng (prajurit yang unggul).

3. Tari Gambir Anom

Tarian daerah Jawa Tengah selanjutnya adalah tari Gambir Anom. Tarian ini berasal dari Surakarta. Menurut sejarahnya, tarian ini menjadi salah satu tarian tradisional yang sering ditampilkan di Keraton dengan tujuan menyambut tamu agung.

Beberapa gerakannya menggambarkan tentang sosok tokoh pewayangan yang bernama Irawan Putra Arjuna yang dirinya jatuh cinta kepada seorang wanita. Sehingga awalnya tarian ini dibawakan oleh laki-laki namun kini tariannya dibawakan oleh wanita.

4. Tari Prawiroguno

Tarian ini menggambarkan situasi kondisi peperangan di masa penjajahan. Gerakan tarian daerah Jawa Tengah yang dinamis dengan pakaian layaknya sedang dalam perang karena dilengkapi dengan properti tameng atau tombak.

5. Tari Srimpi

Tari srimpi adalah tari Jawa klasik yang memiliki nuansa kerajaan. Hanya ditampilkan dalam waktu tertentu. Karena tari Srimpii awalnya hanya ditampilkan di depan raja serta kerabat kerajaan.

Tarian ini sudah ditemukan sejak zaman kerajaan Mataram. Tarian ini berfungsi sebagai tari pengiring pada upacara kerajaan. Sifat religius tari ini berkenaan dengan tugasnya sebagai pembawa benda-benda keramat milik kerajaan.

6. Tari Jathilan

Tarian Jawa Tengah berikutnya yakni tari Jathilan. Tari ini berfungsi sebagai tontonan. Gerakan tarian ini meniru gerakan kijang.

7. Tari Bedaya

Tari Bedaya berasal dari keraton. Tarian daerah Jawa Tengah ini dibawakan oleh 9 orang penari putri yang diibaratkan sebagai bidadari yang sedang menari.

8. Tarian Gandrung

Tarian Gandrung, tarian ini sangat populer dan dimainkan berpasangan, yang melambangkan kerukunan. Penari pria mengenakan busana yang melambangkan ksatria seperti Gatot Kaca.

Itulah beberapa tarian daerah Jawa Tengah. Para siswa perlu mengetahui karena ini masuk ke dalam pelajaran kesenian lho.

Simak Video "Benteng Angker Karang Bolong, Cerita Misteri Pulau Nusakambangan"


[Gambas:Video 20detik]
(lus/pay)

Apa yang kalian ketahui tentang tari gambyong
Apa yang kalian ketahui tentang tari gambyong
Foto Penari Gambyong Langenkusuma di Istana Mangkunegaran Oleh Kembangraps

Tari Gambyong dikenal sebagai salah satu bentuk tari tradisional yang berasal dari wilayah Surakarta. Tarian ini biasa dibawakan dalam pertunjukan atau menyambut tamu.

Gambyong tidak hanya terdiri dari satu tarian saja, melainkan ada beragam koreografi yang ditampilkan. Tari Gambyong Pareanom dan Tari Gambyong Pangkur merupakan koreografi yang paling populer.

Meskipun memiliki beragam koreografi, namun tarian ini tetap memiliki gerakan dasar yang sama, yaitu gerakan tayub/tlèdhèk.

Pada awalnya, Tari Gambyong diciptakan hanya untuk penari tunggal, namun karena semakin berkembang, saat ini tarian gambyong dibawakan oleh 3 sampai 5 orang penari. Tarian ini juga menjadi kebanggaan bagi masyarakat Jawa Tengah dan masih bertahan hingga saat ini.

Hal ini dikarenakan, minat yang tinggi dari masyarakat terhadap kesenian tari Jawa Tengah dan dapat dilihat pula dari didirikannya sanggar-sanggar tari yang telah banyak melatih para penari pemula, mulai dari usia dini hingga dewasa.

Sejarah Tari Gambyong

Seperti yang dilansir dpad.jogjaprov.go.id  pada Serat Centhini, kitab yang ditulis pada masa pemerintahan Pakubuwana IV (1788-1820) dan Pakubuwana V (1820-1823),  telah menyebutkan adanya gambyong sebagai tarian tlèdhèk.

Salah seorang penata tari pada pemerintahan Pakubuwana IX (1861-1893) bernama K.R.M.T. Wreksadiningrat menggarap tarian rakyat ini agar pantas untuk dipertunjukkan di kalangan para bangsawan atau priyayi.

Tarian rakyat yang telah diperhalus ini menjadi populer dan biasa ditampilkan dihadapan para tamu di lingkungan Istana Mangkunegaran saat itu.

Pada 1950  perubahan penting terjadi pada tari gambyong. Nyi Bei Mintoraras, seorang pelatih tari dari Istana Mangkunegaran pada masa Mangkunegaran VIII, membuat versi gambyong yang “dibakukan”, dan dikenal sebagai Gambyong Pareanom.

Apa yang kalian ketahui tentang tari gambyong
Pernikahan Gusti Nurul, putri Mangkunegara VII, dan RM Soejarso Soerjosoerarso, sepupunya, pada 24 Maret 1951 Sumber KITLV

Koreografi tersebut dipertunjukkan pertama kalinya pada upacara pernikahan Gusti Nurul yang merupakan saudara perempuan Mangkunegaran VIII di tahun 1951.

Karena tarian ini disukai oleh masyarakat, banyak versi-versi lain bermunculan yang dikembangkan untuk konsumsi masyarakat luas.

Makna Tari Gambyong

Selain sejarah, Tari Gambyong juga memiliki makna yang tentunya perlu kita ketahui juga.

Awalnya tarian ini digunakan pada upacara ritual pertanian yang bertujuan untuk kesuburan padi sehingga para petani bisa memperoleh panen yang melimpah.

Pada upacara ritual tersebut, para penari yang sedang melakukan gerakan tari digambarkan sebagai Dewi Padi (Dewi Sri).

Seiring perkembangannya, tari gambyong kini ditampilkan untuk memeriahkan acara resepsi perkawinan hingga menyambut tamu-tamu kehormatan atau kenegaraan.

Ciri Khusus dan Gerakan Tari

Membahas mengenai tari tradisional, nampaknya kurang afdol jika kita tidak membahas tentang kostum yang digunakan serta gerakan tari yang ditampilkan.

Untuk segi kostum, para penari Tari Gambyong biasanya menggunakan pakaian bernuansa warna kuning dan hijau sebagai simbol kemakmuran dan kesuburan.

Biasanya para penari dilengkapi dengan sanggul dan kemben. Walaupun begitu, penampilan mereka tetap terlihat elegan dan menunjukkan ekspresi yang anggun.

Sebelum tarian dimulai, selalu dibuka dengan gendhing Pangkur. Teknik gerak, irama iringan tari serta pola kendhangan mampu menampilkan karakter tari yang luwes, kenes, kewes, dan tregel.

Sedangkan untuk gerakan tarinya, terdiri dari tiga bagian, yaitu awal, isi, dan akhir atau dalam  istilah tari Jawa gaya Surakarta disebut dengan maju beksan, beksan, dan mundur beksan.

Pusat dari keseluruhan tarian ini terletak pada gerak kaki, lengan, tubuh, dan juga kepala. Gerakan kepala dan juga tangan adalah ciri khas utama Tari Gambyong.

Selain itu, pandangan mata juga mengiringi atau mengikuti setiap gerak tangan dengan cara memandang ke arah jari-jari tangan. Bahkan setiap gerakan harus beriringan dengan lantunan musik yang dibawakan.

Terakhir, gerakan kaki yang begitu harmonis dan seirama membuat tarian gambyong menjadi indah dilihat.