Apa yang kalian ketahui tentang kristalisasi

Pengertian Kristalisasi – Hello para pembaca dosenpintar.com, sering kali kita melihat di laboratorum, bahkan dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat beberapa zat tidak murni ,Cara memurnikan zat tersebut bisa digunakan berbagai cara, jika zat tersebut merupkan zat cair dapat dilakukan dengan metode destlasi, adapun jika zat tersebut merupakan padatan, maka tekhnik pemisahan yang dilakukan adalahd engan metode kristalisasi, namun jika zat padat tersebut mudah menguap, maka pemurniannya dilakukan dengan metode sublimasi pada artikel kali ini kita akan membahas materi dalam pelajaran kimia mengenai apa itu kristalisasi beserta contohnya. Yuk langsung aja kita simak artikel  ulasan lengkapnya di bawah ini.

Apa yang kalian ketahui tentang kristalisasi

Bila suatu zat padat dicampur dengan cairan maka zat ini akan larut dalam cairan dan ketika kita terus menambahkan lebih banyak zat ini ke cairan, kita akan mencapai titik di mana setelah titik ini zat padat ini tidak lagi bisa dilarutkan dalam cairan nah, titik ini disebut sebagai titik jenuh, dan larutan ini disebut larutan jenuh.

Ketika zat pelarut mengalami penguapan, maka akan tertinggal zat-zat terlarut di tempat asal.

Zat padat terlarut akan keluar dari larutan dan akan terbentuk kristal yang terakumulasi di bawah permukaan larutan.

Kristalisasi Adalah

Prose pemisahan komponen partikel zat padat yang terlarut di suatu larutan ketika zat padat ini menjadi kristal.

Proses Kristalisasi

Proses kristalisasi terdiri dari dua tahap utama, yang pertama adalah nukleasi dan yang kedua adalah pertumbuhan kristal. Nukleasi adalah langkah pertama di mana molekul padat yang terdispersi dalam larutan akan bergabung dan membentuk ikatan, agregat padatan ini membentuk biji kristal berukuran nanometer (sangat kecil), tetapi bibit kaca belum stabil, Anda membutuhkan ukuran tertentu agar biji kristal stabil.

Baca Juga :  Teori Asam Basa : Pengertian, Sifat, Menurut Para Ahli

Pertumbuhan kristal adalah proses nukleasi lanjutan, di mana kristal nuklei atau biji yang telah mencapai ukuran tertentu akan bergabung dengan atom lain untuk membentuk struktur kristal yang sama, sehingga ukuran kristal akan meningkat. Munculnya pertumbuhan kristal hanya dapat terjadi karena sistem terlalu jenuh (oleh senyawa yang membentuk kristal), sehingga ukuran kristal akan meningkat terus menerus hingga sistem (larutan) tidak lagi dalam keadaan yang sangat jenuh.

Contoh Proses Kristalisasi:

Pembentukan Stalaktit dan Stalagmit

Atalaktit dan stalagmit terbentuk ketika kapur larut dalam air dan membentuk kristal untuk menghasilkan formasi di dalam gua. Stalaktit adalah formasi di langit-langit gua yang terbentuk ketika air yang mengandung kapur menetes dan stalagmit terbentuk ketika tetesan ini mencapai permukaan gua dan membentuk kristal.

Pemurnian Gula

Gula merupakan kristal yang dihasilkan dari peng-kristalan zat gula yang terdapat di sari tebu. Sari tebu ini campurkan samapi titik jenuh dan disuling dengan pemanansan sehingga menyisakan kristal gula.

Pembentukan Salju

Salju adalah kristal yang terbentuk dari air yang dibekukan dalam es padat.

Jenis – Jenis Proses Kristlalisasi

Untuk proses kristlalisasi dapat dibagi menjadi 3 proses

  1. Kristalisasi dari larutan
  2. Kristalisasi dari lelehan
  3. Kristalisasi dari Fase uap

Penggunaan kristalisasi

Ada banyak kegunaan kristalisasi di dunia industri, termasuk:

  1. Industri garam dapur menggunakan konsep kristalisasi dalam pembuatan kristal garam.
  2. Industrial kaca menggunakan teori kristalisasi silika untuk membuat kaca.
  3. Industri gula, gula pasir adalah kristal glukosa di mana proses produksinya melibatkan proses kristalisasi.
  4. Industri makanan, seperti produksi bubuk kopi instan tanpa pulp, menggunakan metode kristalisasi, sehingga kristal kafein dan gula dapat larut dengan cepat dalam air panas.

Baca Juga :  Jari-Jari Atom

Demikianlah artikel Pengertian Kristalisasi beserta ulasan lengkapnya. Semoga artikel ini bisa membantu para pembaca dosenpintar.com sampai bertemu lagi di artikel selanjutnya

Baca Juga :

Sebutkan 4 (Empat) Metode Pemisahan Campuran! 

Jawab:

Empat metode pemisahan campuran :

1. Filtrasi

2. Distilasi

3. Kromatografi

4. Sublimasi

Penjelasan :

Pemisahan campuran dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan berdasarkan pada kriteria tertentu dan wujud zatnya.

Berikut ini adalah beberapa metode pemisahan campuran.

1. Penyaringan (filtrasi)

Penyaringan merupakan teknik pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel zat terlarut.

Biasanya, cara pemisahan campuran ini digunakan untuk memisahkan campuran antara zat padat dalam suatu suspensi dengan ukuran partikel-partikel zat padat yang lebih besar dari ukuran partikel-partikel zat lain dalam campuran suspensi tersebut,

Penyaringan yang biasa dilakukan di dalam laboratorium menggunakan kertas saring. Contohnya adalah menyaring suspensi pasir dengan air.

Butiran-butiran pasir akan tertahan pada kertas saring, sedangkan air akan lolos melewati ketas saring. Larutan yang lolos melalui saringan (air) disebut filtrat, sedangkan materi yang tertahan pada kertas saring (pasir) dinamakan residu.

2.  Pemusingan (sentrifuge)

Melalui pemusingan, akan mempercepat menghasilkan gaya sentrifugal yang lebih besar daripada gaya gravitasi, sehingga partikel tersuspensi terendapkan di dasar tabung reaksi. Selanjutnya, filtrat dapat dipisahkan dari residunya dengan cara dekantasi.

Langkah-langkah dalam melakukan sentrifuge adalah sebagai berikut.

  • Suspensi dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi.
  • Tabung lainnya diisi dengan air dan digunakan sebagai penyeimbang tabung pertama.
  • Selama dipusingkan, partikel padatan akan mengendap di dasar tabung.
  • Endapan yang memadat di dasar tabung dipisahkan dari cairannya melalui dekantasi.

3.  Penguapan

Pemisahan campuran dengan sistem penguapan didasarkan pada mudah atau tidaknya suatu komponen menguap. Campuran yang terdiri atas zat terlarut mudah menguap dan zat terlarut yang tidak menguap dapat dipisahkan dengan cara penguapan.

Cara pemisahannya dengan memanaskan campuran tersebut pada suhu titik didih zat terlarut yang mudah menguap, sehingga zat terlarut terlebih dahulu menguap dan meninggalkan zat pelarutnya.

Contoh pemisahan campuran yang menggunakan teknik penguapan adalah pembuatan garam dapur.

4.  Kristalisasi

Kristalisasi merupakan proses pemurnian zat padat berdasarkan perbedaan kelarutan dengan pelarutnya. Contoh kristalisasi adalah pemisahan air tebu dari ampas tebu untuk membentuk gula tebu.

Pada kristalisasi, larutan pekat didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal. Pengkristalan terjadi karena kelarutan berkurang pada saat suhu diturunkan.

5.  Distilasi (Penyulingan)

Distilasi merupakan pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih. Metode distilasi dapat digunakan untuk memisahkan air dari larutan teh, pemurnian minyak bumi menjadi fraksi-fraksi, dan pemurnian air laut.

6.  Ekstraksi

Pemisahan campuran dengan cara ekstraksi didasarkan pada perbedaan kelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda. Ekstraksi dapat dilakukan dengan menggunakan corong pisah.

Contoh pemisahan campuran dengan cara ekstraksi adalah pemisahan ion dari dalam air dan pemisahan campuran minyak dan air.

7.  Sublimasi

Sublimasi merupakan peristiwa berubahnya zat padat menjadi uap, kemudian kembali menjadi padat.

Cara ini digunakan untuk memisahkan campuran yang salah satu komponennya dapat menyublim, sedangkan yang lainnya tidak dapat menyublim. Contohnya adalah pemisahan iodin dari campuran pasir – iodin.

8.  Kromatografi

Kromatografi merupakan teknik pemisahan campuran dalam berbagai wujud, baik padat, cair, maupun gas.

Prinsip kerja kromatografi adalah perbedaan kecepatan merambat suatu zat terhadap zat lain dalam media tertentu.

Teknik kromatografi digunakan untuk memisahkan zat warna dalam tinta, memisahkan asam-asam amino, dan memisahkan campuran minyak bumi.

Suatu medium pelarut (misalnya air) dapat meresap atau bergerak melalui medium lain (misalnya kertas) dengan membawa zat-zat yang larut di dalamnya.

Zat yang mudah larut dalam air, akan terbawa oleh resapan air tersebut, sedangkan zat yang sukar larut akan relatif diam, sehingga komponen-komponen pada campuran akan terpisah.

Pada proses kromatografi terdapat beberapa fase yaitu fase tetap dan fase bergerak. Fase tetap biasanya berupa padatan, sedangkan fase bergerak biasanya berbentuk cair atau gas.