Lihat Foto KOMPAS.com - Secara umum, pangan adalah bahan yang mudah rusak atau perishable foods. Hal ini disebabkan tingginya kadar ari di dalam bahan pangan tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan teknik pengawetan makanan. Tujuan pengawetan makananDilansir dari BPPSDMK Kementerian Kesehatan, berikut adalah tujuan dari pengawetan makanan:
Teknik pengawetan makananAda tiga macam teknik pengawetan makanan, yaitu pengawetan fisika, biologi, dan kimiawi. 1. Teknik pengawetan fisikaTeknik pengawetan fisika adalah teknik yang menggunakan intervensi secara fisik. Yang tergolong ke dalam pengawetan fisika adalah pendinginan, pemanasan, pembekuan, pengasapan, pengeringan, iradiasi, dan pembuatan tepung. Contoh pengawetan fisika antara lain, memasak rendang hingga kering, menyimpan makanan di kulkas dan freezer, menjemur cabai hingga kering, dan mengasapi ikan hingga kering. Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Freezer Kulkas Membekukan Makanan? 2. Teknik pengawetan biologiPengawetan biologi adalah teknik yang menambahkan mikroorganisme untuk membantu makanan lebih awet. Pengawetan secara biologi terdiri dari tiga jenis, yaitu fermentasi bakteri, peragian, dan fermentasi enzim. Fermentasi bakteri contohnya pada pembuatan olahan susu, seperti keju dan yoghurt. Sedangkan peragian atau menggunakan jamur umum digunakan pada pembuatan tapai dan tempe. Teknik yang digunakan dalam pengolahan cokelat adalah fermentasi biji kakao yang melibatkan bakteri dan jamur. 3. Teknik pengawetan kimiawiTeknik pengawetan kimiawi adalah dengan cara menambahkan beberapa zat kimiawi, contohnya gula, garam, dan zat sintetis. Yang termasuk teknik pengawetan kimiawi, antara lain pengasinan dan pengawetan. Sedangkan bahan sintetis yang biasa ditambahkan untuk pengawetan kimiawi antara lain asam benzoat, asam propionat, asam sorbat, kalium benzoat, dan kalsium sorbat. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Baca berikutnya MEDIAACEH.CO, Jakarta – Industri makanan saat ini sudah berkembang pesat, sehingga banyak jenis makanan yang diperkenalkan kepada masyarakat lewat berbagai platform. Meski demikian, Anda harus tetap waspada terhadap bahan pengawet makanan tersebut, yang mungkin saja mengandung bahan kimia berbahaya. Makanan sehat sebenarnya adalah makanan yang tidak mengandung bahan yang dapat merugikan tubuh ketika dikonsumsi. Sayangnya, untuk memperkaya mutu dari makanan, biasanya produsen menambahkan bahan tertentu. Tak jarang, bahan yang ditambahkan tersebut kerap menggunakan bahan kimia dan mungkin dapat menimbulkan masalah kesehatan. Bahan ini pun ditambahkan secara sengaja bukan untuk menambah citarasa, warna, tekstur dan penampilan dari makanan, tetapi untuk membuat makanan lebih tahan lama ketika disimpan. Di antara beragam pewarna, pengawet, penyedap rasa, pemucat, pengental, dan antioksidan, bahan pengawet termasuk yang paling sering digunakan untuk meningkatkan mutu makanan sekaligus memperpanjang umur makanan, sehingga terhindar dari pertumbuhan kuman penyebab penyakit. Pengawet makanan sendiri ditambahkan dalam makanan dengan berbagai cara. Berikut ini adalah beberapa bentuk teknik penambahan bahan pengawet dalam makanan:
Selain tekniknya, jika pembuat makanan ingin menambahkan bahan pengawet harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
Meski terdapat bahan pengawet makanan yang dianggap aman, Anda tetap perlu waspada saat akan membeli produk makanan. Selain itu, ketahui tingkat keamanan bahan pengawet yang digunakan dalam makanan tersebut. Beragam jenis bahan pengawet makanan Bahan pengawet bisa terbuat dari bahan alami maupun kimia. Nah, berikut ini adalah beberapa jenis bahan pengawet kimiawi yang perlu Anda ketahui beserta tingkat keamanannya jika dikonsumsi: Asam benzoat Asam sitrat Belerang (sulfur) dioksida Asam propionate Sorbetes Boraks (Natrium tetraborate) Formalin Meskipun beberapa bahan kimia di atas aman digunakan untuk mengawetkan makanan, namun Anda tetap harus bijak menggunakannya dengan memperhatikan dosis dan aturan pakai agar tetap aman dikonsumsi. Beberapa gejala yang sering terjadi akibat penggunaan bahan pengawet makanan yang berlebihan adalah muntah, sakit kepala, diare atau muncul gejala alergi seperti gatal, kemerahan di kulit dan bengkak di beberapa area tubuh. Sumber: Klikdokter.com Ada usul agar Teknologi Penyimpanan Pangan digabungkan ke artikel ini. (Diskusikan) Diusulkan sejak Februari 2022. Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan.[1] Dalam mengawetkan makanan harus diperhatikan jenis bahan makanan yang diawetkan, keadaan bahan makanan, cara pengawetan, dan daya tarik produk pengawetan makanan.[1] Teknologi pengawetan makanan yang dikembangkan dalam skala industri masa kini berbasis pada cara-cara tradisional yang dikembangkan untuk memperpanjang masa konsumsi bahan makanan.[1] Selain itu, pengertian lain dari pengawetan merupakan suatu teknik dan tindakan yang dilakukan oleh manusia agar bahan makanan dapat bertahan lama dan tidak mudah rusak.[2] Pada umumnya bahan pengawet memiliki kegunaan dalam memperpanjang masa penyimpanan bahan makanan. Bahan ini digunakan agar mikroba dalam makanan tidak terurai , memfermentasi hingga menimbulkan asam pada makanan. Bahan pengawet dapat berasal dari sumber alamiah maupun sintetik tergantung dari segi penerapan bahan pengawet itu kemudian disesuaikan dengan jenis bahan makanan yang akan diawetkan. Sejak manusia dapat berbudidaya tanaman dan hewan, hasil produksi panen menjadi berlimpah.[1] Namun bahan-bahan tersebut ada yang cepat busuk, makanan yang disimpan dapat menjadi rusak, misalnya karena oksidasi atau benturan.[1] Contohnya lemak menjadi tengik karena mengalami reaksi oksidasi radikal bebas. Untuk menangani hal tersebut, manusia melakukan pengawetan pangan,[1] sehingga bahan makanan dapat dikonsumsi kapan saja dan dimana saja, tetapi dengan batas kedaluwarsa, dan kandungan kimia dan bahan makanan dapat dipertahankan.[1] Selain itu, pengawetan makanan juga dapat membuat bahan-bahan yang tidak dikehendaki seperti racun alami dan sebagainya dinetralkan atau disingkirkan dari bahan makanan.[1] Perlu diketahui bahwa tidak semua bahan makanan dapat bertahan lama sehingga tidak perlu diawetkan. Pengawetan makanan ini tergantung pada tujuannya agar dapat disimpan dalam waktu yang lama sehingga ketika di konsumsi bahan makanan tersebut masih layak dan baik. Ada banyak sekali pengawetan makanan berdasarkan jenis makanan tersebut. Seseorang harus memahami yang mana bahan makanan yang cocok untuk diawetkan kemudian mengetahui teknik tertentu.[3] Teknik pengawetan makanan tidak hanya dilakukan pada proses pembekuan saja melainkan teknik-teknik lainnya. pendinginan di lemari pendingin merupakan salah satu cara untuk mengawetkan makanan Cara pengawetan bahan makanan dapat disesuaikan dengan keadaan bahan makanan, komposisi bahan makanan, dan tujuan dari pengawetan.[1] Secara garis besar ada dua cara dalam mengawetkan makanan, yaitu fisik serta biologi dan kimia.[4] FisikPengawetan makanan secara fisik merupakan yang paling bervariasi jenisnya, contohnya adalah[butuh rujukan]:
BiokimiaPengawetan makanan secara biokimia secara umum ditempuh dengan penambahan senyawa pengawet, seperti:[4]
Prinsip pengawetan pangan ada tiga, yaitu:[7]
|