Apa yang dimaksud dengan teknik probabilitas

Non probability sampling adalah teknik sampling yang di mana tidak setiap individu dalam populasi memiliki peluang untuk terpilih. Probability sampling juga sering disebut dengan non random sampling, dan dalam Bahasa Indonesia disebut metode pengambilan sampel non probabilitas.

Apa yang dimaksud dengan teknik probability sampling?

Probability Sampling adalah teknik sampling atau pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dilih menjadi sampel. Terdapat beberapa metoda penarikan sampel probabilitas, yaitu : Sampling acak sederhana (simple random sampling)

Apa itu teknik non random sampling?

Teknik non random sampling adalah teknik pengambilan data yang berdasarkan dengan pemilihan suatu karakteristik atau ciri-ciri untuk mendapatkan sampel relevan untuk mencapai tujuan dari sebuah penelitian. Ada berbagai jenis teknik nonrandom sampling seperti di bawah ini.

Apakah probability sampling adalah sampel?

Basis dari probability sampling adalah pengacakan atau kebetulan, sehingga juga dikenal sebagai Random sampling. Sebaliknya, dalam teknik pengacakan sampel non-probabilitas tidak diterapkan untuk memilih sampel.

Apakah ada sampel probabilitas yang paling terkenal?

Seperti masing-masing Anggota populasi memiliki probabilitas yang sama untuk dipilih, pengambilan sampel acak sederhana adalah sampel probabilitas yang paling terkenal.

Apakah non-probability sampling?

Non-Probability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel tidak dipilih secara acak. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Macam-macam Non-Probability Sampling sebagai berikut: 1.

Apakah sampel probabilitas mengarah pada populasi?

Pengambilan sampel probabilitas mengarah pada temuan berkualitas lebih tinggi karena memberikan representasi populasi yang tidak bias. Jika populasi biasanya beragam: Peneliti menggunakan metode ini secara ekstensif karena membantu mereka membuat sampel yang sepenuhnya mewakili populasi.

Pengertian probability sampling - Sampel merupakan bagian dari populasi penelitian yang dipakai dalam menentukan hasil dari sebuah penelitian. Sedangkan teknik sampling yaitu bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan cara-cara yang digunakan untuk pengambilan sampel. Menurut Sujoko Efferin dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Akuntansi” disebutkan bahwa ada 2 teknik pengambilan sample. Teknik pengambilan sample tersebut yaitu Probability Sampling dan Non Probability Sampling. Nah yang akan kami bahas di sini yaitu tentang apa itu probability sampling. Untuk non probability sampling bisa anda baca dalam artikel yang berjudul: pengertian non probability sampling. Apa yang dimaksud probability sampling?  Tahukah kamu arti dari probability sampling/ definisi probability sampling? Jika kamu belum tahu apa yang dimaksud dengan probability sampling, berikut ini silahkan simak penjelasan yang kami berikan.

Apa yang dimaksud dengan teknik probabilitas

Pengertian Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel secara acak/ random yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur/anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Probability Sampling yaitu sebuah teknik yang digunakan untuk pengambilan sample dimana seluruh elemen memiliki peluang untuk terpilih menjadi sample. Dengan memakai teknik ini, itu berarti tidak ada kendala apapun untuk melakukan penelitian terhadap probabilitas atau kemungkinanan dari elemen manapun apabila terpilih sebagai sample.

Kembali ke Menu Pembahasan ↑

Pengertian probability sampling menurut sugiyono (2012:92) yaitu suatu teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan/ peluang yang sama untuk setiap anggota atau unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Kembali ke Menu Pembahasan ↑

Berikut ini adalah jenis-jenis probability sampling yaitu:

1. Simple Random Sampling

Metode Simple Random Sampling dilakukan dengan cara memberikan kesempatan yang sama pada seluruh elemen untuk bisa dipilih sebagai sample.

2. Stratified Random Sampling

Stratified random sampling dilakukan dengan cara membagi produksi yang ada menjadi beberapa kelompok sesuai klasifikasi dengan mendasarkan diri pada kebutuhan, rellevansi, serta keselarasan dengan tujuan studi. Selanjutnya elemen akan dipilih pada tiap-tiap kelompok secara acak atau random.

3. Systematic Sampling

Metode systematic sampling dilakukan melalui cara peneliti memberi batasan berupa sebuah elemen dari setiap populasi yang akan terpilih sebagai sample, dengan begitu elemen pertama pada setiap kelipatan akan terpilih sebagai sample. Dalam menentukan urutan elemen tetap dilakukan secara acak atau random.

Biasanya sampling sistematik digunakan dalam marketing research atau traffic survey. Terdpat beberapa peneliti yang menganggap kalau sampling sistematik bukanlah sampling acak, padahal pada dasarnya sampling sistematik ialah sampling acak sebab pemilihan pertama memakai random start. Selain itu beberapa peneliti juga mengatakan kalau sampling sistematik sebagai Pseudo random sampling atau Quasi random sampling.

4. Double Sampling

Jenis Double sampling akan dipakai apabila peneliti ingin memperoleh data yang lebih rinci/ detail dari data yang sebelumnya diperoleh.

5. Cluster Sampling

Jenis cluster sampling akan tepat untuk dipilih apabila peneliti menginginkan pada setiap kelompok elemen heterogenitasnya tetap terjaga. Peneliti berharap kalau komposisi dari sample akan diusahakan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan karakteristik dari populasi tersebut.

6. Area Sampling

Sebenarnya area sampling ini sama dengan cluster sampling, hanya saja ada bedanya yaitu dasar untuk mengelompokkannya yaitu faktor geografis, misalnya benua, negara, provinsi, kota dan kecamatan.

Kembali ke Menu Pembahasan ↑

Itulah pengertian mengenai probability sampling. Semoga penjelasan yang kami tulis dalam blog temukan pengertian ini bisa memberikan manfaat untuk anda.

Ada 2 jenis sampling yang sering digunakan ketika kita ingin melakukan sebuah survey:

1. Sampel Probabilitas

Sampel probabilitas adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Keunggulan dari metode probabilitas adalah metode ini dapat menghitung sampling error dari hasil data yang akan didapat dari si responden, sedangkan dalam metode non-probabilitas sampling error dari si populasi tidak akan dapat di ketahui. Teknik sampel probabilitas terdiri dari:

  • Sampel acak sederhana (Simple Random Sampling)

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Pada penarikan sampel acak sederhana, sampel diambil sedemikian rupa sehingga setianp anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Kekurangannyaa adalah metode ini tidak bisa dilakukan untuk men-survey sebuah populasi yang sangat besar karena ketika populasinya sangat besar dan kita memiliki jumlah kuota yang terbatas, hasil respondennya akan menjadi bias.

Misal:  N (Populasi) = 1000

n  (Sampel)  =   100

Besarnya kesempatan = n/N = 100/1000 = 0,1

Artinya setiap anggota populasi memiliki kemungkinan untuk dipilih sebagai sampel sebesar 0,1. Beberapa teknik sampling acak sederhana yaitu dengan cara undian, mengundi dengan bilangan random, serta berusaha sedapat mungkin dengan peluang yang sama bagi setiang anggota populasi untuk diikutsertakan dalam sampel tetap dipertahankan.

  • Sampel acak distratifikasi secara proposional (Proportionate Stratified Random Sampling)

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Sebuah strata (sub grup dari sebuah populasi) adalah bagian dari populasi yang setidak-tidaknya mempunya 1 kesamaan karakter dengan apa yang mau kita teliti / survey.

Misal:  jumlah anggota populasi 2050 yang terdiri atas:

Strata I                  : 1500                      perbandingan        30

Strata II                :    500                                                           10

Strata III              :     50                                                                1

2050                                                            41

Apabila ukuran sampel adalah sebanyak 82, maka jumlah sampel pada masing-masing strata dapat diambil secara proporsional sebagai berikut:

Strata I     : 30/41 x 82      = 60

Strata II   : 10/41 x 82       = 20

Strata III  :   1/41 x 82       =   2

82

  • Sampling acak distratifikasi secara tidak/kurang proposional (Disproportionate Stratified Random Sampling)

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel,bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.

Misal: Pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai:

Lulusan S3  :     3 orang

Lulusan S2  :     4 orang

Lulusan S1  :   90 orang

SMU               : 800 orang

SMP                : 700 orang

Maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena kedua kelompok tersebut terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.

  • Sampel area atau gugus (Cluster or Area Sampling)

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu Negara, Provinsi, atau Kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.

Missal: Di Indonesia terdapat 30 Provinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 provinsi, maka pengambilan 15 provinsi itu diambil secara random. Karena provinsi-provinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratifield random sampling. Propinsi di Indonesia ada penduduknya padat, ada yang kaya bahan tambangada yang mempunyai hutan banyak. Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap yaitu tahap pertama mementukan sampel daerah, dan tahap kedua menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.

2. Sampel Non Probabilitas

Sampel non probabilitas adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Hal ini disebabakan oleh beberapa faktor yaitu: tidak mungkinnya diperoleh daftar yang lengkap dari populasi, adanya kondisi yang tidak memungkinkan peneliti memilih anggota populasi dengan cara memberikan kesempatan yang sama. Teknik sampel non probabilitas terdiri dari:

Sampling sistematis aadalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Dimana anggota pertama saja dari sampel yang diambil secara random, sedangkan anggota-anggota selanjutnya dipilih secara sistematismenurut pola tertentu. Penarikan sampel sistematis dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

a.    Mencek keadaan daftar populasi, harus dalam keadaan acak.

b.   Menetapkan jarak interval yang akan digunakan atau menetapkan angka kelipatan (k).

k = N/n

untuk N = 1000 dan n = 100, maka angka kelipatan (k) = 1000/100 = 10.

c.    Tentukan secara acak nomor mulai pengambilan sampel. Misal nomor yang keluar adalah 5, maka sampel berikutnya adalah kelipatan 10 yaitu 15, 25, 35, 45,…dst sampai anggota sampel yang terakhir.

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sedangkan penetapan kuota tergantung kepada kepentingan peneliti, dapat berdasarkan factor sosial, factor ekonomi, factor sosial atau factor politis. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan ijin mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan. Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.

Sampling isidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan/isidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel atau memilih responden yang pertama kali berhasil dijumpai, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Keuntungan penarikan sampel secara kebetulan ini adalah hemat waktu dan biaya.

l

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kual;itas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik disuatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik.

Contoh: Penelitian tentang perilaku konsumen produk rokok Dji Sam Soe, maka orang yang dipilih dan akan diwawancarai atau calon responden adalah perokok atau yang menghisap rokok Dji Sam Soe.

Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi. Pengertian sengaja atau purposive adalah bahwa peneliti telah menentukan responden dengan anggapan atau pendapatnya sendiri sebagai sampel penelitiannya.

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu/dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Teknik penarikan sampel bola salju banyak digunakan para peneliti kualitatif dan juga peneliti kuantitatif, dimana informasi tentang populasi sangat terbatas.

Contoh: penelitian pola penyebaran penyakit HIV/AIDS atau pada penelitian lain misalnya penentuan efektivitas saluran distribusi dalam pemasaran produk rokok Dji Sam Soe atau penelitian yang lain seperti meneliti siapa provokator kerusuhan.

Ada beberapa perbedaan teknik pengambilan sampel antara sampel probabilitas dan sampel non probabilitas:

*Sampel Probabilitas

  1. Pengambilan sampel dengan menggunakan kaidah dasar teori probability sehingga diharapkan dapat mewakili karakteristik suatu populasi. Contohnya: SRS, Systematic Sampling, PPS, Stratified Sampling.
  2. Semua anggota populasi diketahui peluangnya untuk terpilih sebagai sampel (peluang sama/equal probability)
  3. Dapat digunakan untuk estimasi populasi.
  4. Harus tersedia kerangka sampel (sample frame).
  5. Data bersifat random sehingga bisa dianalisis secara deskriptif dan induktif.
  6. Sumber bias dapat dikendalikan.

Keuntungannya:

– Estimasi valid

– Mamberikan ukuran tentang ke-reability-annya

– Menyediakan estimasi kesalahan dan bias berkenaan dengan sampling.

– Keragaman data akibat pengaruh acak dapat diketahui.

– Tersedia metode untuk menganalisa dan mengintepretasikan hasil analisis.

– Tingkat ketelitian optimum dengan biaya minimum.

*Sampel Non Probabbiltas  

  1. Pengambilan sampel tanpa menggunakan kaidah dasar teori probabilita (nonrandom) sehingga estimasi yang dihasilkan umumnya tidak mewakili karakteristik suatu populasi kecuali populasi yang dimaksud bersifat sangat homogen. Pemilihan sampel berdasarkan kebijaksanaan dari penarik sampel. Contohnya:Purposive/judgement, quota sampel,  sampling untuk populasi bergerak dan haphazard/fortuitous sampel.
  2. Tidak dapat digunakan untuk estimasi populasi
  3. Tidak memerlukan kerangka sampel (sample frame)
  4. Data bersifat nonrandom, sehingga hanya bisa diananlisis secara deskriptif
  5. Digunakan dalam kondisi: tahapan eksplorasi suatu penelitian, pengujian awal suatu angket, berhadapan dengan populasi normal, minimnya pengetahuan peneliti di bidang statistik, serta kemudahan dalam aspek operasional.

Kelemahannya:

– Tidak dapat mengukur tingkat reliability dan ketepatan data dari sampel.

– Kesalahan frame dan nonrespon tidak diketahui.

Sumber:

http://fhienie.wordpress.com/2009/05/22/tekhnik-sampling-probabilitas-dan-non-probabilitas/

http://meweks.blogspot.com/2012/04/sampel-probabilitas-dan-non.html

http://www.the-marketeers.com/archives/cara-mencari-sampel-riset.html

http://forum-statistik.blogspot.com/2012/04/probability-sampling-vs-non-probability.html